BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertugas untuk menjaga
masyarakat untuk tetap sehat. Upaya ini dilakukan dengan memberikan kualitas
pelayanan yang baik, menyiapkan fasilitas yang memadai, baik alat kesehatan maupun
alat penunjang lainnya, sehingga kepuasaan pasien dalam pelayanan dapat tercapai.
Dalam konteks kekiniannya masyarakat sering kali mengeluh dengan pelayanan rumah
sakit yang kurang profesional, petugas yang tidak ramah, tidak sopan, kurang peduli
dan kasar, lingkungan rumah sakit kurang bersih, ketidaknyamanan saat pelayanan,
birokrasi yang berbelit-belit dan masih banyak keluhan masyarakat lainnya yang
cenderung memberikan nilai negatif terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit, dan
kondisi ini telah berlangsung menahun seakan birokrasi rumah sakit “menikmati” kondisi
ini. Di era otonomi daerah saat ini diharapkan semangat serta motivasi semua pihak
menjadi semakin baik, dalam hal ini pemerintah daerah sebagai pemilik rumah sakit,
manajemen rumah sakit, seluruh karyawan rumah sakit untuk berbenah diri dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari
sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh rumah sakit. Respon yang
ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan rumah
sakit dan langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut
dapat berupa penerapan standar pelayanan rumah sakit dengan prinsip
penatalaksanaan SME (Sesuai standar, Mudah dilaksanakan, Efisien dan efektif).
Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi saat ini sedang berupaya dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan. Untuk
mewujudkan hal tersebut, maka dokumen Standar Pelayanan Publik (SPP) perlu
disusun untuk kemudian diterapkan di lingkungan RSUD Kalabahi sebagai tolak ukur
kinerja sarana pelayanan kesehatan sehingga menghasilkan pelayanan yang akuntabel,
bisa dipertanggungjawabkan dan berkinerja tinggI.
Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Bab IV tentang Rumah Sakit, disebutkan
bahwa pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk dalam hal ini
menjamin pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bagi fakir miskin, atau orang tidak
mampu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan semakin kritisnya
masyarakat saat ini terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya dan semakin
ketatnya persaingan di era pasar bebas, menuntut banyak hal dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang harus dibenahi khususnya kualitas pelayanan. Upaya
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit merupakan hal yang sangat penting karena
rumah sakit memberikan pelayanan yang paling kritis dan berbahaya dalam sistem
pelayanan. Salah satu dimensi utama dari mutu pelayanan rumah sakit dibutuhkan
indikator yang dapat dijadikan pedoman bagi pengelola rumah sakit.
Mutu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh ada tidaknya kritikan dan keluhan dari
pasiennya, lembaga sosial atau swadaya masyarakat dan bahkan pemerintah
sekalipun. Mutu akan diwujudkan jika telah ada dan berakhirnya interaksi antara
penerima pelayanan dan pemberi pelayanan. Jika pemerintah yang menyampaikan
kritikan ini dapat berarti bahwa masyarakat mendapatkan legalitas bahwa memang
benar mutu pelayanan kesehatan harus diperbaiki. Mengukur mutu pelayanan dapat
dilakukan dengan melihat indikator-indikator mutu pelayanan rumah sakit yang ada di
beberapa kebijakan pemerintah, melalui indikator-indikator tersebut kita bisa melihat
standar pelayanan medik terhadap pasien di suatu rumah sakit.
Aspek mutu pelayanan medis dirumah sakit berkaitan erat dengan masalah
medikolegal. Dalam memberikan pelayanan medis yang berkualitas, para tenaga medis
diharapkan dapat : a) Memberikan pelayanan medik dengan standar yang tinggi; b)
Mempunyai sistem dan proses untuk melakukan monitoring dan meningkatkan
pelayanan; c) Konsultasi yang melibatkan pasien; d) Manajemen resiko klinis; e) Audit
medis; f) Riset dan efektivitas; g) Pengorganisasian dan manajemen staf medis; h)
Pendidikan, pelatihan dan pengembangan profesi berkelanjutan (Continuing
Professional Development/CPD); dan i) Memanfaatkan informasi tentang pengalaman,
proses dan outcome.
Secara efekif melaksanakan clinical governance yaitu: (a) Adanya komitmen untuk
mutu; (b) Meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan pasien secara berkesinambungan;
(c) Memberikan pelayanan dengan pendekatan yang berfokus pada pasien; dan (d)
Mencegah clinical medical error.
Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi merupakan bagian dari jajaran Pemerintah
Kabupaten Alor yang melaksanakan pelayanan publik. RSUD Kalabahi merupakan
satu-satunya rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Alor yang melaksanakan
pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat baik masyarakat umum, peserta
Jaminan Kesehatan Nasional/BPJS, dan Askes Komersial, berupaya untuk melakukan
pembenahan diri sesuai dengan tuntutan masyarakat Kabupaten Alor. Dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat, perlu adanya Standar
Pelayanan Rumah Sakit, yang berarti penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah
sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan baik rawat
inap maupun rawat jalan yang diselenggarakan oleh rumah sakit wajib berorientasi dan
berfokus pada mutu dan keselamatan pasien untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan.
B. Landasan Hukum
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar Pelayanan Publik Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi adalah:
1. Prinsip penyusunan standar Pelayanan;
2. Komponen standar pelayanan;
3. Langkah-langkah penyusunan standar pelayanan;
4. Pemantauan dan pengendalian kualitas pelayanan.
D. Pengertian
1. Maksud
H. Implikasi
Unit pelayanan di RSUD Kalabahi terdiri dari: Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik yang terdiri
dari Klinik Umum, Klinik Spesialis Anak, Klinik Spesialis Bedah, Klinik Spesialis Penyakit
Dalam, Klinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan (KIA/KB), serta Klinik Gigi dan Klinik
Laktasi dan Promosi Kesehatan. Selain itu terdapat Instalasi Gawat Darurat dengan Unit
Trauma dan Non Trauma, Instalasi Kamar Operasi dengan Unit Bedah Umum, Bedah
Obsteri dan Gynekologi. Disamping unit-unit tersebut terdapat unit penunjang diagnostik
dan penunjang pelayanan lainnya seperti: Unit Farmasi, Laboratorium, Unit Transfusi
Darah, Unit Radiologi, Unit Fisiotherapi, Unit Gizi, Unit Rekam Medis, Unit Sanitasi, Unit
Sentralisasi dan Laudry, Unit VCT dan Psikologi dan Unit Pemeliharaan
Sarana/Prasarana Rumah Sakit, Unit Pemulasaraan Jenazah. Instalasi Rawat Inap
terdiri dari Ruang Laki, Ruang Wanita, Ruang Anak, Ruang Nifas yang masing-masing
memiliki ruang perawatan kelas I, II dan Kelas III, serta Ruang VK/Kamar Bersalin, High
Care Unit (HCU) dan Ruang Perinatal dan Ruang VIP serta ruang VVIP, dengan
kapasitas tempat tidur seluruhnya sebanyak 124 tempat tidur, yang terdiri dari 95 tempat
tidur kelas perawatan dan 29 tempat tidur non kelas perawatan, yang dirinci sebagai
berikut:
a. Kelas III : 60 tempat tidur
b. Kelas II : 19 tempat tidur
c. Kelas I : 5 tempat tidur
d. VIP : 3 tempat tidur
e. VVIP : 5 tempat tidur dewasa dan 3 box bayi
f. HCU : 2 tempat tidur (Non Kelas Perawatan)
g. Perinatologi : 4 box bayi (Non Kelas Perawatan)
h. IGD : 10 tempat tidur trauma dan 8 tempat tidur non
trauma (Non Kelas Perawatan)
i. VK/ Kamar Bersalin : 5 tempat tidur (Non Kelas Perawatan)
a. Visi
Visi RSUD Kalabahi adalah: “Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah
Kalabahi yang unggul dalam kualitas pelayanan oleh tenaga professional
dengan mengutamakan keselamatan pasien, tahun 2019”.
b. Misi
Misi RSUD Kalabahi adalah:
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat;
2. Menyelenggarakan pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pasien
dengan selalu mengutamakan keselamatan pasien;
3. Membrikan pelayanan prima dengan memperhatikan kemudahan prosedur,
kejelasan, keterbukaan, efisien, ekonomis adil dan merata serta selalu
memperhatikan ketepatan dalam pelayanan kesehatan;
4. Meningkatkan kopentensi sumber daya manusia melalui pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan;
5. Meningkatkan kapasitas rumah sakit dengan pemenuhan sarana, prasarana
dan fasilitas pelayanan secara bertahap;
6. Meningkatkan motivasi dan kesejahteraan karyawan dengan mewujudkan
kemandirian pengelolaan keuangan serta transparan dan bertanggung jawab.
c. Motto
Pelayanan bermutu adalah komitmen kami.
C. Prosedur Pelayanan
1. Jenis Pelayanan:
1) Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit
2) Pelayanan rawat inap sesuai kelas perawatan di Rumah Sakit
3) Pelayanan obat-obatan dan alat/bahan medis habis pakai
4) Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya
2. Kasus kronis (perawatan berkelanjutan dalam waktu lama)
1) Diabetes Mellitus, Gagal Ginjal, Kanker, dll, surat rujukan berlaku selama 1
bulan.
2) Gangguan jiwa, kusta, kasus paru dengan komplikasi, surat rujukan dapat
berlaku selama 3 bulan.
3. Peserta yang berobat lintas daerah, verifikasi kepesertaan dilakukan oleh BPJS
dengan melihat pada kartu JKN.
4. Rujukan pasien antar RS termasuk rujukan RS antar daerah dilengkapi surat
rujukan dari rumah sakit asal pasien dengan membawa identitas
kepesertaannya untuk dapat dikeluarkan SKP oleh petugas BPJS.
5. Gawat darurat wajib ditangani langsung tanpa diperlukan surat rujukan.
Peserta diberi waktu 2 x 24 jam hari kerja untuk melengkapi identitasnya (kartu
peserta disertai KK dan KTP)
6. Kasus-kasus dengan diagnosa yang kompleks (severity level-3) harus
mendapatkan pengesahan dari Komite Medik atau Direktur Pelayanan atau
Supervisor yang ditunjuk/diberi tanggungjawab oleh RS.
7. Biaya transport rujukan:
1) pasien dari Puskesmas ke PPK lanjutan di Kabupaten/Kota setempat
menjadi tanggung jawab Puskesmas yang merujuk
2) pemulangan pasien dari RS serta rujukan dari Rumah Sakit ke Rumah
Sakit lainnya tidak ditanggung.
1. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
a. administrasi pelayanan; meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk
berobat, penerbitan surat eligilibitas peserta, termasuk pembuatan kartu pasien.
b. pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan
sub spesialis tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis;
c. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
d. pelayanan alat kesehatan;
e. pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis;
f. rehabilitasi medis;
g. pelayanan darah;
h. pelayanan kedokteran forensik klinik meliputi pembuatan visum et repertum atau
surat keterangan medik berdasarkan pemeriksaan forensik orang hidup dan
pemeriksaan psikiatri forensik; dan
i. pelayanan jenazah terbatas hanya bagi peserta meninggal dunia pasca rawat
inap di Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS tempat pasien
dirawat berupa pemulasaran jenazah dan tidak termasuk peti mati .
Pemeriksaan Identitas
A. Identitas peserta peserta dan surat rujukan
B. Surat Rujukan (tidak untuk
pasien IGD)
Peserta
Peserta Menunjukan BPJS ...
identitas peserta BPJS
Tujuan Peserta:
A. Poli Spesialis
B. IGD Penerbitan Surat
C. Kamar Bersalin
D. Rawat Inap
F. Waktu Pelayanan
jam.
G. Biaya/Tarif Pelayanan
Biaya/tarif pelayanan bagi pasien umum sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten
2) Standar respons petugas pelayanan dalam menerima telepon dari pengguna layanan
adalah : “Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi Kabupaten Alor, selamat pagi/siang,
pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap
Pengguna Layanan akan mendapatkan jawabab resmi atas keluhan yang diajukan
tersebut paling lambat dalam waktu 2 hari terhitung sejak keluhan di terima oleh
petugas. Jawaban akan disampaikan secara langsung melalui telepon atau surat
BAB III
JENIS PELAYANAN
Jenis pelayanan yang disediakan RSUD Kalabahi yang memiliki standar pelayanan yang
Meliputi :
Meliputi :
3. Pelayanan Laboratorium
Meliputi :
4. Pelayanan Farmasi
Meliputi :
5. Pelayanan Radiologi
Meliputi :
PENUTUP