Anda di halaman 1dari 18

MANFAAT PUPUK KOTORAN HEWAN (Kohe) KAMBING DAN

MULSA SERASAH DAUN BAMBU UNTUK MENINGKATKAN


PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI ( Apium graveolens L.)

PAPER

OLEH :

ANGEL YOHANNA / 180301264


AGROTEKNOLOGI 5B

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN UNIT DASAR AGRONOMI


P R O G R A M S T U D I A G R O T E K N O L O G I
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2019
MANFAAT PUPUK KOTORAN HEWAN (Kohe) KAMBING DAN
MULSA SERASAH DAUN BAMBU UNTUK MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI ( Apium graveolens L. )

PAPER

OLEH :

ANGEL YOHANNA / 180301264


AGROTEKNOLOGI 5B

Paper sebagai salah satu syarat komponen penilaian pada Laboratorium Dasar
Budidaya Tanaman Unit Dasar Agronomi Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatra, Medan

Diketahui Oleh:
Asisten Koordinator

( Eko Syahputra Saragih)


NIM. 150301001

Diperiksa oleh : Diperiksa oleh :


Asisten Korektor I Asisten Korektor II

( Rasia Haganta Muham) ( Yuli Putri Sari Br.Sigiro )


NIM. 150301178 NIM. 150301041

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN UNIT DASAR AGRONOMI


P R O G R A M S T U D I A G R O T E K N O L O G I
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari paper ini adalah “Manfaat Pupuk Kotoran Hewan
(Kohe) Kambing Dan Mulsa Serasah Daun Bambu Untuk Meningkatkan
Pertumbuhan Tanaman Seledri ( Apium Graveolens L. )” yang melengkapi
komponen penilaian di Laboratorium Dasar Budidaya Tanaman Unit Dasar
Agronomi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatra
Utara, Medan

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada


Ir. Rosita Sipayung. M.P.; Terry Ezra T. Sitepu. S.P., M.Si.; Ir. Asil Barus M. Si.;
Dr. Nini Rahmawati, S.P., M.Si; Dr. Mariati. M.Sc, serta kakak dan abang yang
telah banyak membantu dalam pembuatan paper ini

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan paper ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga paper ini berguna
bagi kita semua.

Medan, 30 Maret 2019

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang………. ................................................................... 1
Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
Kegunaan Penulisan........................................................................ 3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Tanaman Sawi (Brassica juncea L)……………............ 4
Syarat Tumbuh…………………………………………… ....................... 5
Iklim…………………. ................................................................... 6
Tanah………………….. ................................................................ 7
MANFAAT PEMBERIAN PUPUK CAIR DAUN LAMTORO
(Leucaena leucocephala) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKTIVITAS TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)
Pengertian Pupuk Cair ........................................................................ 8
Kandungan Pupuk Cair Daun Lamtoro(Leucaena leucocephala) ...... 9
Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Cair Daun Lamtoro
(Leucaena leucocephala) ................................................................... 10
Tujuan Pemupukan ............................................................................. 11
Hasil Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Sawi
( Brassica juncea L) .......................................................................... 12
Manfaat Pemberian Pupuk Cair Daun Lamtoro
(Leucaena leucocephala) Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas
Tanaman Sawi (Brassica juncea L)…………................................ 13

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seledri (Apium graveolens L. Dulce) termasuk dalam famili Umbelliferae


dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digunakan untuk
penyedap makanan dan penghias hidangan. Budidaya seledri sangat baik di dataran
tinggi 1000-1200 m dpl, juga bisa di dataran rendah dengan memberi naungan
berupa atap alangalang atau jerami, atap berfungsi sebagai penahan sinar matahari
dan menjaga kelembaban. Seledri kurang tahan hujan oleh karena itu curah hujan
optimum berkisar 60-100 mm/bulan. Tanaman seledri dapat dibagi menjadi seledri
tangkai, seledri umbi dan seledri daun. (Edi, 2010)
Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai denganpertambahan
luas areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makinberagamnya penggunaan
pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian.Usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi tanaman sayurantersebutsalah satu diantaranya dengan
pemberian pupuk. Pemupukandilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan
unsur hara bagi tanaman, sehingga dapat memberikan hasil yang tinggi (Manullang,
2014).
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman,
hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang
berbentuk cair maupun padat. Penggunaan pupuk organik mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik mengandung unsur hara lengkap
meski kadarnya tidak setinggi pupuk kimia.
(Indrianasari, 2016)
Diantara berbagai hara tanaman, nitrogen (N) dan fosfor (P)
merupakanunsur hara makro yang sangat penting bagi tanaman tetapi jumlahnya
sedikit dalam tanah dan sebagian besarterdapat dalam bentuk yang tidak
tersediabagi tanaman. Oleh karena itu, perlu dicari sumber pupuk organik yang
potensial dalam menyediakan unsur hara N dan P. Salah satu sumber pupuk organik
yang potensial dalam menyediakan unsur hara N dan P adalah kotoran ternak
(Supardi, 2011).
Kotoran padat kambing merupakan salah satu jenis kotoran hewan yang
pemanfaatanya belum begitu maksimal. Masyarakat biasanya langsung
menggunakan kotoran padat kambing sebagai pupuk untuk tanaman tanpa melalui
pengolahan terlebih dahulu, sehingga tanaman yang dipupuk dengan kotoran padat
kambing tidak dapat tumbuh dengan maksimal karena kotoran padat kambing
memiliki struktur yang cukup keras dan lama diuraikan oleh tanah.
(Indrianasari, 2016)

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui manfaat
pupuk Kotoran hewan (Kohe) Kambing dan Mulsa Serasah Daun Bambu untuk
meningkatkan pertumbuhan Tanaman Seledri ( Apium graveolens L. )

Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
masuk dan mengikuti praktikum di Laboratorium Dasar Agronimi Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara, Medan dan sebagai
bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman
Klasifikasi tanaman seledri menurut Mursito (2002) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.
Batang tidak berkayu, beruas, bercabang, tegak, hijau pucat. Batang seledri
sangat pendek sekitar 3 -5 cm, sehingga seolah olah tidak kelihatan. (Mursito, 2002)
Daun seledri bersifat majemuk, daunnya menyirip ganjil dengan anakan
antara 3 –7 helai. Tepi daun beringgit pada pangkal maupun ujungnya runcing.
Tulang daunnya menyirip dengan ukuran panjang 2 -7,5 cm dan lebarnya 2 -5 cm.
Tangkai daun tumbuh tegak ke atas atau ke pinggir batang dengan panjang sekitar
5 cm, berwarna hijau atau keputihan. (Pracaya, 2002)
Bunga tunggal, dengan tangkai yang jelas, sisi kelopak yang tersembunyi,
daun bunga putih kehijauan atau merah jambu pucat dengan ujung yang bengkok.
Bunga betina majemuk yang jelas, tidak bertangkai atau bertangkai pendek, sering
mempunyai daun berhadapan atau berbatasan dengan tirai bunga. Tidak bertangkai
atau dengan tangkai bunga tidak lebih dari 2 cm panjangnya. Putih kehijauan atau
putih kekuningan ½ -3/4 mm panjangnya. Pada setiap ketiak daun dapat tumbuh 3
-8 tangkai bunga. Pada ujung tangkai bunga ini bergerombol membentuk bulatan.
Setelah bunga dibuahi akan berbentuk bulatan kecil hijau sebagai buah muda.
Setelah tua buah berubah warna menjadi coklat muda (Haryoto, 2009)
Tepi daun seledri umumnya bergerigi dengan pangkal maupun ujungnya
runcing. Tulang-tulang daun menyirip dengan ukuran panjang 2-7,5 cm, dan lebar
2-5 cm. Tangkai daun tumbuh tegak keatas atau kepinggir batang, panjang sekitar
5 cm, berwarna hijau keputihan. Batang seledri sangat pendek sehingga tidak
kelihatan (Rukmana, 2000).
Akar tebal, sistem akarannya menyebar ke semua arah sekitar 5 –9 cm, pada
kedalaman 30 -40 cm. Sistem perakaran seledri menyebar dan berongga dengan
banyak akar adventif yang mendekati permukaan tanah, sehingga akar-akar ini akan
kelihatan dari luar. (Sunarjono, 2004)

Syarat Tumbuh
Iklim
Seledri kurang tahan terhadap air hujan yang tinggi. Penanaman seledri
sebaiknya pada akhir musim hujan atau periode bulan-bulan tertentu yang keadaan
curah hujanya berkisar antara 60 -100 mm/bulan. (Sunarjono, 2004)
Seledri merupakan tanaman subetropis yang membutuhkan sinar matahari
8 jam per hari. Namun, seledri tidak tahan terkena matahari langsungsecara
berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan layu atau menguning. Sebaliknya, jika
tanaman seledri kurang mendapatkan cahaya pertumbuhannya akan terhambat,
lemah dan pucat.( Haryoto, 2009)
Tanaman seledri merupakan tanaman yang sangat bergantung pada
lingkungan. Untuk memperoleh kualitas dan hasil yang tinggi , maka tanaman harus
ditanam pada kondisi lingkungan yang tepat. Berdasarkan indikator daerah sentral
penanaman seledri di berbagai wilayah, tanaman ini cocok untuk dikembangkan ke
daerah yang mempunyai ketinggian tempat 1000-1200 meter di atas permukaan
laut, suhu harian 18-24 °C, udara sejuk dengan kelembaban antara 80-90%, serta
cukup mendapat sinar matahari (Pracaya, 2002)
Seledri dapat ditanam di manaesaja, baik dataran rendah maupun tinggi
yaitu pada ketinggian 0 -1200 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan
kelembaban antara 80 -90% serta cukup mendapat sinar matahari.Sementara untuk
pertumbuhan dan produksi yang tinggi seledri menghendaki suhu berkisar antara
15 -24ºC. Namun, pada saat berkecambah seledri memerlukan suhu yang lebih
rendah yaitu 10 -18 ºC (Haryoto, 2009)
Tanah
Tanah merupakan medium alam tempat tumbuhnya tumbuhan dan tanaman
yang tersusun dari bahan-bahan padat, cair dan gas. Bahan penyusun tanah dapat
dibedakan atas partikel mineral, bahan organik, jasad hidup, air dan gas. Fungsi
tanah untuk kehidupan adalah sebagai medium tumbuh yang menyediakan hara
untuk tanaman dan sebagai penyedia dan penyimpan air
(Jumin, 2002).
Tanah merupakan medium alam tempat tumbuhnya tumbuhan dan tanaman
yang tersusun dari bahan-bahan padat, cair dan gas. Bahan penyusun tanah dapat
dibedakan atas partikel mineral, bahan organik, jasad hidup, air dan gas. Fungsi
tanah untuk kehidupan adalah sebagai medium tumbuh yang menyediakan hara
untuk tanamandan sebagai penyedia dan penyimpan air. (Sunarjono, 2004)
Tanah yang paling ideal untuk tanaman seledri adalah jenis tanah andosol.
Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhannya yaitu tanah yang subur, gembur,
banyak mengandung humus, tata aerasi yang baik, berwarna hitam atau coklat,
bertekstur remah dengan berdebu sampai lempung.
Tanaman seledri dapat tumbuh pada pH tanah berkisar antara 5,6 sampai 6,5 atau
pada pH optimum 6,0 -6,8. Tanaman seledri menyukai tanah yang mengandung
garam Natrium, Kalsium, dan Boron. (Pracaya, 2002)
MANFAAT PUPUK KOTORAN HEWAN(Kohe) KAMBING DAN MULSA
SERASAH DAUN BAMBU UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN

TANAMAN SELEDRI ( Apium graveolens L. )

Definisi Pupuk Kotoran Hewan(Kohe) Kambing dan Mulsa Serasah Daun


Bambu
Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat
hara bagi tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi secara bertahap
dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman.
Feses kambing mengandung sedikit air sehingga mudah terurai. Pupuk organik cair
ini dapat dibuat dari kotoran kambing (feses) disebut biokultur ataupun biourine
(urine kambing). (Parnata, 2010).
Kotoran kambing teksturnya berbentuk butiran bulat yang sukar dipecah
secara fisik. Kotoran kambing dianjurkan dikomposkan dahulu sebelum digunakan
hingga pupuk menjadi matang. Ciri-ciri kotoran kambing yang telah matang
suhunya dingin, kering dan relatif sudah tidak bau. Kotoran kambing memiliki
kandungan K yang lebih tinggi dibanding jenis pupuk kandang lain. Pupuk ini
sangat cocok diterapkan pada paruh pemupukan kedua untuk merangsang
tumbuhnya bunga dan buah. (Sumarna & Suwandi.2003)
Mulsa merupakan setiap bahan, baik anorganik maupun organik, yang dapat
dihamparkan di permukaan tanah untuk menghindari kehilangan air melalui
penguapan dan atau menekan tumbuhnya gulma, serta memodifikasi lapisan atas
tanah yang ditutupi. Mulsa sangat efektif mengurangi penguapan, menekan
infestasi gulma secara efektif dan merangsang aktivitas mikroba dalam tanah
melalui peningkatan suhu tanah yang meningkatkan sifat agro-fisik tanah.
(Fatimah,2000)
Daun bambu mengandung unsur hara P dan K. Kedua kandungan unsur ini
sangat untuk perbaikan struktur tanah dan berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Unsur P (Phospat) adalah fosfor yang sangat berguna untuk merangsang
pertumbuhan akar terutama pada masa awal pertumbuhan tanaman, mempercepat
pembungaan dan pemasakan buah. Sedangkan fungsi K (Kalium) adalah
menguatkan batang agar tidak mudah roboh, meningkatkan kualitas buah, membuat
biji menjadi berisi dan padat. Jika unsur P dan K terdapat pada daun bambu, maka
dapat menambahkan unsur N yang terdapat pada kotoran ternak besar dan menjadi
media tanam yanga baik.
(Rosmayanti, 2018)

Manfaat Pupuk Kotoran Hewan(Kohe) Kambing dan Mulsa Serasah Daun


Bambu.
Kotoran Hewan (Kohe) memiliki banyak manfaat bagi peranan, yaitu
meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, meningkatkan
produktivitas tanaman, merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun,
menggemburkan dan menyuburkan tanah, penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor,
kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt,
barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit, meningkatkan
kapasitas tukar kation (KTK) tanah, serta membentuk senyawa kompleks dengan
ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.
(Indrakusuma, 2000)
Pemulsaan dapat melindungi lapisan atas tanah dari cahaya matahari
langsung dengan intensitas cahaya yang tinggi dan mencegah proses evaporasi
sehingga penguapan hanya melalui transpirasi yang normal dilakukan oleh
tanaman. Mulsa dapat menekan fluktuasi suhu tanah, melindungi tanah dari
limpasan air hujan dan mencegah pertumbuhan gulma (Maemunah. 2001)
Dari hasil penelitian kandungan fitokimia ini, memungkinkan bagi seresah
daun bambu untuk dijadikan sebagai bahan baku bioherbisida sebagai solusi
pengendalian gulma yang ramah lingkungan. Pada genus Dendrocalamus juga
dilaporkan bahwa selain mengandung senyawa kumarin, flavonoid dan fenolik,
daun bambu juga mengandung antrakunion, polisakarida, dan asam amino. Oleh
karena itu, seresah daun bambu dapat dimanfaatkan sebagai bioherbisida
pengendali gulma ramah lingkungan. (Yanda et al, 2013)
Kandungan Unsur Hara pada Pupuk Kotoran Hewan(Kohe) Kambing dan
Mulsa Serasah Daun Bambu
Pupuk organik kotoran kambing memiliki keunggulan pada unsur makro
Nitrogen (N) , Kalium (K) serta kalsium (Ca). Namun semua itu tergantung juga,
dari jenis tanaman apa yang akan di pupuk menggunakan kotoran kambing. Melalui
data analisis ditemukan bahwa pada kotoran kambing terkandung hara, yaitu kadar
air 64%, Bahan Organik 31%, N 0,7%, P2O5 0,4%, K2O 0,25%, CaO 0,4 %,
Nisbah C/N 20-25%. Kadar air pupuk kandang kambing relatif lebih rendah dari
pupuk kandang sapi dan sedikit lbih tinggi dari pupuk kandang ayam.
(Musnamar,2007)
Perpaduan kotoran kambing dan kotoran sapi (bokashi) akan menghasilkan
pupuk organik yang kompleks. Kualitas bokashi dari kotoran sapi akan semakin
bagus jika pencampuran kotoran kambing sebelum proses fermentasi di mulai.
Peningkatan kandungan unsur hara baik makro atau mikro akan mengalami
peningkatan dan lebih komplek dari pupuk bokashi tersebut. Selain kotoran
Kambing Padat, air kencing kambing juga sangat baik untuk dijadikan pupuk
organik cair. Memang jumlah urine kambing tidaklah sebanyak air kencing sapi,
namun kandungan berbagai jenis unsur hara makro dan mikro pada urin kambing
lebih bagus. (Sutedjo,2002)
Daun bambu mengandung banyak unsur P dan K. Kedua unsur ini
sangat berguna bagi perbaikan struktur tanah dan bagi pertumbuhan tanaman.
Dengan menambahkan daun bambu kering ke lahan, petani tidak perlu lagi
menggunakan pupuk P dan K. Dengan demikian petani tersebut tidak lagi
menggunakan pupuk kimia sama sekali setelah memakai kompos ditambah dengan
daun bambu kering. (Fatimah,2000)
Dari hasil percobaannya terbukti, bahwa kesuburan dan produksi tanaman
yang dipupuk dengan “P” dan “K” kimia tidak berbeda dengan tanaman yang hanya
diberikan daun bambu kering. Unsur P dalam phospat adalah (Fosfor) sangat
berguna bagi tumbuhan karena berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar
terutama pada awal-awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji
dan buah. Kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium
mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur
yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam
xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma. Kalium pupuk buatan
dan mineral-mineral tanah seperti feldspar, mika dan lain-lain. (Sutedjo,2000)

Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Kotoran Hewan(Kohe) Kambing dan


Mulsa Serasah Daun Bambu
Manfaat pupuk kandang/organik yang dirasakan oleh petani adalah
meningkatnya produktivitas dari lahan pertanian. Karena dengan meningkatnya
kadar kandungan bahan organik dan unsur hara yang ada dalam tanah, maka dengan
sendirinya akan memperbaiki sifat kimia dan bologi tanah atau lahan pertanian.
Selain itu, penggunaan pupuk organik dapat memudahkan pengolahan lahan karena
kondisi tanah semakin baik. (Musnamar,2007)
Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi
pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan.Namun kelemahan pupuk organik
pada umumnya adalah kandungan unsur hara yang rendah dan lambat tersedia bagi
tanaman. Pupuk organik dapat berbentuk padat maupun cair. Kelebihan pupuk
organik cair adalah unsur hara yang dikandungnya lebih cepat tersedia dan mudah
diserap akar tanaman (Pardosi, 2014).
Dalam suatu penelitian kadar air pupuk kambing relatif lebih rendah dari
pupuk sapi dan sedikit lebih tinggi dari pupuk ayam. Kadar hara pupuk kambing
mengandung kalium yang relatif lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya.
Sementara kadar hara N dan P hampir sama dengan pukan lainnya. ( Hartatik, 2005)
Masyarakat biasanya langsung menggunakan kotoran padat kambing
sebagai pupuk untuk tanaman tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu, sehingga
tanaman yang dipupuk dengan kotoran padat kambing tidak dapat tumbuh dengan
maksimal karena kotoran padat kambing memiliki struktur yang cukup keras dan
lama diuraikan oleh tanah. Ini menjadi kekurangan dari pupuk kotoran hewan, yaitu
kotoran hewan harus diolah sebagai pupuk padat atau pupuk cair.
(Musnamar, 2007)
Manfaat Pupuk Kotoran Hewan (Kohe) Kambing dan Mulsa Serasah Daun
Bambu untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Seledri ( Apium
graveolens L. )
Penyerapan hara pada tanaman yang diberi mulsa akan lebih efisien
daripada tanaman tanpa mulsa. Dengan adanya penyerapan yang efisien terhadap
unsur hara yang terdapat pada pupuk kohe kambing maka proses fotosintesis akan
berjalan dengan baik. Hasil fotosintesis yang kemudian ditranslokasikan ke
meristem apikal pada daun akan meningkatkan luas daun melalui aktivitas
pembelahan sel-sel meristem yang meningkat. (Fisher, 2000)
Penambahan pupuk kohe kambing akan meningkatkan ketersediaan unsur
hara dalam tanah dan meningkatkan pula aktivitas fotosintesis. Hasil fotosintesis
ini akan ditranspor ke bagian-bagian jaringan meristem salah satunya meristem
bambu pada daun. Peningkatan luas daun bambu seluruhnya bergantung pada
aktivitas meristem bambu sehingga meningkatnya aktivitas fotosintesis akan
meningkatkan hasil fotosintesis yang kemudian akan ditranspor ke bagian tanaman
terutama bagian yang aktif tumbuh seperti pada jaringan meristem khususnya
meristem bambu. (Sutedjo,2000)
Unsur hara seperti N yang terdapat dalam pupuk kohe dapat memacu
pembesaran dan pembelahan sel sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan luas
daun. Unsur N terkandung dalam pupuk Kandang berfungsi dalam meningkatkan
pertumbuhan bambu tanaman terutama untuk memacu pertumbuhan
daun.Demikian pula unsur P yang merupakan komponen penting penyusun
senyawa ATP yang diperlukan untuk proses fotosintesis. Apabila proses
fotosintesis terganggu maka pertumbuhan sel pun akan terganggu yang berakibat
pada terhambatnya pertumbuhan (Nurshanti, 2009)
Penggunaan pupuk kohe kambing dan mulsa serasah daun bambu
memberikan pengaruh nyata dalam meningkatkan rata-rata pertumbuhan tanaman
pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat kering tanaman dan
berat kering akar. Perlakuan pupuk kohe kambing dengan mulsa serasah daun
bambu menunjukkan interaksi dalam meningkatkan rata-rata tinggi tanaman (38
cm) dan jumlah daun (34,67 helai) tanaman seledri. (Setiawati, 2017)
KESIMPULAN

 Mulsa merupakan setiap bahan, baik anorganik maupun organik, yang dapat
dihamparkan di permukaan tanah untuk menghindari kehilangan air melalui
penguapan dan atau menekan tumbuhnya gulma, serta memodifikasi lapisan atas
tanah yang ditutupi.
 Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat hara
bagi tanaman melalui proses penguraian
 Kotoran Hewan (Kohe) memiliki banyak manfaat bagi peranan, yaitu
meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, meningkatkan
produktivitas tanaman, merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.
 Pemulsaan dapat melindungi lapisan atas tanah dari cahaya matahari langsung
dengan intensitas cahaya yang tinggi dan mencegah proses evaporasi sehingga
penguapan hanya melalui transpirasi yang normal dilakukan oleh tanaman.
 Melalui data analisis ditemukan bahwa pada kotoran kambing terkandung hara, yaitu kadar
air 64%, Bahan Organik 31%, N 0,7%, P2O5 0,4%, K2O 0,25%, CaO 0,4 %, Nisbah C/N
20-25%.
 Kadar air pupuk kandang kambing relatif lebih rendah dari pupuk kandang sapi dan sedikit
lbih tinggi dari pupuk kandang ayam.
 Daun bambu mengandung banyak unsur P dan K. Kedua unsur ini sangat berguna
bagi perbaikan struktur tanah dan bagi pertumbuhan tanaman. Dengan
menambahkan daun bambu kering ke lahan, petani tidak perlu lagi menggunakan
pupuk P dan K.
 Kekurangan dari pupuk kotoran kambing, yaitu kotoran kambing harus diolah
sebagai pupuk padat atau pupuk cair.
 Penggunaan pupuk kohe kambing dan mulsa serasah daun bambu memberikan
pengaruh nyata dalam meningkatkan rata-rata pertumbuhan tanaman pada
parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat kering tanaman dan berat
kering akar.
DAFTAR PUSTAKA

Edi, Syafri Dan Julistia Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Jambi: Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

Fatimah,E. 2000. Pengaruh Mulsa Jerami Dan Mulsa Plastik Terhadap


Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Jogo (Phaseolus vulgaris L.). Skripsi.
Jurusan Biologi. Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran.
Firda, D. 2018. Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Indeks Mitosis Akar Seledri
(Apium graveolens L). Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Fisher Nn. 2000. Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman: Fase Vegetatif.


P.R. Goldsworthy Dan N.N. Fisher (Eds) Dalam Fisiologi Tanaman
Budidaya Tropik. Diterjemahkan Oleh Ir. Tohari, Msc. Phd.
Yogyakarta: UGM Press.

Hartatik, Wiwik Dan L.R. Widowati. 2005. Pupuk Kandang. Jurnal Pupuk
Kandang. Jakarta

Haryoto. 2009. Bertanam Seledri Secara Hidroponik. Kanisius. Yogyakarta

Indrianasari, Y. 2016. Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca satival.) Secara


Hidroponik Pada Media Pupuk Organik Cair Dari Kotoran Kambing Dan
Kotoran Kelinci. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Indrakusuma, 2000. Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. PT. Surya
Pratama Alam.Yogyakarta.

Jumin, H.B. 2002. Agronomi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.


Manullang, Gerald Sehat., Abdul Rahmi Dan Puji Astuti. 2014. Pengaruh Jenis
Dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Varietas Tosakan. Jurnal
Agriforvolume XIII Nomor 1, Maret 2014. ISSN : 1412 –6885.

Mursito, H. 2002. Mengenal Budidaya Tanaman Seledri. Kanisius. Yogyakarta

Maemunah. 2001. Mengenal Pupuk Organik. Penabur Swadaya. Jakarta.

Musnamar E. 2007. Pupuk Organik: Cair Dan Padat, Pembuatan, Aplikasi.


Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

Nurshanti, D.F. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap


Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Caisim. Skripsi.
Universitas Baturaja. Baturaja.

Pardosi, Andri H., Irianto Dan Mukhsin. 2014. Respons Tanaman Sawi Terhadap
Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Pada Lahan Kering Ultisol.
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014,Palembang 26-27
September 2014. Isbn : 979-587-529-9.

Pracaya, Ir. 2002. Bertanam Sayuran Organik Di Kebun, Pot, Dan Polibag.
Jakarta : Penebar Swadaya
Parnata, Ayub. 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik.
Jakarta: Agromedia Pustaka
Rosmayanti. T. 2018. Pemanfaatan Daun Bambu Sebagai Pupuk Dan Mulsa
Organik. Palembang: UNSRI
Rukmana. R. 2000. Bertanam Seledri. Kanisius. Yogyakarta
Setiawati, T. Et Al. 2017. Aplikasi Pupuk Kotoran Hewan (Kohe) Kambing Dan
Mulsa Serasah Daun Bambu Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman
Seledri (Apium Graveolens L. Var. Secalinum Alef.). Program Studi Biologi
FMIPA. Universitas Padjadjaran. Jatinangor

Sutedjo. M.M. 2002. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sumarna & Suwandi.2003. Pengaruh Cara Tanam Dan Pemupukan Terhadap


Pertumbuhan Dan Hasil Produksi Tomat. Buletin Penelitian
Holtikultura. 18 (12): 43-47.

Sunarjono, H.H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.

Supardi, Agus. 2011. Aplikasi Pupuk Cair Hasil Fermentasi Kotoran Padat
Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
Sebagai Pengembangan Materi Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan.Skripsi.
Surakarta: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yanda, Muha Miko Imarta, Hazli Nurdin, Dan Adlis Santoni. 2013. Isolasi Dan
Karakterisasi Senyawa Fenolik Dan Uji Antioksidan Dari Ekstrak Daun
Bambu (Dendrocalamus asper). Jurnal Kimia
Universitas Andalas 2 (2): 51-55.

Anda mungkin juga menyukai