BAB III
HASIL PENGAMATAN
1. Nama : Ny. A
Alamat : Gang IV
Pengasuh : Ny. S
Alamat Asal : Jepara
Usia : 28 tahun
Status : Janda
Jumlah anak :2
Lama bekerja : 2 tahun
Pendidikan : Tamat SD
Agama : Islam
2. Nama : Ny. L
Alamat : Gang IV
Pengasuh : Ny. R
Alamat Asal : Boja
Usia : 24 tahun
Status : Tidak menikah
Jumlah anak :-
Lama bekerja : 1 tahun
Pendidikan : Tamat SMK
Agama : Islam
3. Nama : Ny. P
Alamat : Gang IV
Pengasuh : Ny. R
22
4. Nama : Ny. N
Alamat : gang IV
Pengasuh : Ny. I
Alamat Asal : Kendal
Usia : 26 tahun
Status : Tidak menikah
Jumlah anak :-
Lama bekerja : 3 tahun
Pendidikan : Tamat SD
Agama : Islam
5. Nama : Ny. S
Alamat : gang IV
Pengasuh : Ny. S
Alamat Asal : Jepara
Usia : 17 tahun
Status : Tidak menikah
Jumlah anak :-
Lama bekerja : 10 bulan
Pendidikan : Tamat SMP
Agama : Islam
23
menjalankan beberapa program yang telah dijalankan hingga saat ini, diantaranya
yaitu mewajibkan WPS untuk mengikuti pembinaan (sekolah), melakukan
skrining IMS, melakukan deteksi dini HIV melalui klinik VCT, mengadakan
senam setiap 1 minggu sekali pada pukul 06.00 WIB dengan pembagian jadwal
Gang 1, 2, dan 3 setiap hari Jumat dan Gang 4, 5, 6 setiap hari Sabtu. Selain itu
terdapat penyediaan kondom gratis serta menjatuhkan sanksi bagi WPS yang
melanggar tata tertib. Program dan tata tertib tersebut berlaku untuk WPS yang
tinggal di Sunan Kuning maupun WPS yang statusnya freelance (panggilan)/yang
tinggal di kos.
Kegiatan Skrining IMS yang dilakukan 2 minggu sekali, dimana klinik
IMS Griya menjangkau WPS di gang 4, 5, dan, 6, tetapi tidak menutup
kemungkinan WPS di gang 1, 2, dan 3 untuk datang dan memeriksakan diri di
klinik IMS Griya ASA. Hal ini dikarenakan WPS yang berada di gang 1, 2, dan 3
merupakan jangkauan dari wilayah kerja Puskesmas Lebdosari.
1 orang konselor
c. Ruang Laboratorium :
Terdapat meja dan kursi, peralatan dan bahan untuk membuat
preparat pemeriksaan, satu buah mikroskop, peralatan pengecatan serta
buku catatan pemeriksaan
Alur Pelayanan
Alur kegiatan skrining IMS di Klinik IMS Griya ASA adalah sebagai berikut:
Hasil
Terapi / Konseling
Positif Negatif
VCT
Gambar 4. Alur Kegiatan Skrining IMS
28
- Diagnosis
- Pengobatan
- Konseling pengobatan
- Informasi umum IMS/ HIV/ AIDS
- Informasi perilaku sex aman (A,B,C)
- Informasi layanan VCT
- Jumlah kondom yang diberikan
- Jumlah materi KIE diberikan
- Dirujuk ke VCT
- Dirujuk ke RS
- Kartu rujukan pasangan
- Tanda tangan
- Nama pemeriksa
3.5.4 Metode
Dalam melaksanakan kegiatan di klinik IMS Griya ASA telah
terbentuk SOP untuk pelayanan IMS beserta cara pengambilan dan
pemeriksaan spesimen. Petugas yang melaksanakan tindakan telah
melakukan tugas sesuai dengan SOP yang ada, yaitu:
Pelayanan IMS
Setelah dari ruang administrasi, pasien dipersilakan untuk ke ruang
pemeriksaan, petugas administrasi membawa baki berisi slide dan CM
pasien dan menyerahkan kepada petugas pemeriksaan.
1. Memperkenalkan diri pada pasien dan jelaskan posisi Anda di klinik IMS
2. Menganamnesa keluhan pasien dan mengisi CM
3. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan, adalah :
Tujuan pengambilan sediaan
Cara pengambilan sediaan
Berapa lama harus menunggu hasil
30
Untuk pelayanan klinik mobile IMS dan VCT ditambahkan SOP sebagai berikut:
1. Tahapan Persiapan
a. Tim klinik melakukan koordinasi dengan Behaviour Changes
Intervention (BCI) atau orang kunci lain untuk melakukan asesmen
lokasi dan menentukan lokasi yang akan digunakan sebagai tempat
mobile klinik
b. Tim klinik dan tim BCI memilih waktu dan lokasi pelayanan sesuai
kriteria
i. Lokasi cukup dekat dengan kelompok sasaran
ii. Lokasi cukup aman dan layak bagi kelompok sasaran
33
2. Tahapan Pelaksanaan
Pelaksanaan pelayanan oleh petugas dilaksanakan sesuai standart
pelayanan yang ada, dengan catatan khusus:
a. Konselor VCT
Setiba di lokiasi konselor VCT mempersiapkan ruang konseling
senyaman mungkin dengan posisi konseling L.
b. Petugas laboratorium
Sebelum menuju lokasi memastikan:
1. Mikroskop harus ditempatkan di dalam kotak kayu.
2. Mikropipet, rotator, sentrifuge ditempatkan dalam kotak
atau kardus.
3. Reagensia dan bahan-bahan cair ditempatkan di dalam
kotak plastik.
4. Reagen RPR dan determin sifilis serta reagensia HIV
ditempatkan dalam coolbox yang diberi es dan reagen tidak
boleh menempel dengan es.
5. Peralatan pengambilan darah ditempatkan dalam satu kotak
plastik khusus.
6. Perlengkapan laboratorium lain dimasukkan dalam satu
kardus.
Setiba di lokasi:
1. Alasi meja laboratorium dengan taplak meja plastik.
34
Pembuangan limbah
Tempat sampah yang ada di dalam ruang pemeriksaan menggunakan
ember biasa yang di dalamnya terdapat kantong plastik hitam, untuk
alat suntik yang telah dipakai dibuang di dalam kotak kuning.
Untuk pelaksanaan pemberian profilaksis pasca pajanan. Berdasarkan
pengamatan di klinik IMS sudah sesuai dengan SOP yang telah
ditentukan.