Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN

Tindakan pertolongan medis sederhana yang dilakukan pada


penderita yang mengalami henti jantung sebelum diberikan tindakan
pertolongan medis lanjutan
TUJUAN
Memberikan bantuan sirkulasi dan pernapasan yang adekat sampai
keadaan henti jantung teratasi atau sampai penderita dinyatakan
meninggal.
KEBIJAKAN
1. Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009
2. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006
3. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008
PERSIAPAN ALAT DAN
BAHAN
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Trolly emergency yang berisi :
a. Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
b. Magil force
c. Endotrakheal tube berbagai ukuran
d. Gudel berbagai ukuran
e. Infus set/blood set
f. Papan resusitasi
g. Gunting verband
h. Ambubag lengkap
i. Semprit 10 cc – venocath no. 18
j. Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai
k. Set suction lengkap dan siap pakai
l. EKG record
m. EKG monitor bila memungkinkan
PROSEDUR
1. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Posisi pasien diatur terlentang di tempat datar dan alas keras
3. Baju bagian atas pasien dibuka
4. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
5. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama pasien
b. Menanyakan keadaannya
c. Menepuk bahu pasien/menekan bagian sternum pasien
6. Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift atau jaw
thrust dan bersihkan jalan nafas dari sumbatan
7. Menilai pernafasan dengan cara :
a. Melihat pergerakan dada/perut
b. Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
c. Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau
punggung tangan
8. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buatan
dengan ambubag sebanyak 2 kali dalam waktu 1 detik setiap
hembudan.
9. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba
arteri karotis, penilaian pulsasi dilakukan kurang dari 10 detik,
jika dalam 10 detik penolong belum bias meraba pulsasi arteri,
maka segera lakukan kompresi dada. Jika arteri carotis teraba
cukup berikan nafas buatan setiap 5-6 detik sekali
10. Pemeriksaan arteri besar pada bayi tidak dilakukan
pada arteri karotis, melainkan pada arteri brakialis atau arteri
femoralis. Sedangkan untuk anak berumur lebih dari satu
tahun dapat dilakukan mirip pada orang dewasa.
11. Jika arteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi
nafas buatan dan kompresi jantung luar dengan perbandingan
30: 2 untuk dewasa baik 1 atau 2 penolong dan untuk anak
dan bayi 30:2 bila 1 penolong, atau 15:2 bila 2 penolong.
12. Komponen yang perlu diperhatikan saat melakukan
kompresi dada:
a. frekuensi minimal 100 kali per menit
b. untuk dewasa kedalaman minimal 5 cm (2 inch)
c. pada bayi dan anak kedalaman minimal sepertiga
diameter dinding anteroposterior dada, atau 4 cm (1.5
inch) pada bayi dan sekitar 5 cm (2 inch) pada anak.
d. Berikan kesempatan untuk dada mengembang kembali
secara sempurna setelah setiap kompresi
e. Seminimal mungkin melakukan interupsi
f. Hindari pemberian nafas buatan berlebihan
13. kompresi dada pada anak umur 1-8 tahun:
a. letakkan tumit satu tangan pada setengan bawah sternum,
hindarkan jari-jari pada tulang iga anak
b. menekan sternum sekitar 5 cm dengan kecepatan
minimal100 kali per menit
c. setelah 30 kompresi, buka jalan nafas dan berikan 2 kali
napas buatan sampai dada terangkat (1 penolong)
d. kompresi dan napas bantuan dengan rasio 15:2 bila 2
penolong
14. kompresi pada bayi:
a. letakkan 2 jari satu tangan pada setengah bawah
sternum; lebar 1 jari diibawah garis intermamari
b. menekan sternum sekitar 4 cm kemudian angkat
tanpa melepas jari dari sternum dengan kecepatan
minimal 100 kali permenit
c. setelah 30 kompresi, buka jalan nafas dan berikan 2
kali napas buatan sampai dada terangkat (1 penolong)
d. kompresi dan napas bantuan dengan rasio 15:2 bila 2
penolong
15. evaluasi setiap 2 menit
16. RJP dilakukan sampai:
a. Timbul napas spontan
b. Diambil alih petugas lain
c. Asistol yang menetap atau tidak tedapat denyut nadi
yang menetap selama10 menit atau lebih
d. Penderita yang tidak respon setelah dilakukan bantuan
hidup jantung lanjut (ACLS) minimal 20 menit
UNIT TERKAIT UGD
REFERENSI
1. Standar pelayanan medis,2006.
1. Kedaruratan Medis, 2000
2. Bantuan hidup jantung dasar, PERKI 2014

Anda mungkin juga menyukai