Anda di halaman 1dari 22

BIAYA PRODUKSI

Disusun Oleh:
Kelompok 10

1) Pebriarti Riski Ramadani (101711123010)


2) Aliqul Abdiyah (101711123028)
3) Sonny Marsetyo (101711123035)
4) Retananda Tria Ragiliawati (101711123054)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga makalah “Biaya Produksi” ini selesai
tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomi Kesehatan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatian pembaca, kami
mengucapakan terimakasih.

Surabaya, Maret 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
Daftar Tabel ........................................................................................................ iv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 2


2.1 Konsep Biaya Produksi ............................................................................ 2
2.2 Klasifikasi Biaya Produksi ....................................................................... 4
2.2.1 Klasifikasi Biaya berdasarkan Skala Produksi ......................................... 4
2.2.2 Klasifikasi Biaya berdasarkan Fungsi ...................................................... 6
2.2.3 Klasifikasi Biaya berdasarkan Lama Penggunaan ................................... 7
2.3 Perhitungan Total Cost ............................................................................. 8
2.4 Contoh Analisis Biaya Produksi ............................................................ 11

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................ 12


3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 12
3.2 Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

3
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Total Cost .......................................................................................... 10
Tabel 2.2 Analisis Biaya Produksi .................................................................... 11

4
DAFTAR GAMBAR

5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam dunia ekonomi modern, terutama mengenai makna biaya dan
produksi menjadi salah satu hal yang darus diperhatikan dan tentu saja tidak dapat
dipisahkan. Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, ilmu pengetahuan dan
bertambahnya penduduk, memaksa kebutuhan hidup terus meningkat. Perusahaan
harus dapat menentukan strategi produksi yang tepat untuk dapat memproduksi
output pada biaya terendah. Produksi berlangsung dengan jalan mengolah
masukan (input) menjadi keluaran (output). Masukan merupakan pengorbanan
biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk melakukan kegiatan produksi.
Pemahaman tentang biaya produksi sangat penting bagi suatu perusahaan,
karena dengan itu perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang
memang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang. Namun dalam melakukan
proses produksi suatu barang, perusahaan seharusnya memperhatikan beberapa
hal sebelum melakukan produksi, salah satunya financial yang mereka miliki,
seperti biaya produksi. Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh
produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang atau jasa.
Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan
kecermatan karena terkadang ada hal yang sulit diidentifikasikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari biaya produksi?
2. Apa saja klasifikasi dari biaya produksi?
3. Bagaimana cara menghitung biaya produksi (total cost)?
4. Bagaimana contoh analisis biaya produksi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian biaya produksi
2. Untuk mengetahui jenis klasifikasi biaya produksi
3. Untuk mengetahui cara perhitungan biaya produksi dan mampu
menghitung biaya produksi (total cost).
4. Untuk mengetahui contoh dari analilis biaya produksi

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Biaya Produksi


Kegiatan produksi dan biaya adalah hal yang tidak terpisahkan. Biaya
memiliki pengaruh terhadap tingkat suatu produksi. Setiap pengusaha harus dapat
menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang
dihasilkan (Sugiarto dkk, 2007).
William K.Carter diterjemahkan oleh Krista (2009) mendefinisikan biaya
produksi adalah jumlah dari tiga elemen biaya, yaitu bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead pabrik. Mulyadi (1995) menyatakan bahwa biaya
produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi merupakan sebagian
keseluruhan faktor yang dikorbankan dalam proses produksi untuk menghasilkan
produk hingga produk tersebut sampai di tangan konsumen (Widjajanta,
Widyaningsih, 2007).
Besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan di dalam memproduksi
suatu produk sangat penting, karena menentukan apakah perusahaan tersebut
efisien atau tidak, juga akan sangat mempengaruhi besarnya laba (keuntungan
atau profit) yang akan diperoleh perusahaan tersebut. Dalam ilmu ekonomi, biaya
diartikan sebagai semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi,
dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Sedangkan produksi
adalah mengubah input menjadi output atau bisa didefinisikan sebagai proses
ekonomi yang menggunakan sumber daya untuk menciptakan sebuah komoditas
yang cocok untuk pertukaran.
Dalam kegiatan produksi, diperlukan faktor-faktor produksi, seperti tenaga
kerja, tanah, listrik, bahan baku, dan lain-lain. Perusahaan akan mengganti
penggunaan faktor produksi tersebut dalam bentuk gaji, uang sewa, harga listrik,
hargan bahan baku, dan lain-lain. Keseluruhan beban atau pengorbanan yang
dikeluarkan oleh produsen untuk kegiatan produksi inilah yang biasa disebut
dengan biaya produksi.
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang

7
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut. (Sadono Sukirno, 2010).
Sedangkan menurut kelompok kami, biaya produksi adalah serangkaian
biaya yang harus dikeluarkan atau dikorbankan oleh suatu perusahaan untuk
melakukan suatu kegiatan produksi guna mengubah bahan-bahan baku menjadi
barang yang bernilai guna tinggi dan untuk memperoleh laba yang semaksimal
mungkin.
Biaya produksi tergantung sepenuhnya pada dua hal yaitu sebagai berikut:
1. Harga Input/harga faktor-faktor produksi. Semua barang dan jasa yang
diperlukan untuk memproduksi suatu produk dibeli dengan uang, sehingga
mempunyai harga. Contohnya bahan baku mentah, bahan baku setengah jadi,
gaji pegawai, upah buruh, dan sebagainya.
2. Efisiensi perusahaan yang bersangkutan dalam mempergunakan inputnya atau
faktor produksinya. Dua perusahaan yang memiliki input sama persis, namun
yang satu bekerja dengan lebih efisien dari perusahaan yang lainnya, maka
perusahaan yang efisien itulah yang lebih bisa menekan biaya produksinya.
Efisien adalah prinsip kerja yang mampu menghasilkan banyak output/produk
dalam waktu yang singkat atau tidak terlalu menghabiskan banyak waktu.
Adapun sumber-sumber biaya produksi adalah sebagai berikut:
1. Sumber-sumber Tetap (Fixed Resources)
Sumber-sumber tetap adalah sumber/input/bahan yang jumlahnya tetap
sekalipun jumlah output/produk yang dihasilkan bertambah ataupun
berkurang.
Contoh : tanah, bangunan, mesin, dan sebagainya.
2. Sumber-sumber Variabel (Variable Resources)
Sumber-sumber variabel adalah sumber/input yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai perubahan nilai output. Artinya, input akan bertambah jika output yang
dihasilkan bertambah, dan akan berkurang jika output yang dihasilkan
berkurang.
Contoh : bahan baku, penambahan karyawan baru, keterbatasan karyawan,
dan sebagainya.

8
2.2 Klasifikasi Biaya Produksi
Biaya merupakan salah satu hal penting yang menjadi bagian dalam proses
produksi suatu barang atau jasa. Setiap biaya yang dikeluarkan untuk proses
produksi akan mempengaruhi penetapan harga pada produk yang dihasilkan.
Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-
elemen utama dari biaya produksi, meliputi:
1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk
mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan
didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara
langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan
produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak
langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti ; biaya pemeliharaan pabrik, yang
tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1. Biaya Eksplisit: Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi
dan input lain yang dibayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang).
2. Biaya Implisit : Biaya Implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung,
misalnya biaya penyusutan barang modal.
Dan klasifikasi biaya produksi secara umum terbagi menjadi dua yaitu:
1. Biaya Langsung (Direct Cost/Prime Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan proses
produksi, seperti biaya bahan mentah, bahan pembantu, bahan bakar (jika
proses produksi menggunakan bahan bakar dan transportasi), dsb.
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost/Overhead Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan dengan
proses produksi. Biaya tidak langsung terbagi menjadi dua yaitu:

9
a. Biaya overhead tetap (fixed overhead cost)
Biaya overhead tetap adalah biaya yang tak langsung berhubungan dengan
proses produksi serta jumlahnya pun senantiasa tetap. Contohnya adalah
biaya penyusutan, gaji, dsb.
b. Biaya overhead variabel (variable overhead cost)
Biaya overhead variabel adalah biaya yang tak langsung berhubungan
dengan proses produksi, namun jumlahnya berubah seiring dengan
berubahnya jumlah output/produk, seperti biaya listrik, pajak, dsb.
Berdasarkan periode produksinya dalam perusahaan dibagi menjadi:
1. Biaya Jangka Pendek
a. Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)
1) Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya
tetap dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya
tidak berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik
atau turun). Keseluruhan biaya tetap disebut biaya total (total fixed
cost,TFC). untuk lebih jelasnya ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 1 Tabel Biaya Tetap Total

Dari tabel 1 diatas, pada kolom 2 (kolom TFC) terlihat bahwa


besarnya fixed cost tetap, berapapun jumlah output yang dihasilkan
yaitu sebesar Rp. 60,-.

10
2) Contoh fixed cost antara lain yaitu:
- Sewa(Rent)
- Asuransi (Issurance)
- Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost)
- Biaya Penghapusan (Depreciation)
- Bunga Utang (Interest)
- Gaji karyawan dan pimpinan, dsb.
3) Kurva Biaya Tetap
Biaya tetap bersifat independent (tidak tergantung) terhadap besarnya
output yang dihasilkan. Oleh karena itu, bentuk kurva TFC
digambarkan sebagai sebuah garis lurus yang sejajar dengan sumbu
datar (sumbu output) sebagai berikut,

Gambar.1 Kurva Biaya Tetap

Dari kurva diatas, besarnya fixed cost tetap saja sebesar OA sekalipun
output adalah nol.

b. Biaya Variable (Variable Cost, VC)


Biaya variable atau sering disebut biaya variable total (total variable
cost,TVC) adalah jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi
rendahnya jumlah output yang akan dihasilkan. Semakin besar output atau
barang yang akan dihasilkan, maka akan semakin besar pula biaya variable
yang akan dikeluarkan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel Biaya-biaya total di
kolom 3 (kolom TVC) yang sudah dicantumkan sebelumnya. Pada tabel
tersebut, besarnya TVC bertambah seiring dengan bertambahnya output.
Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa variable cost dimulai dengan

11
biaya sebesar nol rupiah.Dengan kata lain, tidak ada variable cost jika
tidak ada output yang dihasilkan.
a) Contoh variable cost yaitu sebagai berikut,

- Upah Buruh

- Bahan Mentah

- Bahan Bakar

- Pengangkutan, dsb.
b) Kurva Biaya Variabel
Kurva biaya variabel digambarkan sebagai berikut,

Kurva digambarkan sebagai sebuah garis yang bermula dari titik


nol dan bergerak ke kanan atas. Gambar itu menunjukkan sifat
variabel berubah-ubah, sehingga pada saat output adalah nol, maka
variable cost juga akan sama dengan nol, dan kemudian bergerak ke
kanan atas yang menyatakan bahwa semakin besar jumlah output yang
dihasilkan, maka variable cost juga akan semakin besar.
Lalu mengapa bentuk kurvanya adalah sebuah garis lengkung
dan bukan garis lurus? Mula-mula variable cost bernilai nol lalu
melonjak ke suatu nilai tertentu (dala tabel 1 dari Rp 0,- melonjak ke
Rp 20,-) maka wajar bila pelonjakan terlukis sebagai garis yang naik
ke kanan atas dengan tajam. Kemudian kurva agak melandai
disebabkan karena perusahaan yang bersangkutan (bekerja pada
sedikit output) masih berada pada kapasitas normalnya (kemampuan
memproduksi output), sehingga produktivitasnya pun masih tinggi
juga. Pada batas titik N, gerakan melandai berubah lagi menjadi

12
gerakan naik yang curam. Batas itu pada variable cost bernilai sebesar
Rp 54,-. Hal ini terjadi karena kapasitas normal telah dilampaui,
sehingga produktivitas setiap unit faktor produksi menurun.

c. Biaya Total ( Total Cost, TC)


Biaya total adalah keseluruhan biaya yang terjadi pada produksi jangka
pendek. Biaya total diperoleh dari :
FC = Biaya Tetap
TC = FC + VC
VC = Biaya Variable
Sesuatu yang bersifat tetap jika digabung dengan sesuatu yang berubah-
ubah (variabel), maka hasilnya pun juga akan terbawa sifat
variabel/berubah-ubah. Jadi biaya total memiliki sifat berubah-ubah seiring
dengan perubahan output yang dihasilkan.

Hubungan antara kurva TC dan kurva VC

Gambar.3 Hubungan Antara Kurva TC dan Kurva VC

Gambar (a) menunjukkan bahwa TC = FC+VC dan bahwa kurva TC


dimulai dari tingkat biaya tetap sebesar Rp OA. Gambar (b) menunjukkan
bahwa oleh karena biaya tetap (FC) itu selalu tetap (sebesar OA), maka (i)
jarak yang memisahkan antara kurva TC dan kurva VC itu selalu sama,

13
yakni sebesar OA, dan (ii) kurva TC dan kurva VC itu memiliki bentuk
yang persis sama, hanya saja kurva TC terletak diatas kurva VC dan tidak
dimulai dari titik nol.
Kurva TC tidak dimulai dari nol karena biaya total merupakan
penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap. Pada saat tidak ada output
yang dihasilkan sama sekali, yaitu di titik nol (pada saat besarnya biaya
variabel juga sama dengan nol), maka biaya tetap tidaklah sama dengan
nol juga.

d. Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata terdiri dari:
1) Average Fixed Cost (Biaya Tetap Rerata)
Average Fixed Cost (AFC) adalah biaya tetap untuk setiap satuan
output yang dihasilkan. Dengan demikian biaya tetap rerata didapat
dengan cara membagi biaya tetap dengan jumlah output, atau :
𝐹𝐶
AFC =
𝑄

Dimana AFC adalah biaya tetap rerata, FC adalah biaya tetap, dan Q
adalah jumlah output yang dihasilkan.
Tabel .2 Biaya-biaya Rerata

14
Dalam tabel 2, dapat dilihat bahwa besarnya biaya tetap rerata
senantiasa menurun dengan bertambahnya jumlah output yang
dihasilkan. Oleh karena itu, maka gambar kurva AFC terlihat seperti
garis lengkung yang mengarah ke kanan bawah seperti pada gambar
dibawah ini,

2) Average Variable Cost (Biaya Variabel Rata-rata)


Average Variable Cost (AVC) adalah besarnya biaya variabel untuk
setiap satuan output, atau besarnya biaya variabel yang ditanggung
oleh setiap output yang dihasilkan. Biaya variabel rerata didapat
dengan cara membagi biaya variabel dengan jumlah output, atau:
𝑉𝐶
AVC= 𝑄

Dimana AVC adalah average variable cost (biaya variabel rata-rata),


VC adalah variable cost (biaya variabel), dan Q adalah jumlah output
yang dihasilkan. Adapun bentuk kurvanya adalah seperti berikut ini,

Gambar 5 Kurva Biaya Variabel Rata-rata

15
Biaya variabel rata-rata adalah (AVC) adalah biaya variabel
persatuan output (VC/Q). Bentuk kurvanya menyerupai huruf U. Titik
terendah kurva ini (titik K) disebut shut-down point atau titik gulung
tikar, maksudnya jika penjualan output lebih rendah daripada OL
satuan, maka firm yang bersangkutan harus gulung tikar.
Shut-down point adalah “titik tutup usaha”. Jika sebuah
perusahaan hanya berhasil memeperoleh nilai jual sebesar OL rupiah,
berarti nilai jual itu hanya cukup untuk menutup biaya variabel saja.
Dia masih menanggung rugi sebesar biaya tetap. Dalam keadaan ini,
dia masih dapat melanjutkan usahanya, sebab berhenti pun toh biaya
tetap harus dibayar. Jika nilai jualnya lebih rendah dari OL, barulah
perusahaan itu harus ditutup, sebab kerugian kini berupa biaya tetap
dari biaya variabel.

3) Average Cost (Biaya Rerata)


Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total
Cost dibagi banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung
menggunakan rumus di bawah ini:
AC = TC/Q atau (VC+FC)/Q
AC = AVC + AFC

Kurva Biaya Total Rata-Rata

Gambar 6 Kurva Biaya Rerata

Biaya total rata-rata adalah biaya total per satuan output. Bentuk kurvanya
juga menyerupai huruf U, namun memiliki perbedaan dengan biaya
variabel. Bedanya adalah AC turun dengan cepat tetapi naik dengan

16
perlahan-lahan, atau dengan perkataan lain, bagian kiri kurva itu lebih
curam dibanding dengan bagian kanannya.

4) Marginal Cost (Biaya Marjinal /MC)


Biaya Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan
satu unit produksi. Biaya marginal diperoleh dari selisih Total Cost dan
selisih kuantitas dari barang yang diproduksi. Sehingga dapat dirumuskan:

MC = dTC / dQ
atau
MC = TCn – TCn-1 10

Oleh karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah
atau mengurangi biaya produksi tetap (FC), maka tambahan biaya
marginal ini akan menambah biaya variable total (VC).

Gambar 7 Kurva Biaya Marjinal

Kurva biaya marginal juga menyerupai huruf U. Titik-titik yang dilalui


oleh kurva MC tidak tepat berada pada suatu tingkat output tertentu
melainkan berada diantara dua titik output.

Hubungan Antara Kurva-Kurva Biaya


Berkaitan dengan hal itu, antara kurva biaya marginal dengan kurva biaya
rata-rata maupun dengan kurva biaya variabel rata-rata terdapat hubungan
tertentu. Hubungan itu adalah:
a) Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC
di bawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun.

17
b) Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau
kurva MC di atas AVC, maka kurva AVC sedang menaik).
Sebagai akibat yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurva AVC
dipotong oleh kurva MC di titik terendah dari kurva AVC. Dengan cara
yang sama dapat dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC
pada titik terendah kurva AC.

2. Biaya Jangka Panjang


Jangka panjang dalam pengertian ini tidak terkait dengan waktu.
Penyebutan jangka panjang oleh para ekonom menandai suatu proses
produksi dimana sumberdaya yang digunakan tidak ada lagi yang bersifat
tetap. Semua sumber daya yang digunakan dalam proses produksi bersifat
variable atau jumlahnya dapat berubah-ubah.Produksi dalam jangka panjang
memungkinkan perusahaan untuk mengubah skala produksi (tingkat
produksi) dengan cara mengubah, baik mengubah maupun mengurangi
jumlah sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang
ditimbulkan. Dalam jangka panjang hanya dikenal biaya total rata-rata
(ATC). Biaya Total terdiri dari :
− Total biaya tetap (TFC)
− Total biaya variable (TVC), dan
− Total biaya (TC).
Contoh:
Tabel 3 Tabel Biaya Total

18
Bila digambarkan akan terlihat sebagai berikut

Gambar 8 Kurva Biaya Total

Biaya Rata-Rata merupakan biaya yang terjadi per satuan output. Baik biaya tetap,
biaya variable, maupun biayatotal memiliki biaya rata-rata. Biaya rata-rata untuk
biaya tetap adalah rata-rata biaya tetap (AFC), untuk biaya variable adalah rata-
rata biaya variable (AVC), dan untuk biaya total adalah rata-rata biaya total
(ATC).

2.4 Contoh Analisis Biaya Produksi


Biaya produksi harus dihitung sejak awal. Contohnya untuk memproduksi
produk perhiasan dari limbah botol plastik, dibutuhkan bahan baku limbah botol
plastik sebanyak satu karung (50 buah), dan benang 90 meter (3 gulung), waktu
pengerjaan dua hari oleh empat orang pekerja dan biaya overhead berupa biaya
angkut limbah dan sabun pembersih untuk mencuci botol. Total biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi tersebut disebut dengan biaya produksi.
Keterangan:
Produk : Gelang dari botol plastik bekas
Waktu produksi : 2 hari
Jumlah produk yang dihasilkan : 100 buah

19
Tabel 2.2
Contoh Analisis Biaya Produksi

No. Produksi Jumlah Harga Satuan Biaya (Rp)


(Rp)

Bahan Baku

1. Botol Plastik 50 buah 0 (limbah) 0 (gratis)

2. Benang 3 gulung 10.000 30.000

Tenaga Kerja

3. Pengrajin 4x2 (2 hari) 50.000 400.000

Overhead

4. Angkut limbah 2x 20.000 40.000

Sabun cuci 3 botol 10.000 30.000

Biaya Produksi Total 500.000

Proses produksi tersebut menghasilkan 100 buah produk, maka HPP per
produk adalah biaya produksi dibagi dengan 100. Misalnya satu kali proses
produksi menghasilkan 100 buah produk hiasan dengan total biaya produksi Rp.
500.000, maka Harga Pokok Produksi (HPP)/unit adalah Rp. 500.000 : 100= Rp.
5.000.

20
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di dalam dunia ekonomi modern biaya dan produksi sangan erat kaitannya
dan tidak dapat dipisahkan. Pemahaman tentang biaya produksi sangat penting
bagi suatu perusahaan, karena dengan itu perusahaan dapat memperhitungkan
biaya-biaya apa saja yang memang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang.
Biaya produksi adalah serangkaian biaya yang harus dikeluarkan atau
dikorbankan oleh suatu perusahaan untuk melakukan suatu kegiatan produksi
guna mengubah bahan-bahan baku menjadi barang yang bernilai guna tinggi dan
untuk memperoleh laba yang semaksimal mungkin.
3.2 Saran
Diharapkan dengan makalah biaya produksi ini mahasiswa lebih
memahami tentang biaya produksi dan aplikasinya di lapangan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sugiarto, dkk. 2007. Ekonomi Mikro (sebuah kajian komprehensif). Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Carter, William K. 2009. Cost Accounting, 14th edition. Diterjemahkan oleh:


Krista. Salemba Empat. Jakarta.

Widjajanta dan Widyaningsih. 2007. Mengasah Kemampuan Ekonomi. Bandung.


IKAPI.

Mulyadi. 1995. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. STIE YKPN: Yogyakarta.

Sadono, Sukirno. 2010. Makroekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT. Raja
Grasindo Perseda. Jakarta.

Carter dan Usry. 2005. Akutansi Biaya edisi 13 buku 2. Jakarta: Salemba Empat

Garisson, Ray dan Eric W. Noreen. 2000. Akuntansi Manajerial: Konsep


Perencanaan, Pengendalian, dan Pengambilan Keputusan. Edisi 8.
Jakarta:Salemba Empat.

22

Anda mungkin juga menyukai