Manfaat Pupuk Kotoran Hewan
Manfaat Pupuk Kotoran Hewan
PAPER
OLEH :
PAPER
OLEH :
Paper sebagai salah satu syarat komponen penilaian pada Laboratorium Dasar
Budidaya Tanaman Unit Dasar Agronomi Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatra, Medan
Diketahui Oleh:
Asisten Koordinator
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari paper ini adalah “Manfaat Pupuk Kotoran Hewan
(Kohe) Kambing Dan Mulsa Serasah Daun Bambu Untuk Meningkatkan
Pertumbuhan Tanaman Seledri ( Apium Graveolens L. )” yang melengkapi
komponen penilaian di Laboratorium Dasar Budidaya Tanaman Unit Dasar
Agronomi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatra
Utara, Medan
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan paper ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga paper ini berguna
bagi kita semua.
PENULIS
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang………. ................................................................... 1
Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
Kegunaan Penulisan........................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Tanaman Sawi (Brassica juncea L)……………............ 4
Syarat Tumbuh…………………………………………… ....................... 5
Iklim…………………. ................................................................... 6
Tanah………………….. ................................................................ 7
MANFAAT PEMBERIAN PUPUK CAIR DAUN LAMTORO
(Leucaena leucocephala) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKTIVITAS TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)
Pengertian Pupuk Cair ........................................................................ 8
Kandungan Pupuk Cair Daun Lamtoro(Leucaena leucocephala) ...... 9
Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Cair Daun Lamtoro
(Leucaena leucocephala) ................................................................... 10
Tujuan Pemupukan ............................................................................. 11
Hasil Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Sawi
( Brassica juncea L) .......................................................................... 12
Manfaat Pemberian Pupuk Cair Daun Lamtoro
(Leucaena leucocephala) Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas
Tanaman Sawi (Brassica juncea L)…………................................ 13
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui manfaat
pupuk Kotoran hewan (Kohe) Kambing dan Mulsa Serasah Daun Bambu untuk
meningkatkan pertumbuhan Tanaman Seledri ( Apium graveolens L. )
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
masuk dan mengikuti praktikum di Laboratorium Dasar Agronimi Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara, Medan dan sebagai
bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Klasifikasi tanaman seledri menurut Mursito (2002) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.
Batang tidak berkayu, beruas, bercabang, tegak, hijau pucat. Batang seledri
sangat pendek sekitar 3 -5 cm, sehingga seolah olah tidak kelihatan. (Mursito, 2002)
Daun seledri bersifat majemuk, daunnya menyirip ganjil dengan anakan
antara 3 –7 helai. Tepi daun beringgit pada pangkal maupun ujungnya runcing.
Tulang daunnya menyirip dengan ukuran panjang 2 -7,5 cm dan lebarnya 2 -5 cm.
Tangkai daun tumbuh tegak ke atas atau ke pinggir batang dengan panjang sekitar
5 cm, berwarna hijau atau keputihan. (Pracaya, 2002)
Bunga tunggal, dengan tangkai yang jelas, sisi kelopak yang tersembunyi,
daun bunga putih kehijauan atau merah jambu pucat dengan ujung yang bengkok.
Bunga betina majemuk yang jelas, tidak bertangkai atau bertangkai pendek, sering
mempunyai daun berhadapan atau berbatasan dengan tirai bunga. Tidak bertangkai
atau dengan tangkai bunga tidak lebih dari 2 cm panjangnya. Putih kehijauan atau
putih kekuningan ½ -3/4 mm panjangnya. Pada setiap ketiak daun dapat tumbuh 3
-8 tangkai bunga. Pada ujung tangkai bunga ini bergerombol membentuk bulatan.
Setelah bunga dibuahi akan berbentuk bulatan kecil hijau sebagai buah muda.
Setelah tua buah berubah warna menjadi coklat muda (Haryoto, 2009)
Tepi daun seledri umumnya bergerigi dengan pangkal maupun ujungnya
runcing. Tulang-tulang daun menyirip dengan ukuran panjang 2-7,5 cm, dan lebar
2-5 cm. Tangkai daun tumbuh tegak keatas atau kepinggir batang, panjang sekitar
5 cm, berwarna hijau keputihan. Batang seledri sangat pendek sehingga tidak
kelihatan (Rukmana, 2000).
Akar tebal, sistem akarannya menyebar ke semua arah sekitar 5 –9 cm, pada
kedalaman 30 -40 cm. Sistem perakaran seledri menyebar dan berongga dengan
banyak akar adventif yang mendekati permukaan tanah, sehingga akar-akar ini akan
kelihatan dari luar. (Sunarjono, 2004)
Syarat Tumbuh
Iklim
Seledri kurang tahan terhadap air hujan yang tinggi. Penanaman seledri
sebaiknya pada akhir musim hujan atau periode bulan-bulan tertentu yang keadaan
curah hujanya berkisar antara 60 -100 mm/bulan. (Sunarjono, 2004)
Seledri merupakan tanaman subetropis yang membutuhkan sinar matahari
8 jam per hari. Namun, seledri tidak tahan terkena matahari langsungsecara
berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan layu atau menguning. Sebaliknya, jika
tanaman seledri kurang mendapatkan cahaya pertumbuhannya akan terhambat,
lemah dan pucat.( Haryoto, 2009)
Tanaman seledri merupakan tanaman yang sangat bergantung pada
lingkungan. Untuk memperoleh kualitas dan hasil yang tinggi , maka tanaman harus
ditanam pada kondisi lingkungan yang tepat. Berdasarkan indikator daerah sentral
penanaman seledri di berbagai wilayah, tanaman ini cocok untuk dikembangkan ke
daerah yang mempunyai ketinggian tempat 1000-1200 meter di atas permukaan
laut, suhu harian 18-24 °C, udara sejuk dengan kelembaban antara 80-90%, serta
cukup mendapat sinar matahari (Pracaya, 2002)
Seledri dapat ditanam di manaesaja, baik dataran rendah maupun tinggi
yaitu pada ketinggian 0 -1200 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan
kelembaban antara 80 -90% serta cukup mendapat sinar matahari.Sementara untuk
pertumbuhan dan produksi yang tinggi seledri menghendaki suhu berkisar antara
15 -24ºC. Namun, pada saat berkecambah seledri memerlukan suhu yang lebih
rendah yaitu 10 -18 ºC (Haryoto, 2009)
Tanah
Tanah merupakan medium alam tempat tumbuhnya tumbuhan dan tanaman
yang tersusun dari bahan-bahan padat, cair dan gas. Bahan penyusun tanah dapat
dibedakan atas partikel mineral, bahan organik, jasad hidup, air dan gas. Fungsi
tanah untuk kehidupan adalah sebagai medium tumbuh yang menyediakan hara
untuk tanaman dan sebagai penyedia dan penyimpan air
(Jumin, 2002).
Tanah merupakan medium alam tempat tumbuhnya tumbuhan dan tanaman
yang tersusun dari bahan-bahan padat, cair dan gas. Bahan penyusun tanah dapat
dibedakan atas partikel mineral, bahan organik, jasad hidup, air dan gas. Fungsi
tanah untuk kehidupan adalah sebagai medium tumbuh yang menyediakan hara
untuk tanamandan sebagai penyedia dan penyimpan air. (Sunarjono, 2004)
Tanah yang paling ideal untuk tanaman seledri adalah jenis tanah andosol.
Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhannya yaitu tanah yang subur, gembur,
banyak mengandung humus, tata aerasi yang baik, berwarna hitam atau coklat,
bertekstur remah dengan berdebu sampai lempung.
Tanaman seledri dapat tumbuh pada pH tanah berkisar antara 5,6 sampai 6,5 atau
pada pH optimum 6,0 -6,8. Tanaman seledri menyukai tanah yang mengandung
garam Natrium, Kalsium, dan Boron. (Pracaya, 2002)
MANFAAT PUPUK KOTORAN HEWAN(Kohe) KAMBING DAN MULSA
SERASAH DAUN BAMBU UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN
Mulsa merupakan setiap bahan, baik anorganik maupun organik, yang dapat
dihamparkan di permukaan tanah untuk menghindari kehilangan air melalui
penguapan dan atau menekan tumbuhnya gulma, serta memodifikasi lapisan atas
tanah yang ditutupi.
Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat hara
bagi tanaman melalui proses penguraian
Kotoran Hewan (Kohe) memiliki banyak manfaat bagi peranan, yaitu
meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, meningkatkan
produktivitas tanaman, merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.
Pemulsaan dapat melindungi lapisan atas tanah dari cahaya matahari langsung
dengan intensitas cahaya yang tinggi dan mencegah proses evaporasi sehingga
penguapan hanya melalui transpirasi yang normal dilakukan oleh tanaman.
Melalui data analisis ditemukan bahwa pada kotoran kambing terkandung hara, yaitu kadar
air 64%, Bahan Organik 31%, N 0,7%, P2O5 0,4%, K2O 0,25%, CaO 0,4 %, Nisbah C/N
20-25%.
Kadar air pupuk kandang kambing relatif lebih rendah dari pupuk kandang sapi dan sedikit
lbih tinggi dari pupuk kandang ayam.
Daun bambu mengandung banyak unsur P dan K. Kedua unsur ini sangat berguna
bagi perbaikan struktur tanah dan bagi pertumbuhan tanaman. Dengan
menambahkan daun bambu kering ke lahan, petani tidak perlu lagi menggunakan
pupuk P dan K.
Kekurangan dari pupuk kotoran kambing, yaitu kotoran kambing harus diolah
sebagai pupuk padat atau pupuk cair.
Penggunaan pupuk kohe kambing dan mulsa serasah daun bambu memberikan
pengaruh nyata dalam meningkatkan rata-rata pertumbuhan tanaman pada
parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat kering tanaman dan berat
kering akar.
DAFTAR PUSTAKA
Edi, Syafri Dan Julistia Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Jambi: Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Hartatik, Wiwik Dan L.R. Widowati. 2005. Pupuk Kandang. Jurnal Pupuk
Kandang. Jakarta
Indrakusuma, 2000. Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. PT. Surya
Pratama Alam.Yogyakarta.
Pardosi, Andri H., Irianto Dan Mukhsin. 2014. Respons Tanaman Sawi Terhadap
Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Pada Lahan Kering Ultisol.
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014,Palembang 26-27
September 2014. Isbn : 979-587-529-9.
Pracaya, Ir. 2002. Bertanam Sayuran Organik Di Kebun, Pot, Dan Polibag.
Jakarta : Penebar Swadaya
Parnata, Ayub. 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik.
Jakarta: Agromedia Pustaka
Rosmayanti. T. 2018. Pemanfaatan Daun Bambu Sebagai Pupuk Dan Mulsa
Organik. Palembang: UNSRI
Rukmana. R. 2000. Bertanam Seledri. Kanisius. Yogyakarta
Setiawati, T. Et Al. 2017. Aplikasi Pupuk Kotoran Hewan (Kohe) Kambing Dan
Mulsa Serasah Daun Bambu Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman
Seledri (Apium Graveolens L. Var. Secalinum Alef.). Program Studi Biologi
FMIPA. Universitas Padjadjaran. Jatinangor
Sutedjo. M.M. 2002. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Supardi, Agus. 2011. Aplikasi Pupuk Cair Hasil Fermentasi Kotoran Padat
Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
Sebagai Pengembangan Materi Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan.Skripsi.
Surakarta: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Yanda, Muha Miko Imarta, Hazli Nurdin, Dan Adlis Santoni. 2013. Isolasi Dan
Karakterisasi Senyawa Fenolik Dan Uji Antioksidan Dari Ekstrak Daun
Bambu (Dendrocalamus asper). Jurnal Kimia
Universitas Andalas 2 (2): 51-55.