Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP ETIKA PERAWAT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan YME karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang prinsip etika moral
keperawatan ( Moral Right). Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu Emy Yuliza, selaku
dosen Ilmu Keperawatan Dasar 1 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang lain. Sebelumnya kami mohon maaf bila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Jakarta, 15 Desember 2015

Penulis
Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang
mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering
digunakan secara bergantian.
Etika dan moral merupakan merupakan sumber dalam merumuskan standard an
prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga
keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi yang tercermin dalam standar
praktek professional (Doheny et all, 1982).
Profesi keperawatan mempunyai kontrak social dengan masyarakat, yang berarti masyarakat
memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang di
butuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan
keperawatan harus mampu di pertanggung jawabkan dan dipertanggung gugatkan dan setiap
pengambilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata
tetapi juga dengan memperhatikan etika.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat di gunakan sebagai acuan bagi perlaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan tang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan
merupakan seuatu kewajiban dan tanggungjawab moral. (Mila Ismani, 2001)
Sehingga dalam bekerja, perawat harus mengetahui prinsip-prinsip etika keperawatan,
ethichal issue dalam praktik keperawatan, dan prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN

Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar
dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang diharapkan dan
kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan. Dalam
Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Curret English, AS Hornby mengartikan etika
sebagai sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-aturan prilaku. Menurut definisi AARN
(1996), etika berfokus pada yang seharusnya baik salah atau benar, atau hal baik atau buruk.
Sedangkan menurut Rowson, (1992).etik adalah Segala sesuatu yang berhubungan/alasan
tentang isu moral.
Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia untuk memilih
tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap
prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan (Degraf, 1988).Etika merupakan bagian dari
filosofi yang berhubungan dengan keputusan moral menyangkut manusia (Spike lee, 1994).
Menurut Webster’s “The discipline dealing with what is good and bad and with moral duty
and obligation, ethics offers conceptual tools to evaluate and guide moral decision making
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan moral dan
susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang
diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau
undang-undang. Dan hal ini menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, dan etika
merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia
sebagai dasar prilakunnya. Maka etika keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk
ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur
dalam kode etik keperawatan.
Konsep Moral dalam praktek keperawatan
Praktek keperawatan menurut Henderson dalam bukunya tentang teori keperawatan,
yaitu segala sesuatu yang dilakukan perawat dalam mengatasi masalah keperawatan
dengan menggunakan metode ilmiah, bila membicarakan praktek keperawatan tidak lepas
dari fenomena keperawatan dan hubungan pasien dan perawat.
Fenomena keperawatan merupakan penyimpangan/tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia (bio, psiko, social dan spiritual), mulai dari tingkat individu untuk sampai pada
tingkat masyarakat yang juga tercermin pada tingkat system organ fungsional sampai
subseluler (Henderson, 1978, lih, Ann Mariner, 2003). Asuhan keperawatan merupakan
bentuk dari praktek keperawatan, dimana asuhan keperawatan merupakan proses atau
rangkaian kegiatan praktek keperawatan yang diberikan pada pasein dengan menggunakan
proses keperawatan berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etika dan etiket
keperawatan(Kozier, 1991). Asuhan keperawatan ditujukan untuk memandirikan pasien,
(Orem, 1956,lih, Ann Mariner, 2003).
Keperawatan merupakan Bentuk asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan
masyarakat berdasarkan ilmu dan seni dan menpunyai hubungan perawat dan pasien sebagai
hubungan professional (Kozier, 1991). Hubungan professional yang dimaksud adalah
hubungan terapeutik antara perawat pasien yang dilandasi oleh rasa percaya, empati, cinta,
otonomi, dan didahulu adanya kontrak yang jelas dengan tujuan membantu pasien dalam
proses penyembuhan dari sakit(Kozier,1991).

KONSEP ETIK
Perawat harus mempunyai kemampuan yang baik untuk pasien maupun dirinya didalam
menghadapi masalah yang menyangkut etika. Seseorang harus berpikir secara rasional, bukan
emosional dalam membuat keputusan etis. Keputusan tersebut membutuhkan ketrampilan
berpikir secara sadar yang diperlukan untuk menyelamatkan keputusan pasien dan
memberikan asuhan.
Teori dasar/prinsip-prinsip etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis praktik
profesional. Teori-teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara
prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Para ahli falsafah moral telah mengemukakan beberapa
teori etik, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan
deontologi.
1.Teleologi.
Teleologi berasal dari bahasa Yunani telos yang berarti akhir. Pendekatan ini sering disebut
dengan ungkapan the end fustifies the means atau makna dari suatu tindakan ditentukan oleh
hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian hasil dengan kebaikan
maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia.Contoh penerapan teori ini
misalnya bayi-bayi yang lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya
menjadi beban di masyarakat.
2.Deontologi.
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti tugas. Teori ini berprinsip pada aksi
atau tindakan. Contoh penerapan deontologi adalah seorang perawat yang yakin bahwa
pasien harus diberitahu tentang apa yang sebenarnya terjadi, walaupun kenyataan tersebut
sangat menyakitkan. Contoh lain misalnya seorang perawat menolak membantu pelaksanaan
abortus karena keyakinan agamanya yang melarang tindakan membunuh.
Penerapan teori ini perawat tidak menggunakan pertimbangan, misalnya seperti tindakan
abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu, karena setiap tindakan yang mengakhiri
hidup (dalam hal ini calon bayi) merupakan tindakan yang secara moral buruk. Prinsip etika
keperawatan meliputi kemurahan hati (beneficence).Inti dari prinsip kemurahan hati adalah
tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang menguntungkan pasien dan menghindari
perbuatan yang merugikan atau membahayakan pasien.
3.keadilan (justice)
Prinsip keadilan ini menyatakan bahwa mereka yang sederajat harus diperlakukan sederajat,
sedangkan yang tidak sederajat harus diperlakukan tidak sederajat sesuai dengan kebutuhan
mereka. Ini berarti bahwa kebutuhan kesehatan dari mereka yang sederajat harus menerima
sumber pelayanan kesehatan dalam jumlah sebanding. Ketika seseorang mempunyai
kebutuhan kesehatan yang besar, maka menurut prinsip ini ia harus mendapatkan sumber
kesehatan yang besar pula.Keadilan berbicara tentang kejujuran dan pendistribusian barang
dan jasa secara merata. Fokus hukum adalah perlindungan masyarakat, sedangkan fokus
hukum kesehatan adalah perlindungan konsumen.
4.otonomi
Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kebebasan menentukan
tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih. Permasalaan yang muncul
dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang
dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan rumah
sakit, ekonomi, tersedianya informasi dll.
5.kejujuran (veracity)
Prinsip kejujuran menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Kejujuran harus
dimiliki perawat saat berhubungan dengan pasien. Kejujuran merupakan dasar terbinanya
hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Perawat sering kali tidak
memberitahukan kejadian sebenarnya kepada pasien yang sakit parah. Kejujuran berarti
perawat tidak boleh membocorkan informasi yang diperoleh dari pasien dalam kapasitasnya
sebagai seorang profesional tanpa persetujuan pasien. Kecuali jika pasien merupakan korban
atau subjek dari tindak kejahatan, maka perbuatan tersebut dapat diajukan ke depan
pengadilan dimana perawat menjadi seorang saksi.
6.ketaatan (fidelity)
Prinsip ketaatan merupakan tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan.
Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga
janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian/kepedulian. Peduli pada pasien
merupakan salah satu aspek dari prinsip ketaatan. Peduli kepada pasien merupakan
komponen paling penting dari praktik keperawatan, terutama pada pasien dalam kondisi
terminal.

Prinsip – Prinsip Etik Keperawatan


Prinsip bahwa etika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan pernah
berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan. Juga
dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika mengambil keputusan klinis,
perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka dengan menggunakan kedua
konsekuensi dan prinsip dan kewajiban moral yang universal. Hal yang paling fundamental
dari prinsip ini adalah penghargaan atas sesama.Empat prinsip dasar lainnya bermula dari
prinsip dasar ini yang menghargai otonomi kedermawanan maleficience dan keadilan.

Macam-macam Prinsip etika keperawatan


Prinsip-prinsip etika keperawatan tentang Moral Right:
Moral Right
a. Advokasi
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak – hak
pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat dalam mempraktekan
keperawatan professional. Contoh: seorang perawat memberikan informasi kepada pasien
tentang hak dan kewajiban yang di miliki oleh pasien, sehingga pasien bisa terhindar dari
praktek tidak sah dan pelanggaran etika.
b. Responsibilitas ( tanggung jawab )
Eksekusi terhadap tugas – tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat.
Misalnya pada saat memberikan obat, perawat bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan
klien dengan memberikannya dengan aman dan benar. Contoh: saat memberikan obat,
perawat bertanggungjawab untuk mengkaji kebutuhan klien dengan memberikan dengan
aman dan benar juga mengevaluasi respon klien terhadap pasien tersebut
c. Loyalitas
Suatu konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang
secara profesional berhubungan dengan perawat. Contoh: seorang perawat harus bisa
menepati janjinya baik kepada klien maupun rekan seprofesi.
d. Akuntabilitas ( Tanggung guggat)
akuntabilitas dapat menjawab segala hal yang berubungan dengan tindakan seseorang.
Contoh: seorang perawat A diberikan tugas untuk memberikan obat berbentuk cair kepada
seorang pasien, obat tersebut diberikan dengan cara di teteskan, tetapi ia memberikannya
dengan cara di suntikan sehingga pasien mengalami kelumpuhan maka perawat tersebut
harus berani bertanggungjawab dan menerima sangsi.
Hak (Right)
Berprilaku sesuai dengan perjanjian hukum, peraturan-peraturan dan moralitas, berhubungan
dengan hukum legal.(Webster’s, 1998). Contoh : Klien berhak untuk mengetahui informasi
tentang penyakit dan segala sesuatu yang perlu diketahuinya
Hak-hak perawat, menurut Claire dan Fagin (1975), bahwa perawat berhak:
1. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
2. Mengembangkan diri melalui kemampuan kompetensinya sesuai dengan latar
pendidikannya
3. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
serta standard an kode etik profesi
4. Mendapatkan informasi lengkap dari pasien atau keluaregannya tentang keluhan
kesehatan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan
5. Mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bidang keperawatan/kesehatan secara terus menerus.
6. Diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi pelayanan maupun oleh pasien
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat menimbulkan
bahaya baik secara fisik maupun emosional
8. Diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan kesehatan.
9. Privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien dan atau
keluargannya serta tenaga kesehatan lainnya.
10. Menolak dipindahkan ke tempat tugas lain, baik melalui anjuran maupun pengumuman
tertulis karena diperlukan, untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan standar
profesi atau kode etik keperawatan atau aturan perundang-undangan lainnya.
11. Mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa profesi yang diberikannya
berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi pelayanan yang bersangkutan
12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan bidang profesinya.

Tanggung jawab/kewajiban perawat


Disamping beberapa hak perawat yang telah diuraikan diatas, dalam mencapai
keseimbangan hak perawat maka perawat juga harus mempunyai kewajibannya sebagai
bentuk tanggung jawab kepada penerima praktek keperawatan. (Claire dan Fagin,
1975l,dalam Fundamental of nursing,Kozier 1991)
Kewajiban perawat, sebagai berikut:
1. Mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan
2. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi dan
batas kemanfaatannya
3. Menghormati hak pasien
4. Merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlihan
atau kemampuan yang lebih kompeten, bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya.
5. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berhubungan dengan keluarganya,
selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada.
6. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu pasien yang lainnya.
7. Berkolaborasi dengan tenaga medis (dokter) atau tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien
8. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dan atau keluargannya sesuai dengan batas kemampuaannya
9. Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara akurat dan berkesinambungan
10. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dn tehnologi keperawatan atau kesehatan
secara terus menerus
11. Melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas
kewenangannya
12. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, kesuali jika dimintai
keterangan oleh pihak yang berwenang.
13. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat sebelumnya
terhadap institusi tempat bekerja.
Hak-hak pasien
Disamping beberapa hak dan kewajiban perawat, perawat juga harus mengenal hak-hak
pasien sebagai obyek dalam praktek keperawatan. Sebagai hak dasar sebagai manusia maka
penerima asuhan keperawatan juga harus dilindungi hak-haknya, sesuai perkembangan dan
tuntutan dalam praktek keperawatan saat ini pasien juga lebih meminta untuk menentukan
sendiri dan mengontrol tubuh mereka sendiri bila sakit; persetujuan, kerahasiaan, dan hak
pasien untuk menolak pengobatan merupakan aspek dari penentuan diri sendiri. Hal-hal
inilah yang perlu dihargai dan diperhatikan oleh profesi keperawat dalam menjalankan
kewajibannya.
Oleh karena itu sebagai perawat professional harus menganal hak-hak pasien, menurut
Annas dan Healy, 1974, hak-hak pasien adalah sebagai berikut:
1. Hak untuk kebenaran secara menyeluruh
2. Hak untuk mendapatkan privasi dan martabat yang mandiri
3. Hak untuk memelihara penentuan diri dalam berpartisipasi dalam keputusan
sehubungan dengan kesehatan seseorang.
4. Hak untuk memperoleh catatan medis, baik selama maupun sesudah dirawat di Rumah
Sakit.
Sedangkan pernyataan hak pasien (Patient’s Bill of Right) yang diterbitkan oleh “The
American Hospital Association” 1973, meliputi beberapa hal, yang dimaksudkan
memberikan upaya peningkatan hak pasien yang dirawat dan dapat menjelaskan kepada
pasien sebelum pasien dirawat.
Adapun hak-hak pasien, adalah sebagai beriku, pasien mempunyai hak:
1.Mempertahankan dan mempertimbangkan serta mendapatkan asuhan keperawatan dengan
penuh perhatian
2.Memperoleh informasi terbaru, lengkap mengenai diagnosa, pengobatan dan program
rehabilitasi dari tim medis, dan informasi seharusnya dibuat untuk orang yang tepat mewakili
pasien, karena pasien mempunyai hak untuk mengetahui dari yang bertanggung jawab dan
mengkoordinir asuhan keperawatannya.
3.Menerima informasi penting untuk memberikan persetujuan sebelum memulai sesuatu
prosedur atau pengobatan kecuali dalam keadaan darurat, mencakup beberapa hal penting,
yaitu; lamanya ketidakmampuan, alternatif-alternatif tindakan lain dan siapa yang akan
melakukan tindakan
4.Menolak pengobatan sejauh yang diijinkan hukum dan diinformasikan tentang kosekwensi
dari tindakan tersebut.
5.Setiap melakukan tindakan selalu mempertimbangkan privasinya termasuk asuhan
keperawatan, pengobatan, diskusi kasus, pemeriksaan dan tindakan, dan selalu dijaga
kerahasiaannya dan dilakukan dengan hati-hati, siapapun yang tidak terlibat langsung asuhan
keperawatan dan pengobatan pasien harus mendapatkan ijin dari pasien.
6.Mengharapkan bahwa semua komunikasi dan catatan mengenai asuhan keperawatan dan
pengobatannya harus diperlakukan secara rahasia.
7.Pasien mempunyai hak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke tempat lain yang lebih
lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut, dan Rumah
Sakit yang ditunjuk dapat menerimannya.
8.Memperoleh informasi tentang hubungan Rumah Sakit dengan instansi lainnya, seperti
pendidikan dan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang diterimannya,
Contoh: hubungan individu yang merawatnya, nama perawat dan sebaginnya.
9.Diberikan penasehat/pendamping apabila Rumah Sakit mengajukan untuk terlibat atau
berperan dalam eksperimen manusiawi yang mempengaruhi asuhan atau pengobatannya.
Pasien mempunyai hak untuk menolak berpartisipasi dalam proyek riset/penelitian tersebut.
10. Mengharapkan asuhan berkelanjutan yang dapat diterima. Pasien mempunyai hak
untuk mengetahui lebih jauh waktu perjanjian dengan dokter yang ada. Pasien mempunyai
hak untuk mengharapkan Rumah Sakit menyediakan mekanisme sehingga ia mendapat
informasi dari dokter atau staff yang didelegasikan oleh dokter tentang kesehatan pasien
selanjutnya.
11. Mengetahui peraturan dan ketentuan Rumah Sakit yang harus diikutinya sebagai
pasien
12. Mengetahui peraturan dan ketentuan Rumah Sakit yang harus diikutinya

Anda mungkin juga menyukai