BAB I PENDAHULUAN
BAB VI PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang
tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan.Tuntutan akan
pelayanan kesehatan yang bermutu semakin meningkat seiring dengan semakin
tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Semakin pesat laju
pembangunan, semakin besar pula tuntutan masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik. Walaupun sudah terdapat banyak modalitas
diagnosis yang lain, teknik-teknik radiologi tetap merupakan alat utama untuk
membantu diagnosis berbagai masalah klinis. Dengan demikian, pelayanan Rumah
Sakit yang memadai, baik di bidang diagnostik maupun pengobatan semakin
dibutuhkan Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan
pencitraan.Sejalan dengan itu maka pelayanan diagnostik yang diselenggarakan
oleh Instalasi Radiologi Rumah Sakit dr. R GANDHI A.T sangat perlu untuk
diadakan.
Instalasi Radiologi Rumah Sakit dr. R GANDHI A.T adalah sebuah unit
yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang pencitraan diagnostik yang
berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang
upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Kedudukan Instalasi Radiologi di Rumah Sakit dr. R GANDHI A.T adalah sangat
penting karena sesuai dengan fungsinya sangat membantu dalam pengelolaan
pasien rumah sakit.
Dalam melaksanakan kegiatannya, Instalasi Radiologi Rumah Sakit dr. R
GANDHI A.T kepada Undang-Undang dan peraturan yang berlaku. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 780/Menkes/Per/VIII/2008 merupakan
salah satu Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang semua aspek Instalasi
Radiologi dan dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam
menyelenggarakan pelayanan Radiologi.
Untuk dapat melakukan fungsinya, Instalasi Radiologi membutuhkan
banyak jenis tenaga dengan kompetensi khusus, berbagai teknologi pemeriksaan
dan alat alat mulai dari yang paling sederhana sampai yang tercanggih.
Instalasi Radiologi mempunyai dua pelanggan utama yaitu pasien sebagai
pelanggan eksternal dan dokter sebagai pelanggan internal.Merupakan kewajiban
bagi setiap Instalasi Radiologi untuk memberikan pelayanan yang bermutu, adekuat,
teratur, baik dan terus menerus kepada setiap pelanggannya.Untuk meningkatkan
mutu pelayanan, Instalasi Radiologi yang terdapat di Rumah Sakit dr. R GANDHI
A.T perlu dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang tepat.
Dipimpin dan diarahkan oleh orang orang yang sesuai kualifikasinya, kompeten dan
profesional.
Upaya peningkatan mutu pelayanan Instalasi Radiologi merupakan
serangkaian kegiatan yang komprehensif dan integral yang menyangkut struktur,
proses dan outcome secara obyektif, sistematik dan berlanjut, memantau dan
menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, dan memecahkan
masalah-masalah yang terjadi sehingga pelayanan radiologi yang diberikan berdaya
guna dan berhasil guna.
Sasaran upaya peningkatan mutu pelayanan Instalasi Radiologi di Rumah
Sakit dr. R GANDHI A.Tadalah : meningkatkan kepuasan pelanggan (pasien, dokter
dan pemakai jasa radiologi lainnya), meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelayanan radiologi, dan efisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki.
Instalasi Radiologi juga harus menerapkan prinsip prinsip keselamatan
dalam memberikan pelayanannya. Ada lima isu penting yang terkait dengan
keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan
kelangsungan hidup rumah sakit. Instalasi Radiologi sangat berkepentingan dengan
kelima isu keselamatan ini karena Instalasi Radiologi Rumah Sakit dr. R GANDHI
A.T bekerja menggunakan bahan dan alat yang dapat menyebabkan kecelakaan
baik terhadap pasien maupun petugas.
Dengan melihat kompleksitas kerja Instalasi Radiologi Rumah Sakit dr. R
GANDHI A.T sehingga sarat dengan kejadian kesalahan disatu sisi sementara harus
memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna jasa radiologi disisi lainnya,
maka perlu disusun pedoman dalam pemberian pelayanan radiologi yang sesuai
dengan standar nasional, undang-undang dan peraturan yang berlaku yang menjadi
rambu rambu bagi semua yang terlibat dalam pelayanan radiologi secara langsung
maupun tidak langsung sehingga tujuan yang diinginkan tercapai.
B. TUJUAN PEDOMAN
Sebagai upaya peningkatan kualitas untuk menjamin keakurasian image
diagnostik yang dihasilkan oleh suatu fasilitas layanan radiodiagnostik agar dapat
memberikan informasi diagnostik yang tepat, terpercaya, efisien, berkualitas dan
akurat
D. PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK
Pemeriksaan radiodiagnostik yang diselenggarakan harus mampu mendeteksi
kelainan-kelainan pada pemeriksaan rontgen.
1. Pemeriksaan tanpa media kontras meliputi pemeriksaan :
a. Extremitas bawah
b. Extremitas atas
c. Abdomen
d. Vertebrae
e. Thorax
f. Cranium dll
E. LANDASAN HUKUM
Landasan Hukum dari Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi di rumkital dr. R
GANDHI A.T :
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1014/Menkes/SK/XI/2008
Tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik Di Sarana Pelayanan Kesehatan
1. Undang – Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit
3. Undang – Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 1997 Tentang
KETENAGANUKLIRAN
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
375/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Radiografer
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 780 / Menkes / Per /
VIII / 2008 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi
6. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Terhadap Pemanfaatna Radiasi Pengion
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
8. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No 9 Tahun 2011 Tentang
Uji Kesesuaian Pesawat Radiologi Diagnostik Dan Intervensional
9. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No 8 Tahun 2011 Tentang
Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi
Diagnostik Dan Intervensional
10. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No 6 Tahun 2010 Tentang
Pemantauan Kesehatan Untuk Pekerja Radiasi
11. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 01-P /Ka-
BAPETEN / I-03 Tentang Pedoman Dosis Radiodiagnostik
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. DENAH RUANG
Ket :
1. Meja administrasi
2. Almari
3. Cairan fixer
4. Cairan develover
5. Kamar gelap
6. Ruang ganti pasien
7. Meja pemeriksaan
8. Ruang expose
C. PERBAIKAN ALAT
Terciptanya pelayanan radiologi diagnostik yang aman dari bahaya radiasi
ditentukan juga dengan alat yang dapat beroperasi dengan baik.Untuk itu perlu
adanya perbaikan alat oleh teknisi yang berkompeten bila ditemukan masalah.
Prosedur kerja :
1. Petugas radiasi mencatat dan menginventaris setiap masalah yang ada
ketika ditemukan kerusakan
2. Petugas radiasi melaporkan kerusakan kepada Unit Pemeliharaan Sarana
Prasarana
3. Perbaikan peralatan sinar-x dilakukan oleh teknisi yang telahprofessional
4. Kalibrasi alat dilakukan dua tahun sekali oleh BPFK
D. PERLENGKAPAN RUANGAN
1. Ruangan pesawat x-ray
a) Lemari Instrumen berisi :
1. pakaian ganti pasien
2. alcohol
E. TATA LAKSANA PELAYANAN
1. Plester
2. amplop radiologi
a. Alat-alat lain :
1. Masker
2. lead apron setara dengan 0,35 mmPb
1. Ruangan Kamar gelap
a. Safe light
b. Kaset
c. Film
d. Kipas
a. Pendaftaran Pemeriksaan
Untuk menjaga kelancaran proses pelayanan kesehatan, khususnya di
bagian Instalasi Radiologi rumkital dr. R GANDHI A.T diperlukan suatu alur
pendaftaran yang meliputi pasien rawat jalan, rawat inap, dan IGD agar pelayan di
Instalasi Radiologi dapat berjalan dengan lancar.
1. Tatalaksana Pendaftaran Pasien Instalasi Rawat Jalan
Pasien Instalasi Rawat Jalan adalah pasien yang berasal dari poliklinik
atau rujukan dari luar rumkital dr. R GANDHI A.T adapun alurnya adalah sebagai
berikut :
Pasien Poliklinik / Rawat Jalan adalah pasien yang berasal dari Poliklinik
atau dari luar rumah sakit, adapun alurnya adalah sebagai berikut :
a. Pasien datang dengan membawa surat pengantar dari poliklinik atau datang
dengan permintaan sendiri.
b. Petugas Radiologi mencatat indentitas pasien dan nomor urut pendaftaran
Radiologi.
c. Petugas radiologi memanggil nama pasien kemudian dilakukan
pemeriksaan setelah itu menunggu hasilnya
d. Pasien diantar ke kasir
e. foto diserahkan langsung ke pasien
f. Kemudian foto dibawa ke Poli
2. Tatalaksana Pendaftaran Pasien Instalasi Rawat Inap
Pasien Instalasi Rawat Inap adalah pasien yang berasal dari ruang
perawatan rumkital dr. R GANDHI A.T, adapun alurnya adalah sebagai berikut :
a. Pasien rawat inap yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi didaftarkan
oleh perawat ruangan ke unit Radiologi, pendaftaran dapat melalui telepon
atau datang langsung ke Unit Radiologi
b. Untuk pemeriksaan radiologi tanpa persiapan khusus, pasien diantar ke unit
radiologi oleh perawat dengan membawa surat permintaan pemeriksaan
dari dokter di ruang perawatan
c. Petugas Radiologi mencatat indentitas pasien dan nomor urut pendaftaran
Radiologi.
d. Petugas radiologi memanggil nama pasien kemudian dilakukan
pemeriksaan
e. foto langsung dibawa perawat ke ruangan petugas radiologi yang antar hasil
rontgen
b. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian label
1. Definisi
Kejadian kesalahan pemberian label meliputi kesalahan identitas dan / atau
kesalahan penandaan kanan / kiri
2. Tujuan dan manfaat
Tergambarnya keteliltian dalam pelaksanaan pelabelan foto
c. Pelaksanaan Ekspertise Hasil Pemeriksaan Rontgen
1. Definisi
Pelaksana ekspertise rontgen adalah dokter umum/ spesialis yang
mempunyai kewenangan untuk melakukan pembacaan fotorontgen/hasil
pemeriksaan radiologi.Bukti pembacaan dan verifikasi adalah
dicantumkannya tandatangan dokter pada lembar hasil pemeriksaan yang
dikirimkan kepada dokter yang meminta
2. Tujuan dan manfaat
Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan rontgen dilakukan oleh tenaga
ahli untuk memastikan ketepatan diagnosis.
d. Indikator Mutu Insiden Kesalahan Posisi Pemeriksaan
a. Definisi
Indicator mutu yang menilai angka kesalahan posisi pasien pada saat
dilakukannya tindakan pemeriksaan radiography.
b. Tujuan dan manfaat
Mengurangi angka insiden kesalahan posisi yang berakibat fatal bagi
pasien yang akan diberikan tindakan medis lanjutan berdasarkan
informasi medis dari hasil radiography.
Meminimalkan angka kesalahan posisi dengan cara bekerja dengan
benar, teliti dan adanya control hasil radiography yang sudah dilakukan.
c. Standar
100 %
e. Sarana Dan Prasarana
Instalasi Radiologi rumkital dr. R GANDHI A.T dilengkapi dengan fasilitas
sarana dan prasarana untuk terselenggaranya pelayanan radiologi yang aman,
efektif, efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta dimungkinkannya
petugas radiologi bekerja dengan nyaman dan aman. Letak Instalasi Radiologi
memenuhi persyaratan seperti :
a. Instalasi Radiologi mudah dicapai dari semua ruang perawatan, sehingga
pelayanan Radiologi dapat diselenggarakan dengan baik untuk semua
pasien
b. Instalasi Radiologi mendapat penerangan yang cukup
c. Semua kabel dan pipa berada dalam keadaan terbungkus atau tertanam
dalam lantai atau dinding
d. Instalasi Radiologi mempunyai ventilasi udara yang cukup untuk pertukaran
udara yang masuk dan keluar
e. Instalasi Radiologi dilengkapi dengan AC, aliran listrik dan air yang tersedia
dengan baik
Ruangan yang ada di Instalasi Radiologi rumkital dr. R GANDHI A.T antara
lain :
a. Satu ruangan kamar gelap.
Ruangan ini berfungsi untuk memproses film yang sudah di ekspose, dan
mengisinya kembali dalam sebuah kaset
b. Satu ruangan pendaftaran pasien
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat pendaftaran dan penyerahan hasil
rontgen kepada pasien
c. Satu ruang tunggu pasien
Ruangan ini berfungsi sebagai ruang tunggu pasien yang belum dan
sudah dilakukan pemeriksaan radiologi
f. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Agar pelayanan radiologi dapat terselenggarakan dengan cepat, tepat dan
mutu yang dapat dipertanggungjawabkan,maka pemeriksaan Radiologi harus
dilakukan oleh tenaga yang profesional.Kualifikasi tenaga yang harus tersedia
untuk menjamin terlaksananya pelayanan di Instalasi Radiologi meliputi :
1. Tenaga Medis
Dokter Spesialis Radiologi yang diakui oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dan Departemen Kesehatan. Jika Dokter Spesialis belum
tersedia maka pelayanan Radiologi dapat dilakukan oleh tenaga non spesialis
yang sudah mendapatkan pelatihan di bidang Radiologi oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
2. Tenaga Paramedis
Tenaga Para Medis non Keperawatan (Lulusan Akademi D3 Teknik
Radiodiagnostik).
g. Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan program kegiatan control mutu pelayanan
radiodiagnostik, meliputi :
a. Terselenggaranya program control mutu pelayanan
Instalasiradiologisecara berkelanjutan dan dilakukan evaluasi secara terus
menerus agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan tercapai.
b. Pelayanan kepada pasien sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan
c. Seluruh Sumber Daya Manusia radiodiagnsotik, baik Dokter, Radiografer,
mengupayakan terpenuhinya dan terselengaranya program control mutu
pelayanan radiologi.
BAB IV
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera.
C. KESELAMATAN OPERASIONAL
Untuk menjamin terciptanya suatu pelayanan radiasi diagnostik yang aman untuk
petugas radiasi, pasien, keluarga pasien dan staf yang lain, maka kegiatan
keselamatan operasional perlu diperhatikan. Kegiatan itu antara lain :
1. Komisioning
Untuk memastikan pesawat sinar-x bekerja dengan andal, baik untuk
kegiatan radiologi diagnostik, dan memenuhi peraturan perundang undangan
oleh BPFK maka pesawat sinar-x harus dilakukan uji kesesuaian.
2. Inspeksi periodik
Inspeksi BAPETEN secara periodik terhadap peralatan sinar –x,
perlengkapan proteksi radiasi dan hal yang menyangkut keselamatan atau
penahan radiasi ruangan pesawat sinar-x harus dilakukan untuk perbaikan dalam
hal adanya komponen yang rusak atau hal yang berhubungan dengan
keselamatan radiasi.
3. Pembatasan arah sinar
Arah berkas utama dari pesawat sinar-x tidak boleh diarahkan ke panel
kontrol atau daerah lain yang tidak cukup penahan radiasi atau yang hanya
dipersiapkan untuk radiasi hambur kecuali pasien dengan kasus tertentu maka
dapat dilakukan arah sinar-x ke control panel dg syarat tidak ada radiasi
menembus dinding control panel atau radiasi hambur agar tidak terjadi
kebocoran ruang yg mengakibatkan dosis radiasi pada petugas radiasi atau
radiographer meningkat
4 .limbah radioaktif tingkat rendah
Limbah kategori ini aktivitasnya rendah dan tidak memerlukan penahan radiasi
untuk penanganan dan pengangkutanya.
Contoh LLR adalah limbah kedokteran nuklir untuk tujuan diagnostik
D. KESELAMATAN PETUGAS
Semua usaha harus dilakukan dalam melaksanakan penyinaran sinar-x,
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang baik dengan paparan minimum pada
petugas radiasi. Kegiatan itu antara lain :
1. Bekerja di Ruang Operator
Ruang operator biasanya terpisah dengan ruang penyinaran atau jika berada
dalam ruangan penyinaran harus disediakan tabir Pb dan dilengkapi dengan
kaca Pb.
2. Pemakaian Alat Proteksi Radiasi
Keselamatan terhadap radiasi memerlukan perlengkapan peralatan radiasi
yang memadai dan sesuai dengan standar yang ditetapkan, dan digunakan
dengan baik dan benar.
3. Pengawasan Kesehatan Pekerja Radiasi
Pengawasan kesehatan di Bagian Radiologi bagi pekerja radiasi dilakukan
sekurang-kurangnya sekali setahun dan apabila diperlukan dilakukan
pemeriksaan kesehatan tambahan jika pekerja radiasi mengalami penyinaran
radiasi batas ambang.
4. TLD BADGE ( Thermoluminesscence Dosimeter)
Penyerapan energy radiasi oleh kristal mengakibatkan timbulnya atom
dalam Kristal sehingga menghasilkan electron dan lubang bebas dalam Kristal
pendar panas. Pengukuran keluaran cahaya bersamaan dengan meningkatnya
suhu suhu dimana keluaran cahaya merupakan suatu ukuran energy pengikat
electron pada lobang pada tanggapan tersebut.
Kepala Radiologi
Petugas Proteksi Radiasi
Radiografer Pelaksana
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan di Unit Radiologi.
2. Menyusun Prosedur Standar Operasional pelayanan di Unit Radiologi
3. Membuat dan mengevaluasi program kerja Unit Radiologi.
4. Membuat laporan kegiatan pelayanan di Unit Radiologi.
5. Merencanakan kebutuhan sumber daya di Unit Radiologi
6. Merencanakan peningkatan SDM di Unit Radiologi
7. Menentukan cuti karyawan
8. Membuat uraian tugas bawahannya
9. Mengawasi semua kegiatan di di Unit Radiologi
10. Membuat, memeriksa, memaraf, dan atau menandatangani surat nota dinas
11. Menyelesaikan masalah yang timbul dilingkungan radiologi sehubungan dengan
kegiatan pelayanan yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung atau yang terkait
dengan kegiatan di Unit Radiologi.
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan di Unit Radiologi.
2. Bertanggung jawab terhadap hasil radiografi.
3. Ketepatan dan kebenaran laporan kegiatan.
4. Ketepatan dan kesesuaian rencana kerja di Unit Radiologi.
5. Ketepatan dan kesesuaian rencana kebutuhan sumber daya manusia dengan
realisasi.
6. Ketepatan dan kesesuaian kebutuhan alat.
Wewenang :
1. Menilai, menegur, memberi sanksi dan motivasi bawahan di Unit Radiologi.
2. Mengatur rencana kegiatan penyelenggaraan pelayanan radiologi.
3. Meminta arahan dari atasan.
4. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait.
5. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.
6. Memaraf surat, nota dinas dan laporan.
7. Menandatangani surat nota dinas.
Nama Jabatan : Kepala Instalasi Radiologi
Hasil kerja : Koordinasi Pelayanan
Uraian tugas
1. Menyusun daftar kegiatan kerja dan jadwal harian staf , termasuk jadwal on
call staff
2. Menyusun dan mengusulkan rencana kebutuhan untuk operasional pelayanan
Instalasi Radiologi
3. Menyusun rencana kerja tahunan bersama Kepala Seksi Administrasi dan
Kepala Bidang Pelayanan Umum
4. Merencanakan kebutuhan SDM, pelatihan dan pengembangan staff
5. Merencanakan kegiatan yang terkait dengan proteksi radiasi
6. Melakukan pemeliharaan dan perawatan alat Radilogi bersama dengan staff
sesuai jadual pemeliharaan termasuk jadual kaliberasi alat
7. Melakukan set up alat
8. Bersama staff, melakukan pemeriksaan radiologi pasien rawat jalan, rawat inap
maupun pasien dari eksternal / puskesmas.
9. Bersama staff, membantu dokter radiologi dalam pemeriksaan dengan kontras
/ pemeriksaan khusus
10. Bersama staff melakukan pencatatan / pendataan pemeriksaan radiologi
11. Melakukan konfirmasi dan komunikasi kepada dokter pengirim apabila ada hal-
hal yang perlu di informasikan
12. Menyusun dan melakukan evaluasi dokumen (Pedoman, Panduan, SPO)
13. Rekap formulir respon time dan pembuatan Laporan Kinerja Unit Radiologi
14. Kerja bakti dan melakukan kegiatan terkait 5 R
15. Melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Urusan Penunjang Klinis dan
Karumkital
16. Melaksanakan program proteksi radiasi
17. Melakukan pengawasan dan penilaian kinerja terhadap kinerja staf
18. Bersama staff melakukan pengawasan terhadap kinerja alat, termasuk
monitoring kaliberasi alat
19. Memantau pelaksanaan kegiatan proteksi radiasi
20. Rapat koordinasi dengan Kepala Urusan Penunjang Klinik dan Karumkit
21. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan
22. Mengusulkan perbaikan dan pengadaan perlengkapan, sarana prasarana
dalam Instalasi Radiologi
23. Melaporkan kepada kepala Urusan Penunjang Klinik dan Karumkit apabila
terdapat alat yang rusak
Wewenang
1. Memberi arahan pada penanggung jawab ruangan dan pelaksana di unit
radiologi.
2. Membuat rencana kegiatan pelayanan pada pasien di radiologi
3. Meminta arahan dari asisten.
4. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait.
5. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.
Nama Jabatan : Penanggung Jawab Proteksi Radiasi
Hasil Kerja : Proteksi Radiasi
Uraian Tugas
1. Mengkoordinasikan dengan instalasi lain yang terkait masalah pengukuran
dan kalibrasi alat sinar X.
2. Mengurusi masalah film badge
3. Membuat prosedur pemakaian alat-alat proteksi radiasi
Tanggung jawab
1. Bertanggung jawab meminimalkan paparan radiasi terhadap petugas pasien
dan lingkungan.
2. Mengontrol dan mengevaluasi kebenaran hasil paparan radiasi.
3. Tersedianya alat-alat proteksi radiasi.
4. Kelayakan penggunaan pesawat sinar X
Wewenang
1. Memberi arahan pada penanggung jawab ruangan dan pelaksana di unit
radiologi terkait masalah proteksi radiasi.
2. Mengatur rencana kegiatan proteksi radiasi di radiologi.
3. Meminta arahan dari atasan
4. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait.
Syarat Jabatan
1. DIII Radiologi
2. Kursus / Diklat Petugas Proteksi Radiasi
3. Memiliki SIB sebagai PPR bidang diagnostik
Nama Jabatan : Radiografer
Hasil Kerja : Pelaksana Radiologi
Uraian Tugas
Ditetapkan di BIAK
Pada tanggal januari 2019
Kepala Rumkital dr. R GANDHI A.T