Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2018/2019

MODUL : Plate Heat Exchanger (PHE)

PEMBIMBING : Ir. Herawati Budiastuti, M.Eng.Sc

Oleh :

Kelompok : VII
Nama : Dewi Lutfi Juliana 171424009
Dhiya Nadhifah Salsabila 171424010
M. Azman Hizburrohman 171424020
Nira Aulia Hanifah 171424027
Kelas : 2A – TKPB

PROGRAM STUDI D–IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penukar panas pelat (plate heat exchanger, atau PHE) akhir-akhir ini digunakan secara
ekstensif di industri makanan dan minuman karena dapat dengan mudah dipisahkan untuk
pembersihan dan inspeksi sehingga sangat higenis. Adanya turbulensi pada aliran di dalam
pelat dengan permukaan bergelombang menyebabkan nilai koefisien perpindahan panas ‘over
all’ PHE sangat tinggi dari STHE sehingga kebutuhan ruang untuk alat penukar panas sangat
kecil.

1.2 Tujuan
1. Memahami konsep perpindahan panas pada penukar pelat
2. Menghitung efisiensi perpindahan panas pada penukar panas pelat
3. Menghitung koefisien perpindahan panas keseluruhan dari penukar panas pelat
4. Menghitung konduktivitas panas pelat dari koefisien perpindahan panas keseluruhan.

2 Data dan Pengolahan


2.1 Kalibrasi Laju Alir
Tabel 2.1 Kalibrasi Laju Alir Panas
Volume Laju Alir
Pembacaan Waktu
Air Panas Pengukuran
Rotameter (s)
(mL) (m3/s)
100 10 230 20,4×10-6
200 10 490 50,9×10-6
300 10 810 81,4×10-6
400 10 1080 111,9×10-6
500 5 730 142,4×10-6

Tabel 2.2 Kalibrasi Laju Alir Dingin


Volume Laju Alir
Pembacaan Waktu
Air Panas Pengukuran
Rotameter (s)
(mL) (m3/s)
100 10 250 23×10-6
200 10 530 54,3×10-6
300 10 820 85,6×10-6
400 5 600 116,9×10-6
500 5 745 148,2×10-6
Laju Alir terhadap Rotameter Panas
0.016
0.014

Laju Alir (mL/s)


0.012 y = 3E-05x - 0.001
0.01 R² = 0.9959
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 100 200 300 400 500 600
Rotameter

Gambar 2.1 Kurva Laju Alir terhadap Rotameter Cairan Panas

Laju Alir terhadap Rotameter Dingin


0.016
0.014
Laju Alir (mL/s)

0.012 y = 3E-05x - 0.0008


0.01 R² = 0.9971
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 100 200 300 400 500 600
Rotameter

Gambar 2.2 Kurva Laju Alir terhadap Rotameter Cairan Dingin

2.2 Pertukaran Panas


2.2.1 Variasi Laju Alir Panas
Tabel 2.3 Data Pengamatan Variasi Laju Alir Panas
Laju Alir (m3/s) Suhu (°C)
Fhotin Fcoldin Thotin Thotout Tcoldin Tcoldout
-6
20,4×10 67 43 24 31
50,9×10-6 67 50 24 36
81,4×10-6 54,3×10-6 66 53 24 39
111,9×10-6 65 55 24 40
142,4×10-6 64 53 24 46
20,4×10-6 60 38 24 27
50,9×10-6 61 43 24 30
81,4×10-6 116,9×10-6 59 46 24 31
111,9×10-6 59 48 24 32
142,4×10-6 59 46 24 36
a. Perhitungan ∆TLMTD
∆T1 = THi − TCo , ∆T2 = THo − TCi
ln∆T
∆T
1
2
∆TLMTD =
∆T1 − ∆T2
Tabel 2.4 Perhitungan ∆TLMTD
Laju Alir (m3/s) Suhu (°C)
∆T1 ∆T2 ∆TLMTD
Fhotin Fcoldin Thotin Thotout Tcoldin Tcoldout
20,4×10-6 67 43 24 31 36 19 26,601
-6
50,9×10 67 50 24 36 31 26 28,427
-6 -6
81,4×10 54,3×10 66 53 24 39 27 29 27,988
111,9×10-6 65 55 24 40 25 31 27,893
-6
142,4×10 64 53 24 46 18 29 23,064
20,4×10-6 60 38 24 27 33 14 22,159
-6
50,9×10 61 43 24 30 31 19 24,512
81,4×10-6 116,9×10-6 59 46 24 31 28 22 24,880
-6
111,9×10 59 48 24 32 27 24 25,471
-6
142,4×10 59 46 24 36 23 22 22,496

b. Perhitungan Efisiensi
m=F×ρ
Q = m × Cp × ∆T
Qcold
η=
Qhot
Tabe; 2.5 Perhitungan Efisiensi
Laju Alir (10-
6 3 ∆Th ∆Tc Cph Cpc mh mc Qh Qc η
m /s)
(°C) (°C) (kJ/kgK) (kJ/kgK) (kg/s) (kg/s) (J) (J) (%)
Fhotin Fcoldin
20,4 24 7 4,184 4,181 0,0200 0,0541 2,0094 1,5841 78,8334
50,9 17 12 4,184 4,181 0,0499 0,0541 3,5514 2,7156 76,4660
81,4 54,3 13 15 4,184 4,181 0,0799 0,0541 4,3461 3,3945 78,1035
111,9 10 16 4,184 4,181 0,1099 0,0541 4,5984 3,6208 78,7394
142,4 11 22 4,184 4,181 0,1399 0,0541 6,4400 4,9786 77,3070
20,4 22 3 4,184 4,181 0,0201 0,1165 1,8486 1,4616 79,0621
50,9 18 6 4,184 4,181 0,0501 0,1165 3,7721 2,9231 77,4933
81,4 116,9 13 7 4,184 4,181 0,0802 0,1165 4,3608 3,4103 78,2037
111,9 11 8 4,184 4,181 0,1102 0,1165 5,0725 3,8975 76,8359
142,4 13 12 4,184 4,181 0,1403 0,1165 7,6288 5,8463 76,6346
c. Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas (U)
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑈=
𝐴 × ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
Tabel 2.6 Perhitungan U
Laju Alir (10-6m3/s) Qhot A Tlmtd U
Fhotin Fcoldin (J) (m2) (°C) (W/m2. °C)
20,4 2,0094 1 26,601 0,0675
50,9 3,5514 1 28,427 0,1102
81,4 54,3 4,3461 1 27,988 0,1383
111,9 4,5984 1 27,893 0,1473
142,4 6,4400 1 23,064 0,2475
20,4 1,8486 1 22,159 0,0747
50,9 3,7721 1 24,512 0,1366
81,4 116,9 4,3608 1 24,880 0,1562
111,9 5,0725 1 25,471 0,1761
142,4 7,6288 1 22,496 0,2995

Laju Alir Panas terhadap U


0.00018
0.00016
0.00014
Laju Alir (m3/s)

0.00012
0.0001 y = 0.0007x - 2E-05
R² = 0.8892
0.00008
0.00006
0.00004
0.00002
0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000
U (W/m2. °C)

Gambar 2.3 Laju Alir Panas terhadap U (Laju Alir Dingin Tetap, 54,3.10-6m3/s)

Laju Alir Panas terhadap U


0.00018
0.00016 y = 0.0005x - 1E-05
0.00014 R² = 0.8799
Laju Alir (m3/s)

0.00012
0.0001
0.00008
0.00006
0.00004
0.00002
0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000 0.3500
U (W/m2. °C)

Gambar 2.4 Laju Alir Panas terhadap U (Laju Alir Dingin Tetap, 116,9.10-6m3/s)
2.2.2 Variasi Laju Alir Dingin
Tabel 2.7 Data Pengamatan Variasi Laju Alir Dingin
VARIASI LAJU ALIR DINGIN
Laju Alir (m3/s) Suhu (°C)
Fhotin Fcoldin Thotin Thotout Tcoldin Tcoldout
23×10-6 63 53 24 42
-6
54,3×10 64 48 24 36
-6 -6
50,9×10 85,6×10 63 45 24 33
116,9×10-6 62 42 24 31
-6
148,2×10 61 40 24 30
23×10-6 55 50 24 44
-6
54,3×10 56 48 24 37
111,9×10-6 85,6×10-6 56 48 24 33
-6
116,9×10 55 46 24 31
-6
148,2×10 55 45 24 30

a. Perhitungan ∆TLMTD
∆T1 = THi − TCo , ∆T2 = THo − TCi
ln∆T
∆T
1
2
∆TLMTD =
∆T1 − ∆T2
Tabel 2.8 Perhitungan ∆TLMTD
3
Laju Alir (m /s) Suhu (°C)
∆T1 ∆T2 ∆TLMTD
Fhotin Fcoldin Thotin Thotout Tcoldin Tcoldout
23×10-6 63 53 24 42 21 29 24,785
54,3×10-6 64 48 24 36 28 24 25,949
-6 -6
50,9×10 85,6×10 63 45 24 33 30 21 25,233
-6
116,9×10 62 42 24 31 31 18 23,914
148,2×10-6 61 40 24 30 31 16 22,679
-6
23×10 55 50 24 44 11 26 17,438
54,3×10-6 56 48 24 37 19 24 21,403
-6 -6
111,9×10 85,6×10 56 48 24 33 23 24 23,496
-6
116,9×10 55 46 24 31 24 22 22,985
148,2×10-6 55 45 24 30 25 21 22,942
b. Perhitungan Efisiensi
m=F×ρ
Q = m × Cp × ∆T
Qcold
η=
Qhot
Tabe; 2.9 Perhitungan Efisiensi
Laju Alir (10-
6 3 ∆Th ∆Tc Cph Cpc mh mc Qh Qc η
m /s)
(°C) (°C) (kJ/kgK) (kJ/kgK) (kg/s) (kg/s) (J) (J) (%)
Fhotin Fcoldin
23 24 7 4,184 4,181 0,0500 0,0229 2,0937 1,7254 82,4096
54,3 17 12 4,184 4,181 0,0500 0,0541 3,3483 2,7156 81,1040
50,9 85,6 13 15 4,184 4,181 0,0500 0,0853 3,7686 3,2107 85,1964
116,9 10 16 4,184 4,181 0,0501 0,1165 4,1893 3,4103 81,4061
148,2 11 22 4,184 4,181 0,0501 0,1477 4,4008 3,7058 84,2076
23 22 3 4,184 4,181 0,1104 0,0229 2,3100 1,9171 82,9906
54,3 18 6 4,184 4,181 0,1104 0,0541 3,6943 2,9419 79,6337
111,9 85,6 13 7 4,184 4,181 0,1104 0,0853 3,6943 3,2107 86,9101
116,9 11 8 4,184 4,181 0,1104 0,1165 4,1580 3,4103 82,0184
148,2 13 12 4,184 4,181 0,1104 0,1477 4,6200 3,7058 80,2122

c. Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas (U)


𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑈=
𝐴 × ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
Tabel 2.10 Perhitungan U
-6 3
Laju Alir (10 m /s) Qhot A Tlmtd U
Fhotin Fcoldin (J) (m2) (°C) (W/m2. °C)
23 2,0937 1 24,785 0,0696
54,3 3,3483 1 25,949 0,1047
50,9 85,6 3,7686 1 25,233 0,1272
116,9 4,1893 1 23,914 0,1426
148,2 4,4008 1 22,679 0,1634
23 2,3100 1 17,438 0,1099
54,3 3,6943 1 21,403 0,1375
111,9 85,6 3,6943 1 23,496 0,1366
116,9 4,1580 1 22,985 0,1484
148,2 4,6200 1 22,942 0,1615
Laju Alir Dingin terhadap U
0.00016
0.00014
0.00012
Laju Alir (m3/s)

0.0001 y = 0.0014x - 8E-05


R² = 0.9762
0.00008
0.00006
0.00004
0.00002
0
0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800 0.1000 0.1200 0.1400 0.1600 0.1800
U (W/m2. °C)

Gambar 2.5 Laju Alir Dingin terhadap U (Laju Alir Panas Tetap, 50,9.10-6m3/s)

Laju Alir Dingin terhadap U


0.00016
0.00014
0.00012
Laju Alir (m3/s)

0.0001
0.00008 y = 0.0025x - 0.0003
R² = 0.8993
0.00006
0.00004
0.00002
0
0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800 0.1000 0.1200 0.1400 0.1600 0.1800
U (W/m2. °C)

3 Pembahasan
3.1 Dewi Lutfi Juliana (171424009)

Pada praktikum ini digunakan alat plate heat exchanger (PHE) alat ini
digunkan untuk memindahkan panas dari suatu sistem ke sistem lain, alat ini juga
bisa menjadi pemanas atau pendingin didalam industri. Bahan yang digunakan
adalah air dingin dan air panas. Didalam unit PHE ini terjadi 2 konsep
perpindahan panas yaitu konduksi dan konveksi. Konduksi terjadi di dalam plat-
plat yang tersusun berhimpitan dan konveksi terjadi karena terdapat aliran fluida
yang bergerak untuk proses pemindahan panas tersebut.

Percobaan ini menggunakan aliran fluida panas konstan yaitu 200 L/jam
dan 400 L/jam dengan laju aliran fluida dingin dibuat bervariasi yaitu 100L/jam,
200L/jam, 300L/jam,400L/jam, dan 500L/jam. Serta menggunakan laju aliran
fluida dingin konstan yaitu 200L/jam dan 400 L/jam dengan laju aliran fluida
panas dibuat bervariasi dengan variasi seperti sebelumnya.

Pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas adalah semakin
tinggi laju alir semakin besar nilai (Q) baik pada laju alir air dingin tetap, maupun
laju alir air panas tetap. Sedangkan pengaruh laju alir air terhadap koefisien
perpindahan panas adalah semakin tinggi laju alir air makan semakin besar
koefisien perpindahan panasnya.

Dari data yang didapatkan dapat dihitung efisiensi dari perpindahan panas
dengan cara membandingkan kalor air panas dan air dingin, idealnya kalor yang
dilepaskan air panas sama dengan kalor yang diserap air dingin sehingga efisiensi
100%, dari pengolahan data didapatkan efisiensi sebagai berikut

Efisiensi (%)
Laju Aliran Fluida Panas Tetap Laju Aliran Fluida Dingin Tetap
82,40961066 78,83343134
81,10396059 76,46599458
85,19640909 78,10350612
81,40605769 78,73940058
84,20755719 77,30697336
82,99059481 79,06213337
79,63370718 77,49331661
86,91005526 78,2037065
82,018362 76,83591539
80,21221403 76,63461127

Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi dengan laju aliran fluida panas


tetap memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju aliran fluida
dingin tetap. Efisiensi tidak ada yang mencapai nilai 100% karena jumlah panas
yang diserap lebih kecil daripada jumlah panas yang dilepaskan. Dan efisiensi alat
berkisar antara 76% - 86%.

3.2 Dhiya Nadhifah Salsabila (171424010)


Plate Heat Exchanger merupakan alat penukar panas dengan menggunakan
plat logam untuk mentransfer panas dari satu sistem ke sistem lain antara
dua fluida. Perpindahan panas dalam Plate Heat Exchanger (PHE) terjadi secara
tidak langsung karena perpindahan panas terjadi melalui perantara berupa pelat
logam. Panas berpindah pada fluida yang mengalir dalam Plate Heat Exchanger
(PHE) karena memiliki suhu yang berbeda. Mekanisme perpindahan panas terjadi
dari bagian yang bersuhu lebih tinggi ke bagian yang bersuhu lebih rendah di
dalam Plate Heat Exchanger (PHE) dengan cara konduksi dan konveksi.

Perpindahan panas secara konduksi terjadi dalam suatu medium padat,


cair, atau gas. Di dalam Plate Heat Exchanger (PHE) perpindahan panas secara
konduksi terjadi pada pelat logam. Panasnya mengalir dari daerah yang
bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur rendah. Sedangkan
perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya gerakan atau aliran dari
bagian panas ke bagian yang dingin. Konveksi terjadi pada fluida yang bergerak
dalam Plate Heat Exchanger (PHE) sehingga panas dalam fluida dapat
berpindah.
Pada praktikum ini, hal yang pertama kali dilakukan adalah mengkalibrasi
laju alir pada aliran air dingin dan aliran air panas. Dalam hal ini kalibrasi laju
alir yang digunakan yaitu 100L/h, 200L/h, 300L/h, 400L/h, dan 500L/h yang
tertera pada rotameter untuk mendapatkan laju alir yang sebenarnya.

Penentuan nilai Q dilakukan pada fluida tetap dan berubah, pada saat laju
alir fluida panas tetap 200L/h dan 400L/h dengan fluida dingin berubah suhu
fluida panas meningkat mengikuti penambahan laju alir fluida dingin. Dan pada
suhu fluida dingin berubah harga suhunya menurun diikuti dengan penambahan
laju alir fluidanya. Dikarenakan pada saat laju alir fluida dingin bertambah maka
perpindahan kalor panas yang terjadi menjadi semakin singkat atau sedikit dan
panas yang di terima fluida dingin pun menjadi berkurang, sedangkan kalor panas
yang mengalir pada laju alir fluida tetap semakin berkurang kalor panas yang di
serap fluida dingin pada saat laju alirnya besar. Dan hal demikian berlaku
sebaliknya pada saat laju fluida dingin tetap dan laju alir fluida panas berubah.
Perpindahan kalor panas yang terjadi memiliki efisiensi yang berbeda untuk nilai
Q yang berubah. Pada praktikum harga efisiensi(%) tergantung pada besar
kecilnya nilai Qpanas dan Qdingin
Efisiensi (%)
Laju Aliran Fluida Panas Tetap Laju Aliran Fluida Dingin Tetap
82,40961066 78,83343134
81,10396059 76,46599458
85,19640909 78,10350612
81,40605769 78,73940058
84,20755719 77,30697336
82,99059481 79,06213337
79,63370718 77,49331661
86,91005526 78,2037065
82,018362 76,83591539
80,21221403 76,63461127

Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi dengan laju aliran fluida panas


tetap memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju aliran fluida
dingin tetap.

Koefisien perpindahan panas overall (U) dari data pengamatan jika laju
alir air panas tetap dan air dingin divariasikan semakin meningkat maka nilai U
akan semakin meningkat pula. Hal ini juga terjadi pada air panas berubah dan air
dingin tetap. Dapat dikatakan bahwa sudah sesuai dengan teori bahwa laju alir
bertambah maka perpindahan panasnya meningkat. Hasil U dari air panas dan air
dingin rata-rata hasilnya tidak terlalu jauh sehingga perpindahan panas terjadi
dengan cukup baik.

3.3 M. Azman Hizburrohman (171424020)

Pada praktikum kali ini, Plate Heat Exchanger yang berada di gedung
Teknik Kimia Bawah digunakan sebagai alat penukar panas antara fluida
pemanas yang berupa air panas, dan fluida pendingin berupa air keran. Fluida
pemanas didapatkan dari air keran yang dipanaskan dengan kompor dengan
bahan bakar LPG. Suhu fluida yang diinginkan adalah 70oC, namun pada proses
kali ini, fluida pemanas yang di-recycle masuk kembali ke tanki pemanas setelah
melewati PHE menyebabkan tidak tercapainya suhu yang diinginkan (70oC).

Pada praktikum kali ini, digunakan aliran fluida pemanas dengan laju
sebesar 200 L/jam dan 400 L/jam dan laju alir fluida pendingin dibuat variasi
sebesar 100L/jam, 200L/jam, 300L/jam,400L/jam, dan 500L/jam. Kemudian
variasi antara fluida pendingin dan fluida pemanasnya dibalik dengan angka yang
sama.

Efisiensi didapatkan dari perhitungan data suhu yang didapatkan sehingga


diperoleh tabel sebagai berikut:

Efisiensi (%)
Laju Aliran Fluida Panas Tetap Laju Aliran Fluida Dingin Tetap
82,40961066 78,83343134
81,10396059 76,46599458
85,19640909 78,10350612
81,40605769 78,73940058
84,20755719 77,30697336
82,99059481 9,06213337
79,63370718 77,49331661
86,91005526 78,2037065
82,018362 76,83591539
80,21221403 76,63461127

Berdasarkan tabel efisiensi di atas, aliran fluida pemanas konstan


memiliki efisiensi yang lebih tinggi, dibandingkan laju alir fluida konstan.
Efisiensi tidak mungkin menjadi 100% dikarenakan adanya fluida yang berpindah
tidak hanya antara fluida pemanas dan fluida pendingin, tetapi juga berpindah ke
lingkungan.

3.4 Nira Aulia Hanifah (171424027)


Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan dengan menggunakan
alat Plate Heat Exchanger (PHE). Prinsip kerja alat ini adalah memindahkan
panas dari suatu fluida dari suatu sistem ke fluida dari sistem lainnya dengan
mengalirkannya ke pelat-pelat dan tidak membuat kedua fluida berkontak (terjadi
secara konduksi). Perpindahan panas terjadi karena perbedaan suhu kedua fluida
yang digunakan. Fluida dengan suhu lebih tinggi akan melepas panas dan diserap
oleh fluida dengan suhu yang lebih rendah. Jumlah panas yang dilepas tidak sama
dengan jumlah panas yang diserap. Panas yang diserap jumlahnya akan lebih
sedikit daripada panas yang dilepaskan. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan
efisiensi untuk mengetahui kemampuan alat untuk memindahkan panas. PHE
yang digunakan memiliki jenis aliran counter-current dimana perpindahan panas
yang terjadi lebih merata daripada co-current.
Percobaan dilakukan dengan memvariasikan laju alir fluida panas dan
fluida dingin yang masuk ke dalam sistem. Variasi ini mempengaruhi koefisien
perpindahan panas (U). Dari data hasil percobaan, semakin tinggi laju alir panas
maupun dingin masuk sistem maka nilai koefisien perpindahan panas (U) akan
𝑄
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
semakin tinggi pula. Dengan formula 𝑈 = 𝐴×∆𝑇 , dapat diketahui bahwa nilai Q
𝐿𝑀𝑇𝐷
hubungannya sebanding dengan U, di mana nilai Q akan bertambah seiring dengan
meningkatnya nilai U atau sebaliknya. Dan hubungan ini dibuktikan dengan hasil
percobaan. Oleh karena itu, percobaan yang dilakukan sesuai dengan formula yang ada.

Dengan begitu, dapat dikatakan pula bahwa variasi laju alir fluida
mempengaruhi jumlah panas yang dipindahkan (Q). Pada percobaan dengan laju
alir fluida dingin tetap, Q yang dilepas dan diserap meningkat seiring dengan
bertambahnya laju alir fluida panas yang masuk. Begitu pula dengan percobaan
laju alir fluida panas tetap. Dari nilai Q yang diperoleh, dapat ditentukan efisiensi
perpindahan panas (efisiensi PHE)

Efisiensi (%)
Laju Aliran Fluida Panas Tetap Laju Aliran Fluida Dingin Tetap
82,40961066 78,83343134
81,10396059 76,46599458
85,19640909 78,10350612
81,40605769 78,73940058
84,20755719 77,30697336
82,99059481 9,06213337
79,63370718 77,49331661
86,91005526 78,2037065
82,018362 76,83591539
80,21221403 76,63461127

Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa efisiensi PHE lebih tinggi
ketika laju alir fluida panas tetap. Efisiensi tidak ada yang mencapai nilai 100%
karena jumlah panas yang diserap lebih kecil daripada jumlah panas yang
dilepaskan. Dan efisiensi alat berkisar antara 76% - 86%.

4 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dalam laporan ini oleh praktikan,
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
- Perpindahan panas yang terjadi dalam PHE terjadi dengan cara konduksi yang
terjadi pada medium padat yaitu plate dan konveksi yang terjadi pada fluida
karena adanya aliran
- Pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan adalah
berbanding lurus, jika laju alir fluida semakin tinggi maka semakin tinggi pula
koefisien pindah panas keseluruhannya dan juga sebaliknya.
- Suhu fluida panas meningkat pada saat laju alir fluida panas tetap dan laju alir
fluida dingin berubah terjadi karena perpindahan panas pada saat laju alir
lambat lebih banyak terjadi dari pada pada saat laju alir cepat. Hal ini
mempengaruhi efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yang
diterima fluida dingin.

Anda mungkin juga menyukai