Disusun Oleh:
Kelompok 10
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga makalah “Biaya Produksi” ini selesai
tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomi Kesehatan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatian pembaca, kami
mengucapakan terimakasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
Daftar Tabel ........................................................................................................ iv
3
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Total Cost .......................................................................................... 10
Tabel 2.2 Analisis Biaya Produksi .................................................................... 11
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB 1
PENDAHULUAN
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut. (Sadono Sukirno, 2010).
Sedangkan menurut kelompok kami, biaya produksi adalah serangkaian
biaya yang harus dikeluarkan atau dikorbankan oleh suatu perusahaan untuk
melakukan suatu kegiatan produksi guna mengubah bahan-bahan baku menjadi
barang yang bernilai guna tinggi dan untuk memperoleh laba yang semaksimal
mungkin.
Biaya produksi tergantung sepenuhnya pada dua hal yaitu sebagai berikut:
1. Harga Input/harga faktor-faktor produksi. Semua barang dan jasa yang
diperlukan untuk memproduksi suatu produk dibeli dengan uang, sehingga
mempunyai harga. Contohnya bahan baku mentah, bahan baku setengah jadi,
gaji pegawai, upah buruh, dan sebagainya.
2. Efisiensi perusahaan yang bersangkutan dalam mempergunakan inputnya atau
faktor produksinya. Dua perusahaan yang memiliki input sama persis, namun
yang satu bekerja dengan lebih efisien dari perusahaan yang lainnya, maka
perusahaan yang efisien itulah yang lebih bisa menekan biaya produksinya.
Efisien adalah prinsip kerja yang mampu menghasilkan banyak output/produk
dalam waktu yang singkat atau tidak terlalu menghabiskan banyak waktu.
Adapun sumber-sumber biaya produksi adalah sebagai berikut:
1. Sumber-sumber Tetap (Fixed Resources)
Sumber-sumber tetap adalah sumber/input/bahan yang jumlahnya tetap
sekalipun jumlah output/produk yang dihasilkan bertambah ataupun
berkurang.
Contoh : tanah, bangunan, mesin, dan sebagainya.
2. Sumber-sumber Variabel (Variable Resources)
Sumber-sumber variabel adalah sumber/input yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai perubahan nilai output. Artinya, input akan bertambah jika output yang
dihasilkan bertambah, dan akan berkurang jika output yang dihasilkan
berkurang.
Contoh : bahan baku, penambahan karyawan baru, keterbatasan karyawan,
dan sebagainya.
8
2.2 Klasifikasi Biaya Produksi
Biaya merupakan salah satu hal penting yang menjadi bagian dalam proses
produksi suatu barang atau jasa. Setiap biaya yang dikeluarkan untuk proses
produksi akan mempengaruhi penetapan harga pada produk yang dihasilkan.
Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-
elemen utama dari biaya produksi, meliputi:
1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk
mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan
didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara
langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan
produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak
langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti ; biaya pemeliharaan pabrik, yang
tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1. Biaya Eksplisit: Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi
dan input lain yang dibayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang).
2. Biaya Implisit : Biaya Implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung,
misalnya biaya penyusutan barang modal.
Dan klasifikasi biaya produksi secara umum terbagi menjadi dua yaitu:
1. Biaya Langsung (Direct Cost/Prime Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan proses
produksi, seperti biaya bahan mentah, bahan pembantu, bahan bakar (jika
proses produksi menggunakan bahan bakar dan transportasi), dsb.
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost/Overhead Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan dengan
proses produksi. Biaya tidak langsung terbagi menjadi dua yaitu:
9
a. Biaya overhead tetap (fixed overhead cost)
Biaya overhead tetap adalah biaya yang tak langsung berhubungan dengan
proses produksi serta jumlahnya pun senantiasa tetap. Contohnya adalah
biaya penyusutan, gaji, dsb.
b. Biaya overhead variabel (variable overhead cost)
Biaya overhead variabel adalah biaya yang tak langsung berhubungan
dengan proses produksi, namun jumlahnya berubah seiring dengan
berubahnya jumlah output/produk, seperti biaya listrik, pajak, dsb.
Berdasarkan periode produksinya dalam perusahaan dibagi menjadi:
1. Biaya Jangka Pendek
a. Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)
1) Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya
tetap dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya
tidak berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik
atau turun). Keseluruhan biaya tetap disebut biaya total (total fixed
cost,TFC). untuk lebih jelasnya ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 1 Tabel Biaya Tetap Total
10
2) Contoh fixed cost antara lain yaitu:
- Sewa(Rent)
- Asuransi (Issurance)
- Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost)
- Biaya Penghapusan (Depreciation)
- Bunga Utang (Interest)
- Gaji karyawan dan pimpinan, dsb.
3) Kurva Biaya Tetap
Biaya tetap bersifat independent (tidak tergantung) terhadap besarnya
output yang dihasilkan. Oleh karena itu, bentuk kurva TFC
digambarkan sebagai sebuah garis lurus yang sejajar dengan sumbu
datar (sumbu output) sebagai berikut,
Dari kurva diatas, besarnya fixed cost tetap saja sebesar OA sekalipun
output adalah nol.
11
biaya sebesar nol rupiah.Dengan kata lain, tidak ada variable cost jika
tidak ada output yang dihasilkan.
a) Contoh variable cost yaitu sebagai berikut,
- Upah Buruh
- Bahan Mentah
- Bahan Bakar
- Pengangkutan, dsb.
b) Kurva Biaya Variabel
Kurva biaya variabel digambarkan sebagai berikut,
12
gerakan naik yang curam. Batas itu pada variable cost bernilai sebesar
Rp 54,-. Hal ini terjadi karena kapasitas normal telah dilampaui,
sehingga produktivitas setiap unit faktor produksi menurun.
13
yakni sebesar OA, dan (ii) kurva TC dan kurva VC itu memiliki bentuk
yang persis sama, hanya saja kurva TC terletak diatas kurva VC dan tidak
dimulai dari titik nol.
Kurva TC tidak dimulai dari nol karena biaya total merupakan
penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap. Pada saat tidak ada output
yang dihasilkan sama sekali, yaitu di titik nol (pada saat besarnya biaya
variabel juga sama dengan nol), maka biaya tetap tidaklah sama dengan
nol juga.
d. Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata terdiri dari:
1) Average Fixed Cost (Biaya Tetap Rerata)
Average Fixed Cost (AFC) adalah biaya tetap untuk setiap satuan
output yang dihasilkan. Dengan demikian biaya tetap rerata didapat
dengan cara membagi biaya tetap dengan jumlah output, atau :
𝐹𝐶
AFC =
𝑄
Dimana AFC adalah biaya tetap rerata, FC adalah biaya tetap, dan Q
adalah jumlah output yang dihasilkan.
Tabel .2 Biaya-biaya Rerata
14
Dalam tabel 2, dapat dilihat bahwa besarnya biaya tetap rerata
senantiasa menurun dengan bertambahnya jumlah output yang
dihasilkan. Oleh karena itu, maka gambar kurva AFC terlihat seperti
garis lengkung yang mengarah ke kanan bawah seperti pada gambar
dibawah ini,
15
Biaya variabel rata-rata adalah (AVC) adalah biaya variabel
persatuan output (VC/Q). Bentuk kurvanya menyerupai huruf U. Titik
terendah kurva ini (titik K) disebut shut-down point atau titik gulung
tikar, maksudnya jika penjualan output lebih rendah daripada OL
satuan, maka firm yang bersangkutan harus gulung tikar.
Shut-down point adalah “titik tutup usaha”. Jika sebuah
perusahaan hanya berhasil memeperoleh nilai jual sebesar OL rupiah,
berarti nilai jual itu hanya cukup untuk menutup biaya variabel saja.
Dia masih menanggung rugi sebesar biaya tetap. Dalam keadaan ini,
dia masih dapat melanjutkan usahanya, sebab berhenti pun toh biaya
tetap harus dibayar. Jika nilai jualnya lebih rendah dari OL, barulah
perusahaan itu harus ditutup, sebab kerugian kini berupa biaya tetap
dari biaya variabel.
Biaya total rata-rata adalah biaya total per satuan output. Bentuk kurvanya
juga menyerupai huruf U, namun memiliki perbedaan dengan biaya
variabel. Bedanya adalah AC turun dengan cepat tetapi naik dengan
16
perlahan-lahan, atau dengan perkataan lain, bagian kiri kurva itu lebih
curam dibanding dengan bagian kanannya.
MC = dTC / dQ
atau
MC = TCn – TCn-1 10
Oleh karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah
atau mengurangi biaya produksi tetap (FC), maka tambahan biaya
marginal ini akan menambah biaya variable total (VC).
17
b) Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau
kurva MC di atas AVC, maka kurva AVC sedang menaik).
Sebagai akibat yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurva AVC
dipotong oleh kurva MC di titik terendah dari kurva AVC. Dengan cara
yang sama dapat dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC
pada titik terendah kurva AC.
18
Bila digambarkan akan terlihat sebagai berikut
Biaya Rata-Rata merupakan biaya yang terjadi per satuan output. Baik biaya tetap,
biaya variable, maupun biayatotal memiliki biaya rata-rata. Biaya rata-rata untuk
biaya tetap adalah rata-rata biaya tetap (AFC), untuk biaya variable adalah rata-
rata biaya variable (AVC), dan untuk biaya total adalah rata-rata biaya total
(ATC).
19
Tabel 2.2
Contoh Analisis Biaya Produksi
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead
Proses produksi tersebut menghasilkan 100 buah produk, maka HPP per
produk adalah biaya produksi dibagi dengan 100. Misalnya satu kali proses
produksi menghasilkan 100 buah produk hiasan dengan total biaya produksi Rp.
500.000, maka Harga Pokok Produksi (HPP)/unit adalah Rp. 500.000 : 100= Rp.
5.000.
20
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam dunia ekonomi modern biaya dan produksi sangan erat kaitannya
dan tidak dapat dipisahkan. Pemahaman tentang biaya produksi sangat penting
bagi suatu perusahaan, karena dengan itu perusahaan dapat memperhitungkan
biaya-biaya apa saja yang memang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang.
Biaya produksi adalah serangkaian biaya yang harus dikeluarkan atau
dikorbankan oleh suatu perusahaan untuk melakukan suatu kegiatan produksi
guna mengubah bahan-bahan baku menjadi barang yang bernilai guna tinggi dan
untuk memperoleh laba yang semaksimal mungkin.
3.2 Saran
Diharapkan dengan makalah biaya produksi ini mahasiswa lebih
memahami tentang biaya produksi dan aplikasinya di lapangan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sadono, Sukirno. 2010. Makroekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT. Raja
Grasindo Perseda. Jakarta.
Carter dan Usry. 2005. Akutansi Biaya edisi 13 buku 2. Jakarta: Salemba Empat
22