Anda di halaman 1dari 17

KERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS DAN KOEFISIEN VARIASI

GENETIK BEBERAPA KARAKTER GALUR MUTAN KEDELAI


(Glycine max (L.) MOT)

PAPER

OLEH:

UJAYUNI AZZURA
180301234
AGROTEKNOLOGI 5A

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
KERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS DAN KOEFISIEN VARIASI
GENETIK BEBERAPA KARAKTER GALUR MUTAN KEDELAI
(Glycine max (L.) MOT)

PAPER

OLEH:

UJAYUNI AZZURA
180301234
AGROTEKNOLOGI 5A
Paper sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian
di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diketahui Oleh
Asisten Koordinator

(Muhammad Juan Ilyas)


NIM : 150301106

Diperiksa Oleh Diperiksa Oleh


Asisten Korektor I Asisten Korektor II

(Feber Mediani Zebua) (Nida Hayani)


NIM : 150301006 NIM : 160301031

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.

Adapun paper ini berjudul tanda kutip “ Keragaman Genetik, Heritabilitas

dan Koefisien VariasiGenetik beberapa karakter Galur Mutan Kedelai (Glycine

max (L) MOT)” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti

praktikum di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Eva

Sartini Bayu, MP ; Prof. Rosmayati ; Dr. Khairunnisa Lubis SM, MP ; Ir. Temmy

Harso Khardinata, Msc ; Lutfi Azis Mahmud Siregar , SP, M.S.P Selaku dosen

pananggung jawab Dasar Pemuliaan Tanaman dan kepada abang dan kakak asisten

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari bahwa Paper ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa

mendatang

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga paper ini bermanfat

bagi yang membutuhkan .

Medan, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kacang Kedelai ( Glycine max L )
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
Keragaman Genetik Heritabilitas Dan Koefisien Variasi Genetik
Beberapa Karakter Galur Mutan Kedelai ( Glycine Max ( L ) Mot)
Pengertian Keragaman Genetik
Galur Mutan Kedelai
Sifat-sifat Agronomis Tanaman Kedelai
Asal Benih M3
Keragaman Genetik Heritabilitas dan Koefisien Keragaman
Genetik
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik dalam satu spesies baik

di antara populasi-populasi yang terpisah secara geografik maupun di antara

individu-individu dalam satu populasi. Individu dalam satu populasi memiliki

perbedaan genetik antara satu dengan lainnya. Variasi genetiktimbul karena setiap

individu mempunyai bentuk- bentuk gen yang khas. Variasi genetik bertambah

ketika keturunan menerima kombinasi unik gen dan kromosom dari induknya

melalui rekombinasi gen yang terjadi melalui reproduksi seksual. (Hidayat,2005).

Heritabilitas juga merupakan parameter yang digunakan untuk seleksi pada

lingkungan tertentu, karena heritabilitas merupakan gambaran apakah suatu

karakter lebih dipengaruhi faktor genetik atau lingkungan. Nilai heritabilitas tinggi

menunjukkan bahwa faktor genetik relatif lebih berperan dibandingkan dengan

faktor lingkungan sifat yang digunakan untuk seleksi sebaiknya mempunyai nilai

heritabiitas tinggi, sebab sifat tersebut akan mudah diwariskan dan seleksi dapat

dialkukan pada generasi awal( Hadiati et al.,2003).

Ragam genetik suatu populasi sangat penting dalam program pemuliaan

tanaman, oleh karena itu pendugaan besarannya perlu dilakukan. Ragam yang

diukur dari suatu populasi untuk karakter tertentu merupakan ragam fenotipe.

Ragam fenotipe sebenarnya terdiri dari ragam genetik, ragam lingkungan serta

interaksi antara ragam genetik dan ragam lingkungan (Syukur, 2005).

Keragamamn fenotipe adalah keragaman yang dapat diukur langsung dari karakter

yang dapat diamati. Keragaman fenotipe adalah keragaman yang tidak dapat diukur

langsung pengukurannya, pengukurannya dapat diduga melalui analisis ragam


(Roy, 2000). Keragaman genetik sangat diperlukan dalam upaya pemuliaan ternak,

karena dengan diketahuinya keragaman genetik ternak dimungkinkan untuk

membentuk bangsa ternak baru melalui seleksi dan sistem perkawinan (Tixier-

Boichard, 2009).

Heritabilitas merupakan tolak ukur yang menentukan apakah perbedaan

penampilan suatu karakter disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, maupun

interaksi antara genetik dan lingkungan. Nilai heritabilitas yang tinggi menunjukan

bahwa sifat tersebut mempunyai variabilitas genetik yang besar, sehingga dapat

memberikan peluang untuk perbaikan genetik dalam program pemuliaan tanaman

(Sugiato et al., 2015).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan paper ini untuk mengetahui keragaman genetik

dan karakter galur mutan kedelai ( Glycine max L ) .

Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai syarat untuk

mengikuti praktikum di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman Program Study

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Dan sebagai

sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kacang Kedelai ( Glycine max L )

Kedelai termasuk kedalam famili leguminosae sub famili papionadeae dan

jenus glycine. Sesuai dengan aturan botani internasional, nama yang benar kedelai

adalah Glycine max L. Ini diyakini oleh sebagian ahli toksonomi dan glycine max

diketahui memiliki 40 kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan

(toksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Devisio (devisi) : Spermatophyta (tanaman berbiji)

Subdivisio (subdivisi) : Angiospermae (biji berada dalam buah)

Kelas : Dikotiledoneae

Ordo (bangsa) : Polypetales

Familia (suku) : Leguminoseae (kacang-kacangan)

Subfamali : Papilionoideae

Genus (marga) : Glycine

Spesies : Glycine Max. L

Kedelai termasuk kedalam famili Leguminoseae sub famili papilionoideae

dan genus glycine sesuai dengan aturan botani internasional, nama yang benar

kedelai adalah Glycine Max L (Adisarwanto,2008).

Kedelai merupakan pangan ketiga setelah jagung. Kedelai memiliki peran

strategis dalam ketahanan pangan nasional. Kebutuhan akan komoditi kedelai terus

meningkat dari tahun ke taun . rata-rata kebutuhan kedelai setiap tahunnya lebih

kurang 2,3 juta ton. Produksi dalam negeri pada tahun 2012 baru mampu memenuhi
34.05% ( 783,158 ton ) dari total kebutuhan sedangkan kekurangannya dipenuhi

dari import (BPS,2012).

Kedelai sebenarnya bisa ditanam pada berbagai macam jenis tanah. Tetapi

yang paling baik adalah tanah yang cukup mengandung kapur dan memiliki sistem

drainase yang baik. Kedelai bisa tumbuh baik pada tanah yang struktur

keasamannya (PH) antara 5,8 – 7 tanah yang baru pertama kali ditanam kedelai

sebaiknya dari bakteri rizobium. Kedelai akan tumbuh dengan subur dan

memuaskan jika ditanam pada tanah yang mengandung kapur dan tanah bekas

ditanami padi. Kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase dan

aerasi tanahnya cukup baik. Tanah-tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol,

grumusol, latosol, dan andosol (suhaeni,2007).

Syarat Tumbuh

Iklim

Kedelai sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis.

Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat– tempat yang

terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan. Sedangkan untuk

mendapatkan hasil yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara

100-200 mm/bulan (Septiatin. 2008).

Temperatur yang dibutuhkan tanaman kedelai sangat sesuai untuk

pertumbuhan tanaman kedelai berkisar antara 25°C - 28°C. Akan tetapi, tanaman

kedelai masih bisa tumbuh baik dan produksinya masih tinggi pada suhu udara

diatas, dan tanaman masih toleran pada suhu 35°C hingga 38°C (Cahyono, B.

2007).
Kacang kedelai dengan ukuran kecil sangat baik ditanam dilahan pada

ketinggian 0,5 sampai 300 meter diatas permukaan laut. Sementara itu, kacang

kedelai dengan ukuran biji lebih besar jauh lebih baik ditanam diketinggian mulai

dari 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut (Prabowo.2011).

TANAH

Tanaman kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah tetapi

air tanah masih tersedia. Apabila dilihat dari syarat tumbuhnya tanaman kedelai

dapt tumbuh dengan baik pada tanah bertekstur gembur, lembab tidak tergenang

air, dan pada pH 6 – 6,8. Pengolahan tanah menjadi hal yang perlu diperhatikan

karena tujuannya untuk memberikan kondisi yang terbaik bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman kedelai. Pada tanah jenis latosol dan andosol yang

bertekstur gembur, maka diolah dengan sistem tanpa olah tanah atau TOT

(Purwono dan Purnawati. 2007).

Tanaman kedelai merupakan sumber protein nabati yang sangat penting

untuk meningkatkan gizi masyarakat, dengan demikian tanaman ini per1u

diusahakan. Produksi kedelai di Indonrsia masih tergolong rendah, hal ini

diperkirakan karena tanaman kedelai sebenarnya dapat tumbuh di semua jenis

tanah. Namun demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas

yang optimal kedelai harus di tanam pada jenis tanah yang bersetruktur lempung

berpasir atau liat berpasir (Septiatin, A. 2008).

Pengolahan tanah kurang cepat, pemupukan yang kurang sempurna,

kekeringan, serangan hama penyakit dan gulma serta tumbth benih yang kurang

baik (Syawal,2007).
Keragaman Genetik Heritabilitasi dan Koefisien VariasiGenetik Beberapa
Karakter Galur Mutan Kedelai (Glycine max (L) MOT)

Pengertian Keragaman Genetik

Keragaman Genetik merupakan salah satu faktor penting dalam

mempertahankan keberadaan suatu . suatu populasi dengan keragaman genetik

tinggi, mempunyai kemampuan untuk empunyai kemampuan diri dari serangan

penyakit dan perubahan iklim ekstrim, sehingga mampu hidup dalam kondisi lestari

pada beberapa generasi. Tingkat keragaman genetik merupakan salah satu faktor

penentu dalam keberhasilan strategi pemuliaan maupun konservasi. Nilai

keragaman genetik suatu populasi tergantung juga pada keberhasilan sistem

reproduksi pada populasi tersebut.keragaamn genetik dapat dpertahankan apabila

tidak terjadi kawin sendiri (selfing) atau kawin kerabat (inbreeding) (Tani

dkk,2009).

Keanekaragaman genetik juga dipengaruhi oleh perkawinan antara jantan

dan betina. Adanya perkawinan akan mempengaruhi frekuensi alel dan menambah

variasi genetik dalam suatu populasi. Jumlah jantan dan betina di alam yang

seimbang sebagai faktor adanya variasi genetik. Molecular sexing berdasarkan PCR

(polumerase Chain Reaction) merupakan metode yang tepat, cepat dan efektif untuk

melakukan sexing (Reddy dkk,2007).

Keanekaragaman genetik dalam suatu spesies sering kali dipengaruhi oleh

perilaku reproduksi individu dalam populasi tersebut. Individu-individu dalam

populasi memiliki perbedaan genetika antara satu dengan yang lainnya. Variasi

genetika timbul karena setiap individu mempunyai bentuk-bentuk gen yang khas.

Alternatif atau bentuk yang berbeda- beda dari suatu gen dikenal dengan alel.

Variasi genetik bertambah ketika keturunan menerima kombinasi unik gen dan
kromosom dari induknya melalui rekombinasi gen yang terjadi melalui reproduksi

seksual.(Ismail.2014).

Galur Mutan Kedelai

Galur-galur mutan berasal dari galur murni generasi M5 yang sudah

homogen dan seragam dengan tinggi tanaman yang sudah homogen. Tinggi

tanaman sangat berperan dalam menunjang keberhasilan budidaya kedelai.

Tanaman yang terlalu tinggi mudah rebah sehingga mengganggu pertumbuhan

vegetatif dan generatif yang akhirnya dapat menurunkan produksi. Tanaman

kedelai dengan postur yang tidak terlalu tinggi dan batang kokoh dan kuat akan

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kerebahan, sehingga mengurangi risiko

gagal panen.( Hidayat ,2005).

Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

protein nabati yang sangat penting, baik karena kandungan gizinya, aman

dikonsumsi, maupun harganya yang relatif murah dibandingkan dengan sumber

protein hewani. Di Indonesia, kedelai umumnya dikonsumsi dalam bentuk olahan

seperti tahu, tempe,kecap, tauco, susu kedelai dan berbagai bentuk makanan ringan

(Adisarwanto 2008).

Empat galur mutan kedelai yang terpilih yaitu genotipe wm.1.25, wm.2.0

dan w.2.5 dan satu tetuanya yaitu varietas willis ditanam dikebtr percobaan

pasr.jumat,jakarta. Penanaman galur mutan kedelai yang terpilih untuk generasi M3

dilakukan padan februari 1997. Galur mutan yang terpilih mempunyai berat biji

sekitar 10-15 gram perpohon, kemudian ditanam pada petakan-petakan yang telah

ditentukan secara acak. Setiap berumur satu minggu satu tanaman dicabut.(

Poespodarsono.2008).
Sifat- sifat Argonomis Tanaman Kedelai

Berbagai kendala dalam budidaya kedelai telah diinventasikan antara lain

pada umumnya petani mengganggap sebagai tanaman sampingan, aplikasi

berproduktifitas tinggi. Namun begitu produksi tanaman kedelai masih berpeluang

untuk ditingkatkan, salah satunya melalui perakitan varietas ini perlu diketahui

varibilitas sifat-sifat agronomis tanaman kedelai. Sehinnga dapat ditentukan

tanaman yang nantinya berpotensi dijadikan sebagai tetua. Tanaman yang memiliki

variabilitas sifat agronomis yang rendah biasanya kurang baik untuk dijadikan

tetua, sedangkan tanaman yang memiliki variabilitas sifat agronomis yang luas

berpeluang untuk dikembangkan memjadi varietas baru.(krisnawati.2015).

Pembentukan varietas unggul baru ini dapat dilakukan dengan cara

mengetahui terlebih dahulu karakteristik agronomi plasmanutfah yang ada. Sifat-

sifat agronomi dapat digunakan untuk menentukan tinggi dan rendahnya hasil yang

didapatkan Yang didapatkan melaui karakter agronomi dapat digunakan untuk

memilih karakter mana yang paling baik untuk dijadikan kriteria sekeksi atau

menentukan karakter mana yang memungkinkan untuk diperbaiki..

(karyawati,2016).

Kriteria seleksi agronomi berupa tinggi tanaman, jumlah polong

pertanaman, dan indeks panen dapat dapat dijadikan parameter untuk menghasilkan

genotipe kedelai berdaya hasil tinggi. Oleh sebab itu, penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui karakteristik agronomi plasmanutfah kedelai yang akan

dijadikan bahan perakitan varietas. Pengamatan dilakukan pada tinggi tanaman,

jumlah cabang per tanaman, berat biji per tanaman, berat 100 biji, dan umur

berbunga kedelai. (Sumarno,2003).


Asal Benih M3

Benih kedelai berasal varietas wills yang ditanam dipot kemudian diradiasi

pada waktu stadia berbunga (stadium R2) dengan dosis (0,0; 5,0; 12,5;20; 25 dan

50) gy,Tanaman dipanen pada umur 85 hari, biji-biji yang dipanen merupakan

generasi M1 kemudian ditanam lagi untuk mendapatkan biji M2. Berdasarkan

penampilan fenotipe tanama yang unggul seperti jumlah polong, berat biji dan

biomassa akar dan batang (Bari, 2002)

Benih adalah tanaman atau bagiannya yang diguakan untuk memperbanyak

dan atau mengembangkan tanaman. Benih siap dipanen apabila telah masak

fisiologi. Ada beberapa fase untuk mencapai kemasakan benih yaitu, fase

pembuahan, fase penimbunan,zart makanan dan fase pemasakan.

(Rahmitasari.2011).

Kadar air benih merupakan salah Satu faktor penting yang mempengaruhi

daya simpan benih.jika kadar air benih terlalu tinggi dapat memacu respirasi dan

berbagai cendawan dapat tumbuh.( Islami, 2005).

Keragaman Genetik Heritabilitas dan Koefisien Variasi Genetik Beberapa


Karakter Galur Mutan Kedelai (Glycine max L)
Kedelai merupakan tanaman pangan penting diindonesia dan kebutuhan

delalu meningkat setiap tahun. Untuk memenuhi kebutuhan kedelai tersebut,

indonesia harus mengimpornya setiap tahun. Upaya untuk meningkatan

produktivitas kedelai pada ultisol diantara dengan merakit varietas yang tahan

terhadap kemasaman tanah dan ketersediaan air yang terbatas.( Irwan, 2006).

Populasi dasar dengan variasi genetik yang tinggi merupakan bahan

pemuliaan yang penting untuk perakitan varietas unggul. Populasi dsar yang

memiliki genetik tinggi akan memberikan respon yang baik terhdadap seleksi
karena variasi genetik yang tinggi akan meberikan peluang besar untuk

mendapatkan kombinasi persilangan yang tepat dengan gabungan sifat-sifat yang

baik.( Poespodarsono.2008).

Heritabilitas menentukan keberhasilan seleksi karena heritabilitas dapat

memberikan petunjuk suatu sifat lebih pengaruhi faktor genetik atau faktor

limgkungan. Nilai heritabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa faktor genetik

lebih berperan dalam megendalikan suatu sifat dibanding faktor

lingkungan.(Bari,2002).
KESIMPULAN

1. Keragaman Genetik merupakan salah satu faktor penting dalam


mempertahankan keberadaan suatu . suatu populasi dengan keragaman genetik
tinggi.
2. Galur-galur mutan berasal dari galur murni generasi M5 yang sudah homogen
dan seragam dengan tinggi tanaman yang sudah homogen.
3. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil
protein nabati yang sangat penting.
4. Heritabilitas juga merupakan parameter yang digunakan unntuk seleksi pada
lingkungan tertentu.
5. Benih adalah tanaman atau bagiannya yang ndiguakan untuk memperbanyak
dan atau mengembangkan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2005. Kedelai. Jakarta: Penebar Swadaya.
Badan Pusat Statistik. 2012. Data Strategis BPS. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Bari,A,.S.2002. Pengantar Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Bogor. Bogor
Cahyono, B. 2007. Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha Tani. Aneka
Ilmu : Semarang.

Darman. 2008. Kedelai Sumber Pertumbuhan Produksi Dan Teknik Budidaya.


Gramedia : Bogor.

Hadiati, S., Murdaningsih H.K.,A. Baihaki, dan N. Rostini.2003. Parameter


Genetik Karakter Komponen Buah Pada Beberapa Aksesi Nanas.Zuriat 12
(2) :47.

Hidayat. 2005 Tanaman Kedelai. Puslitbangtan, Bogor.


Irwan, A. W. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai. Universitas Padjajaran. Jatinagor.
Islami, T . 2005. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. IKIP Semarang Press.
Semarang.

Karyawati, S, 2016. Penampilan Karakter Agronomi dan Parameter Genetik.


Universitas Brawijaya. Malang.

Krisnawati. A. 2015 Seleksi Populasi Kedelai. IPB. Bogor


Prabowo,. A. 2011. Budidaya Kedelai. IPB. Bogor.
Purwono, dan H. Purnawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.
Jakarta: Penebar Swadaya.

Poespodarsono, S. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. IPB. Bogor


Sarwanto, A. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya : Jakarta.
Sumarno, H. 2003 Pedoman Bercocok Tanam Kedelai. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Syawal,Yernelis. 2007. Efek Mulsa Alang-Alang, Pupuk dan Pengolahan Tanah


pada Tanaman Kedelai dan Gulma. Jurnal Agrivigor. Vol.6(2): 16l-168.

Septiatin, A. 2008. Meningkatkan Produksi Kedelai Dilahan Kering, Sawah, Dan


Pasang Surut. Yrama Widya : Jakarta.

Suhaeni, N. 2007. Petunjuk Praktis Menanam Kedelai. Nuansa : Bandung.


Rahmatasari, D. 2011. Analisis Kadar Air Benih. BBPPTP Surabaya. Surabaya.
Reddy, A prakash, V,d an Shiveji, S. 2007. A Rapid, Non-Invasive, PCR-Based
Method for Indentification of The Endabgered Old World Vultures
Implications for Captive Breeding Programmes. Current Science.

Roy , D . 2000. Plant Breeding. Analysis and Exploitation Variation. Narosa


Publishimg House. New Delhi.

Tani, N. Tsumura. Y., Kado, T., Taguchi, Y., Lee, S.2009. Paternity Analysis Based
Inference Of Flowering Magnitude In Two Dipterocarp Spesies. Annls Of
Botany, 104:1421-1434.
Tixier-Boichard, M, A. Bordas and X. Rognon.2009. Characterisation and
monitoring of poultry genetic resources. World’s Poult Sci. 65: 272-285.

Anda mungkin juga menyukai