Anda di halaman 1dari 14

Nur Afiqah binti Abdul Rahman

Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat korespondensi : Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510.

Email : nur.2013fk509@civitas.ac.id

Anatomi dan Mekanisme Kerja Otot Kaki

Pendahuluan

Walaupun kini adalah zaman yang sangat bergantung pada teknologi, namun olahraga
dan aktiviti luar juga masih sangat popular dikalangan anak-anak malah orang dewasa. Dalam
melakukan olahraga sehari-hari, kita haruslah berhati-hati dan berpada-pada. Jikalau olahraga
yang dijalankan tidak dikawal, ia boleh menyebabkan kaki terasa pegal dan kram.

Justeru, makalah ini akan menjelaskan tentang anatomi dari segi makroskopik dan juga
mikroskopik bagi bagian kaki, yaitu tungkai bawah dan juga bagian pedis. Yang akan dijelaskan
hanya bagian otot karena hanya otot kaki yang mengakibatkan rasa pegal selepas berlari.

Seterusnya, mekanisme kontraksi otot juga akan diterangkan untuk memberi gambaran
yang lebih jelas tentang proses kontraksi otot dan komponen- komponen yang terlibat dalam
proses ini. Untuk otot-otot badan kita berkontraksi dan berfungsi, ia harus menggunakan energi.
Metabolisme otot dan sumber energi untuk kontraksi otot adalah elemen yang sangat penting
dalam kerja otot.
Isi Perbahasan

1. Struktur Otot Kaki

Struktur otot kaki dapat dibagikan kepada dua bagian yaitu secara makroskopik dan juga
mikroskopik. Struktur makroskopiknya adalah secara anatominya manakala mikroskopik adalah
dari sudut histologinya.

1.1 Struktur makroskopik


Dari sudut anatomi, secara garis besarnya, otot tungkai bawah dibagikan kepada musculi
flexor, musculi extensor dan musculi petronaei. Musculi flexor pula dibagi atas lapisan dangkal
yang terdiri dari musculus gastrocnemius, musculus soleus dan musculus plantaris; serta lapisan
dalam yang terdiri dari musculus popliteus, musculus flexor digitorum longus, musculus tibialis
posterior dan musculus flexor hallucis longus. Manakala musculi extensor dibagi kepada
musculus tibialis anterior, musculus extensor digitorium longus, musculus peroneus tertius dan
musculus extensor hallucis longus. Musculi peronaei pula dibagi atas musculus peroneus longus
dan musculus peroneus brevis.1,2
Kelompok anterior di tungkai bawah adalah musculus tibialis anterior, musculus extensor
hallucis longus dan musculus extensor digitorum longus yang keluar dari tibia, fibula dan
ligamentum interossea di antara kedua tulang, berjalan ke bawah sepanjang tungkai, menjadi
tendon (yang diperkuat pada pergelangan kaki oleh pita fascia) dan berinsersi melalui tendon
tersebut pada os tarsus dan phalanges. Kerja utamanya adalah dorsifleksi kaki dan jari kaki.
Pada kelompok posterior pula ialah musculus gastrocnemius, musculus soleus, musculus
flexor digitorum longus dan musculus tibialis posterior membentuk betis. Musculus
gastrocnemius keluar sebagai dua tendon, satu dari tiap condylus femoris. Ketika serat berjalan
ke bawah mereka bergabung dengan serat musculus soleus dan kedua otot berjalan sebagai tendo
Achilles, yang berinsersi pada bagian belakang calcaneus. Tendon-tendon dari otot lain berjalan
di belakang malleolus medialis memasuki telapak kaki dan berinsersi pada os tarsus dan pada
jari-jari. Musculus gastrocnemius dan musculus soleus adalah fleksor plantar yang kuat,
membantu mempertahankan keseimbangan, dan merupakan kekuatan utama saat berjalan, berlari
dan melompat. Musculus gastrocnemius juga fleksor dan penstabil lutut.
Pada kelompok peroneal pula dibagi atas musculus peroneus longus dan musculus
peroneus brevis yang keluar dari fibula, berjalan ke bawah pada sisi lateral tungkai, dan berjalan
di belakang malleolus external untuk berinsersi pada ossa tarsalia dan metatarsalia. Kerja
external untuk berinsersi pada ossa tarsalia dan metatarsalia. Kerja otot-otot ini adalah eversi
kaki dan membantu plantar fleksi.1,3

Gambar 1: Pandangan Anatomi secara Anterior dan Lateral3

Gambar 2: Pandangan Anatomi secara Posterior dan Medial


Gambar 3 : Lapisan luar plantar pedis5

Secara garis besarnya otot kaki terdiri daripada otot dorsum pedis dan plantar pedis. Dorsum
pedis itu bermaksud belakang atau berada pada kedudukan tumit. Manakala planta pedis adalah
tapak kaki. Otot-otot dorsum pedis pula terdiri atas musculus extensor digitorium brevis dan
musculus extensor hallucis brevis. M. extensor digitorium brevis menempel pada permukaaan
kasar pada superolateral calcanei. Otot ini menuju ke bahagian depan tengah (anteromedially)
kaki, dan insertionya adalah pada jari 1 hingga jari ke 4. Namun, otot pada jari 1 diberi gelaran
yang lain, yaitu m. extensor hallucis brevis.

Sementara pada planta pedis, ia dibagikan kepada beberapa bagian, mengikut lapisan. Pada
planta pedis terdapat empat lapisan, dari superficial kepada internal. Lapisan pertama
mempunyai 3 komponen. Dari medial ke lateral, otot-ototnya adalah abductor hallucis, flexor
digitorium brevis dan abductor digiti minimi. Origo m. abductor hallucis adalah pada processus
medialis tuberalis calcanei dan insertio adalah pada os sesamoideum mediale dan basis phalanx
pertama jari kaki 1. M. flexor digitorium brevis berada superior dari plantar aponeurosis dan
inferior dari tendon flexor digitorium longus pada tapak kaki. Origonya adalah pada permukaan
inferior corporis calcanei dan aponeurosis plantaris. Insertionya adalah phalanx tengah jari kaki
II hingga V yang membenarkan gerakan flexi secara lateral kepada empat jari kaki tersebut pada
sendi proximal interphalangeal. M. abductor digiti minimi adalah pada bagian lateral kaki.
Origonya adalah luas yaitu pada permukaan inferior tuberis calcanei dan aponerosis plantaris. Ia
membentuk tendon yang menuju pada tuberositas ossis metatarsalis V dan basis phalanx pertama
jari kaki V.

Gambar 4 : Lapisan kedua planta pedis5

Lapisan kedua mempunyai dua komponen yang terdiri daripada m. quadratus plantae dan m.
lumbricales. M. quadratus plantae adalah otot yang berbentuk segi empat dan mempunyai dua
cabang origo yaitu permukaan processus lateralis tuberalis calcanei dan medialis calcanei.
Manakala insertionya adalah pada pinggir lateralis tendo m. flexor digitorium longus. M.
lumbricales adalah empat otot yang origonya adalah dari tendon m. flexor digitorium longus.
Tapi dibedanya lagi, yaitu untuk jari kaki II, originya adalah pada sisi medial m. flexor
digitorium longus dan untuk jari kaki III hingga V, adalah pada sisi medial m. flexor digitorium
longus dan sisi lateral tendo yang berdekatan. Insertinya adalah pada aponeurosis dorsalis jari
kaki II hingga V.

Lapisan ketiga mempunyai tiga komponen otot yaitu flexor hallucis brevis, adductor hallucis
dan flexor digiti minimi brevis. M. flexor hallucis brevis mempunyai origo dua kepala tendo.
Origonya adalah ossa cuneifome I, II dan III, os navicularis dan ligament calcaneocuboideum
plantare. Kepala bagian lateral bermula dari permukaan plantar cuboideum, dan bersebelahan
pada permukaan lateral cuneiform. Manakala kepala bagian medial bermula dari tendo tibialis
posterior. Insertionya adalah pada os sesamoideum mediale dan os sesamoideum laterale.
Seterusnya, m. adductor hallucis. Otot ini mempunyai dua kepala yaitu kepala transversal dan
juga kepala oblique, yang dicantumkan di basis phalanx pertama jari kaki I. Origonya adalah dari
processus medialis tuberalis calcanei dan tuberositas ossis navicularis. Manakala insertionya
adalah pada os sesamoideum dan basis phalanx pertama jari kaki I. M. flexor digiti minimi
brevis bermula dari basis ossis metatarsalis V dan ligamentum plantare longum manakala
insertionya adalah pada basis phalanx pertama jari kaki V.

Lapisan ke empat yaitu lapisan paling dalam mempunyai dua otot yaitu interossei dorsalis
dan juga plantares. Keempat interossei dorsalis adalah otot yang terletak paling superior dalam
tapaka kaki dan melakukan gerakan abduksi jari kedua dan keempat. Otot ini bermula dari sisi-
sisi yang berhadapan pada ossa metatarsalia I-IV. Manakala insertionya untuk jari pertama ia
adalah pada sisi medial basis phalanx pertama jari kaki II dan jari yang lainnya adalah pada sisi
lateral basis phalanx pertama jari kaki II-V. M. plantar interossei adduksi jari ke III-V melalui
jari kedua. Origonya adalah dari sisi medial ossa metatarsalia III-V manakala insertionya adalah
aponeurosis dorsalis jari kaki III-V dan sisi medial basis phalanx pertama jari kaki III-V. 1-4

1.2 Struktur mikroskopik

Otot rangka adalah jenis jaringan otot lurik. Jaringan ini berada di bawah sistem saraf somatik,
dan karena itu dikendalikan oleh tindakan sadar. Mereka juga disebut otot lurik, otot somatik dan
otot sadar. Otot-otot rangka yang dibuat dari serat otot yang dibentuk oleh fusi myoblast.
Miofibril yang terdiri daripada miosin, aktin yang tersusun rapi membentuk otot-otot dan
memberikan penampilan lurik. Serat otot berjalan sepanjang jalan dari titik asal ke titik
penyisipan otot rangka terikat bersama oleh jaringan ikat. Melalui jaringan ikat, pembuluh darah
dan saraf melewatinya. Serat-serat otot mengandung mioglobin, miofibril, organel yaitu
glikogen, mitokondria, retikulum endoplasma halus (SER) dan banyak inti. 1
Gambar 5 : Struktur mikroskopik otot rangka6

Di antara serat-serat otot terdapat sedikit jaringan ikat jarang yang membungkus setiap
serat yaitu endomisium. Sekelompok serat otot membentuk berkas disebut fasikulus. Setiap
fasikulus dibungkus jaringan ikat jarang disebut perimesium. Endomisium menyatu dengan
perimesium. Semua berkas serat otot kemudian berkelompok membentuk berkas yang lebih
besar disebut muskulus atau otot dan dibungkus oleh jaringan ikat padat kolagen yang disebut
epimisium. Sarkomer adalah unit struktural dasar dari otot lurik. Tiap miofibril lurik terdiri atas
sejumlah sarkomer. Otot skelet mengandung sejumlah kapilar kontinyu yang mengalirkan darah
secara berlebih. Selain itu, otot skelet sering berakhir pada tendo, yang menghubungkannya
dengan tulang.7

Komposisi miofibril otot secara keseluruhan bervariasi. Reaksi histokimia untuk enzim
mitokondria memperlihatkan tiga jenis serat dasar yaitu merah, putih dan campuran. Perbedaan
warna fibril sebahagian kerana perbedaan dalam jumlah mitokondria dan banyaknya sitokrom
pigmen pigmen mitokondria terdapat dalam setiap jenis.

Serat merah mempunyai sejumlah mitokondria dengan krista yang tersusun padat. Serat
ini berkontraksi relatif lambat dan mendapat hubungan neuromuskular yang mempunyai sedikit
lipatan dan vesikel sinaptik. Serat putih mempunyai mitokondria lebih sedikit daripada serat
merah dan mitokondria mempunyai sedikit krista. Serat ini berkontraksi dengan cepat dan
dihubungkan ke taut neuromuskular dengan lipatan terurai dan sejumlah vesilek sinaptik. Serat
campuran sesuai dengan namanya antara serat merah dan serat putih dalam jumlah mitokondria
dan krista mitokondria yang dikandungnya dan dalam struktur halus taut neuromuskular.

1.3 Struktur Sarkomer

Garis-garis melintang yang khas dari otot skeletal disebabkan kerana perbedaan indeks
bias dari berbagai bagian serat otot. Bagian-bagian dari garis-garis melintang dikenali dengan
huruf. Pita I yang terang dibagi boleh sebuah garis gelap Z, dan pita A yang gelap mempunyai
daerah H yang lebih terang pada tengahnya. Tampak pula garis M yang letak transversal pada
tengahnya jalur. Garis M ini ditambah daerah sempit yang terang pada kedua tepinya kadang-
kadang dinamakan daerah pseudo-H. Daerah setengah pita I ditambah pita A dan ditambah lagi
setengah daerah pita I yang berdekatan dinamakan satu sarkomer.

Gambar 6 : Struktur sarkomer6

Filamen tebal merupakan barisan yang membentuk pita A, sedangkan susunan filamen
tipis membentuk pita I yang kurang padat. Daerah H yang lebih terang pada pusat pita A
merupakan daerah dimana, bila otot relaksasi, filamen tipis tidak menutupi filamen tebal. Garis Z
memotong fibril-fibril dan berhubungan dengan filamen tipis. Bila potongan melintang melalui
pita A diperiksa di bawah mikroskop elektron, masing-masing filamen tebal ditemukan
dikelilingi oleh 6 filamen tipis dalam bentuk heksagonal yang teratur.

Filament tipis terbentuk dari 2 rantai unit globuler yang membentuk pilinan rangkap yang
panjang. Molekul tropomiosin adalah filament panjang. Molekul tropomiosin adalah filamen
panjang yang terletak pada alur antara 2 rantai aktin. Tiap filament halus mengandungi 300-400
molekul aktin dan 40-60 molekul tropomiosin. Molekul troponin merupakan unit globuler kecil
yang terletak berselang-selang sepanjang molekul tropomiosin yang panjang. Troponin C dapat
mengikat Ca secara reversibel, Troponin I pula menghambat interaksi F-aktin dengan miosin
melalui kerja tropomiosin manakala Troponin T dapat berinteraksi dengan tropomiosin.

2. Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot

Proses atau mekanisme kontraksi dan relaksasi otot dapat dilihat dari sudut biokimiawinya.
Mekanisme otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relative dari
filamen-filamen aktin dan myosin yang menyebabkan myosin bergerak sebagai penggerak
pergeseran filamen. Apabila otot berkontraksi, panjang filamen tebal atau filament tipis tidak
mengalami perubahan tetapi daerah H dan pita I memendek. Selama kontraksi otot, setiap
sarkomer memendek, menyebabkan garis Z menutup bersama. Tidak ada perubahan pada ukuran
daerah A tetapi daerah I dan zona H hampir tidak terlihat . Filamen aktin akan berpindah menuju
ke daerah A dan zona H karena filament aktin dan myosin yang bergeser antara satu sama lain.
Kontraksi berlangsung oleh interaksi pada pengikatan dan pelepasan bagian kepala globuler
miosin dan filamen F-aktin untuk membentuk komplek aktin-miosin. Interaksi tersebut perlu
energi, secara tidak langsung dari hidrolisis7
Gambar 7 : Mekanisme kontraksi otot8

Proses kontraksi dan relaksasi mempunyai beberapa tahapan. Pada mulanya, kontraksi
otot boleh terjadi akibat impuls syaraf. Apabila potensial aksi disampaikan oleh neuron motorik
ke serabut otot rangka, neuron melepaskan asetilkolin/ACh (neurotransmiter saraf untuk neuron
motorik) ke dalam taut neuromuskular. Asetilkolin berdifusi ke daerah khusus di sel otot yang
disebut end plate. End plate sel otot dipusatkan pada reseptor untuk asetilkolin. Potensial aksi
yang terhasil melalui tubule T dan merangsang pelepasan Ca2+ dari reticulum endoplasma.
Pelepasan ion kalsium dari reticulum sarkoplasmik meningkatkan konsentrasi kalsium di sitosol
kira 10-7 menjadi 10-5 M.

Pasca pelepasan kalsium ion dari reticulum sarkoplasma, tempat pengikatan Ca2+ pada
TpC dalam filamen tipis dengan cepat diduduki oleh Ca2+. Kompleks TpC- 4 Ca2+ berinteraksi
dengan TpI dan TpT untuk mengubah interaksinya dengan tropomyosin ini. Jadi, tropomyosin
ini hanya keluar dari jalannya atau mengubah bentuk F aktin sehingga kepala myosin ADP-Pi
dapat berinteraksi dengan F aktin untuk mengawali siklus kontraksi. Kepala myosin
menghidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi. Pabila kompleks troponin-tropomyosin berikatan
dengan ion kalsium, active sites pada filament aktin terdedah dan seterusnya kepala myosin akan
berikatan pada kompleks itu. Ikatan pada kompleks tersebut akan menyebabkan perubahan pada
kepala myosin dan akan menyebabkan ia membengkok ke depan. Ini akan menyebabkan
terjadinya power-stroke yang seterusnya akan menarik filament aktin ke arah tengah sarkomer.
Pabila kepala cross-bridge tersebut bergeser, ia akan melepaskan ADP dan Pi dari kepala
kompleks tersebut. Pada daerah yang sama, ATP akan terikat dan ini akan menyebabkan kepala
myosin terlepas daripada aktin. Seterusnya silklus yang sama akan terulang apabila ATP pada
kepala myosin terhidrolisis lagi.7-9

Proses relaksasi pula akan terjadi kalau konsentrasi Ca2+ menurun hingga di bawah 10-7
mol/L. Retikulum sarkoplasma bertindak sebagai tempat penyimpanan Ca2+ . Jumlah ia menurun
sebagai akibat dari pelepasannya kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh Ca2+ ATPase
dan apabila TpC-4 Ca2+ kehilangan Ca2+. Ini akan menghambat kepala myosin untuk berikatan
pada aktin. Justeru, proses relaksasi berlaku.

3. Metabolisme otot

Sumber energy yang diperlukan untuk kontraksi otot adalah adenine triphosphate (ATP). Ikatan
yang berikatan pada dua fosfat radikal yang terakhir, mempunyai symbol ~, yaitu high-energy
phosphate bonds. Di awal siklus kontraksi, ATP berikatan dengan kepala miosin di sisi ATPase
(enzim yamg menghidrolisis).ATPase memecah ATP menjadi ADP (ATP ADP+ P+ Energi).
Energi inilah yang digunakan untuk mengaktivasi kepala miosin, sehingga bisa mengikat
aktin.Keadaan ini akan bertahan sampai sebuah ATP melekat dan melemahkan ikatan aktin-
miosin. Kepala myosin lepas dan siap melekat dengan aktin baru.Siklus ini berulang selama
masih ada rangsangan syaraf dan jumlah kalsium mencukupi. Apabila tidak cukup, maka ATP
harus dibentuk kembali oleh sumber lain. Jumlah ATP yang hadir dalam otot walaupun pada atlit
yang terlatih, hanya mencukupi untuk bertahan selama 3 detik, mungkin mencukupi untuk satu
setengah dari 50 meter larian pecut. Jadi, kecuali beberapa saat dalam satu masa, adalah sangat
penting untuk ATP yang baru untuk dihasilkan supaya sumber energi akan boleh didapati
berterusan. 10

Terdapat tiga sistem yang boleh dijalankan untuk menghasilkan ATP bagi menjamin
kelangsungan energi pada tubuh badan kita. Yang pertama adalah phosphocreatine-creatine
system. Creatine phosphate ini adalah senyawa kimia yang juga mempunyai high-energy
phosphate bond. Ia akan dipecahkan menjadi creatine dan ion fosfat, yang akan membebaskan
sejumlah energy yang banyak. Malah, ia dapat menghasilkan lebih energy daripada ATP, yaitu
10300 kalori per mole berbanding dengan 7300 kalori ATP. Oleh karena itu, creatine phosphate
boleh menjadi alternatif lain untuk penghasilan energi.

Seterusnya glycogen-Lactic acid system. Fase permulaan sistem ini adalah proses glikolisis.
Glikolisis berasal dari dua kata, yaitu glukosa (gliko-) yang berarti gula, dan lisis yang berarti
pemecahan. Reaksi ini tidak menggunakan oksigen, justeru digelar respiarasi anaerob. Jadi,
glikolisis merupakan serangkaian reaksi pemecahan glukosa menjadi senyawa produk glikolisis
yang disebut asam piruvat. Reaksi pemecahan glukosa tersebut terjadi di sitoplasma. Gula
merupakan senyawa berkarbon 6, sedangkan asam piruvat merupakan senyawa berkarbon 3.
Asam piruvat yang dihasilkan dari pemecahan satu molekul glukosa adalah 2 molekul asam
piruvat. Energy dihasilkan membentuk empat molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang
asli. Selepas itu, asam piruvat akan memasuki mitokondria dan bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkan lebih banyak ATP.

Sistem yang terakhir adalah aerobic system. Sistem ini adalah proses oksidasi bahan makanan
dalam mitokondria untuk membekalkan energi. Glukosa, asam lemak dan asam amino daripada
makanan selepas beberapa proses, akan bergabung dengan oksigen untuk menghasilkan energy
yang sangat banyak yang digunakan untuk menukarkan AMP dan ADP kepada ATP. 9-10
Pembahasan

Skenario 9

Setelah berlari mengelilingi lapangan basket sebanyak lima kali putaran, seorang anak kelas 4
SD merasakan pegal pada kakinya dan diminta oleh guru olahraganya untuk mengambil nafas
panjang dan duduk beristirahat.

Daripada skenario 9, anak tersebut merasakan pegal ada kakinya. Larian lapangan basket
yang dilakukan olehnya itu boleh dikategorikan sebagai olahraga berat. Pegal sering terjadi
pabila kita melakukan aktivitas yang berat dan aktif. Aktivitas yang berterusan akan
menyebabkan badan kita kekurangan bekalan oksigen dan akan menghalang metabolisme
glukosa untuk terjadi. Asam piruvat akan ditukarkan kepada asam laktat dan akan terkumpul di
dalam otot. Apabila asam laktat terkumpul, pH akan menurun dan akan menghambat enzim yang
terlibat di dalam reaksi glikolisis. Seterusnya, ia akan menyebabkan ATP tidak dapat diproduksi
untuk proses kontraksi otot dan inilah yang menyebabkan rasa pegal pada bagian kaki.

Oleh karena itu guru anak tersebut memintanya untuk istirahat dan mengambil nafas
panjang. Ia adalah karena mau menggantikan hutang oksigen yang dialami oleh otot kaki anak
tersebut. Asam laktat perlu ditukarkan kembali kepada asam piruvat melalui proses oksidasi,
supaya lebih ATP dapat dihasilkan untuk kontraksi otot.

Penutup

Otot tungkai bawah dari sudut anatomi makroskopik dibagikan kepada musculi flexor, musculi
extensor dan musculi petronaei. Otot kaki pula dibagikan kepada dorsal dan planta pedis. Secara
mikroskopiknya, otot mempunyai susun atur filament tipis dan tebal yang jelas. Apabila otot
berkontraksi, akan berlaku pergeseran antara dua filament ini yang memerlukan ATP. Apabila
terjadi kontraksi yang berlebihan, maka rasa pegal akan dirasai dan mungkin akan menyebabkan
kram. Justeru, untuk mengatasi rasa pegal tersebut, individu harus istirahat dan mengambil nafas
untuk menggantikan hutang oksigen dalam sel otot untuk membantu kontraksi.
Daftar pustaka

1. dr K. Kindangen, dr. Darminto S, dr. Handy W, dr. Indriani KS, dr. Mirza IS, dr. Winarsi
et al. Muskuloskeletal 1. 2013
2. Drake RL, Vogl AW, Mitchell ADM. Lower limb : In : Grays Anatomy For Students. 2 nd
ed. Canada : Churchill Livingstone Elsevier, 2010 : 595-622
3. Intrinsic foot. [internet].[cited on 2014 March 23]. Available from :
http://clubs.maryville.edu/myu/Bio301Summer/301on4.html
4. Yokochi C, Rohen JW. Study of the Human Body. 6th ed. 2007: 461-465
5. Struktur otot rangka. Dede. [internet].updated on 2013 November 15 ; cited on 2014
March 23]. Available from : http://sinaubiologi.com/aktivitas/sistem-gerak-
manusia/materi-sistem-gerak-manusia/struktur-otot-rangkaotot-lurik.html
6. Anatomy and Physiology. [internet].[cited on 2014 March 23]. Available at :
http://www.anatomie-physiologie.de/ana_site/organe-muskeln.htm
7. Ann Fullick. Run for your life. In : A-Level Biology. United Kingdom : Pearson’s
Company, 2010 : 136-157
8. Hall JE, Guyton CG. Membrane physiology, nerve, and muscle. In : Guyton and Hall
Textbook of Medical Physiology. 12th ed. Canada : Saunders Elsevier, 2011 : 45-94
9. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 13th ed. John Wiley &
Sons. 2011
10. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harper’s Illustrated Biochemistry. 27th ed. Mc
Graw Hill, 2006

Anda mungkin juga menyukai