Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320141841

EFEK ANTIKOLESTEROL EKSTRAK ETANOL DAUN CERME (Phyllanthus acidus


(L.) Skeels) PADA TIKUS WISTAR BETINA

Article · December 2013


DOI: 10.26874/kjif.v1i1.1-7

CITATIONS READS

0 197

5 authors, including:

Afifah Bambang Sutjiatmo Elin Yulinah Sukandar


Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung Institute of Technology
13 PUBLICATIONS   8 CITATIONS    116 PUBLICATIONS   440 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Suci NAR Vikasari


Universitas Jenderal Achmad Yani
12 PUBLICATIONS   8 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

The effect of Laetiporus sp. (Bull. Ex Fr.) Bond. et Sing. (Polyporaceae) extract on Total Blood Cholesterol Level View project

dissertation View project

All content following this page was uploaded by Suci NAR Vikasari on 21 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KARTIKA JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2013, 1 (1), 1-7 1
ISSN 2354-6565

EFEK ANTIKOLESTEROL EKSTRAK ETANOL DAUN CERME


(Phyllanthus acidus (L.) Skeels) PADA TIKUS WISTAR BETINA

Afifah B. Sutjiatmo1,2*, Elin Yulinah Sukandar3, Ririn Sinaga1, Redya Hernawati1,


Suci Nar Vikasari1,2
1
Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani
2
Pusat Ilmu Hayati, Institut Teknologi Bandung
3
Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung
fifahbs@yahoo.com

ABSTRAK

Cerme (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) merupakan salah satu tumbuhan yang oleh sebagian
masyarakat Indonesia digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, dan
kadar kolesterol tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antikolesterol ekstrak
etanol daun cerme pada tikus Wistar betina, dan menguji salah satu mekanisme kerjanya
melalui uji efek penghambatan penyerapan kolesterol di saluran cerna. Ekstrak etanol dibuat
dengan menggunakan seperangkat alat Soxhlet. Induksi kolesterol pada hewan uji dilakukan
dengan pemberian kolesterol murni 400 mg/kg bb per oral dan 0,01% propiltiourasil dalam air
minum ad libitum. Ekstrak etanol daun cerme diberikan pada dosis 22,5 dan 45 mg/kg bb, dan
sebagai pembanding digunakan ezetimibe 0,9 mg/kg bb. Parameter yang diukur adalah bobot
badan, kadar kolesterol dalam serum dan kadar kolesterol dalam feses. Hasil pengujian
dianalisis statistik menggunakan Uji-t. Hasil uji persen relatif kadar kolesterol dalam serum
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun cerme dosis 22,5 da n 45 mg/kg bb mampu
menghambat pembentukkan kolesterol jika dibandingkan terhadap kontrol pada hari ke-14,
dimana efek penghambatan pembentukkan kolesterol terbaik ditunjukkan oleh ekstrak etanol
dosis 45 mg/kg bb. Hasil uji persen relatif kadar kolesterol dalam feses menunjukkan bahwa
ekstrak etanol daun cerme dosis 22,5 dan 45 mg/kg bb memiliki efek penghambatan penyerapan
kolesterol jika dibandingkan terhadap kontrol mulai hari ke 3 sampai hari ke 14. Hasil pengujian
bobot badan hewan yang diberi sediaan uji ekstrak etanol cerme dan pembanding ezetimibe
tidak menunjukkan peningkatan mulai hari ke 3 sampai hari ke 14. Berdasarkan hasil pengujian,
dapat disimpulkan bahwa efek antikolesterol dari ekstrak etanol daun cerme berkaitan dengan
kemampuannya menghambat penyerapan kolesterol di saluran cerna.

Kata kunci : Cerme, Phyllanthus acidus, antikolesterol, penghambatan penyerapan, ezetimibe,


propiltiourasil, ekstrak etanol.

ABSTRACT

Cerme (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) is one of the herbs in Indonesia used to treat high blood
pressure, diabetes mellitus, and high cholesterol levels. The aim of this study is to determine the
anti-cholesterol effect of ethanol extracts of Cerme leaves on female Wistar rats, and to test one
of the mechanism of action as anti-cholesterol through inhibition of cholesterol absorption in the
gastrointestinal tract. Ethanol extract was made by using Soxhlet. Induction of cholesterol in
animal conducted by administering pure cholesterol 400 mg/kg bw per oral and propiltiourasil
0.01 % in drinking water ad libitum. Ethanol extract of Cerme leaves was given at doses of 22.5
and 45 mg/kg bw, and as a comparison was ezetimibe 0.9 mg/kg bw. The measured parameters
were body weight, levels of cholesterol in the feces and blood. The test results were analyzed
statistically using t-test. Test results showed that percent
relative of serum cholesterol levels of
*Penulis korespondensi, Hp. 0811238672
e-mail: fifahbs@yahoo.com

Afifah B. Sutjiatmo dkk.


2 Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, Des 2013, 1 (1), 1-7

ethanol extract of Cerme leaves at doses of 22.5 and 45 mg/kg bw showed an inhibitory effect
on the formation of cholesterol control on day 14. Measurement of percent relative of fecal
cholesterol levels showed that ethanol extract of Cerme leaves doses of 22.5 and 45 mg/kg bw
have an effect to inhibit cholesterol absorption compared to controls group since day 3 to day
14. Body weight measurement showed that the ethanol extract of Cerme leaves, also ezetimibe
did not increase since day 3 to day 14. It can be concluded that the anti-cholesterol effects of the
ethanol extract of Cerme leaves related to its ability to inhibit the absorption of cholesterol in
the gastrointestinal tract.

Keywords : Cerme, Phyllanthus acidus, anti-cholesterol, absorption inhibition, ezetimibe,


propiltiourasil, ethanol extract

PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


Cerme [(Phyllanthus acidus L.) Skeels] dan menguji salah satu mekanisme kerja
merupakan tanaman yang digunakan oleh ek s t r a k et a n o l da u n c er m e s eb a ga i
sebagian masyarakat Indonesia sebagai obat antikolesterol melalui uji efek penghambatan
tradisional untuk mengobati beberapa penyerapan kolesterol di saluran cerna.
penyakit, misalnya sariawan, hiperkolesterol,
asma, laksan, dan hipertensi. Bagian tanaman BAHAN DAN HEWAN UJI
cer me ya n g digu na ka n s eb a ga i obat Bahan. Daun cerme dikumpulkan dari
tradisional beraneka ragam, mulai dari daun, Kab. Sumedang, Jawa Barat. Determinasi
buah ataupun akarnya. tanaman Phyllantus acidus (L.) Skeels,
Beberapa pengujian efek farmakologi dilakukan di Sekolah Ilmu dan Teknologi
ekstrak daun cerme dilakukan, antara lain Hayati ITB. Daun cerme dibersihkan dari
efek hepatoprotektor, efek hipertensi, dan pengotor, kemudian dikering anginkan dan
efek antikolesterol. Efek hepatoprotektor dibuat menjadi serbuk. Serbuk simplisia ini
ekstrak air dan ekstrak etanol daun cerme yang selanjutnya diekstraksi dengan air
telah dilakukan oleh Jain and Singhai (2011) destilasi.
pa da tikus W istar ya ng diindu ks i Hewan uji. Hewan percobaan yang
asetaminofen dan thioasetamid, hasil digunakan adalah tikus Wistar betina dengan
menunjukkan bahwa ekstrak air daun cerme bobot 160-210 gram dengan umur rata-rata 3
dosis 200 dan 400 mg/kg bb mempunyai efek bulan yang diperoleh dari Pusat Ilmu Hayati
hepat opr ot ekt or ya ng leb ih baik jika Institut Teknologi Bandung.
dibandingkan ekstrak etanol (Jain dan
Singhai, 2011). METODE
Hasil penelitian Afifah dkk (2010) Pembuatan Ekstrak Etanol Daun
mengenai uji antihiperkolesterol ekstrak air Cerme (Phyllanthus acidus L. Skeels).
daun cerme [Phyllanthus acidus (L.) Skeels] Simplisia diekstraksi menggunakan etanol
pada tikus Wistar jantan dengan metode 96% dengan seperangkat alat Soxhlet.
proteksi dan metode kuratif, menunjukkan Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan
bahwa terjadi penghambatan kadar kolesterol rotary eveporator, diuapkan di atas penangas
darah tikus oleh ekstrak air daun cerme dosis air dan dikeringkan pada oven bersuhu 60oC.
45 mg/kg bb pada hari ke-21 berbeda Rendemen ekstrak etanol daun cerme yang
ber ma kna jika dibandingka n kontr ol dihasilkan sebesar 8,98%
(p<0,05), sedangkan ekstrak air daun cerme Pengujian Efek Antikolesterol Ekstrak
dosis 90 mg/kg bb memberikan hasil berbeda Etanol Daun Cerme (Phyllanthus acidus L.
bermakna pada heri ke-7 (p<0,05). (Afifah Skeels). Efek antikolesterol ekstrak etanol
dkk, 2007) daun cerme (Phyllanthus acidus L. Skeels)
Hasil uji keamanan penggunaan ekstrak diuji dengan metode penghambatan. Induktor
etanol daun cerme melalui uji toksisitas akut, yang digunakan adalah kolesterol murni 400
menunjukkan bahwa LD50 ekstrak etanol
daun cer me >5000 mg/kg bb, hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
cerme aman untuk digunakan. (Afifah, 2012)

Afifah B. Sutjiatmo dkk.


Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, Des 2013, 1 (1), 1-7 3

mg/kg bb dan air minum yang mengandung (1957) adalah ekstraksi jaringan
propil tio urasil (PTU) 0,01% ad libitum. men g gu na ka n p elar ut or ga ni k ya it u
Pr os edur pengujia n aktivitas kloroform : metanol = 2:1 (v/v), yang
antikolesterol etanol daun ceremai yaitu dilanjutkan dengan pencucian filtrat yang
sebagai berikut : dihasilkan menggunakan air sehingga
1. Hewan uji tikus Wistar betina dibagi 6 dip er oleh ekstr ak yang menga ndu n g
kelompok,tiap kelompok terdiri dari 5 kolesterol. Ekstrak yang diperoleh kemudian
ekor dikeringkan dan disuspensikan dalam
 Kelompok kontrol, diberi suspensi larutanNaCl yang mengandung natrium
Na CMC 0,5%. lauryl sulfat 0,1 % (Hasimun dkk, 2011).
 Kelompok pembanding, diberi
suspensi Ezetimibe 0,9 mg/kg bb. HASIL PENELITIAN DAN
 Kelompok Uji 1, diberi suspensi PEMBAHASAN
ekstrak etanol daun cer me 22,5 Pada penelitian ini, induksi dilakukan
mg/kg bb. secara endogen dengan pemberian kolesterol
 Kelompok Uji 1, diberi suspensi dan PT U. Indu ksi denga n p emb er ia n
ekstrak etanol daun cerme 45 mg/kg kolesterol murni dilakukan karena akan
bb. memberikan kontribusi pada kenaikan kadar
2. Hewan ditempatkan di dalam kandang kolesterol sebanyak 70-80% pada kadar
individual, tiap kandang satu ekor. kolesterol di hati, usus halus, dan kelenjar
3. Pada awal percobaan (To) diukur kadar adrenal, dan pada hewan uji yang diberikan
kolesterol dalam serum dan dalam feses. diet tinggi kolesterol kenaikan sebesar 10-30
4. Setiap hari selama 14 hari pengujian,
%. (Dietschy, J.M. and M.D. Siperstein,
semua hewan diberikan sediaan uji
1967)
sesuai kelompok secara oral.
Induksi juga dilakukan dengan pemberian
5. Setelah 30 menit pemberian sediaan uj i, PTU. PTU adalah obat yang digunakan untuk
hewan uji diberi suspensi kolesterol
menurunkan kadar tirod. Studi klinik
sebanyak 400 mg/kg bb. menyebutkan bahwa hormon tiroid akan
6. Pemberian pakan standar P551 mempengaruhi pembentukan kolesterol,
(Popkhand Charoen®) dilakukan selama
terutama kolesterol densitas rendah (LDL).
lima jam setiap hari. (Jeffrey J. Abrams and Scott M. Grundy,
7. Pada hari ketiga, ketujuh, dan empat
1981). Pada pengujian menggunakan tikus,
belas dilakukan pengukuran kadar
kolesterol dalam feses dan dalam darah. keadaan ini dapat meningkatkan bobot
8. Sebelum pengambilan sampel darah badannya (Suzuki dkk, 1979).
maupun feses, tikus dipuasakan selama Pada penelitian ini, ezetimibe digunakan
sebagai pembanding. Ezetimibe bekerja lokal
16 jam.
di saluran cerna, dengan mekanisme kerja
9. Data dianalisis secara statistika dengan
yang berbeda jika dibandingkan golongan
metode student-t menggunakan
orlistat atau resin pengikat asam empedu.
perangkat lunak SPSS 18.0.
Pengukuran Kadar Koleserol Total. M ek a n is m e k er ja ez et i mi b e a da la h
Kolesterol total dalam serum dan feses menghambat penyerapan kolesterol di usus
diukur secara enzimatik CHOD-PAP dengan tanpa mempengaruhi penyerapan trigliserida,
pereaksi Dialabs® (Germany), menggunakan asam lemak, asam empedu, atau vitamin larut
alat spektrofotometri Microlab® pada lemak (Catalapno, 2001)
p a n ja n g g el o m b a n g 5 4 6 n m. F es e s Bobot badan hewan uji selama pengujian
dihomogenkan dalam larutan dapar Tris HCl dapat dilihat pada Gambar 1.
10% pH 7,4, dan dilanjutka n denga n
ekstraksi menggunakan pelarut organik
berdasarkan metode Folch (Folch dkk, 1957;
Hasimun dkk, 2011). Prinsip ekstraksi
kolesterol dalam feses menurut Floch dkk

Afifah B. Sutjiatmo dkk.


Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, Des 2013, 1 (1), 1-7 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 bobot b () 1
Pengamatan hari ke- a = bobot badan pada hari ke-0
200 b = bobot badan pada hari ke-n
Hasil perhitungan persen r elatif kadar
150 kolesterol total dalam serum ditampilkan
pada Gambar 3. Perhitungan persen relatif
100 Kontrol kadar kolesterol total dalam serum dilakukan
Ezetimibe 0,9 mg/kg bb
Eks.Etanol 22,5 mg/kg bb d en ga n car a me mb a n di n g ka n ka dar
50
Eks. Etanol 45 mg/kg bb kolesterol dalam serum pada hari ke- n
dengan kadar kolesterol dalam serum pada
hari ke-0.
0
0 3 7 14
Gambar 1. Bobot badan hewan uji selama 14 Pengamatan hari ke-
hari pengujian
300 Kontrol
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak Ezetimibe 0,9 mg/kg
etanol daun cerme mampu menghambat 250 bb

kenaikan bobot badan sejak hari ke-3 sampai


200
hari ke-14. Pemberian ekstrak etanol dosis
22,5 mg/kg bb mampu: 1) menghambat 150
kenaikan bobot badan sebanyak 9,23 % pada
hari ke-3, 2) mampu menghambat kenaikan 100

bobot badan sebesar 11,2% pada hari ke-7, 3)


50
mampu menghambat kenaikan bobot badan
sebebsar 13,19 % pada hari ke-14. Pemberian 0
ekstrak etanol dosis 45 mg/kg bb mampu
Gambar 3. Persen relatif kadar kolesterol
menghambat kenaikan bobot badan sebanyak
3,89 % pada hari ke-3, 8,59% pada hari ke-7 dalam serum selama 14 hari pengujian
dan 13,93 % pada hari ke-14. Sedangkan
Keterangan:
pemberian pembanding ezetimibe 0,9 mg/kg
bb mampu menghambat kenaikan bobot n=5
b
badan sebanyak 6,8% pada hari ke-3, 15,80 l t f ol t ol ( ) 1
pada hari ke-7, dan 14,14% pada hari ke-14.
Gambar persen kenaikan bobot badan a = kadar koleterol pada hari ke-0
hewan uji selama 14 hari dapat dilihat pada b = kadar koleterol pada hari ke-n
Gambar 2. *p<0,05 jika dibandingkan kelompok kontrol
Gambar 2. Persen kenaikan bobot badan menggunakan Uji-t

15
Hasil penelitian menunjukkan persen
kadar relatif kolesterol total dalam serum
10
kelompok ekstrak etanol dosis 22,5 mg/kg
5 bb mulai ke-7 lebih rendah jika dibandingkan
0
kelompok kontrol, sedangkan persen kadar
relatif kolesterol total kelompok ekstrak 45
-5
mg/kg bb pada ke-14 lebih rendah jika
-10 dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini
-15 menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
cerme secara visual dapat menurunkan kadar
-20 Kontrol
kolesterol total dalam serum meskipun tidak
-25
Pengamatan hari ke-
berbeda jika dibandingkan kelompok kontrol
(p>0,05).
selama 14 hari pengujian
Keterangan:
b

Afifah B. Sutjiatmo dkk.


Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, Des 2013, 1 (1), 1-7 5

Hasil perhitungan selisih persen relatif 1967)


kadar kolesterol total dalam serum pada hari
ke-n terhadap kadar kolesterol dalam serum Hasil perhitungan persen relatif kadar
pada hari ke-0 dapat dilihat pada Gambar 4. kolesterol total dalam feses ditampilkan pada
Hasil perhitungan selisih persen relatif Gambar 5. Perhitungan persen relatif kadar
ka da r k o l es t er o l t ot a l da la m s er u m kolesterol total dalam feses dilakukan dengan
menunjukkan bahwa selisih persen relatif cara membandingkan kadar kolesterol dalam
kadar kolesterol kelompok ekstrak etanol feses pada hari ke-n dengan kadar kolesterol
dosis 22,5 mg/kg bb sebesar 98,43%, dalam serum pada hari ke-0.
sedangkan selisih persen relatif kadar 0 3 7 14
kolesterol pada kelompok dosis 45 mg/kg bb Pengamatan hari ke-
sebesar 66,708%. 3000 Kontrol

Ezetimibe 0,9 mg/kg bb


180 2500
156,8
160
2000
140

120 1500
98,4
100
1000
80 66,7

60 500

40
20,8
0
20
Gambar 5. Persen relatif kadar kolesterol
0
Kontrol Ezetimibe Eks. EtOH Eks. EtOH
0,9 mg/kg bb 22,5 mg/kg 45 mg/kg bb
dalam feses selama 14 hari pengujian
Kelompok bb Keterangan:
Gambar 4. Selisih persen relatif kadar n=5
kolesterol serum akhir terhadap kadar ~
kolesterol awal l t f ol t ol ( ) 1
a = kadar koleterol pada hari ke-0
Keterangan: b = kadar koleterol pada hari ke-n
li i p l ti f lt l =b *p<0,05 jika dibandingkan kelompok kontrol
a = Persen relatif kadar koleterol pada hari menggunakan Uji-t
ke-0
b = Persen relatif kadar koleterol pada hari Hasil pengukuran kadar kolesterol total
ke- 14 dalam feses menunjukkan bahwa pada
kelompok yang diberi sediaan uji ekstrak
Selisih persen relatif kadar kolesterol total etanol daun cerme pada hari ke-3, ke-7, dan
dalam serum menggambarkan adanya k e- 1 4 me mi li k i ef ek p en g ha mb at a n
penghambatan pembentukan kolesterol. Jika kolesterol meskipun tidak berbeda bermakna
dibandingkan dengan kelompok kontrol dan dengan kontrol (p>0,05).
pembanding ezetimibe, maka ekstrak etanol Hasil perhitungan selisih persen relatif
daun cerme dosis 45 mg/kg bb mempunyai k a d a r k o l es t er o l t o t a l da l a m f es es
efektivitas mengha mbat pembentuka n menunjukkan bahwa selisih persen relatif
kolesterol yang lebih baik dibandingkan kadar kolesterol kelompok ekstrak etanol
dosis 22,5 mg/kg bb. dosis 22,5 mg/kg bb sebesar 540,33%,
Tubuh akan merespon asupan berlebih sedangkan selisih persen relatif kadar
kolesterol dengan berbagai mekanisme, salah kolesterol pada kelompok dosis 45 mg/kg bb
satunya adalah dengan menghambat sintesis sebesar 2564,83%. Jika dibandingkan dengan
kolesterol secara endogen, membatasi k el o m p o k k o n t r o l da n p e mb a n d i n g
p en y er a pa n k ol es t er ol di u s u s, da n ezetimibe, maka ekstrak etanol daun cerme
meningkatkan eksresi kolesterol melalui
feses. (Dietschy, J.M. and M.D. Siperstein,

Afifah B. Sutjiatmo dkk.


Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, Des 2013, 1 (1), 1-7 6

dosis 22,5 mg/kg bb mempunyai efektivitas sedangkan saponin yang terhidrolisis asam
lebih baik dibandingkan dosis 45 mg/kg bb dapat meningkatkan kemampuannya untuk
dalam menurunkan kadar kolesterol total men u r u n ka n p en y er a pa n kol es t er ol.
dalam serum. (Malinow, 1977)
Hasil perhitungan selisih persen relatif
kadar kolesterol total dalam serum pada hari KESIMPULAN
ke-n terhadap kadar kolesterol dalam serum Ekstrak etanol daun cerme (P. acidus L.)
pada hari ke-0 dapat dilihat pada Gambar 6. mempunyai efek antikolesterol, dengan salah
3000
sat u m eka nis m e ker ja nya a da la h
menghambat penyerapan kolesterol pada
2.564,8
2500
saluran cerna menyebabkan penurunan bobot
badan. Dosis optimal yang mempunyai efek
2000
antikolesterol dalam serum ditunjukkan oleh
ekstrak etanol daun cerme dosis 45 mg/kg
1.400,7 bb, dan efek penghambatan penyerapan
1500
kolesterol pada saluran cerna ditunjukkan
oleh ekstrak etanol daun cerme dosis 22,5
1000
mg/kg bb.
569,2 540,3
500
DAFTAR PUSTAKA
0 1. Afifah, B.S., Iwo, M.I., Vikasari, S.N.,
Kontrol Ezetimibe 0,9 Eks. EtOH Eks. EtOH 45
mg/kg bb 22,5 mg/kg bb mg/kg bb dan Hidayat, A. 2010,
Kelompok Antihyperlipidemia Effect of Aequeous
Extract of Phyllanthus acidus (L.) Skeels
Gambar 6. Selisih persen relatif kadar
Leafs in Male Wistar Rats, Symposium
kolesterol dalam serum akhir terhadap awal
“1 HERLAIQI17EQ51771FIQRCR11177LaQsfeLJ ,
Bangkok-Thailand.
Keterangan:
Selisih persen relatif kadar kolesterol = b — a 2. Afifah B.S., Wahyuningsih, S.,
a = Persen relatif kadar koleterol pada hari Sukandar, E.Y., Riyanti, S., Vikasari,
ke-0 S.N., dan Anisa, I.N., 2012, Acute
b = Persen relatif kadar koleterol pada hari Toxicity Study of Ethanol Extract of
ke-14 Phyllanthus acidus (L.) Skeels Leaves In
Experimental Animal, dipresentasikan
Penelitian yang dilakukan Afifah dk k pada 2nd International Seminar on
(2013), menyebutkan bahwa simplisia daun Natural Product Medicines, 22-23
ceremai mengandung flavonoid, kuinon, November 2012, Institut Teknologi
polifenol, saponin, monoterpenoid dan Bandung, Bandung.
seskuiterpenoid. 3. Afifah, B.S., Wahyuningsih,
Studi literatur menunjukkan bahwa efek S.,
antikolesterol flavonoid berhubungan dengan Su ka ndar , E. Y., Riya nti, S., da n
efek antioksidannya. Flavonoid akan Vikasari, S.N., 2013, Parameter Mutu
memp engarui kons entrasi kolester ol, Standar Simp lisia Dau n C er ema i
terutama kadar LDL. Flavonoid akan [Phyllanthus acidus (L.) Skeels] Asal
menghambat oksidasi LDL, sehingga akan Purwakarta - Jawa Barat, Prosiding
menurunkan kemungkinan terjadinya luka di Seminar Nasional Tumbuhan Obat
din did ng en dot elia l, s ehi ng ga da pat Indonesia ke-44 : Penggalian,
menurunkan resiko arterisklerosis. (Nijveldt Pelestarian, Pemanfaatan, dan
dkk, 2001). Pengembangan Tumbuhan Obat
Saponin juga menunjukkan kemampuan Indonesia untuk Peningkatan Kesehatan
menur u nka n ka dar kolest er ol dar ah. Masyarakat, 14-16 Maret 2013, STIFI
Penelitian efek saponin alfalfa menunjukkan Bhakti Pertiwi Palembang, hal. 667-673.
bahwa saponin yang tidak terhidrolisis dapat
men u r u n ka n p en y er a pa n kol es t er ol,

Afifah B. Sutjiatmo dkk.


Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, Des 2013, 1 (1), 1-7 7

4. A n o n i m, 1 9 8 5, C ar a p e mb u at a n simplisia, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta, hal. 4-20.
5. A n o n i m, 1 9 8 9, M a t eri a M e d i ka Indonesia Jilid V, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 92 96, 399 401.
– –

6. Anonim, 1998, Quality control methods for medicinal plant materials, WHO, Geneva.
7. Anonim, 2000, Parameter Standar Mutu Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, hal. 13-33.
8. Catalapno, A.L., 2001, Ezetimibe: a selective inhibitor of cholest er ol
absorption, Eur Heart J Supplement, 3 (Suppl E), pE6 E10

9. Dietschy, J.M. and M.D. Siperstein, 1967, Effect of cholesterol feeding and fasting on sterol
synthesis in seventeen tissues of the rat, J. Lipid Res., 8, hal. 97:104.
1 0. Harbone, J.B., 1987, Metode Fitokimia, Penuntun cara modern Menganalisa Tumbuhan, Terbitan
Kedua, Terjemahan Padmawinata, K dan Iwang Soediro, Penerbit ITB, Bandung, 8-35
1 1. Hutapea, R.J., 1994, Inventaris Tanaman Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta, hal. 96.
1 2. Jain, N.K., Lodhi, S., Jain, A., Nahata, A., dan Singhai, A.K. 2011, Effects of Phyllanthus acidus
(L.) Skeels fruit on carbontetrachloride-induced acute
oxidative damage in livers of rats and mice, Journal of Chinese Integrative Medicine, 9, 1.
1 3. Jeffrey J. Abrams and Scott M. Grundy, 1981, Cholesterol metabolism in hypothyroid and
hyperthyroidism in man, Journal of Lipid Research, Vol. 2, hal. 323 -338.
1 4. Malinow, M.R.,McLauglin P., Papworth, L., Stafford, C., Kohler, G.O.,
Livingston, L., dan Cheeke, P.R., 1997, Effect of alfaflfa saponins on intestinal cholesterol
absorption in rats, Am. J. Clin. Nutr. 30: 2061-2067.
1 5. Nijveldt, R.J., van Nood, E., van Hoorn, D.E.C., Boelens, P.G., van Norren, K., dan van Leeuwen,
P.A.M., 2001, Flavonoids: a r eview of pr ob able mechanisms of action and potential
a p p l i c a t i o n s , A m J C l i n N u t r 2001 ;74:418 25

1 6. Suzuki, H., Tanaka, M., dan Imamura, 1979, M. Interaction of dietary fat and thyroid function with
lipid metabolism of fasted rats, The Journal of Nutrition, 109 (8), hal. 1405-12

Afifah B. Sutjiatmo dkk.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai