Oleh :
Nama : Dimas Sony Santoso
NIM : 161810201061
Kelompok :1
Tanggal / Waktu : 5 April 2019 / 14.20 – 17.00 WIB
Nama Asisten :
LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
Medan magnet bumi merupakan suatu medan gaya yang berfungsi sebagai
perisai kehidupan di bumi, medan magnet ini melindungi bumi dari bahaya radiasi
kosmis oleh matahari. Radiasi kosmis sebagian direfleksikan oleh medan magnet
bumi dan sebagian lagi akan terus ke daerah kutub mengakibatkan peristiwa
aurora. Letak kutub magnetik bumi dapat berubah-ubah, perubahan kutub ini pada
suatu titik mengakibatkan medan magnet sepenuhnya hilang dan kehidupan bumi
pun akan terancam. Proses perubahan medan magnet berasal dari mekanisme
alami dan juga aktivitas manusia yang terlalu mengeksploitasi alam.
Metode geomagnetik didasarkan pada sifat kemagnetan (kerentanan
magnet) batuan, yaitu kandungan magnetiknya sehingga efektifitas metode ini
bergantung kepada kontras magnetik di bawah permukaan. Di daerah panas bumi,
larutan hidrotermal dapat menimbulkan perubahan sifat kemagnetan batuan,
dengan kata lain kemagnetan batuan akan menjadi turun atau hilang akibat panas
yang ditimbulkan. Karena panas terlibat dalam alterasi hidrotermal, maka tujuan
dari survei magnetik pada daerah panas bumi adalah untuk melokalisir daerah
anomali magnetik rendah yang diduga berkaitan erat dengan manifestasi panas
bumi.
Magnetometer adalah adalah sebuah instrumen pengukuran yang digunakan
untuk dua tujuan umum - untuk mengukur magnetisasi bahan magnetik seperti
feromagnet, atau untuk mengukur kekuatan dan, dalam beberapa kasus, arah
medan magnet pada suatu titik dalam ruang angkasa (juga dikenal sebagai
Gaussmeter atau magnetometer survei). Magnetometer banyak digunakan untuk
berbagai penyelidikan, antara lain untuk penelitian bahan-bahan magnetik,
keamanan penerbangan (mendektesi barang bawaan), pemetaan medan magnet
bumi dan pengetesan kebocoran medan magnet dari suatu alat penghasil lainnya.
(Azwar, dkk. 1998).
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum GPS kali ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana mengolah data hasil pengukuran medan
magnetik.
1.4 Manfaat
Metode geomagnetik adalah salah satu metode geofisika yang didasarkan
pada pengukuran medan magnet. Pengukuran ini dapat dilakukan di permukaan
bumi, di kapal maupun di udara. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi
medan magnetik akibat variasi jenis batuan di bawah permukaan, garis lintang dan
bujur, sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan
gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode
magnetik mendasari survei geofisika dalam pencarian jebakan mineral dan
struktur bawah permukaan bumi secara signifikan
dalam hal ini pengaruh medan magnetik remanan diabaikan. Terlihat diatas bahwa
k merupakan parameter yang terpenting untuk memperoleh atau terjadi suatu
anomali magnetik. Dalam lapangan panasbumi kerentanan magnet sangat
tergantung kepada variasi batuan di lapangan yang telah terpengaruh oleh panas
yang terjadi di lapangan tersebut. Dalam survei magnetik di lapangan magnetik
minimal dua buah alat magnetometer. Alat pertama mengukur variasi harian yang
bertujuan untuk mengukur pengaruh medan magnet dari luar bumi, sedang alat
kedua digunakan untuk mengukur lintasanlintasan yang telah ditentukan. Selain
itu medan magnet utama bumi dihitung berdasarkan persamaan IGRF
(International Geomagnetic Reference Field). Dengan demikian anomali magnetik
yang diamati menurut Santoso, D (2002), ditulis dengan persamaan 4 ialah :
1.1 Hasil
Hasil dari praktikum metode gravitasi pengolahan data awal yaitu
waktu
Base Tigrf T secon Tobs ∆Tvh ∆T
Jam Menit
6 30 44658,9 44834,7 0 44239,92 44660 44065,22
6 33 44658,9 44834,4 240 44536,26 43460,05 43161,91
6 36 44658,1 44834,1 420 44410,96 42560,14 42137
6 39 44656,4 44834 600 44849,26 41660,29 41675,55
6 42 44656,4 44833,8 720 44649,06 41060,41 40875,67
6 45 44656,4 44833,7 840 44837,68 40460,56 40464,54
6 48 44656,1 44833,7 960 44930,58 44655,94 44752,82
6 51 44656,1 44833,5 1080 45101,3 44655,53 44923,33
6 54 44654,4 44833,6 1200 44832,64 44655,15 44654,19
6 57 44654,4 44833,6 1320 44583,52 44654,79 44404,71
7 0 44651,2 44833,9 1500 44471,42 44654,3 44291,82
7 3 44651,2 44834,1 1620 44526,14 44654 44346,04
7 6 44652,7 44834,6 1980 36502,42 44653,24 36321,06
7 9 44651,9 44834,4 2100 44612,86 44653,03 44431,49
7 12 44651,9 44834,5 2280 44736,24 44652,76 44554,5
7 15 44652 44834,8 2400 44699,16 44652,61 44516,97
7 24 44652 44834,8 2520 44575,26 44652,48 44392,94
7 27 44652 44834,7 2640 44390,48 44652,38 44208,16
4.2 Pembahasan
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran
adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik).
Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik
remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai
peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan
magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga
sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil
gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet
remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah
besar.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu hendaknya praktikan
mempelajari terlebih dahulu pengolahan dan koreksi – koreksi yang akan
digunakan. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam pengolahan data. Pengetahuan
tentang software Map source, Surfer dan excel lebih ditekankan.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, M., dkk, 1998, “Pengantar Dasar Ilmu Gunungapi”, Bandung: Penerbit
Nova
Dobrin, M.B. and Savit, C.H., 1988, “Introduction to Geophysical Prospecting”,
New York: McGraw-Hill Book Company
Endarto, D., 2005, “Pengantar Geologi Dasar”, Surakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS UPT Penerbitan dan Pencetakan
UNS (UNS Press)
Santoso, D., 2002, “Volkanologi dan Eksplorasi Geothermal”, Bandung: Institut
Teknologi Bandung
Saptadji, N. M., 2002, “Teknik Panasbumi”, Bandung: Institut Teknologi Bandung
Steiner, A., 1977, “The Wairakei Geothermal Area, North Island, New Zealand: Its
Subsurface Geology and Hydrothermal Rock Alteration”, New Zealand:
New Zealand Department of Scientific and Industrial Research
LAMPIRAN
Elevasi
Nama Posisi Waktu Pembacaan (nT) Waktu
No (m) Base
Titik
Bujur Lintang z Jam Menit 1 2 3 4 5 Jam Menit
-
1 NL1 113,3959 504,2082 6 30 44239,3 44220 44249,9 44316 44174,4 6 30 44658,9
7,99061
-
2 NL2 113,3958 509,5497 6 34 44544,2 44517,3 44525,4 44547,2 44547,2 6 33 44658,9
7,99033
-
3 NL3 113,3957 512,8817 6 37 44396,2 44401 44413,5 44428,1 44416 6 36 44658,1
7,98988
-
4 NL4 113,3958 507,5397 6 40 44856,9 44856,2 44832,9 44841,9 44858,4 6 39 44656,4
7,98941
-
5 NL5 113,3961 508,4081 6 42 44673,8 44682,7 44638,6 44616,5 44633,7 6 42 44656,4
7,98914
-
6 NL6 113,3966 507,7021 6 44 44874,2 44800,2 44771 44858,4 44884,6 6 45 44656,4
7,98898
-
7 NL7 113,3970 504,3293 6 46 44945,2 44889,6 44887,2 44956,1 44974,8 6 48 44656,1
7,98893
-
8 NL8 113,3975 508,1741 6 48 45132,9 45079,4 45050,7 45111,5 45132 6 51 44656,1
7,98881
-
9 NL9 113,3979 507,5514 6 50 44868,1 44821,2 44803,9 44817,9 44852,1 6 54 44654,4
7,98892
-
10 NL10 113,3983 509,3498 6 52 44572,3 44574,9 44597,4 44594,7 44578,3 6 57 44654,4
7,98919
-
11 NL11 113,3986 508,7140 6 55 44493 44477,1 44459,6 44457,5 44469,9 7 0 44651,2
7,98969
-
12 NL12 113,3984 509,8666 6 57 44509,4 44532,8 44540,3 44537,5 44510,7 7 3 44651,2
7,99008
-
13 NL13 113,3976 506,0000 7 3 4451,9 44527,9 44504,1 44518,3 44509,9 7 6 44652,7
7,99074
-
14 NL14 113,3981 504,1014 7 5 44613,3 44615,4 44604,6 44616,8 44614,2 7 9 44651,9
7,99044
-
15 NL15 113,3979 508,2678 7 8 44725,2 44740,3 44731,8 44734,4 44749,5 7 12 44651,9
7,99073
-
16 NL16 113,3972 506,3432 7 10 44707,4 44680,8 44671,9 44708,9 44726,8 7 15 44652
7,99110
-
17 NL17 113,3968 505,6695 7 12 44489,3 44512,4 44485,2 44468,6 44920,8 7 24 44652
7,99114
18 NL18 113,3964 - 507,0879 7 14 44372,2 44399,1 44412,4 44374,1 44394,6 7 27 44652
7,99098