Disusun oleh :
Muhammad Agiana Pratama
Kenny Farisan Badri
Adelia Cynthia Maharani
Febrina Wijayanti Putri
Inggrid Camelia
Khumayroh Rahmawati Buana
Bima Utama
Afrizal Eka Ramadhani
Hanif Prasetyo
Ardina Filindri
KEPANITERAAN KOMPREHENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
JEPARA
2017
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Evaluasi Ketepatan Identifikasi Pasien di RSUD RA. Kartini Kab. Jepara, telah disajikan
guna melengkapi persyaratan kepaniteraan komprehensif dokter muda Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang pada tanggal 11 September sampai 6 November 2017 di RSUD
RA. Kartini Kab. Jepara
Mengesahkan,
Pembimbing, Pembimbing,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan
rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat penulis selesaikan.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dan syarat dalam menempuh kepaniteraan
komprehensif dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. drg. Kusnarto, M.Kes dan seluruh pihak RSUD RA Kartini kabupaten Jepara yang telah
memberikan kesempatan kami untuk belajar tentang manajemen rumah sakit di RSUD RA.
Kartini Kabupaten Jepara.
2. dr. Sukmawati Kangiden, M.Kes dan dr. Andita selaku pembimbing dari pihak RSUD RA.
Kartini Kab. Jepara, atas masukan dan sarannya.
3. Dosen Fakultas Kedokteran UNDIP selaku pembimbing mahasiswa di P2UKM Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
4. Teman-teman dokter muda Fakultas Kedokteran UNDIP yang telah memberikan bantuan
dalam menyelesaikan laporan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik
sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB IV ......................................................................................................................................... 14
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 14
4.1 Laboratorium....................................................................................................................... 14
4.2 Instalasi Radiologi .............................................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 15
5.2 Saran ................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 17
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Telusur Terhadap jumlah Permintaan Cito Laboratorium di IGD ....................... 11
Tabel 2. Hasil Telusur Terhadap Jumlah permintaan Cito Radiologi di IGD .............................. 11
Tabel 3. Hasil Telusur Terhadap Hasil Sampel Radiologi ........................................................... 12
Tabel 4. Hasil Telusur Terhadap Sampel Laboratorium ............................................................... 12
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
waktu adalah nyawa. Salah satu indikator mutu pelayanan berupa respon time atau waktu tanggap,
hal ini sebagai indikator proses untuk mencapai indikator hasil yaitu kelangsungan hidup.1
Pertolongan gawat darurat melibatkan dua komponen utama yaitu pertolongan fase pra
rumah sakit dan fase rumah sakit. Kedua komponen tersebut sama pentingnya dalam upaya
pertolongan gawat darurat. Pertolongan gawat darurat memiliki sebuah waktu standar pelayanan
yang dikenal dengan istilah waktu tanggap (respon time) yaitu maksimal 5 menit. Waktu tanggap
gawat darurat merupakan gabungan dari waktu tanggap saat pasien tiba di depan pintu rumah sakit
sampai mendapat respon dari petugas instalasi gawat darurat dengan waktu pelayanan yang
diperlukan pasien sampai selesai proses penanganan gawat darurat.1,2
Dari beberapa penelitian sehubungan dengan waktu tanggap (respon time) penanganan
gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) di beberapa rumah sakit, di dapatkan rerata waktu
tanggap di IGD RS. Cipto Mangunkusumo kurang lebih delapan menit. Adapun di RSUD. Bantul
didapatkan rerata waktu tanggap baik kasus bedah maupun non bedah di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Bantul adalah 10 menit.3,4
Waktu tanggap tersebut harus mampu dimanfaatkan untuk memenuhi prosedur utama dalam
penanganan kasus gawat darurat yaitu Airway, Breathing, Circulation dan Disability. Airway
berarti penanganan pada saluran nafas yang terhambat karena kecelakaan atau penyakit. Breathing
berarti penanganan terhadap kemampuan paru-paru dalam memompa keluar-masuk udara.
Circulation yang berarti penanganan terhadap kemampuan jantung untuk memompa darah dan
disability yang berarti penanganan terhadap kemungkinan terjadinya cacat permanen akibat
kecelakaan.1,5,6
Waktu tanggap pelayanan dapat dihitung dengan hitungan menit dan sangat dipengaruhi oleh
berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga maupun komponen-komponen lain yang mendukung
seperti pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi, dan administrasi. Waktu tanggap dikatakan
tepat waktu atau tidak terlambat apabila waktu yang diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata
standar yang ada. Salah satu indikator keberhasilan penanggulangan medik penderita gawat
darurat adalah kecepatan memberikan pertolongan yang memadai kepada penderita gawat darurat
baik pada keadaan rutin sehari-hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan waktu tanggap sangat
tergantung kepada kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian pertolongan untuk
menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat sejak di tempat kejadian, dalam perjalanan hingga
pertolongan rumah sakit. 1,5,6
2
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Untuk mengevaluasi penerapan respon cepat tindakan pada pasien oleh petugas
radiologi dan tenaga medis di laboratorium di RSUD RA Kartini Kab. Jepara.
Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas medis dalam penanganan pasien gawat
darurat di RSUD RA Kartini Kab. Jepara.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien dalam prosedur penanganan pasien
gawat darurat di RSUD RA Kartini Kab. Jepara.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan prosedur respon cepat pasien oleh petugas medis di
RSUD RA Kartini Kab. Jepara.
1.3 Manfaat
Penulisan laporan ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi penerapan respon cepat,
yang dalam lingkup ini adalah respon cepat pemeriksaan penunjang diagnosis, oleh berbagai pihak
RSUD RA. Kartini Kab. Jepara sebagai salah satu penyedia fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat Kab. Jepara.
3
1.5 Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menghasilkan data kualitatif berupa
pengamatan langsung berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam permintaan CITO pemeriksaan
penunjang radiologi dan laboratorium. Subjek penelitian ini adalah petugas laboratorium, petugas
radiologi, dokter jaga radiologi, instalasi laboratorium dan instalasi radiologi RSUD RA. Kartini
Kab. Jepara. Pengambilan sampel ditentukan dengan berdasarkan permintaan permintaan CITO
pemeriksaan penunjang Radiologi dan Laboratorium proporsi sampling yang terwakili dari tiap-
tiap shift jaga IGD dokter kompre. Sampel diambil dengan cara accidental sampling. Analisis data
dengan menggunakan deskiriptif kualitatif.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
dalam perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra rumah tercermin dari kemampuan unit
ini. Standarisasi Unit Gawat Darurat saat ini menjadi salah satu komponen penilaian penting dalam
perijinan dan akreditasi suatu rumah sakit. Penderita dari ruang UGD dapat dirujuk ke unit
perawatan intensif, ruang bedah sentral, ataupun bangsal perawatan. Jika dibutuhkan, penderita
dapat dirujuk ke rumah sakit lain.
Upaya pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu system
yang terpadu dan tidak terpecah-pecah. Sistem mengandung pengertian adanya komponen-
komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, mempunyai sasaran (output) serta
dampak yang diinginkan (outcome). Sistem yang bagus juga harus dapat diukur dengan melalui
proses evaluasi atau umpan balik yang berkelanjutan.
7
6 Pemeriksaan Cito Kurang 1 jam
7 Hasil Pemeriksaan Kritis Kurang 1 jam
Hasil pemeriksaan kritis adalah hasil pemeriksaan radiologi yang harus dilaporkan ke
dokter klinisi segera (kurang dari 1 jam). Hasil pemeriksaan radiologi kritis menyangkut kondisi
pasien yang memerlukan tindakan segera untuk menolong atau memperbaiki kondisi umum
pasien. Berikut ini adalah daftar pemeriksaan kritis radiologi.
No Hasil Pemeriksaan Radiologi Kritis Gambaran Radiologi
1 Efusi pleura masif Gambaran perselubungan masif hemithoraks
2 Pneumothoraks Gambaran radiolusen avaskuler hemithoraks
3 Abdomen perforasi Gambaran Free air subdiafragma
4 Abdomen ileus obstruksi Gambaran herring bone appearence
5 Perdarahan otak Gambaran hiperdens pada otak
6 Infark luas Gambaran hipodens hemisfer otak
7 Korpus alineum saluran nafas Gambaran radioopak pada saluran nafas
8
c. Instalasi Gawat Darurat
1) Didalam jam kerja :
Foto langsung divaca radiologi. Dalam waktu ≤ 1 jam foto langsung diserahkan ke
petugas IGD (dokter/perawat/ dengan mengisi buku ekspedisi)
2) Diluar jam kerja :
a) Pemeriksaan X-Ray Konventional
Langsung diserahkan ke dokter jaga IGD untuk dikonsultasikan, jika menginginkan
bacaan hasil langsung dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi
b) CT Scan
Radiografer memberikan informasi yang ditemukan hasil kritis pada dokter jaga IGD
dalam waktu kurang 15 menit setelah pemeriksaan selesai. Kemudian foto dikonsultasikan ke
radiolog untuk dilakukan pembacaan hasil ekspertise.
9
Pasien cito : Hasil 1 jam setelah pengambilan sampel melihat permintaan
pemeriksaan
Darah rutin (LED, Hb, Leukosit, Hapus darah tepi) : hasil 140 menit
Gula darah I/II : hasil 140 menit
Pemeriksaan kimia darah : hasil 120 menit.
10
BAB III
HASIL
11
Dari hasil telusur pengetahuan petugas tentang identifikasi pasien di bagian Radiologi,
didapatkan hasil bahwa 37,5% dari permintaan dokter jaga IGD, petugas di bagian Radiologi dapat
melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan dan dapat mengekspertisi hasil dari
pemeriksaan yang dilakukaan
12
Dari hasil telusur petugas tentang identifikasi pasien di bagian Laboratorium, didapatkan
hasil bahwa 47,8% dari permintaan dokter jaga IGD, petugas di bagian Laboratorium dapat
melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan dan dapat mengekspertisi hasil dari
pemeriksaan yang dilakukaan
13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Laboratorium
Dari data hasil telusur terhadap permintaan pemeriksaan penunjang laboratorium diketahui
bahwa terdapat sebanyak 46 permintaan dalam kurun waktu 4 hari selama jadwal jaga dokter
komprehensif di IGD. Dari 46 permintaan tersebut merupakan permintaan cito. Didapatkan data
sejumlah 22 hasil yang sesuai dengan permintaan dokter jaga IGD yang merupakan permintaan
pemeriksaan laboratorium cito, dan 23 tidak sesuai dengan permintaan dokter jaga IGD
dikarenakan hasil pemeriksaan keluar melebihi batas waktu yang ditentukan dari definisi cito. Hal
ini dapat terjadi dikarenakan petugas yang bekerja sedikit terutama pada jam jaga malam hari,
sedangkan permintaan pemeriksaan laboratorium banyak pada IGD maupun rawat inap di Rumah
Sakit. Hasil permintaan pemeriksaan penunjang laboratorium cito tidak disampaikann kembali ke
dokter jaga IGD, hal ini dapat terjadi karena tidak adanya petugas yang mengantarkan hasil
kembali ke IGD. Kesulitan petugas dalam melakukan pengambilan sampel pada pasien terntentu
seperti pasien balita dan lansia sehingga petugas membutuhkan waktu lebih lama dalam
melakukan pengambilan sampel yang berdampak pada waktu yang dibutuhkan petugas.
Dari data hasil telusur terhadap permintaan pemeriksaan Radiologi diketahui bahwa
terdapat sebanyak 16 permintaan dalam kurun waktu 4 hari selama jadwal jaga dokter
komprehensif di IGD. Dari 16 permintaan Radiologi tersebut didapatkan sebanyak 6 pemeriksaan
radiologis yang sesuai dengan permintaan dokter jaga IGD, dan didapatkan 10 permintaan yang
tidak sesuai dengan pemeriksaan radiologi. Hal ini dapat terjadi karena hasil ekspertisi dari dokter
spesialis radiologi tidak langsung disampaikan kepada dokter jaga IGD melainkan langsung
disampaikan kepada DPJP di bangsal. Untuk beberapa kasus hasil pemeriksaan yang didaptakan
hanya berupa foto tanpa hasil ekspertisi sehingga tidak memenuhi syarat sesuai dengan SPO.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian tentang evaluasi pelayanan respon cepat radiologi dan laboratorium dalam
pelayanan gawat darurat di RSU RA. Kartini Kabupaten jepara adalah sebagai berikut.
Didapatkan data sejumlah 22 hasil yang sesuai dengan permintaan dokter jaga IGD yang
merupakan permintaan pemeriksaan laboratorium cito, dan 23 tidak sesuai dengan permintaan
dokter jaga IGD.
Hambatan – hambatan yang terjadi pada pemeriksaan laboratorium adalah jumlah petugas
yang bekerja sedikit terutama pada jam jaga malam hari. Hasil permintaan pemeriksaan penunjang
laboratorium cito tidak disampaikann kembali ke dokter jaga IGD. Kesulitan petugas dalam
melakukan pengambilan sampel pada pasien terntentu.
Didapatkan sebanyak 6 pemeriksaan radiologis yang sesuai dengan permintaan dokter jaga
IGD, dan didapatkan 10 permintaan yang tidak sesuai dengan pemeriksaan radiologi.
Hambatan-hambatan yang terjadi pada pemeriksaan radiologis adalah hasil ekspertisi dari
dokter spesialis radiologi tidak langsung disampaikan kepada dokter jaga IGD. Untuk beberapa
kasus hasil pemeriksaan yang didaptakan hanya berupa foto tanpa hasil ekspertisi sehingga tidak
memenuhi syarat sesuai dengan SPO.
5.2 Saran
Peneliti memberikan masukan kepada RSU RA Kartini agar melaksanakan monitoring dan
evaluasi secara rutin agar mutu pelayanan tetap baik sesuai dengan SPO yang sudah ditetapkan
oleh direktur.
Peneliti ingin memberikan masukan agar dapat menambah jumlah petugas terutama pada
saat diluar jam kerja, memaksimalkan pelaporan hasil melalui komputer agar dapat diakses dengan
mudah oleh dokter IGD.
15
Kami harap penelitian ini dapat bermanfaat untuk Rumah Sakit Umum Raden Ajeng
Kartini di Kabupaten Jepara. semoga dengan penelitian ini kita dapat menerapkan pelayanan
respon cepat dalam meningkatkan mutu pelayanan.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Sucista A. 2011. Pembuatan aplikasi penentuan rute optimal menuju pelayanan gawat
darurat berbasis mobile. Skripsi. Stmik Amikom: Yogyakarta.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit. Jakarta.
3. Purnama DI. 2008. Evaluation of Obstetric Emergency Referral Cases at Dr. Cipto
Mangunkusumo Hospital January - December 2008. Skripsi. Jakarta.
17
14. Permana HP. 2007. Indikator Kinerja Rumah Sakit. Update on 26th January 2012,
available at Indikator Kinerja RS-Hanna Subanegara.pdf.
15. Pranowo KT, Hendrik. 2006 Pengaruh waktu Penatalaksanaan Kegawatdaruratan
Medis terhadap Mutu Pelayanan di Instalasi Gawat Daurat Bantul. Skripsi.
Yogyakarta.
18