1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%. Hasil survey asma pada anak
2008, 445).
diseluruh dunia. Penyakit ini bisa timbul pada semua usia meskipun
paling banyak pada usia anak. Meskipun penyakit ini jarang menimbulkan
sekolah pada anak dan remaja. Disamping itu penyakit ini sering
Sedangkan untuk pemberian terapi pada kondisi asma selain peng- gunaan
obat oral juga dapat diberikan pengobatan secara inhalasi yang langsung
serangan berulang dari sesak napas dan mengi, yang bervariasi dalam
keparahan dan frekuensi dari orang ke orang. Pada seorang individu dapat
terjadi dari jam ke jam dan hari ke hari . Serangan asma terjadi pada semua
kelompok umur tetapi sering dimulai pada masa kanak-kanak. Kondisi ini
B. Rumusan Masalah
Infra Red (IR) dan Deep Breathing dapat mengurangi sputum, mengurangi
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Surakarta .
2. Manfaat Akademis
Breathing
3. Manfaat Praktis
optimal.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
1. Definisi
mengi berulang, sesak napas, dada sesak, dan batuk. Hal ini biasanya
2009, 906).
berulang dari batuk, mengi, dada terasa sesak, dan sulit bernapas.
allergen, iritan kimia, asap rokok, udara dingin, atau olahraga. Saat
Tipe-tipe Asma
a. Ekstrinsik (atopic)
Yaitu asma yang cenderung pada kelompok usia tua sebagai suatu
keadaan kronik. Asma ini penyebabnya tidak jelas. Tipe asma ini
(Soemarno, 2005).
2. Etiologi
c. Asma Gabungan
2
yaitu :
1) Faktor predisposisi.
bisa diturunkan.
2) Faktor presipitasi
a) Alergen
b) Perubahan cuaca
c) Stress
(Putri, 2013).
3. Anatomi
atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Saluran pernapasan atas terdiri
atas bagian diluar rongga dada : udara melewati hidung, kavitas nasalis,
faring, laring, dan trakea bagian atas. Saluran pernapasan bawah terdiri
atas bagian yang terdapat dalam rongga dada : trakea bagian bawah dan
paru-paru itu sendiri, yang meliputi pipa bronchial dan alveoli. Bagian
Valerie C, 2006)
1) Trakea
2) Bronkus
dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan
kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri, terdiri
panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12
(Syaifuddin, 2006).
(Spalteholz, 1993)
Carina tracheae
apicalis apicoposterior
posterior apicoposterior
anterior
3) Paru-paru
2006).
4) Alveoli
a. Otot-otot Pernapasan
Selama pernapasan tenang, iga pertama tetap tidak bergerak dan otot
dada dan paru yang membesar akan kembali ke keadaan semula (recoil)
ekspirasi.
2
abdomen.
pernapasan terus terjadi hanya melalui diafragma. Pada bayi baru lahir,
atas dan ke bawah atau yang disebut pernapasan abdomen. Iga menjadi
b. Mekanisme Pernapasan
C, 2006).
tulang iga (kosta) menjadi datar. Dengan demikian jarak antara sternum
(tulang dada) dan vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada
keluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini terjadi karena adanya
terdapat pada rangka dada yang lunak, yaitu pada orang-orang muda
dan perempuan.
c. Volume Paru
udara yang keluar pada paru setiap ekspirasi) di namakan volume alun
nafas (tidal volume / TV). Jumlah udara yang masih dapat masuk
udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari dalam paru melalui
residu (residual volume / RV). Nilai normal bagi volume paru dan
di saluran nafas yang berisi udara yang ikut serta dalam proses
pertukaran gas dengan darah dalam kapiler paru di sebut ruang rugi
(Soemarno, 2005).
2
pertukaran zat antara O2 dan CO2. Oksigen ditarik dari udara masuk
kedalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari udara secara osmose.
oksidasi. Dan sisa dari oksidasi adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan
epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa
hanya terbatas pada proses ventilasi dan pertukaran gas antara udara
pada bayi. Sekitar 7-8 liter udara masuk ke paru-paru setiap menitnya,
rugi) kira-kira 150 ml maka hanya 350 ml dari 500 ml udara yang di
setiap volume gas segar yang masuk alveoli setiap menitnya kira-kira
5 liter ini dikenal sebagai ventilasi alveolar. Dari 5 liter udara yang
(Soemarno, 2005).
5. Patofisiologi
a. Bronkhokontriksi akut
asma bronchiale.
yang lama.
spontan atau sembuh dengan terapi. Penyakit ini bersifat episodik dengan
eksaserbasi akut yang diselingi oleh periode tanpa gejala. Keluhan utama
2
penderita asma adalah sesak nafas mendadak disertai inspirasi yang lebih
pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi dan diikuti oleh bunyi mengi
ringan, sedang atau berat serta sesak nafas penderita timbul secara
menjadi berat. Hal ini sering terjadi terutama pada penderita dengan
pada sebagian besar penderita keluhan utama ialah sukar bernafas disertai
7. Catatan Klinis
b. Medikametosa
c. Data Pendukung
8. Diagnosa Banding
b. Penyakit Jantung
d. Bronkiektasis
e. Emboli Paru
h. Hiperventilasi
9. Komplikasi
kondisi. Begitu pula pada penderita Asma Bronchiale jika tidak ditangani
a. Bronchitis kronik
b. Emphysema
c. PPOK
(Putri, 2013).
a. Pemeriksaan Subyektif
2
2002).
2002).
b. Pemeriksaan Objektif
2
a) Tanda-tanda vital
b) Inspeksi
c) Perkusi
(Hudaya, 2002).
d) Palpasi
e) Auskultasi
pneumonia, TBC.
(2) Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat
(Hudaya, 2002).
(1) Kognitif
2
(Hudaya, 2002).
(2) Intrapersonal
(3) Intrapesonal
(Hudaya, 2002).
i) Pemeriksaan spesifik
(Trisnowiyanto, 2012)
Nilai Keterangan
1 Ada spasme
NO Keterangan Score
(Hudaya, 2002).
12. Prognosis
aktivitas sehari-hari.
Bonam : Baik
2
(Bennylin, 2013).
(Hudaya, 2002).
a) Inframerah
2
(4). Aplikasi
Metode aplikasi
2
kondisi penyakit.
(e) Evaluasi
(1). Indikasi
(b))Spasme otot
(c)) Dehidrasi
(Prodyanatasari, 2015).
2013).
(Wahyu, 2013).
(1) Inhalasi
(a) Inhalasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Disini penulis akan membahas metode penelitian yang digunkan dalam sub
Penelitian
A. Desain penelitian
Desain penelitian adalah suatu konsep pelaksanaan program yang
fisioterapi.
C. Subjek Peneltian
Kasus yang digunakan oleh penulis dalam penelitian Makalah ini adalah
“Asma bronchiale”
2
D. Variabel Penelitian
1. Variabel dependen yaitu ariabel yang bersifat tergantung atau terikat,
E. Instrumen Penelitian
No. Objek yang Parameter Kriteria Penilaian Kriteria
Dibahas Penyampaian
Hasil
suara menjadi
penilaian.
meningkat akibat
adanya kompensasi
digunakan untuk
melakukan
pemeriksaan dengan
meode perabaan.
untuk mengukur
seseorang yang
dinamakan sebagai
(Ratig of Perceived
Exertion)
2
Data-data yang diperoleh dari hasil Tanya jawab dan pemeriksaan umum
hingga ke-enam.
a. Pemeriksaan Fisik
Auskultasi.
b. Observasi
a. Studi Dokumentasi
akhir.
b. Studi Pustaka
2
H. Jalannya Penelitian
1. Penulis mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung
kepada pembimbing.
keluarga pasien.
Deep Breathing.
dilakukan.
2
2
BAB IV
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
A. Pengkajian Fisioterapi
B. CATATAN KLINIS :
( medika mentosa, hasil lab, EKG, Foto rontgen, CT-Scan, catatan
operasi, spirometri, analisa gas darah, dll yang terkait dengan
permasalahan fisioterapi)
a. Medika mentosa : Amilod 104 xxx 1x1, Salbit xx 2x1, Lapited,
Mpap 2x1, Symblcott.
b. Foto Rontgen :
Cor – Normal
Pulmo – Corakan vaskuler sangat kasar.
Diagfragma dan sinus normal
Infiltrat (-)
Kesan : Bronchitis Chronic
2
4. SEGI FISIOTERAPI
TANGGAL : 08 Maret 2019
1. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF (ANAMNESIS (AUTO/HETERO)
a. KELUHAN UTAMA :
a. Sesak napas Y/T : saat malam hari dingin
b. Batuk Y/T : saat malam hari dan dingin
c. Dahak Y/T :
d. Mengi Y/T :
e. Nyeri dada Y/T :
d. RIWAYAT PRIBADI :
144
2
f. RIWAYAT KELUARGA:
Keluaga pasien tidak mempunyai penyakit yang sama dengan
pasien.
7. STATUS SOSIAL:
(Hobby, Lingkungan kerja, tempat tinggal, aktivitas rekreasi dan diwaktu
senggang, aktivitas sosial)
- Tempat tinggal : rumah pasien dekat dengan jalan raya
- Lingkungan kerja : pasien adalah seorak penjual sangkar burung
yang setiap harinya memindah-mindahkan sangkar burungnya
sehingga pasien kadang merasakan sesak napas.
- Aktivitas social : pasien mampu mengikuti acara kerja bakti.
2. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
a. PEMERIKSAAN TANDA VITAL
1) Tekanan darah : 130 / 80 mmHg
2) Denyut Nadi : 74 x / Menit
3) Pernapasan : 25 x / Meni
4) Temperatur : 33 ℃
5) Tinggi Badan : 170 cm
6) Berat Badan : 72 Kg
b. INSPEKSI
a. Respiratori equipment:
145
2
d. Clubbing finger Y / T
c. PALPASI :
a. Ekspansi thoraks R/L : Normal/Normal (Normal, Menurun)
b. Vocal Fremitus : (Normal, Meningkat, Menurun, Hilang)
146
2
d. PERKUSI :
(Sonor, Hypersonor, redup, pekak)
e. AUSKULTASI :
a. Suara napas
Terdengar suara Ronchi pada paru kanan segmen anterior lobus
apikal.
b. Letak Sputum
Terdapat sputum diparu kanan segmen anterior lobus apikal.
147
2
b. Gerak Pasif:
c. Gerak Isometrik:
pada sendi bahu, leher dan dada full rom disertai nyeri.
Ekspirasi 84 cm 85 cm 79 cm
Selisih 2 cm 2 cm 3 cm
Nilai 3 : sedang
i. PEMERIKSAAN NYERI
Tidak dilakukan
j. PEMERIKSAAN SPIROMETRI
Hasil dari pemeriksaan spirometri adalah :
g. Normal
h. Restriksi : Sedang
i. Obstruksi : Sedang
149
2
2. 1800 ml 4010 ml
3. 1800 ml
4 % KV (KV /
KVP 45 % 80 % 63
Prediksi)
5 Volume 1. 1050 ml 1. 2550 ml
Ekspirasi 2. 950 ml 3320 ml 2. 2550 ml
Paksa Detik 3. 900 ml 3. 2550 ml
1 (VEP 1)
6 % VEP 1
(VEP 31 % 80 % 76 %
1/Prediksi)
7 VEP 1 %
(VEP 57 % 126 % 75 % %
1/KVP)
8 Arus Puncak 1.260 ml Ml/detik
Ekspirasi 2. 250 ml Ml/detik
(APE) 3. 230 ml Ml/detik
9 Air
Trapping
B. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
(Menetapkan diagnosa gerak dan fungsi melalui interpretasi, analisa dan sintesis
hasil pemeriksaan serta pengukuran pasien / klien).
1. IMPAIRMENT
a. Adanya sesak nafas saat aktivitas berlebih.
b. Adanya penurunan eskpansi sangkar thorak
c. Adanya spasme pada M. Pectoralis Mayor Sinistra
2. DISABILITY
Pasien mengalami keterbatsan untuk bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar seperti kerja bakti
3. FUNGTIONAL LIMITATION
C. TUJUAN FISIOTERAPI
151
2
1. TUJUAN FISIOTERAPI :
a. Jangka Pendek
1) Mengurangi sesak nafas
2) Meningkatkan ekspansi sangkar thorak
3) Mengurangi spasme
b. Jangka Panjang
1) Melanjutkan jangka pendek
2) Meningkatkan Aktivitas Fungsional Sehari-hari
2. TINDAKAN FISIOTERAPI :
a. Teknologi Fisioterapi :
1) Nebulizer
2) Strecthimg
3) Deep breathing
4) TEE
b. HOME PROGRAM
1) Pasien diminta untuk melakukan strecthing yang sudah diajarkan.
152
2
2) Pasien diminta umtuk jalan pagi dengan jarak maksimal 100 meter
kemudian keesokan harinya dapat ditambah jaraknya selama tidak
mengalami sesak nafas maupun pusing
6) RENCANA EVALUASI
(sesuai dengan interpretasi data fisioterapi)
1. Evaluasi sesak nafas dengan skala MRC.
2. Evaluasi ekspansi sangkar thorak dengan midline.
3. Evaluasi spasme dengan palpasi.
D. PROGNOSIS FISIOTERAPI
(Menetapkan prognosis gerak dan fungsi melalui interpretasi, analisis dan sintesis
pemeriksaan dan pengukuran pasien/klien).
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad sanam : Dubia ad malam
Quo ad fungsional : Dubia ad bonam
Quo ad cosmeticam : Bonam
E. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI :
1. Nebulizer
Tujuan :
a) Melebarkan jalan nafas.
c) Mengurangi sputum
g) Apabila obat didalam tabung masker sudah habis, tekan tombol OFF.
Terapi selesai.
2. Strecthing
Tujuan :
a) Mengurangi spasme
b) Releksasi otot
a) Persiapan alat dan bahan
Bed
b) Persiapan pasien dan Penatalaksanaan
a) Pasien diminta duduk diatas bed senyaman mungkin
b) Posisi terapis berada di depan pasien
c) Selanjutnya terapis menjelaskan latihan yang akan dilakukan
154
2
d) Fiksasi tangan pasien berada pada samping kepala pasien dan bahu
e) Terapis menggerakkan kepala pasien ke atas samping kanan dan kiri
kemudian kearas depan belakang dengan sedikit diberikan tarikan.
f) Setiap gerakan dilakukan 3 kali bergantian
3. Deep breathing
Tujuan :
a) Mengurangi sesak nafas
b) Melatih pola nafas menggunakan otot perut
a) Persiapan alat dan bahan
Bed
b) Persiapan pasien dan penatalaksanaan
Pasien diminta duduk diatas bed senyaman mungkin
Terapis berada di samping pasien
Kemudian terapis memberikan contoh untuk latihan ini
Dengan cara ambil nafas panjang, pelan, serta dalam memalui hidung.
Diusahakan agar menjaga dada dan bahu tetap dalam keadaan relaks,
lakukan 3-5 kali nafas dalam.
Selanjutnya pasien diminta untuk melakukan seperti yang sudah
dicontohkan
F. Evaluasi
(Setelah Tindakan Terapi/per tanggal) :
a. Evaluasi Sesak nafas
Tabel Evaluasi Sesak Nafas
Tanggal Terapi Nilai
155
2
8 Maret 2019, TI 3