Anda di halaman 1dari 19

BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun Oleh :

UNA LA DAHLAN
NIM.

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP PELITA NUSANTARA BUTON
2019

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan pengurus


seluruh alam, atas berkah dan karunia-Nyalah makalah: “BIMBINGAN
KONSELING’” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada guru besar umat
muslim yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga dan sahabat serta
pengikut ajarannya hingga akhir zaman.
Semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan yang lebih luas
khususnya bagi yang telah mengetahuinya dan menjadi wawasan yang sangat
berharga bagi yang baru mengetahuinya. Kekurangan di setiap halaman, bab dan
kandungan makalah menunjukan kelemahan penyusun yang masih dalam tahap
belajar. Semoga bermanfaat.

Pasarwajo, April 2019

Penulis

ii
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL ----------------------------------------------------------------- i


KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------- ii
DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------ 1
B. Rumusan Masalah -------------------------------------------------------- 1
C. Tujuan Penulisan --------------------------------------------------------- 2
BAB II PEMBAHASAN ------------------------------------------------------------ 3
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling -------------------------------- 3
B. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Konseling -------------------------- 5
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling ------------------------------------ 7
D. Fungsi Bimbingan dan Konseling ------------------------------------- 9
E. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling ---------------------- 11
BAB III PENUTUP ------------------------------------------------------------------ 14
A. Kesimpulan --------------------------------------------------------------- 14
B. Saran ---------------------------------------------------------------------- 15
DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------- 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah merupakan sebuah proses tolong
menolong antara individu satu dengan individu yang lain untuk memahami
diri mereka sendiri. Di dalam pendidikan bimbingan dan konseling mewakili
hasrat masyarakat untuk membantu individu, sumbangan bimbingan dan
konseling menambah kepahaman tentang informasi pendidikan, vokasional
dan social yang diperlukan untuk membuat pilihan secara berpengetahuam
bagi pelajar.
Dalam pendidikan, konselor sekolah sebagai individu yang tidak
diharapkan bertindak sebagai hakim atau penilai. Konselor berbeda dengan
guru, pengurus sekolah dan orang tua dalam tugasnya di sekolah. Konselor
tidak bertanggung jawab seperti guru untuk memastikan bahwa pelajar
mencapai dalam bidang akademik. Oleh karena itu konselor mampu untuk
mengadakan hubungan yang harmonis sehingga tercapai pertumbuhan dan
perkembangan pelajar.
Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami
berbagai pengalaman diri, peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk
mereka dengan menolong mereka mengenal, membuat interpretasi dan
bertindak terhadap kekuatan sendiri, dan bersumber dari diri mereka
dan bertujuan untuk mempercepat perkembangan diri pelajar. Seorang
konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan
profesional, oleh sebab itu praktiknya harus mengikuti asas-asas, dan
landasan-landasan tertentu.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apa Pengertian Bimbingan dan Konseling ?
2. Apa saja Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Konseling ?
3. Bagaimanakah Tujuan Bimbingan dan Konseling ?

1
4. Apa saja Fungsi Bimbingan dan Konseling ?
5. Apa saja Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Bimbingan dan Konseling ?
2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Konseling ?
3. Untuk mengetahui Bagaimanakah Tujuan Bimbingan dan Konseling ?
4. Untuk mengetahui Fungsi Bimbingan dan Konseling ?
5. Untuk mengetahui Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata, yaitu bimbingan dan
konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya
terkandung beberapa makna. Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan
mengemukakan bahwa “guidance” dari akar kata “guide” berarti: (1)
mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage),
(4) menyetir (to steer).
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari
seorang ahli. Akan tetapi, tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian
bimbingan. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli
memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena
itu, untuk memahami pengertian bimbingan, perlu dikembangkan beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli berikut :
1. Sofyan S. Willis menyatakan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan
pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses
belajar.
2. Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa bimbingan adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa.
3. Elfi Mu’awanah
Istilah bimbingan yang biasanya diartikan sebagai penyuluhan ternyata
tidak hanya dikenal dalam bidang pendidikan, tetapi juga dipakai dibidang
pertanian, bidang hukum dan bidang kesehatan.
4. Deni Febrini
Bimbingan dapat diartikan suatu bagian integral dalam keseluruhan
program pendidikan yang mempunyai fungsi positif, bukan hanya sesuatu
kekuatan kolektif. Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat
hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak, tetapi juga

3
Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal
memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya
sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana
sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-
norma yang berlaku.
Adapun konseling menurut Prayitno dan Erman Amti adalah Proses
pemberian bantuan yang dlakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien.
Sejalan dengan itu, Anas Salahudin mengemukakan konseling adalah
usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien
dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau
masalah khusus.
M. Sofyan mendefinisikan konseling adalah Upaya bantuan yang
diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap
individu-individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut
berkembang potesinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan
mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.
Konseling sebagai hubungan tatap muka antara konselor dank lien
dalam rangka membantu klien untuk mencapai tujuan diatas. Dalam hal ini,
konseling merupakan inti kegiatan dan salah satu teknik utama dalam
bimbingan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semua konseling
merupakan kegiatan bimbingan, tetapi tidak semua kegiatan bimbingan
termasuk ke dalam konseling.
Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-
menerus dan sistematis kepada indiidu untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya. sehingga individu tersebut memiliki kemampuan untuk
memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima

4
dirinya (self direction), dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self
realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai
penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling yang dikemukakan
oleh para ahli di atas, dapat dinyatakan bahwa bimbingan dan konseling
adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara
berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah
mendapat latihan khusus untuk itu, dengan tujuan agar individu dapat
memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan
menyesuaiakan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi
dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan
masyarakat.

B. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Konseling


Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah,
terdapat beberapa jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:
1. Layanan Orientasi; layanan yang memungkinan peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-
obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-
kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal
semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat
dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
2. Layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi
belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan
informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil
keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial,
belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang
memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan
pemahaman.

5
3. Layanan Konten; layanan yang memungkinan peserta didik
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam
penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan
dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya,
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk
pengembangan.
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran; layanan yang memungkinan
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,
kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya.
Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
5. Layanan Konseling Perorangan;layanan yang memungkinan peserta
didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan)
untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan
perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah
agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya.
Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan
advokasi.
6. Layanan Bimbingan Kelompok; layanan yang memungkinan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu
untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial,
serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui
dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu
untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial,
serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui
dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk
pemahaman dan Pengembangan

6
7. Layanan Konseling Kelompok; layanan yang memungkinan peserta
didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan
untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling
Kelompokberfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta
didik.
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.

C. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya sejalan
dengan tujuan pendidikan itu sendiri karena bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Pada Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan)
bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses
pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan.
Upaya bimbingan dan konseling ini diselenggarakan melalui
pengembangan segenap potensi individu siswa secara optimal, dengan
memanfaatkan berbagai sarana dan cara, berdasarkan norma-norma yang
berlaku dan mengikuti kaidah-kaidah professional. Tujuan bimbingan dan
konseling di sekolah adalah membantu siswa untuk mencapai tujuan-tujuan
perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Masing-
masing aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut:

7
1. Bidang Pribadi, yaitu menyangkut masalah-masalah yang bersifat pribadi,
atau berakhlak egois/selfish, su’udhon, munafik, dan frustasi dalam
menghadapi kehidupan (musibah). Untuk mencegah berkembangnya sifat-
sifat yang tidak baik pada diri individu, maka melalui konseling
dikembangkan (a) kesadaran akan jati dirinya sebagai hamba Allah dan
khalifah, (b) pemahaman dan kemampuan untuk menampilkan pribadi
yang berakhakul karimah, (c) pemahaman akan romantika kehidupan
antara nikmat dan musibah, kesulitan dan kemudahan, dan (d) kemampuan
untuk mewujudkan dirinya sebagai “khairun naas anfa’uhum linnaas”.
2. Bidang Sosial. Individu sebagai makhluk sosial, yang mau tidak mau
dalam kehidupannya akan senantiasa berinteraksi dengan orang lain yang
memiliki karakteristik yang beragam. Keragaman karakteristik itu bisa
berbentuk pendapat, kemampuan, kepentingan, status sosial ekonomi, latar
belakang suku dan budaya, latar belakang agama, dan latar belakang
tingkat pendidikan. Keragaman ini disamping dapat memperkaya hazanah
budaya bangsa, tetapi juga potensial untuk menimbulkan koflik atau
disharmonisasi interaksi sosial (baik antar individu atau kelompok).
Ketidak harmonisan interaksi sosial itu, seperti: sikap saling curiga atau
prasangka buruk antar golongan, tindak kekerasan dikalangan warga
masyarakat, da konflik antar umat beragama. Untuk mencegah konflik
tersebut, maka melalui konseling, individu dibantu untuk mengembangkan
sikap-sikap sosial, seperti: altruis, empati, kooperasi, dan toleransi.
3. Belajar (Thalabul ‘Ilmi). Dalam Islam belajar atau mencari ilmu
(Thalabul ‘Ilmi) hukumnya wajib. Banyak hadis yang menunjukkan
bahwa belajar itu wajib, yang menjadi masalah bagi umat Islam dewasa ini
adalah bahwa dikalangan Islam belum tecipta budaya belajar yang
diharapkan, semangat belajarnya masih lemah, sehingga tingkat
pendidikannya relatif masih rendah. hal ini berdampak kepada lemahnya
penguasaan umat Islam dalam bidang ilmu dan teknologo, serta sektor
ekonomi. Berdasarkan fenomena tersebut, maka kepda umat islamperlu
diberikan layanan konseling agar mereka (terutama di kalangan pelajar dan
mahasiswa) memiliki kesadaran belajar sepanjang hayat, dan memperoleh

8
pencerahan pemikiran, semangat atau motivasi yang menggelora untuk
belajar atau ber- thalabul ‘Ilmi.
4. Pekerjaan (Karir). Untuk memenuhi hajat (kebutuhan) hidupnya, manusia
dituntut bekerja mencari nafkah. Kepedulian konseling dalam kaitan
dengan bidang pekerjaan ini adalah membantu indinidu agar (a) meyadari
bahwa bekerja itu merupakan salah satu kewajiban agama (kegiatan yang
bernilai ibadah), (b) memiliki sikap positif terhadap pekerjaan yang halal,
(c) memiliki etos kerja yang tinggi, dan (d) menggunakan atau
memanfaatkan hasil pekerjaannya untuk kepentingan pribadi dan keluarga
serta infaq fiisabilillah.

D. Fungsi Bimbingan dan Konseling


Secara garis besar fungsi bimbingan dan konseling di sekolah menurut
Elfi Mu’awanah adalah sebagai berikut:
a. Fungsi adaptif (penyaluran)
Adalah kegiatan layanan bimbingan dalam hal membantu siswa untuk
menyalurkan kemampuan, minat, cita-cita, prestasi dan sebagainya.
b. Fungsi Adaptif (pengadaptasian)
Adalah kegiatan layanan bimbingan dalam hal membantu staf sekolah
untuk menyesuaikan strategi kebijakan sesuai dengan kondisi siswa.
c. Fungsi Adjustif (penyesuaian)
Adalah kegiatan layanan bimbingan dalam hal membantu siswa agar dapat
menyesuaikan diri secara tepat dalam lingkungannya.
Syamsu Yusuf menyarankan fungsi bimbingan dan konseling adalah:
1) Pemahaman yaitu membantu siswa agar memiliki pemahaman terhadap
dirinya dan lingkungannya.
2) Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya
tidak dialami oleh siswa.
3) Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
siswa.
4) Perbaikan (penyembuhan) yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.

9
5) Penyaluran yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi dan memantapkan
penguasaan karir.
6) Adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya
konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan
individu.
7) Penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa)
agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap
program pendidikan, peraturan sekolah atau norma agama.
Anas Salahudin yang dikutip dari Uman Suherman menyatakan bahwa
dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, bukan
semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum atau
ketentuan dari atas, namun sebagai upaya memfasiliasi siswa. Siswa disini
selanjutnya disebut sebagai konseli, bimbingan dan konseling ada dengan
tujuan untuk mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
Konseling merupakan seorang individu yang sedang berada dalam
proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang kearah
kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli
memerlukan bimbingan, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan mulus
atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-niali yang dianut.
Perkembangan konseli tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Sifat
yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi
dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga
masyarakat. Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat seperti tayangan
pornografi di televise dan VCD, penyalahgunaan narkoba, ketidak harmonisan
dalam keluarga, dan dekadensi moral orang dewasa sangat mempengaruhi
pola perilaku atau gaya hidup konseli yang cenderung menyimpang dari
kaidah-kaidah moral (akhlak yang mulia), seperti pelanggaran tata tertib
sekolah, menjadi pecandu narkoba, kriminalitas dan pergaulan bebas (free
sex).

10
Penampilan perilaku remaja atau siswa demikian sangat tidak
diharapkan karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang
dicita-citakan. Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak
diharapkan seperti disebutkan adalah mengembangkan potensi konseli dan
memfasilitasi konseli secara sistematik dan terprogram untuk mencapai
kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapan bimbingan
dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang
perkembangan konseli serta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Dengan demikian, fungsi penyelenggaraan bimbingan dan konseling
sangat jelas diperlukan, untuk proses pemberian bantuan kepada konseli atau
siswa dalam memahami dirinya, dan menghubungkan dengan lingkungannya,
serta memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri
yang dituntut lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku, karena
masing-masing siswa atau konseli memiliki latar belakang sosial yang berbeda
antara satu dan lainnya.

E. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling


Dalam mengembangkan potensi siswa dan membantu pemecahan
masalah yang dihadapinya, perlu ada kegiatan layanan bimbingan dan
konseling yang terorganisir, terprogram, dan terarah.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan usaha membantu
siswa dalam mengembangkan kehidupan pribadi, sosial, kegiatan belajar, serta
perencanaan dan pengembangan karier. Pelayanan Bimbingan dan Konseling
memfasilitasi pengembangan diri siswa, baik secara individual maupun
kelompok, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan
serta peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga bertujuan membantu
mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi siswa.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dilkaksanakan dengan pola
17, yang terdiri dari: empat (4) macam bimbingan, yaitu : bimbingan pribadi,
sosial, belajar dan karier; tujuh (7) macam layanan, yaitu : layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan,
bimbingan kelompok dan konseling kelompok; serta lima (5) kegiatan

11
pendukung, yaitu : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
Menurut Syamsu Yusuf , jenis layanan bimbingan adalah sebagai
berikut:
1) Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya.
2) Konseling. konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program
bimbingan. Layanan ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan
pribadi secara langsung.
3) Penyajian informasi dan penempatan.
4) Penilaian dan penelitian.
Selanjutnya Elfi Mu’awanah menawarkan beberapa layanan
bimbingan di sekolah adalah sebagai berikut:
1) Layanan pengumpulan data
Layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa dengan jalan
mengumpulkan berbagai informasi mengenai dirinya dan lingkungan.
2) Layanan informasi.
Layanan bimbingan yang berupa pemberian penerangan, penjelasan,
pengarahan tentang informasi mengenai dirinya dan lingkungannya.
3) Layanan placement
Layanan bimbingan yang ditunjukkan kepada siswa dengan berusaha
mengelompokkan siswa ke dalam suatu kelompok atau posisi tertentu.
4) Layanan konseling
Layanan konseling merupakan hubungan timbal balik si pembimbing
(konseli) maka layanan ini diperlukan suatu kerjasama antara kedua belah
pihak. Pada layanan ini diperlukan hubungan baik (report) yang diciptakan
oleh guru pembimbingan/konselor, serta sikap menerima (receptance) dari
pihak konselor terhadap klien
5) Layanan referral
Ada kalanya masalah-masalah yang dihadapi siswa berbeda diluar
kemampuan dan wewenang konselor maupun staf sekolah. Layanan
referral adanya kerja sama yang baik dengan instansi-instansi.

12
6) Layanan evaluasi dan tindak lanjut
Suatu tindakan yang dilakukan setelah mengadakan evaluasi micro atau
macro. Bila layanan bimbingan berhasil, maka usaha selanjutnya adalah
peningkatan.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dilaksanakan melalui
kontak langsung maupun tidak langsung dengan siswa yang berkenaan dengan
permasalahan ataupun kebutuhan tertentu yang dirasakannya. Sedangkan
kegiatan pendukung dilaksanakan tanpa harus kontak langsung, dengan tujuan
untuk mempermudah dan meningkatkan kelancaran serta keberhasilan
kegiatan pelayanan.
Agar layanan-layanan bimbingan disuatu sekolah dapat terlaksana
dengan baik, maka layanan tersebut perlu disusun dalam suatu program yang
terencana dan disiapkan secara matang. Dengan penyusunan layanan-layanan
dalam suatu program yang terencana, maka dalam pelaksanaannya akan
banyak memperoleh keuntungan, baik keuntungan bagi sekolah, petugas
maupun bagi siswa.
Program bimbingan sebaiknya disusun pada awal tahun ajaran dengan
melibatkan semua staf sekolah di bawah koordinasi konselor. Dengan
melibatkan seluruh staf sekolah akan penting artinya karena seluruh sekolah
yang notabene petugas bimbingan akan merasa ikut memilih dan juga merasa
bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan layanan bimbingan di
sekolah.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan darii pembahasan di atas ialah sebagai berikut:
1. Bimbingan pada prinsipnya ialah proses pemberian bantuan yangg
dilakukan oleh orang yangg ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu dalaam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman
tentang dirinya sendiri dengaan lingkungan, memilih, menentukan, dan
menyusun rencana sesuai dengaan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan
berdasarkan norma-norma yangg berlaku.
2. Konseling ialah usaha membantu konseli/ klien secara tatap muka dengaan
tujuan agar klien dapatt mengambil tanggung jawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengaan kata lain, teratasinya
masalah yangg dihadapi oleh konseli/ klien.
3. Bimbingan dan konseling ialah suatu proses pemberian bantuan kepada
individu secara berkelanjutan dan sistematis, yangg dilakukan oleh
seorang ahli yangg telah mendapatt latihan khusus untukk itu, dengaan
tujuan agar individu dapatt memahami dirinya, lingkungannya, serta dapatt
mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengaan lingkungan.
4. Dalaam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan Standar
Kompetensi Lulusan yangg harus dicapai peserta didik melalui proses
pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yangg harus
dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling ialah
kompetensi kemandirian untukk mewujudkan diri (self actualization) dan
pengembangan kapasitasnya (capacity development) yag dapatt
mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan
peserta didik dalaam mencapai SKL akan secara signifikan menunjang
terwujudnya pengembangan kemandirian.
5. Tujuan umum bimbingan dan konseling ialah untukk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengaan tahap
perkembangan yangg dimilikinya.

14
6. Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan
umum yangg dikaitkan secara langsung dengaan permasalahan yangg
dialami oleh individu yangg bersangkutan, sesuai dengaan kompleksitas
permasalahannya itu. Dengaan demikian dapatt dijelaskan bahwa tujuan
bimbingan dan konseling ialah untukk mencapai tujuan perkembangan
yangg meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.

B. Saran
Untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai bimbingan dan
konseling, guru sangat danjurkan mempelajari buku-buku khusus mengenai
bimbingan dan konseling. Selain itu, siswa pun dianjurkan untukk mengikuti
bimbingan yangg diberikan oleh gurunya karena semua ini bertujuan untukk
keberhasilan pendidikan di indonesia yangg menciptakan anak didik berjiwa
pancasila.

15
DAFTAR PUSTAKA

AT., Andi Mappiare. Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta : PT Raja


Grafindo Persada, 2011.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Modul Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 Untuk Guru BK, 2013.
Komalasari, Gantina. Eka Wahyuni, dan Karsih. Teori dan Teknik Konseling.
Jakarta : PT Indeks, 2011.
Prayitno dan Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2013.
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir), Yogyakarta, 2004.
Walgito, Bimo. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta : Yasbit. Fakultas Psikologi
UGM, 1982.

16

Anda mungkin juga menyukai