Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN INTERNAL

KONSELING GIZI

UPTD PUSKESMAS PURWANEGARA 1


PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PURWANEGARA 1
JL.Desa Kalipelus Rt.03/Rw.02 Telepon (0286) 5988540
Email: puskesmas.purwanegara1@gmail.com
UPT Puskesmas
Purwanegara 1 Purwanegara 53472

I. PENGERTIAN
Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua
arah yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan
mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukan

II. TUJUAN
TUJUAN UMUM
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang komprehensif di Puskesmas menjadi
dasar bagi pelaksanaan pelayanan gizi yang bermutu dalam rangka
mengatasi masalah gizi perorangan di Puskesmas.

TUJUAN KHUSUS
1. Terlaksananya pelayanan gizi di dalam gedung yang berkualitas di
Puskesmas dan jejaringnya
2. Terlaksananya pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi yang baik
di Puskesmas dan jejaringnya

III. PELAKSANA
- Tenaga Gizi Puskesmas dengan latar belakang pendidikan gizi.
- Tenaga gizi puskesmas yang telah mengikuti pelatihan konselor ASI

IV. PERALATAN
Peralatan yang disediakan :
1. Meja
2. Kursi
3. Media KIE (poster, leaflet, dll)
4. Standar Makanan Diet, Tabel IMT, Standar Pemantauan Pertumbuhan
Balita dan Anak, dll
5. Food Model
6. Daftar Bahan Penukar Makanan
7. Alat ukur antropometri ( timbangan berat badan, microtoice, pita LILA, dll)

V. PELAYANAN GIZI DALAM GEDUNG

1. PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN


Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan skrining/penapisan
gizi oleh tenaga kesehatan di Puskesmas untuk menetapkan pasien
beresiko masalah gizi. Apabila tenaga kesehatan menemukan pasien
beresiko masalah gizi maka pasien akan dirujuk untuk memperoleh
asuhan gizi dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Pengkajian Gizi
Tujuan : mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab melalui
pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara sistematis.
Kategori data pengkajian gizi meliputi:
i. Data Atropometri
Pengukuran antropometri dilakukan dengan berbagai cara meliputi :
pengukuran Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB) dan Berat Badan
(BB), Lingkar Lengan Atas (LILA)
ii. Data Pemeriksaan Fisik / Klinis dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan klinis yang berhubungan dengan gangguan gizi.
Pemeriksaan fisik meliputi tanda – tanda klinis kekurangan gizi atau
kelebihan gizi seperti rambut, otot, kulit, baggy pants, penumpukan
lemak dibagian tubuh tertentu, dll
iii. Data Riwayat Gizi
Ada dua macam pengkajian data riwayat gizi pasien yang umum
digunakan yaitu secara pengkajian riwayat gizi kualitatif dan
kuantitatif :
(1) Pengkajian riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk
memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari
berdasarkan frekuensi konsumsi makan
(2) Pengkajian gizi secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan
gambaran asupan zat gizi sehari, dengan cara recall 24 jam, yang
dapat diukur dengan menggunakan bantuan food model
iv.Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Data hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi
adanya kelainan biokimia darah terkait gizi dalam rangka
mendukung diagnosis penyakit serta menegakkan diagnosis gizi
pasien/klien. Hasil pemeriksaan laboratorium ini dilakukan juga
untuk menentukan intervensi gizi dan memonitor/mengevaluasi
terapi gizi. Contoh data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
yang dapat digunakan misalnya kadar gula darah, HB, asam urat,
kolesterol, dll

b. Penentuan Diagnosa Gizi


Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara
sesuai dengan respon pasien. Tujuan diagnosis gizi adalah
mngidentifikasi adanya masalah gizi, faktor penyebab, tanda dan gejala
yang ditimbulkan

c. Pelaksanaan Intervensi Gizi


Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan
untuk mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status
kesehatan individu
Intervensi gizi rawat jalan meliputi :
a) Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual
Jenis diet disesuaikan dengan keadaan/penyakit serta kemampuan
pasien/klien untuk menerima makanan dengan memperhatikan
pedoman gizi seimbang. Kebutuhan gizi pasien ditentukan
berdasarkan status gizi, pemeriksaan klinis dan data laboratorium
b) Edukasi gizi
Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan terkait perbaikan gizi dan kesehatan
c) Konseling gizi
Konseling gizi yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien meliputi
konseling gizi terkait penyakit, konseling ASI dan konseling faktor
resiko Penyakit Tidak Menular. Tujuan konseling adalah untuk
mengubah perilaku dengann cara meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai masalah gizi yang dihadapi

d. Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi Rawat Jalan


Hal – hal yang dimonitor dan dievaluasi dalam pelaksanaan asuhan gizi
antara lain :
1) Perkembangan data antropometri
2) Perkembangan data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
3) Perkembangan data fisik/klinis
4) Perkembangan data asupan makan
5) Perkembangan diagnosis gizi
6) Perubahan perilaku dan sikap

2. PELAYANAN GIZI RAWAT INAP


Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisan gizi
oleh tenaga kesehatan di Puskesmas untuk menetapkan pasien beresiko
masalah gizi atau tidak. Skrining gizi setidaknya dilakukan pada pasien
baru 1x24 jam setelah pasien masuk rawat inap. Pasien beresiko masalah
gizi antara lain pasien gizi kurang/buruk dengan komplikasi medis, pasien
dengan kondisi khusus seperti Diabetes Melitus, hipertensi, dll
Pelayanan gizi rawat inap merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi :
a. Pengkajian Gizi
Tujuan : mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab melalui
pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara sistematis. Kategori
data pengkajian gizi meliputi:
1) Data Atropometri
Pengukuran antropometri dilakukan dengan berbagai cara meliputi :
pengukuran Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB) dan Berat Badan
(BB), Lingkar Lengan Atas (LILA)
2) Data Pemeriksaan Fisik / Klinis dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan klinis yang berhubungan dengan gangguan gizi.
Pemeriksaan fisik meliputi tanda – tanda klinis kekurangan gizi atau
kelebihan gizi seperti rambut, otot, kulit, baggy pants, penumpukan
lemak dibagian tubuh tertentu, dll
3) Data Riwayat Gizi
Ada dua macam pengkajian data riwayat gizi pasien yang umum
digunakan yaitu secara pengkajian riwayat gizi kualitatif dan
kuantitatif :
(1) Pengkajian riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk
memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari
berdasarkan frekuensi konsumsi makan
(2) Pengkajian gizi secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan
gambaran asupan zat gizi sehari, dengan cara recall 24 jam, yang
dapat diukur dengan menggunakan bantuan food model
4) Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Data hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi
adanya kelainan biokimia darah terkait gizi dalam rangka
mendukung diagnosis penyakit serta menegakkan diagnosis gizi
pasien/klien. Hasil pemeriksaan laboratorium ini dilakukan juga
untuk menentukan intervensi gizi dan memonitor/mengevaluasi
terapi gizi. Contoh data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
yang dapat digunakan misalnya kadar gula darah, HB, asam urat,
kolesterol, dll

b. Penentuan Diagnosa Gizi


Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara
sesuai dengan respon pasien. Tujuan diagnosis gizi adalah
mngidentifikasi adanya masalah gizi, faktor penyebab, tanda dan gejala
yang ditimbulkan

c. Pelaksanaan Intervensi Gizi


Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan
untuk mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status
kesehatan individu
Intervensi gizi rawat inap meliputi :
a) Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual
Jenis diet disesuaikan dengan keadaan/penyakit serta kemampuan
pasien/klien untuk menerima makanan dengan memperhatikan
pedoman gizi seimbang. Kebutuhan gizi pasien ditentukan
berdasarkan status gizi, pemeriksaan klinis dan data laboratorium
b) Konseling gizi
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien. Materi
konseling gizi meliputi hubungan gizi terkait penyakit, prinsip gizi
seimbang, pemilihan bahan makanan, keamanan pangan, interaksi
obat dan makanan, bentuk dan cara pemberian makanan sesuai
keluhan dan kondisi klinis pasien. Tujuan konseling adalah untuk
mengubah perilaku dengan cara meningkatkan pengetahuan dan
pemahamanmengenai masalah gizi yang dihadapi.
c) Penyelenggaraan makanan
Penyelenggaraan makanan di Puskesmas Rawat Inap dilaksanakan
dengan tujuan menyediakan makanan yang berkualitas sesuai
kebutuhan gizi, aman dan dapat diterima oleh pasien guna mancapai
status gizi yang optimal

d. Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi Rawat Jalan


Hal – hal yang dimonitor dan dievaluasi dalam pelaksanaan asuhan gizi
antara lain :
1) Perkembangan data antropometri
2) Perkembangan data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
3) Perkembangan data fisik/klinis
4) Perkembangan data asupan makan
5) Perkembangan diagnosis gizi
6) Perubahan perilaku dan sikap

VI. REFERENSI
- Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT), Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2014
- Pedoman Pelayanan Gizi Di Puskesmas, Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, 2014

Anda mungkin juga menyukai