LAPORAN POLISI
NOMOR: LP/A/ 07/ I / SUMBAR / res- Padang / 2019
YANG MELAPORKAN
Nama : Brig. Abdi
Tempat/Tanggal lahir : Gayo, 8 Desember 1986
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Polisi
Alamat : Aspol Polres Padang
Agama : Islam
Pada hari Minggu tanggal 14 Januari 2019 sekitarpukuk 09.00 WIB di area pemeriksaan
narkoba Bandara Internasional Minang kabau telah ditangkap seorang yang kedapatan
membawa, memiliki, menyimpan, menguasai dan diduga sebagai perantara dalam jul beli
narkotika jenis ganja kering brutto 5 (lima) gram dan Methampetamine dengan berat 1500gr
yang disimpan dalam tas selempang berwarna hitam. Ganja dan heroin dibungkus dalam plastik
bening dilakban hitam selanjunya tersangka dan barang bukti dibawa ke kantor Sat Narkoba
Polres Padang guna dilakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut.
Pelapor
Brig. Abdi
SURAT PERINTAH PENYIDIKAN
NO. Pol: SP.Penyelidikan / 07/ I / SUMBAR / res- Padang / 2019
DASAR : Pasal 4, 5 ayat (1), pasal 7 ayat (1) huruf (a), pasal 7 huruf (b)
KUHAP
Laporan polisi No. Pol: LP/A/ 07/ I / SUMBAR / res- Padang / 2019
DIPERINTAHKAN
Kepada
Untuk
1. Melakukan Penyidikan Tindak Pidana secara tanpa hak dan melawan hukum
membeli, menyerahkan, menerima, memiliki, menyimpan atau menguasai, percobaan
atau permufakatan jahat serta menggunakan bagi diri sendiri diduga Narkotika jenis
shabu dan Ekstasi, yang dilakukan oleh Tersangka Agus Santoso yang ditangkap
Petugas Polisi pada hari Minggu tanggal 14 Januari 2019 sekira jam 09.00 WIB di
area pemeriksaan nerkoba Bandara Internasional Minang Kabau yang dimaksud
dalam Pasal 82 (1) huruf a Sub Pasal 78 (1) huruf a Jo Pasal 83 Jo Pasal 85 huruf a
Undang – Undang RI No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika.
2. Membuat Rencana Penyidikan.
3. Melaporkan setiap perkembangan pelaksanaan Penyidikan pada kesempatan pertama
kepada Dir Res Narkoba Polda Sumbar.
4. Surat perintah ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan.
Dikeluarkan di : Padang
Pada tanggal : 14 Januari 20019
DIREKTUR RESERSE NARKOBA POLDA
SUMBAR
DASAR
1. pasal 7 ayat (1) huruf (g), pasal 11, pasal 100 ayat (1) dan (2) huruf, pasal 101 KUHAP
2. Laporan polisi No. Pol:LP/14/09/2018 tentang terjadinya tindak pidana narkotika
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 113 ayat (2) Undang-Undang nomor 35 tahun
2009 tentang narkotika.
3. Laporan polisi No Pol . LP /09/ VIII /SUMBAR / res- Padang / 2018.
MEMANGGIL
Nama : Brig. sudirman
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Polisi
Alamat ; Aspol Kota Padang
Umur : 37 Tahun
Untuk : Menghadap ke ruangan dit reskrim poltabes Padang, pada hari Kamis
tanggal 8 Februari 2019 jam 10.00 WIB utuk didengar keterangannya
sebagai SAKSI dalam perkara tindak pidana melawan hukum membeli,
menyerahkan, menerima, memiliki, menyimpan atau menguasai,
percobaan atau permufakatan jahat serta menggunakan bagi diri sendiri
diduga Narkotika jenis Ganja kering ats tersangka AGUS SANTOSO
yang ditangkap pada hari Minggu 14 Januari 2019 di bagian pemeriksaaan
narkoba Bandara internasional Minang Kabau.
Padang , 29 Maret 2019
a.n DIREKTUR RESERSE
NARKOBA POLDA SUMBAR
selaku penyidik
Pada hari ini ….. tanggal….. tahun 2019, 1 (satu) lembar surat panggilan ini telah di terima
oleh:…………………………………..
Ari Al zakkhi, SH
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
(TERSANGKA)
Pada hari ini Senin tanggal 29 Januari 2019 sekira jam 10.00 WIB Saya :
-----------------------------------: ABDUL RAHMAN GHANI, S.H. :-------------------------------------
Pangkat sersan polisi dua NRP. 69015993, Jabatan Selaku Penyidik Pembantu pada kantor
tersebut di atas, telah melakukan pemeriksaan terhadap seorang laki-laki yang belum saya kenal
mengaku bernama :
---------------------------------------------:AGUS SANTOSO :-----------------------------------------
Lahir di Surabaya tanggal 6 Oktober 1990, Umur 29 Tahun, Pekerjaan Karyawan Swasta,
Pendidikan terakhir SMA (Tamat), Negeri Asal Surabaya, Suku Jawa, Kewarganegaraan
Indonesia, Agama Krisen, Alamat Surabaya. Dia (AGUS SANTOSO) diperiksa dan didengar
keterangannya sebagai Tersangka dalam perkara Tindak Pidana penyalahgunaan narkotika,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 113 ayat (2) Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang
narkotika, sehubungan dengan Laporan Polisi No. Pol. : LP/A/ 07/ I / SUMBAR / res- Padang /
2019
Kepada tersangka sebelum pemeriksaan ini dimulai terlebih dahulu telah diberikan hak-haknya,
khususnya yang menyangkut tentang bantuan hukum
Atas pertanyaan yang diajukan Pemeriksa kepada yang diperiksa maka yang diperiksa menjawab
dan menerangkan sebagai berikut di bawah ini :
PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk doperiksa
sekarang ni dan akan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya?
1) Ya, Saya sekarang dalam keadaan sehat Jasmani dan
Rohani, bersedia diperiksa dan akan keterangan yang
sebenar-benarnya.
2. Mengertikah Sdr sebabnya Sdr ditangkap dan dimintai keterangan oleh Petugas Polisi saat
sekarang ini
2) Saya mengerti sebabnya Saya ditangkap Petugas
Polisi, sehubung dengan Saya telah melakukan tindak
pidana penyalahgunaan narkoba
3. Sudah pernahkah Sdr dihukum dalam perkara tindak pidana kejahatan atau pelanggaran
sebelum perkara ini, jika pernah dalam perkara apa? Jelaskan!
3) Saya belum pernah dihukum dalam perkara tindak
pidana ataupun perkara pelanggaran lainnya.
4. Dalam perkara yang dipersangkakan kepada Sdr sekarang ini yang mana diancam hukuman
mati, untuk itu sesuai dengan Pasal 56 KUHAP diwajibkan kepada Sdr untuk didampingi
oleh Penasihat Hukum, apakah saat sekarang ini Sdr ada mempunyai penasihat hukum, Jika
ada sebutkan nama dan identitasnya serta dari mana penasihat hukum atau pengacara Sdr
tersebut, Jika tidak ada maka penyidik menyediakan Penasihat Hukum atas nama Mai
Candra untuk mendampingi Sdr, bagaimana selanjutnya?
4) Pada pemeriksaan sekarang ini Saya sudah
didampingi oleh seorang Penasihat Hukum yang
bernama ULFA ZAKIYA, S.H, L.LM yang berumur
31 Tahun yang berasal dari LBH Padang.
5. Ceritakan riwayat hidup Sdr dengan singkat dan jelas?
5) Saya lahir di Surabaya tanggal 6 Oktober 1990. Saya
anak keempat dari 7 (tujuh) orang bersaudara
diantaranya 4 (empat) orang laki-laki 3 (tiga) orang
perempuan, ibu kandung saya bernama RIANTI dan
Bapak saya bernama JASON yang beralamat di Jalan
Raden Haji Kosasih No. 23 Kec. Majalaya kota
Surabaya. PendidIkan: SMA. PADA Tahun 2013
saya tamat SMA. Karena tidak ada biaya saya tidak
melanjutkan sekolah. Pekerjaan : Karyawan Swasta.
Setelah berhenti sekolah saya tidak bekerja dan baru 7
(tujuh) bulan lalu saya bekerja sebagai Karyawan
swasta di kota Surabaya, Saya belum berkeluarga.
6. dan dimanakah Sdr ditangkap serta bersama siapa Sdr ditangkap, saat ditangkap Sdr sedang
mengapa dan siapakah yang melakukan penangkapan terhadap Sdr ?
6) Saya ditangkap sendiri pada hari Senin tanggal 14
Januari 2019 sekitar jam 09.00 WIB di Bandara
Internasional Minang Kabau dan pada saat ditangkap
saya sedang cek out. Yang menangkap saya adalah
tiga orang polisi. Mereka menunjukan sebuah surat
dan saya diborgol lalu dibawa ke atas mobil polisi.—
–
7. Apakah hubungan Sdr dengan terdakwa yang Diego?
7) Saya dan pelaku hanya sebatas penjual dan pembeli
8. Apakah ada keteranga lain yang ingin saudara sampaikan dalam persidangan ini?
8) Tidak ada
9. Apakah saudara dalam pemeriksaan ini memberikan keteranga dibawah tekanan pihak lain?
9) Tidak, saya tidak merasa ditekan oleh siapapun
10. Apakah semua keterangan yang saudara berikan dalam pemeriksaan ini telah sesuai dan
benar?
10) Ya, benar
Sampai disini pemeriksaan dihentikan, kemudian berita acara ini dibacakan kembali kepada yang
diperiksa dan yang diperiksa menyatakan setuju dan membenarkan semua ketterangan yang
telah diberikan ttersebut di atas, unuk menguatkannya memubui tanda tangannya berikut ini
Yang diperiksa / Tersangka
( Agus Santoso)
Demikianlah Berita Acara Pemeriksaan tersangkan ini dibuat dengan sebenar-benarnya atas
kekuatan sumpah jabatan kemudian ditutup dan ditanda-tangani di Bandung pada Hari dan
tanggal tersebut diatas.
Pertimbangan : Bahwa untuk kepentingan penyelidikan dan atau penyidikan tindak pidana,
dan atau bagi pelaku pelanggaran yang telah dipanggil 2 (dua) kali
berturut–turut tidak datang tanpa alasan yang sah, maka perlu
mengeluarkan Surat Perintah ini.
Dasar : 1. Undang Pasal 4, 5 ayat (1), pasal 7 ayat (1) huruf (a), pasal 7 huruf (b)
KUHAP
2. Undang-undang no. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI
3. Laporan polisi No. Pol:LP/14/09/20018
DIPERINTAHKAN
Kepada : 1. Nama : Abdul Rahman Ghani, SH
Pangkat / Nrp : Inspektur Polisi Dua/Nrp:74060313
Jabatan : Penyidik
2. Nama : Ipunk Claudio Prasetyo, SH
Pangkat / Nrp : Inspektur polisi Dua/Nrp: 74060312
Jabatan : Penyidik
3. Nama : Zulfahmi, SH
Pangkat : Inspekur Polisi Satu/Nrp: 74060510
Jabatan : Penyidik
4. Nama : Mai Candra, SH
Pangkat : Inspekur Polisi Satu
Jabatan : Penyidik.
Dan membawa ke Kantor Polisi Resor Sumbar tersebut diatas untuk segera dilakukan
pemeriksaan, karena diduga keras melakukan Tindak Pidana tanpa hak dan melawan hukum
bersama-sama atau turut serta atau berdiri sendiri-sendiri menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika
Gol I (Heroin) lebih dari 5 (lima) gram sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 ayat (2) UU RI
No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika jo. Pasal 55 KUHP subsider tanpa hak dan melawan
hukum bersama-sama atau turut serta atau berdiri sendiri-sendiri memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Gol I (Heroin) lebih dari 5 (lima) gram, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 112 ayat (2) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika jo. Pasal 55
KUHP.
Setelah melaksanakan perintah ini agar membuat Berita Acara Penangkapan.
Surat Perintah ini berlaku dari tanggal 13Agustus 2009 s/d 14 Agustus 2009
A K P ALFI SYAHRI
NRP 65060783
Pada hari ini Selasa Tanggal 13 Februari 2019 , lembar ke V Surat Penangkapan diserahkan
kepada tersangka dan tembusan kepada keluarganya.
D A S A R : 1. Pasal 1 butir 17, Pasal 5 ayat (1), Pasal 7 ayat (1) huruf d, pasal 11,
Pasal 33, Pasal 126, Pasal 127 KUHAP.
DIPERINTAHKAN
DIKELUARKAN DI :PADANG
PADA TANGGAL :3 APRIL 2019
Kepada
Di- Tempat
1. Rujukan surat ……… Nomor: ……… tanggal ……… perihal pengiriman berkas perkara
atas nama tersangka Agus Santoso
2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, bersamaan dengan ini dengan hormat kami
teruskan pengiriman berkas perkara yang ditangani oleh penyidik kepolisian atas nama Iptu
Abdul Rahman Ghani No: ……………………… Tanggal ………………..
Dalam perkara tindak pidana penyalah gunaan narkotika, sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 114 ayat (2) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika jo. Pasal 55 KUHP subsider
A K P ALFI SYAHRI
NRP 65060783
SURAT DAKWAAN
NOMOR REG PERK : AAH-23/Ip.2/PDG/2018
A. IDENTITAS TERDAKWA
B. PENAHANAN TERDAKWA
Oleh Penyidik polsek Sumbar : Rutan sejak tgl. 12 Januarir 2019 s/d tgl. 31 Februari
2019
Diperpanjang oleh Penuntut : Sejak tgl. 1 Maret 2019 s/d tgl. 31 Maret 2019
UmumKejaksaanNegeri Padang
Diperpanjang oleh Ketua PN : Sejak 10 Maret 2019 s/d tgl. 9 April 2018
Padang
C. DAKWAAN
Bahwa Terdakwa, Agus Santoso, pada hari Minggu 14 Januari 2019 sekitar pukul
09.00 WIB ataupun setidak-tidaknya pada suatu waktu di dalam bulan Januari berada di
Bandara Internasional Minang Kabau ataupun setidak-tidaknya pada suatu tempat lain
yang termasuk ke Daerah Hukum Pengadilan Negeri Padang. Telah melakukan tindak
pidana menyalurkan narkotika golongan I, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut
ini :
Bahwa pada wkatu serta tempat seperti diatas, Terdakwa, AGUS SANTOSO sedang
berjalan-jalan dalam Bandara
Bahwa Terdakwa AGUS SANTOSO menunggu taksi online yang telah dipesannya.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai dengan Pasal pasal 113 ayat
(2) Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika
Yoji Azhara,S.H.
Jaksa Pertama NIP. 10214.4241.14111
Pledoi Narkotika
Nomor : /AV-
KH/SK/II/2016
Lampiran : 1 (satu )berkas
Perihal : NOTA PEMBELAAN/PLEIDOI
Kepada Yth,
Bapak Ketua Pengadilan Negeri Padang
Melalui Majelis Hakim yang Memeriksa dan Mengadili
Perkara Pidana Nomor : 17/Pid.Sus/2019/PN Tbk
di-
Tanjung Balai Karimun
Dengan Hormat
A. ASPEK YURIDIS
v DAKWAAN PERTAMA Pasal 114 ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika
Yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Setiap Orang;
2. Tanpa Hak atau Melawan Hukum Menawarkan Untuk Dijual, Menjual, Membeli, Menerima,
Menjadi Perantara Dalam Jual Beli, Menukar atau Menyerahkan,
Bahwa terhadap unsur-unsur diatas maka kami akan mempertimbangkan lebih lanjut
dibawah ini.
1. Setiap Orang.
Bahwa pada dasarnya kata “setiap orang” menunjukkan kepada siapa orangnya yang
harus bertanggung jawab atas perbuatan/kejadian yang didakwakan itu atau setidak-tidaknya
mengenai siapa orangnya yang harus dijadikan Terdakwa dalam perkara ini. Tegasnya, kata
“setiap orang” menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Buku II, Edisi
Revisi, Cetakan ke-4, Tahun 2003, Halaman 209 dari Mahkamah Agung RI dan Putusan
Mahkamah Agung RI Nomor: 1398 K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995 identik dengan terminologi
kata “barang siapa” atau “hij” sebagai siapa saja yang harus dijadikan Terdakwa/dader atau
setiap orang sebagai subyek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dapat diminta
pertanggung jawaban dalam segala tindakannya;
Bahwa Surat Perintah Penyidikan Polres Karimun, Surat Dakwaan dan Surat Tuntutan dari
Penuntut Umum. Kemudian pemeriksaan identitas Terdakwa pada sidang pertama yang telah
dibenarkan oleh Terdakwa adalah BENAR Bernama Agus Santoso bin Udin, sehingga tidak
terjadi error in persona;
Namun demikian unsur tersebut tidak berdiri sendiri maka untuk menentukan kapasitas
atau dapat dipandang sebagai pelaku Tindak Pidana, Harus dibuktikan dahulu unsur yang
lain,yang ada dirumuskan dalam pasal tersebut ;
2. Tanpa Hak atau Melawan Hukum Menawarkan Untuk Dijual, Menjual, Membeli,
Menerima, Menjadi Perantara Dalam Jual Beli, Menukar atau Menyerahkan Narkotika
Golongan I Bukan Tanaman ;
§ Bahwa terhadap unsur “Tanpa Hak” mengandung arti bahwa perbuatan tersebut adalah tidak
sesuai hukum. Menurut Simons dalam bukunya “Leerbook” pada hal.175-176, bahwa suatu
anggapan umum menyatakan Tanpa Hak sendiri (zonder eigen recht) adalah perbuatan melawan
hukum (wederrechtelijk), disyaratkan telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum
(in stijd met het recht);
§ Bahwa yang dimaksud “Tanpa Hak atau Melawan Hukum” adalah tidak memiliki hak atau
tidak mendapat ijin dari pihak yang berwenang dan larangan tersebut timbul karena undang-
undang melarangnya. Dengan demikian, unsur ini menunjuk pada suatu keadaan pada diri
seseorang yang melakukan suatu tindakan tanpa adanya alas hak atau dasar hukum yang sah
untuk melakukan tindakan tersebut;
§ Bahwa Pada hari Selasa, tanggal 06 Desember 2018sekira pukul 15.00 WIB, Terdakwa
dihubungi dengan menggunakan alat komunikasi miliknya yaitu 1 (satu) unit handphone merk
Nokia tipe 1202-2 warna hitam yang berkata “bang beli bahan (shabu) yok, saya sudah lama tak
pakai ni”, dijawab oleh Terdakwa “mau beli berapa?”, dan dijawab Dody Afrizal Bin Abdul
Talip (Terdakwa dalam perkara lain) “saya ada dana Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah) kalau bisa abang tambahlah biar bisa beli 1 (satu) jie”, dijawab kembali oleh Terdakwa
“yalah, tapi nanti abang tanya kawan dulu” lalu Dody Afrizal Bin Abdul Talip (Terdakwa
dalam perkara lain) berkata “ok bang”. Selesai berkata demikian hubungan telepon diputus.
§ Bahwa Kemudian sekira pukul 15.30 WIB, Dody Afrizal Bin Abdul Talip (Terdakwa dalam
perkara lain) datang kerumah Terdakwa yang beralamat di Kampung Padi RT 02 kecamatan
Meral kabupaten Karimun dan bertemu dengan Terdakwa. Sejumpanya Dody Afrizal Bin Abdul
Talip (Terdakwa dalam perkara lain) dengan Terdakwa, Dody Afrizal Bin Abdul
Talip(Terdakwa dalam perkara lain) langsung memberikan uang sebanyak Rp.750.000,- (tujuh
ratus lima puluh ribu rupiah) kepada Terdakwa untuk membeli Narkotika jenis ganja. Kemudian
sekira pukul 16.00 WIB Terdakwa menghubungi Julis (Dpo) yang merupakan teman Terdakwa,
dengan menggunakan handphone merk Nokia tipe 1202-2 warna hitam miliknya dengan berkata
“bang, ada bahan (shabu) tak?”, dijawab oleh Julis (Dpo) “ada, mau berapa?”, lalu Terdakwa
menjawab “kalau ambil 1 (satu) jie berapa bang?”, lalu Julis (Dpo) berkata “Rp. 1.500.000,-
(satu juta lima ratus ribu rupiah)”, kemudian Terdakwa berkata lagi “bolehlah bang ambil 1
(satu) jie” , lalu Julis (Dpo) mengatakan “jemput kesinilah dekat pasar Naga Mas di Baran”, dan
dijawab Terdakwa “ok bang, sebentar saya kesana”. Kemudian Terdakwa langsung keluar
rumah menuju pasar Naga Mas di Baran menemui Julis (Dpo) untuk membeli shabu, sedangkan
Dody Afrizal Bin Abdul Talip (Terdakwa dalam perkara lain)menunggu di rumah Terdakwa.
§ Bahwa sekitar pukul 17.00 WIB, Terdakwa kembali dari Pasar Naga Mas di Baran menemui
Dody Afrizal Bin Abdul Talip (Terdakwa dalam perkara lain) yang menunggu di rumahnya di
Kampung Padi RT 02 kecamatan Meral kabupaten Karimun sambil membawa 1 (satu) paket
Narkotika jenis shabu. Sesampainya di rumah, Terdakwa dan DODY Afrizal Bin Abdul Talip
(Terdakwa dalam perkara lain) bersama-sama MENGGUNAKAN NARKOTIKA JENIS
SHABU dengan cara : Terdakwa memakai alat penghisap shabu (bong) yaitu dengan
menggunakan botol kaca berwarna merah. Kemudian bagian tutup botol tersebut diberi 2 (dua)
lubang dan masing-masing kedua lubang tersebut diberi pipet, lalu kedua pipet tersebut
dibengkokkan membentuk huruf L, setelah itu botol kaca tersebut diisi dengan air ± sebanyak ½
(setengah) botol, Kemudian Terdakwa mengeluarkan 1 (satu) paket narkotika jenis shabu,
membukanya dan mengambil sedikit butiran shabu tersebut lalu dimasukkan kedalam pipet kaca.
Kemudian pipet kaca tersebut diletakkan diujung pipet yang ujung bagian bawahnya terendam
air yang ada didalam botol, sedangkan pipet yang satu lagi yang tidak menyentuh air yang ada
didalam botol digunakan untuk tempat menghisap shabu, lalu shabu yang ada didalam pipet
kaca tersebut dibakar dibagian kacanya dengan menggunakan mancis yang telah diberi jarum
sebagai sarana tempat keluar api, kemudian ketika pipet kaca bagian kacanya dibakar keluarlah
asap, lalu asap yang keluar dihisap oleh Terdakwa sampai habis.
§ Bahwa kemudian Dody Afrizal Bin Abdul Talip pamit pulang meninggalkan rumah Terdakwa.
Tak beberapa lama kemudian datanglah Saksi Asrawadi, Saksi Rio Andika Dan Saksi Alvi Wira
Wibowo (masing – masing Anggota Kepolisian) kerumah Terdakwa dan langsung melakukan
penggeledahan terhadap Terdakwa dan ditemukan barang bukti berupa : 1 (satu) paket kecil
narkotika jenis shabu yang dibungkus dengan menggunakan plastik warna putih bening, 1 (satu)
set alat penghisap shabu (bong) yang terbuat dari botol kaca warna merah dan 1 (satu) unit
handphone merk Nokia tipe 1202-2 warna hitam beserta kartu. Kemudian Terdakwa dan seluruh
barang bukti dibawa ke Polres Karimun.
§ Bahwa pada saat penangkapan tersebut, Terdakwa TIDAK SEDANG DALAM KONDISI
menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan
Narkotika jenis shabu seberat 0,54 (nol koma lima empat) gram serta dihubungkan dengan
Berita Acara Hasil Pemeriksaan Urine dari RSUD Karimun No. LAB : 201510200059 / RSUD
KAB. KARIMUN pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2015 yang dibuat dan ditandatangani
oleh MORYATI, AM. AK., selaku Kepala Instansi Laboratorium RSUD Kabupaten Karimun
dan selaku pemeriksa, telah melakukan pemeriksaan terhadap urine milik Terdakwa atas nama
SAPARUDIN Bin BAHARUM didapatkan hasil dengan kesimpulan: bahwa urine Terdakwa
adalah benar Positif mengandung Metamfetamina terdaftar dalam Golongan I (satu) nomor
urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (terlampir dalam berkas
perkara);
§ Bahwa Hasil Pemeriksaan tersebut adalah merupakan bukti Otentik yang tidak diragukan
kebenarannya dan Hasil Pemeriksaan yang dikeluarkan RSUD Tanjung Balai Karimun lebih
menunjukkan keakurasian terhadap pemeriksaan Urine Terdakwa yang mempunyai hasil Positif
mengandung Metamfetamina sehingga apabila dihubungkan dengan fakta-fakta dipersidangan
bahwa benar Terdakwa adalah seorang Penyalahguna Narkotika jenis Shabu, dengan demikian
tidak serta merta dapat dikatakan bahwa Terdakwa bukanlah seorang Penyalahguna Narkotika
meskipun barang bukti yang ditemukan sebanyak 0,54 (nol koma lima empat) gram tersebut
dibeli dari Sdr. Julis (DPO);
§ Bahwa Perbuatan terdakwa sebagai pembeli hanya berdasarkan Keterangan Terdakwa yang
merupakan Gradasi ke - 5 (lima) (Vide Pasal 184 KUHAP) maka oleh karena itu tidaklah dapat
untuk membuktikan Perbuatan Terdakwa tersebut. Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 189 ayat
(4) diperjelas bahwa pengakuan menurut KUHAP bukan alat bukti yang mempunyai kekuatan
pembuktian yang “sempurna” (volledig bewijs kracht), juga tidak memiliki kekuatan pembuktian
yang “menentukan” (beslissende bewijs kracht).
§ Bahwa kemudian untuk membuktikan unsure ini tidak terlepas dari kepemilikan 1 (satu) Paket
Kecil Jenis Shabu seberat 0,54 (nol koma lima empat) gram yang didapat Sdr. Julis (DPO),
logisnya untuk membuktian PERBUATAN TERDAKWA DALAM HAL Menjual, Membeli,
Menerima, Menjadi Perantara Dalam Jual Beli, Menukar atau Menyerahkan Narkotika Golongan
I HARUS melewati proses pembuktian dari Sdr. Julis (DPO) karena Sdr. Julis (DPO) adalah
PERAN PENTING dan mempunyai hubungan Hukum yang harus mempertanggung jawabkan
perbuatannya dalam Perkara Pidana A Quo ;
Bahwa dari uraian pertimbangan tersebut diatas, Penasihat Hukum berpendapat bahwa
perbuatan Terdakwa in casu tidak memenuhi kriteria sebagaimana terdapat dalam unsur ke-2
tersebut sehingga perbuatan Terdakwa tidak terbukti dalam melanggar dakwaan PERTAMA
Penuntut Umum tersebut;
v DAKWAAN KEDUA Pasal 112 ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika Yang
unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Setiap Orang;
2. Tanpa Hak atau Melawan Hukum Memiliki, Menyimpan, Menguasai atau Menyediakan
Narkotika Golongan I bukan Tanaman;
Bahwa terhadap unsur-unsur diatas maka kami akan mempertimbangkan lebih lanjut
dibawah ini.
1. Setiap Orang.
Bahwa unsur ini telah dipertimbangkan dalam pertimbangan unsur ke-1 pada dakwaan
PERTAMA diatas dan didalam penjelasan tersebut, unsur ini dinyatakan telah terpenuhi
sehingga penjelasan hukum tersebut dianggap turut dipertimbangan dalam unsur ke-1 pada
dakwaan Kedua ini;
2. Tanpa Hak atau Melawan Hukum Memiliki, Menyimpan, Menguasai atau Menyediakan
Narkotika Golongan I bukan Tanaman;
§ Bahwa unsur Tanpa Hak telah dipertimbangkan dalam pertimbangan unsur Tanpa Hak pada
dakwaan PERTAMA diatas sehingga penjelasan Tanpa Hak tersebut dianggap turut
dipertimbangan dalam unsur ke-2 pada dakwaan Kedua ini;
§ Bahwa Pada hari Selasa, tanggal 06 Oktober 2015 sekira pukul 15.00 WIB, Terdakwa dihubungi
dengan menggunakan alat komunikasi miliknya yaitu 1 (satu) unit handphone merk Nokia tipe
1202-2 warna hitam yang berkata “bang beli bahan (shabu) yok, saya sudah lama tak pakai ni”,
dijawab oleh Terdakwa “mau beli berapa?”, dan dijawab Dody Afrizal Bin Abdul Talip
(Terdakwa dalam perkara lain) “saya ada dana Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah) kalau bisa abang tambahlah biar bisa beli 1 (satu) jie”, dijawab kembali oleh Terdakwa
“yalah, tapi nanti abang tanya kawan dulu” lalu Dody Afrizal Bin Abdul Talip (Terdakwa
dalam perkara lain) berkata “ok bang”. Selesai berkata demikian hubungan telepon diputus.
§ Bahwa Kemudian sekira pukul 15.30 WIB, Dody Afrizal Bin Abdul Talip (Terdakwa dalam
perkara lain) datang kerumah Terdakwa yang beralamat di Kampung Padi RT 02 kecamatan
Meral kabupaten Karimun dan bertemu dengan Terdakwa. Sejumpanya Dody Afrizal Bin Abdul
Talip (Terdakwa dalam perkara lain) dengan Terdakwa, Dody Afrizal Bin Abdul
Talip(Terdakwa dalam perkara lain) langsung memberikan uang sebanyak Rp.750.000,- (tujuh
ratus lima puluh ribu rupiah) kepada Terdakwa untuk membeli Narkotika jenis shabu. Kemudian
sekira pukul 16.00 WIB Terdakwa menghubungi Julis (Dpo) yang merupakan teman Terdakwa,
dengan menggunakan handphone merk Nokia tipe 1202-2 warna hitam miliknya dengan berkata
“bang, ada bahan (shabu) tak?”, dijawab oleh Julis (Dpo) “ada, mau berapa?”, lalu Terdakwa
menjawab “kalau ambil 1 (satu) jie berapa bang?”, lalu Julis (Dpo) berkata “Rp. 1.500.000,-
(satu juta lima ratus ribu rupiah)”, kemudian Terdakwa berkata lagi “bolehlah bang ambil 1
(satu) jie” , lalu Julis (Dpo) mengatakan “jemput kesinilah dekat pasar Naga Mas di Baran”, dan
dijawab Terdakwa “ok bang, sebentar saya kesana”. Kemudian Terdakwa langsung keluar
rumah menuju pasar Naga Mas di Baran menemui Julis (Dpo) untuk membeli shabu, sedangkan
Dody Afrizal Bin Abdul Talip (Terdakwa dalam perkara lain)menunggu di rumah Terdakwa.
§ Bahwa sekitar pukul 17.00 WIB, Terdakwa kembali dari Pasar Naga Mas di Baran menemui
Dody Afrizal Bin Abdul Talip (Terdakwa dalam perkara lain) yang menunggu di rumahnya di
Kampung Padi RT 02 kecamatan Meral kabupaten Karimun sambil membawa 1 (satu) paket
Narkotika jenis shabu. Sesampainya di rumah, Terdakwa dan DODY Afrizal Bin Abdul Talip
(Terdakwa dalam perkara lain) bersama-sama MENGGUNAKAN NARKOTIKA JENIS
SHABU dengan cara : Terdakwa memakai alat penghisap shabu (bong) yaitu dengan
menggunakan botol kaca berwarna merah. Kemudian bagian tutup botol tersebut diberi 2 (dua)
lubang dan masing-masing kedua lubang tersebut diberi pipet, lalu kedua pipet tersebut
dibengkokkan membentuk huruf L, setelah itu botol kaca tersebut diisi dengan air ± sebanyak ½
(setengah) botol, Kemudian Terdakwa mengeluarkan 1 (satu) paket narkotika jenis shabu,
membukanya dan mengambil sedikit butiran shabu tersebut lalu dimasukkan kedalam pipet kaca.
Kemudian pipet kaca tersebut diletakkan diujung pipet yang ujung bagian bawahnya terendam
air yang ada didalam botol, sedangkan pipet yang satu lagi yang tidak menyentuh air yang ada
didalam botol digunakan untuk tempat menghisap shabu, lalu shabu yang ada didalam pipet
kaca tersebut dibakar dibagian kacanya dengan menggunakan mancis yang telah diberi jarum
sebagai sarana tempat keluar api, kemudian ketika pipet kaca bagian kacanya dibakar keluarlah
asap, lalu asap yang keluar dihisap oleh Terdakwa sampai habis.
§ Bahwa kemudian Dody Afrizal Bin Abdul Talip pamit pulang meninggalkan rumah Terdakwa.
Tak beberapa lama kemudian datanglah Saksi Asrawadi, Saksi Rio Andika Dan Saksi Alvi Wira
Wibowo (masing – masing Anggota Kepolisian) kerumah Terdakwa dan langsung melakukan
penggeledahan terhadap Terdakwa dan ditemukan barang bukti berupa : 1 (satu) paket kecil
narkotika jenis shabu yang dibungkus dengan menggunakan plastik warna putih bening , 1 (satu)
set alat penghisap shabu (bong) yang terbuat dari botol kaca warna merah dan 1 (satu) unit
handphone merk Nokia tipe 1202-2 warna hitam beserta kartu. Kemudian Terdakwa dan seluruh
barang bukti dibawa ke Polres Karimun.
§ Bahwa perbuatan Terdakwa yang memiliki, menyimpan dan menguasai seperti didakwakan
Penuntut Umum hanya dikarenakan Narkotika Jenis Shabu sebanyak 0,54 (nol koma lima empat)
gram yang didapati dari kantong celana belakang sebelah kiri milik Terdakwa tidak lah dapat
serta merta Terdakwa dapat dibuktikan bersalah melakukan tindak Pidana dalam Pasal 112 ayat
(1) UU Narkotika No 35 tahun 2009 karena logisnya setiap Penyalah Guna dan/atau Pecandu
Narkotika Pasti mendapati Narkotika dari seseorang kemudian dapat dimiliki selanjutnya
disimpan dan dikuasai , Hal ini adalah Mata Rantai dari setiap orang yang terbukti dari Penyalah
Guna Narkotika;
§ Bahwa kemudian dihubungkan dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan Urine dari RSUD
Karimun No. LAB : 201510200059 / RSUD KAB. KARIMUN pada hari Selasa tanggal 20
Oktober 2015 yang dibuat dan ditandatangani oleh MORYATI, AM. AK., selaku Kepala Instansi
Laboratorium RSUD Kabupaten Karimun dan selaku pemeriksa, telah melakukan pemeriksaan
terhadap urine milik Terdakwa atas nama SAPARUDIN Bin BAHARUM didapatkan hasil
dengan kesimpulan: bahwa urine Terdakwa adalah benar Positif mengandung
Metamfetamina terdaftar dalam Golongan I (satu) nomor urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika (terlampir dalam berkas perkara);
§ Bahwa Hasil Pemeriksaan tersebut menurut kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa adalah
merupakan bukti Otentik yang tidak diragukan kebenarannya dan Hasil Pemeriksaan yang
dikeluarkan RSUD Tanjung Balai Karimun lebih menunjukkan keakurasian terhadap
pemeriksaan Urine Terdakwa yang mempunyai hasil Positif mengandung Metamfetamina
sehingga apabila dihubungkan dengan fakta-fakta dipersidangan bahwa benar Terdakwa adalah
seorang Penyalahguna Narkotika jenis Shabu, dengan demikian tidak serta merta dapat dikatakan
bahwa Terdakwa bukanlah seorang Penyalahguna Narkotika meskipun barang bukti yang
ditemukan sebanyak 0,54 (nol koma lima empat) gram tersebut didapati dikantong celana
belakang sebelah kiri milik Terdakwa;
§ Bahwa kemudian untuk membuktikan unsure ini tidak terlepas dari kepemilikan 1 (satu) Paket
Kecil Jenis Shabu seberat 0,54 (nol koma lima empat) gram yang didapat Sdr. Julis (DPO),
logisnya untuk membuktian PERBUATAN TERDAKWA DALAM HAL memiliki, menyimpan
dan menguasai Narkotika Golongan I HARUS melewati proses pembuktian dari Sdr. Julis
(DPO) karena Sdr. Julis (DPO) adalah PERAN PENTING dan mempunyai hubungan Hukum
yang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dalam Perkara Pidana A Quo ;
Bahwa dari uraian pertimbangan tersebut diatas, Penasihat Hukum berpendapat bahwa
perbuatan Terdakwa in casu tidak memenuhi kriteria sebagaimana terdapat dalam unsur ke-2
tersebut sehingga perbuatan Terdakwa tidak terbukti dalam melanggar dakwaan Kedua
Penuntut Umum tersebut;
Berdasarkan semua alasan tersebut diatas kami Penasihat Hukum Terdakwa memohon
dengan segala hormat kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun, kiranya
berkenan memutuskan yang amarnya sebagai berikut :
PRIMAIR :
1. Menerima Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa ;
2. Memohon kepada Majelis Hakim kiranya memberikan Putusan kepada
Terdakwa yang seringan-ringannya ;
3. Membebankan semua biaya Perkara ini kepada Negara ;
SUBSIDAIR :
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun berpendapat lain,
mohon Putusan yang seadil-adilnya (ex Aequo et Bono).
Demikian Nota Pembelaan/Pleidoi ini Kami ajukan, atas pertimbangan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun, kami haturkan terimakasih.
Yang pertama dan utama marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas ridho- Nyalah kita semua diberi kesempatan,
kesehatan bahkan kemampuan untuk dapat melaksanakan sidang hari ini.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
Majelis Hakim yang telah dengan sabar dan teliti memimpin persidangan ini sehingga dapat
berjalan lancar dan tertib dalam rangka mencari kebenaran materill yang diharapkan akan
melahirkan keadilan bagi semua pihak, sehingga supermasi hukum yang kita junjung tinggi
dapat tercapai melalui proses persidangan ini.
Setelah mendengarkan pembacaan Nota Pembelaan (Pledooi) dari saudara Penasihat
Hukum pada persidangan yang lalu, maka pada hari ini tibalah giliran Penuntut Umum untuk
mengajukan Jawaban (Replik) atas Nota Pembelaan tersebut. Namun sebelumnya perlu kami
sampaikan bahwa dari segi hukum acara pidana sebagaimana yang ditentukan dalam Kitab
Undang – Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), maka:
Penuntut Umum bertindak sebagai aparat yang diberi wewenang untuk mengajukan segala daya
upaya membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa.
Sebaliknya Penasihat Hukum/terdakwa mempunyai hak untuk melemahkan dan melumpuhkan
pembuktian yang diajukan penuntut umum, sesuai dengan cara – cara yang dibenarkan undang –
undang, baik berupa sangkalan atau bantahan maupun alibi.
Dalam persidangan ini kami yakin bahwa kita sepakat untuk mencari kebenaran materill,
tetapi karena penuntut umum dan penasihat hukum berangkat dari sudut pandang yang berbeda
maka sangatlah sulit untuk mencapai titik temu. Oleh karena itu kiranya Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini bisa menjadi ”penengah” atas perbedaan tersebut sesuai
dengan keyakinannya sebagaimana juga digariskan dalam KUHAP.
Agar tidak timbul miss-interpretasi maka perlu kami sampaikan bahwa kami sebagai
Penuntut Umum hanya menjalankan tugas/ perintah profesi sebagai Jaksa yang mewakili negara
untuk menindak pelanggaran hukum, dengan kata lain kami berusaha melakukan tugas kami
secara profesional dan proposional dalam penanganan perkara tindak pidan sebagaimana yang
kami dakwakan terhadap terdakwa.
Setelah membaca dan mencermati Nota Pembelaan (Pledooi) yang diajukan oleh
terdakwa dapat kami simpulkan bahwa yang menjadi keberatan pada pokoknya bahwa perbuatan
yang dilakukan oleh terdakwa AGUS menganggap dirinya sebagai pengguna/ penyalahgunaan
seagaimana yang diatur dalam ketentuan pasal 127 ayat (1) huruf a Undang – undang Nomor 35
tahun 2009 tentang Narkotika.
TANGGAPAN :
Undang – undang Nomor 35 Tahun 2009 mengatur mengenai pengertian dari narkotika,
hal ini sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1 Angka 1, dijelaskan bahwa yang dinamakan
dengan Narkotika itu sendiri yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Bahwa dari pengertian – pengertian tersebut di atas, yang meliputi pengertian tindak
pidana maupun pengertian narkotika, maka dapat dijelaskan bahwasannya yang dinamakan
dengan tindak pidana narkotika itu sendiri adalah perbuatan yang dilarang atau diwajibkan oleh
undang – undang narkotika yang berlaku, yang apabila perbuatan itu dilakukan atau diabaikan,
maka orang yang melakukan atau mengabaikan itu diancam dengan hukuman yang telah diatur
dalam undang – undang narkotika tersebut.
Berkaitan dengan tindak pidana narkotika, meskipun di dalam UU No. 35 tahun 2009
tidak secara tegas menyebutkan bahwa tindak pidana yan diatur di dalamnya merupakan tindak
kejahatan, namun hal ini tidak perlu disangsikan lagi karena semua tindak pidana di dalam
undang – undang ini merupakan tindak kejahatan. Alasannya, kalau narkotika hanya untuk
pengobatan dan kepentingan ilmu pengetahuan, maka apabila ada perbuatan di luar kepentingan
– kepentingan tersebut merupakan kejahatan, mengingat besarnya akibat yang ditimbulkan dari
pemakaian narkotika secara tidak sah sangat membahayakan bagi jiwa manusia. Selain itu tindak
pidana narkotika dalam sistem hukum Indonesia dikualifikasikan sebagai kejahatan, dikarenakan
tindak pidana narkotika dipandang sebagai bentuk kejahatan yang menimbulkan akibat serius
bagi masa depan bangsa ini, merusak kehidupan dan masa depan terutama generasi muda serta
pada gilirannya kemudian dapat mengancam eksistensi bangsa dan negara ini.
Berdasarkan keterangan saksi – saksi dan keterangan terdakwa serta alat bukti surat
dalam persidangan maka diperoleh fakta – fakta hukum sebagai berikut :
Berdasarkan ketentuan pasal 7 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan
narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/ atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Bahwa berdasarkan keterangan para saksi yang bersesuaian dengan keterangan terdakwa terlah
terbukti pekerjaan terdakwa adalah karyawan swasta dan bukan dari kalangan kesehatan atau
peneliti ataupun akademisi sehingga tidak mempunyai hak untuk memiliki/ menyimpan/
menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman;
Bahwa pada hari Jumat tanggal 19 Desember 2018 sekira pukul 21.00 WIB petugas kepolisian
yakni saksi Gondo Raharjo mendapat telepon dari masyarakat bahwasanya di sebuah rumah
yakni di Padang sering dipergunakan sebagai tempat untuk menggunakan narkotika jenis sabu –
sabu, selanjutnya atas informasi tersebut saksi Gondo Raharjo dan Tim langsung melakukan
penyelidikan ke lokasi yang dilaporkan adalah rumah terdakwa Urip (terdakwa kasus lain),
selanjutnya pada hari Minggu tanggal 21 Agustus 2016 sekira pukul 02.00 WIB petugas
kepolisian yakni Saksi Gondo Raharjo, Saksi Eko Wahyuli dan Tim lainnya melakukan
penggeledahan dikamar rumah terdakwa BUDHI tepatnya dilemari meja rias dikamar terdakwa
ditemukan pipet kaca yang masih berisi sabu – sabu, 1 (satu) buah bungkus rokok Gudang
Garam merah berisi 1 (satu) buah plastic transparan berisi sabu – sabu, 1 (satu) buah alat hisap
sabu (bong) yang terbuat dari bekas botol minuman Pulpy Orange dan pada ujungnya botol di
tutup menggunakan karet bekas sandal warna kuning yang diberi lubang sebanyak 2 (dua) buah
setiap lubang dimasukkan dengan selang warna merah muda dan salah satu selang disambung
dengan sedotan warna putih;
Bahwasanya terdakwa AGUS sudah membeli dan memesan sabu – sabu pesanan Sdr. Ari ke Sdr.
Trimo sebanyak 3 (tiga) kali, yang pertama sekira awal Agustus 2016, kedua 13 Agustus 2016
dan ketiga pada tanggal 20 Agustus 2016;
Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No Lab : 1290/NNF/2016 pada
hari Kamis tanggal enam September 2016, berkesimpulan bahwa barang bukti 1 BB
2655/2016/NNF, Barang bukti 2 BB-2656/2016/NNF, Barang bukti 3 BB-2657/2016/NNF yang
diperiksa milik terdakwa atas nama BUDHI adalah benar mengandung Metamfetamina dan
terdaftar dalam golongan 1 (satu) nomor urut 61 Lampiran UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, yang ditanda tangani oleh Plt. Kepala Laboratorium Forensik Cabang Semarang
yakni AKBP RINI PUDJIASTUTI, B.Sc;
Bahwa terdakwa tidak mempunyai ijin dari pihak yang berwenang untuk menyimpan, memiliki
atau menguasai narkotika jenis sabu – sabu.
Apabila keterangan saksi-saksi tersebut dihubungkan dengan Surat Edaran Mahkamah
Agung Republik Indonesia (SEMA) No. 4 tanggal 7 April 2010 tentang Penempatan
Penyalahgunaan, Korban Penyalahgunaan dan Pecandu Narkotika ke dalam Lembaga
Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial, khususnya pada point 2 yang menyebutkan bahwa
penerapan pemidanaan tersebut hanya dapat dijatuhkan pada klasifikasi sebagai berikut :
a. Terdakwa pada saat tertangkap oleh Penyidk Polri dan Penyidik BNN dalam kondisi tertangkap
tangan.
b. Pada saat tertangkap tangan ditemukan barang bukti pemakaian 1 (satu) hari dengan perincian
berat berdasarkan kelompok tertentu, yang untuk kelompok metamphetamine (shabu) adalah 1
gram.
c. Adanya surat uji Laboraturium positif menggunakan Narkoba berdasarkan permintaan Penyidik.
d. Perlu Surat Keterangan dari dokter jiwa / psikiater pemerintah yang ditunjuk oleh Hakim.
e. Tidak terdapat bukti bahwa yang bersangkutan terlibat dalam peredaran gelap Narkotika.
Berdasarkan fakta yang terungkap selama pemeriksaan di persidagan bahwa AGUS pada saat
ditangkap oleh penyidik Sat narkoba Polres Banyumas nyata-nyata dalam kondisi tidak
tertangkap tangan sedang menggunakan narkotika (shabu), sehingga walaupun terhadap barang
bukti berupa urine milik terdakwa berdasarkan hasil pemeriksaan lab krim mengandung
METAMFETAMINA dan terdaftar dalam Golongan I (satu) nomor urut 61 Lampiran Undang -
Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, namun tidak semata-mata hal
tersebut dijadikan dasar untuk menyatakan terdakwa adalah penyalahguna / pengguna narkotika.
Bahwa selain itu dalam Maklumat Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Nmor :
Mak/01.V/2011 tanggal 31 Mei 2011 tentang Mekanisme atau Tata Cara Mendapatkan Terapi
dan Rehabilitasi bagi Korban Penyalahgunaan Narkotika, khususnya pada point 2 huruf b
disebutkan : ”Dalam rangka meningkatkan pelayanan public secara transparan oleh Kapolda
Jawa Tengah dan jajarannya, pada pelasksanaan pencegahan penyalahgunaan narkotika, melalui
pelayanan terapi dan rehabilitasi maka apabila pecandudan / atau penyalahguna narkotika dengan
kesadaran sendiri dating melapor kepada Polri, selanjutnya akan diperlakukan bukan sebagai
tersangka atau pelaku tindak pidana narkotika, tetapi akan diperlakukan sebagai korban
penyalahgunaan narkotika yang perlu mendapatkan pelayanan pengobatan melalui terapi,
rehabilitasi medis dan rehabilitasi social sebagaimana diatur Pasal 54, Pasal 55 dan Pasal 56
Undang-Undang RI NO. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.”Namun berdasarkan pada fakta
yang terungkap dalam persidangan khususnya berdasarkan keterangan saksi YUSUP SUDARTO
bahwa keluarga terdakwa tidak pernah mengetahui bahwa terdakwa AGUS sebagai pecandu atau
penyalahguna narkoba.
Perlu kami tegaskan bahwa kami tetap berpendapat perbuatan terdakwa AGUS telah
memenuhi rumusan Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
sebagiana yang kami dakwakan dan kami uraikan dalam Surat Tuntutan yang telah kami ajukan
pada persidangan yang lalu.
Dengan demikian maka keberatan terdakwa yang menyatakan bahwa perbuatannya
adalah sebagai pengguna / penyalahgunaan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 127
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika tersebut haruslah ditolak karena tidak
didukung fakta maupun argument yang logis.
Bahwa kami Penuntut Umum memahami dan menyadari sepenuhnya bahwa pidana penjara
dijatuhkan terhadap terdakwa bukanlah sarana balas dendam melainkan mempunyai tujuan
namun demikian kita juga harus menyadari bahwa tujuan pemidanaan adalah efek jera kepada
pelaku sehingga tidak mengulangi perbuatannya, disamping itu dalam pidana juga mempunyai
tujuan pencegahan (preventif) dimana dengan penjatuhan yang setimpal diharapkan agar
masyarakat menjadi takut dan tidak melakukan perbuatan sebagaimana yang telah dilakukan
oleh terdakwa, karena kita semua menyadari dan mengetahui tindak pidana seperti yang
dilakukan terdakwa sangat marak dan menjadi perhatian Nasional menjadi perhatian serius
dalam pemberantasannya.
Meolak seluruh dalil terdakwa dalam Nota Pembelaan (Pledoi) tertanggal 12 Agustus 2015;
Menjatuhkan putusan terhadap terdakwa AGUS sesuai dengan Surat Tuntutan kami tertanggal
29 Februari2019.
Demikianlah Jawaban (Replik) ini kami bacakan dan serahkan dalam siding hari ini RABU 29
FEBRUARI 2019.
...........................................
JAKSA PRATAMA NIP.19710823 199405 1 005.
DUPLIK
Tibalah kini kesempatan bagi kami guna kepentingan Terdakwa untuk mengajukan Duplik,
sebagai suatu bentuk kepedulian terhadap pencarian kebenaran dan keadilan. Sejak awal
persidangan ini, kami berterima kasih kepada Majelis Hakim yang telah memimpin jalannya
sidang dengan kebijaksanaannya, kemudian bagi Jaksa Penuntut Umum yang mempunyai tujuan
yang sama dengan kami, yaitu mencari kebenaran dan keadilan meskipun mempunyai tujuan
yang berbeda dengan kami, dengan mempertimbangkan fakta-fakta
Guna memastikan adanya konsistensi antara Pledoi yang telah saya bacakan dan serahkan
dalam persidangan perkara pidana yang lalu dengan Duplik ini, maka seluruh istilah yang akan
saya gunakan dalam Duplik ini akan memiliki pengertian yang sama dengan istilah yang telah
saya gunakan dalam Pledoi saya sebelumnya.
Replik seharusnya adalah suatu tanggapan terhadap ketiga Pledoi yang diajukan oleh Tim
Pembela, namun tampaknya malah menjadi suatu jiplakan kesalahan fakta yang sama,
penggunaan sampel-sampel Polisi yang sama dan tak bermakna dan lagi-lagi penerapan ilmu
yang salah dalam laporan Tim Penyidik kembali dilakukan.
Replik ini tidak lebih dari suatu formalitas buatan yang kosong yang tidak mengandung
substansi dan jiwa yang menjunjung hukum serta keadilan. Nyatalah dari posisi Jaksa Penuntut
Umum, bahwa satu-satunya hal yang ingin mereka lakukan adalah menyelesaikan dan melewati
tugas yang melelahkan mereka, yang telah mereka tangani dalam waktu yang cukup lama. Saya
telah diberi penjelasan oleh Tim Penasehat Hukum bahwa inti dari hukum pidana Indonesia
adalah seorang terdakwa hanya dapat dihukum atas suatu tindak pidana apabila terdapat fakta
yang membuktikan setiap unsur dari tindak pidana tersebut secara meyakinkan. Tujuan dari
proses pemeriksaan pidana ini adalah untuk mencari kebenaran mengenai apakah suatu tindak
pidana telah dilakukan, dan hal ini hanya dapat ditemukan apabila bukti yang sah dan
meyakinkan diajukan pada persidangan pidana. oleh karena itu, bukti tidak bisa hanya
didasarkan pada sebentuk barang bukti yang belum tentu terdakwa menkehendaki untuk itu.
Bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam Replik yang telah dibacakan di muka Persidangan
tanggal 29 Februari 2019 berkesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam Surat Tuntutan yang disampaikan oleh Penuntut umum, telah sesuai dengan fakta-
fakta sebagaimana fakta-fakta yang ditemukan dalam persidangan serta tuntutan yang
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum sudah benar adanya.
2. Penuntut Umum berpendapat bahwa AGUS SANTOSO bin UDIN terbukti bersalah
melanggar pasal 113 ayat (1) dan (2) dan pasal 114 ayat (1) dan (2) dan pasal 115 ayat (1)
dan (2)UU nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika sesuai Tuntutan Pidana dari Dakwaan
Jaksa penuntut Umum.
Bahwa uraian analisa yuridis dalam surat tuntutan yang kami sampaikan dalam
persidangan terdahulu pada pokoknya sebagai berikut :
Disini kami dari Penuntut Umum menyatakan bahwa Penasehat Hukum Terdakwa kurang
cermat dalam menanggapi Surat tuntutan yang diajukan oleh penuntut Umum dalam pembelaan
penasehat hukum terdakwa menyatakan ada proses perintah langsung oleh Terdakwa, akan tetapi
dalam surat tuntutan yang dibuat oleh penuntut umum tidak ada butir yang dipermasalahkan oleh
penasihat hukum terdakwa sehingga Penuntut umum berkesimpulan bahwa Penasehat Hukum
Terdakwa adalah mengada-ada.
Bahwa uraian analisa yuridis dalam surat tuntutan yang kami sampaikan dalam
persidangan terdahulu pada pokoknya sebagai berikut :
Dakwaan dalam pasal 113 ayat (1) dan (2) dan pasal 114 ayat (1) dan (2) dan pasal 115 ayat (1)
dan (2)UU nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dengan unsur-unsur sebagai berikut :
1. Setiap Orang;
2. Tanpa Hak;
3. Melawan Hukum;
4. Membawa,Mengimpor,Menjadi Perantara,Mengirim;
Pembahasannya :
1). Unsur “Setiap Orang”
“Setiap Orang” dimaksud adalah orang atau subyek hukum yang mempunyai tanggung
jawab dan dapat dipertanggungjawabkan menururt hukum atas perbuatan yang dilakukannya,
bahwa terbukti dipersidangan telah dihadapkan seorang laki-laki yang bernama AGUS
SANTOSO BIN UDIN adalah subyek hukum yang dimaksud yang identitasnya telah sesuai
dengan yang disebutkan dalam surat dakwaan. Oleh karena selama dipersidangan ternyata
terdakwa dalam keadaan sehat, baik jasmani maupun rohani maka tidak ada satupun alasan yang
ditemukan dalam diri terdakwa yang dapat meniadakan untuk menghapuskan kesalahan
terdakwa dan dipandang cakap sebagai subyek hukum oleh karena itu unsur ini menurut kami
telah terbukti.
2). Unsur “Tanpa Hak”
“Tanpa Hak” dalam Hukum Pidana adalah subjek atau pelaku yang melakukan
sesuatu yang bukan menjadi haknya, dalam hal ini adalah terdakwa AGUS SANTOSO BIN
UDIN, yang setelah diperiksa dan diteliti indentitasnya oleh Majelis Hakim ternyata sama
dengan indentitas terdakwa yang termuat dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum.
Disamping itu dalam persidangan , terdakwa mampu menjawab seluruh pertanyaan Majelis
Hakim dan Jaksa Penuntut Umum dengan baik dan lancar, kemudian dapat mengenali dan
mengingat serta membenarkan barang bukti yang diajukan Jaksa Penuntut Umum dalam
persidangan, serta tidak adanya alat bukti surat ijin membawa Narkotika golongan I jenis
Methampetamine dengan berat 1500gr yang jelas menunjukan bahwa Narkotika golongan I
bukan hak Terdakwa. Oleh karena itu terdakwa saat melakukan perbuatan maupun saat
memberikan keterangan di muka persidangan berada dalam kondisi sehat Jasmani dan rohani
serta tidak ditemukan adanya alasan pembenar dan atau pemaaf, sehingga terdakwa dipandang
mampu bertanggungjawab atas perbuatan pidana yang telah dilakukannya, dengan demikian
Unsur Tanpa Hak telah terbukti secara sah dan menyakinkan menurut hukum.
3). Unsur “Melawan Hukum”
“Melawan Hukum” dalam Hukum Pidana adalah subjek atau pelaku yang melakukan
sesuatu tindakan yang diatur didalam undang-undang, dalam hal ini adalah terdakwa AGUS
SANTOSO BIN UDIN, yang setelah diperiksa dan diteliti indentitasnya oleh Majelis Hakim
ternyata sama dengan indentitas terdakwa yang termuat dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut
Umum. Disamping itu dalam persidangan para terdakwa mampu menjawab seluruh pertanyaan
Majelis Hakim dan Jaksa Penuntut Umum dengan baik dan lancar, kemudian dapat mengenali
dan mengingat serta membenarkan barang bukti yang diajukan Jaksa Penuntut Umum dalam
persidangan, maka hal tersebut menunjukkan para terdakwa saat melakukan perbuatan maupun
saat memberikan keterangan di muka persidangan berada dalam kondisi sehat Jasmani dan
rohani serta tidak ditemukan adanya alasan pembenar dan atau pemaaf sehingga para terdakwa
dipandang mampu bertanggungjawab atas perbuatan pidana yang telah dilakukannya, dengan
demikian Unsur Melawan Hukum telah terbukti secara sah dan menyakinkan menurut hukum.
4). Unsur Membawa,Mengimpor,Menjadi Perantara,Mengirim
Berdasarkan fakta-fakta yang trungkap dalam persidangan dari keterangn para saksi,
keterangan Terdakwa, serta adanya alat bukti surat dan barang bukti, terdakwa AGUS
SANTOSO BIN UDIN kedapatan Membawa,Mengimpor,Menjadi Perantara,Mengirim
Narkotika golongan I jenis Methampetamine seberat 1500gr, yang terdapat didalam tas
selempang pada tanggal Januari 2019 hari minggu, telah di tangkap oleh pihak berwajib di
bandara Internasional Minang Kabau. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari Laboratorium sesuai
hasil Pemeriksaan dari Laboratorium Forensik Cabang padang yang tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Nomor LAB : 888/SBS/Z/2010 tanggal 14 Januari
2019 yang dibuat dan ditanda tangani oleh Kombes Pol. RUKIN,dr dalam kesimpulannya
dinyatakan setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik disimpulkan bahwa
barang bukti Nomor : 888/10 berupa serbuk tersebut adalah Methampetamine: Metilamfetamina
atau Desoksiefedrin dan terdaftar dalam golongan I (satu) nomor urut 19 (Sembilan belas)
lampiran UU RI No.35 tahun 2009 Tentang Narkotika..Dengan demikian unsur ini telah terbukti
secara sah menurut hukum.
Terhadap kesimpulan Replik dari Jaksa penuntut Umum tersebut, Tim Penasehat Hukum
Terdakwa memberikan tanggapan sebagai berikut:
1. Setelah kami membaca dan meneliti Replik dari Penuntut umum, kami penasehat hukum
terdakwa berkesimpulan bahwa penuntut umum kurang mengerti maksud dan arti dari pledoi
kami yang kami bacakan pada 2 persidangan sebelum ini, Jaksa Penuntut Umum menanggapi
kegagalan mereka dalam membuktikan walau satu unsur pun Dakwaan, dengan mengulangi
berkali-kali bahwa setiap tuntutan mereka telah terbukti tanpa diragukan. Pengulangan kosong
ini memperlihatkan arogansi kesombongan dan kecerobohan mereka. Hal ini terlihat dari
pengungkapan unsur yang terdapat di dalam replik penuntut umum, yang tidak mengungkapkan
secara jelas dan tepat mengenai unsur Membawa,Mengimpor,Menjadi Perantara,Mengirim yang
terdapat di dalam UU No. 35 Tahun 2009. Kami sebagai penasehat hukum terdakwa
berkeyakinan bahwa terdakwa hanya sebagai korban dari rayuan tipu muslihat dari Ien Tan Fuk.
2. Dalam replik Penuntut Umum secara gamblang menyatakan perbuatan terdakwa telah memenuhi
unsure-unsur tindak pidananya, akan tetapi disini penasehat hukum berpendapat lain bahwa pada
dasarnya terdakwa berdasarkan fakta yang terungkap terdakwa tidak sama sekali mempunyai
mens rea atas perbuatan ini dan secara tidak langsung hal ini menggugurkan unsure sifat
melawan hukumnya yang termasuk unsur melawan hukum subyektif atau yang kita kenal
dengan subyektif onrechtselemnt suatu perbuatan pidana berdasarkan teori mengenai unsur
“melawan hukum” dalam hukum pidana dikenal dengan istilah “wederrechtelijk” yang dapat
ditafsirkan dalam dua bentuk yakni “in strijd met het recht” (bertentangan dengan hukum) dan
“niet steuhend op het recht” (tidak berdasarkan hukum) atau “zonder bevoegdheid” (tanpa hak).
Dalam hal ini berdasarkan anggapan geen straf zonder schuld tidak boleh dijatuhkan pidana
tanpa adanya kesengajaan atau kealpaan terhadap sifat melawan hukummnya perbuatan
merupakan keadaan yang menhapus permidanaan (straufuitsluitende omstandigheid).
Berdasarkan hal tersebut yang dimaksud adalah kesengajaan adalah berwarna yaitu dalam arti
bahwa hubungan batin dan sifat melawan hukumnya harus ada, hubungan itu mungkin berbentuk
kesengajaan tapi mungkin juga berupa kealpaan dari terdakwa.
3. Untuk selebihnya dalam Duplik dari Penasehat Hukum atas Replik dari Penuntut Umum, kami
menyatakan tetap pada Pledooi yang telah kami ajukan pada persidangan yang terdahulu.
Akhirnya, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kami kepada Majelis Hakim yang
terhormat yang telah memungkinkan agar sidang ini dilakukan secara independen, dengan
keadilan dan obyektifitas sehingga selama seluruh proses persidangan kami telah diberikan
kesempatan guna membela hak-hak asasi klien kami dan menyampaikan opini kami dalam
persidangan ini.
Demikian tanggapan Tim Penasehat Hukum Terdakwa AGUS SANTOSO BIN UDIN terhadap
Replik dari Jaksa Penuntut Umum.
PADANG, 6 MARET 2019
Hormat kami,
Penasehat Hukum Terdakwa
Putusan
HUKUM
Amar
M E N G A D I L I 1. Menyatakan Terdakwa AGUS SANTOSO dengan
identitas tersebut diatas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana: ”Percobaan atau permufakatan jahat tanpa hak
atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menerima, menjadi perantara dalam jual-beli, menukar atau menyerahkan
Narkotika Golongan I ” ; 2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut
oleh karena itu dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun dan
denda sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dengan ketentuan
Catatan Amar
apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana penjara selama
3 (tiga) bulan; 3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; 4.
Memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan ; 5. Menetapkan
barang bukti berupa : - 1 (satu) buah KTP Jawa Timur an AGUS
SANTOSO NIK 3173050101920002. - 1 (satu) buah Handphone warna
hitam Merk ASUS. - 4 (empat) bungkus Kertas warna cokelat dan 4
(empat) bungkus plastic klip bening berisi Daun mengandung Narkotika
Golongan I jenis ganja dengan berat awal Brutto ±5 gram. - 1 (satu) dus
berisi Canna Chocolate mengandung Narkotika Golongan I Jenis Ganja
dengan berat awal Brutto + 95, 86 gram. - 3 (tiga) dus berisi Happy
Cookies mengandung Narkotika Golongan I Jenis ganja dengan berat awal
brutto + 303,2 gram. - 1 (satu) buah paket dibungkus kertas warna coklat
berisi satu pasang sandal. - 1 (satu) buah asbak berisi 2 linting ganja bekas
pakai. - 1 (satu) buah alat linting rokok. - 1 (satu) bungkus bekas rokok
SAMPOERNA MILD berisi pecahan daun ganja kering. - 2 (dua) pack
kertas Papir merk RAW. - 3 (tiga) bungkus kemasan cookies. - 4 (empat)
cetakan coklat bentuk hati. - 16 (enam belas) bungkus tepung bolu kukus
merk PONDAN. - 1 (satu) bungkus kacang almond. - 10 (sepuluh)
bungkus Margarine BLUE BAND. - 1½ (satu setengah) bungkus tepung
terigu merk Kunci Biru. - 1 (satu) buah Blender. - 1 (satu) buah Mixer. - 1
(satu) Timbangan digital. - 1 (satu) kaleng BLUE BAND. - 2 (dua) pack
kemasan dus kue. - 2 (dua) bungkus kemasan Plastik Butter Krim. - 13
(tiga belas) cetakan coklat. - 1 (satu) set oven gas. - 1 (satu) buah panic. - 1
(satu) buah buku catatan perincian. - 1 (satu) buah mangkuk besar. - 4
(empat) buah Box Plastik. - 6 (enam) buah loyang kue. - 1 (satu) lembar
kertas minyak. - 1 (satu) buah keranjang kotak plastik kecil. - 1 (satu) pack
isi cutter kecil. - 1 (satu) dus isi stapler kecil. - 1 (satu) buah stapler keci.l -
1 (satu) buah Cutter. - 1 (satu) buah lakban coklat. - 1 (satu) buah botol
kecil berisi minyak. - 2 (dua) buah sendok sambal. - 1 (satu) buah sendok
penggorengan kecil. - 1 (satu) buah kuas. - 1 (satu) buah kartu rekam
medik Nomor :03-08-43 atas nama IRFAN HARDIANSYAH. - 1 (satu)
buah kartu Rumah Sakit MEDIKA PERMATA HIJAU atas nama IRFAN
HARDIANSYAH. - 1 (satu) buah kartu SILOAM HOSPITAL atas nama
IRFAN HARDIANSYAH. - 1(satu) buah kartu anggota Lingkar Ganja
Nusantara (LGN) atas nama IRFAN HARDIANSYAH. - 1 (satu) buah
Laptop. - 1 (satu) buah buku Tahapan BCA KCP Palmerah No.Rek
2291721828. - 1 (satu) unit mobil Daihatsu Grand Max warna Silver
dengan No.Polisi B-1897-BRS berikut STNK atas nama IMAS
SULPIYAH. - 1 (satu) buah Handphone Merk Asus berikut Simcard. - 1
(satu) buah Handphone Merk Blackberry berikut Simcard. - 1 (satu)
Bundle berkas pengiriman JNE. - 1 (satu) BUAH KTP NIK
317307011077007. Masing-masing dikembalikan kepada penuntut umum
untuk dipergunakan dalam perkara atas nama IRFAN HARDIANSYAH. 6.
Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp.2.000,- (dua ribu rupiah) ;
Hakim Majelis
Hakim Ketua SARPIN RIZALDI, SH.MH
Hakim
DR. H. SUPRAPTO, SH.MH. dan SIHAR H. PURBA, SH.MH
Anggota
Panitera MUHAMAD HOESNA, SH.MH
Status Tahanan Ya
Berkekuatan
Tidak
Hukum Tetap