PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pangan yang juga semakin meningkat, salah satu cara petani meningkatkan hasil
akhir ini ternyata semakin meningkat. Di sektor pertanian, pestisida digunakan secara
intensif untuk menunjang program pertanian, mencukupi kebutuhan pangan yang terus
campuran zat atau semua zat yang khusus digunakan untuk mencegah, mengendalikan,
atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat nematode, virus, gulma, bakteri
atau jasad retnik yang dianggao hama kecuali virus, bakteri, atau jasad retnik lain yang
terdapat pada hewan dan manusia. Pestisida digunakan karena kemampuannya terbukti
sangat efektif 3. Penyemprotan pestisida yang tidak sesuai aturan akan mengakibatkan
setiap tahunnya. Balai hiperkes dan Keselamatan Kerja di Bali bekerja sama dengan
dampak pestisida pada tahun 1998 menemukan hasil dari 551 orang yang diperiksa
terdapat 20,32% keracunan ringan, 4,25% sedang, dan 0,18% berat. Data tahun 2004
menunjukkan 394 sample dari 9 kabupaten yang diperiksa : 19 orang dengan tingkat
keracunan ringan dan 3 orang tingkat sedang. Pada tahun 2005 didapatkan data 207
sample dari 9 kabupaten yang diperiksa, 5 orang mengalami keracunan ringan dan 2
orang keracunan sedang. Sutarga meneliti hal yang sama pada tahun 2006 di Desa
Buahan Kintamani Bangli, menemukan, dari 39 petani yang diperiksa kadar enzim
cholinesterase (ChE) dari sample darah petani menunjukkan 9 orang (23%) termasuk
dalam kategori intoksikasi ringan ( kadar ChE >50-75% ) dan sebagian besar
perhatian petani terhadap kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam
pengetahuan mengenai APD dan keuntungan menggunakan APD juga sangat penting
diketahui oleh para petani5. Salah satu faktor pencetus yang menyebabkan seorang
petani tidak mematuhi aturan dalam menggunakan APD yang sesuai dalam
mengaplikasikan pestisida adalah faktor pengetahuan6. Salah satu faktor lainnya yaitu
kepatuhan dimana kepatuhan merupakan suatu bentuk perilaku yang timbul akibat
adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti
melaksanakannya7.
Jika petani mengalami paparan pestisida dengan jangka waktu yang sangat
lama dan kurang mengetahui kegunaan pemakaian alat pelindung diri pada saat
keracunan.
pemakaian alat pelindung diri pada petani pengguna pestisida di wilayah kopeng
langkah yang digunakan untuk mencegah terjadinya keracunan pestisida diawali dengan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pelindung diri.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang berguna untuk
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan perbaikan di masa
keselamatan petani dalam bekerja harus menggunakan alat pelindung diri yang telah
ditentukan.
3. Bagi penelitian
E. Keaslian Penelitian
No Nama Judul Variabel dan Hasil Penelitian
Peneliti Peneliti rancangan
penelitian
1. Dewa Hubungan Jenis penelitian ini Berdasarkan hasil uji statistic Rank
= 3.43;95% CI = 1.37-8.62)
kerja.
identifikasi mengantisipasinya
ringan dan
dengan TEA
Nama Judul Variabel dan Hasil Penelitian
No Peneliti Peneliti rancangan
penelitian
4. Muham Hubungan Jenis penelitian ini Berdasarkan karakteristik Responden
F. Ruang Lingkup
1. Lingkup Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh tingkat pengetahuan dengan kepatuhan dalam
2. Lingkup keilmuan
keselamatan kerja.
3. Lingkup Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasional kualitatif
adalah cross sectional karena dengan cara mengamati atau observasi dan diukur
4. Lingkup Sasaran
Sasaran pada penelitian ini adalah jumlah seluruh petani pengguna pestisida di
kopeng.
5. Lingkup lokasi
6. Lingkup Waktu
DAFTAR PUSTAKA
Pemakaian (APD) Alat Pelindung Diri pada Petani Pengguna Pestisida di Desa
3. Handojo, D. 2009. Tingkat kualitas air irigasi pertanian di lereng barat daya
7. WHO.2007.Guidelines_for_googwashing_and_use_mask_property_indonesiaan.
(online).(http//:www.who.int/int/resource/publication/WHO_CD_EPR_2002_6/en/i