Anda di halaman 1dari 7

166

ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 2, Juni 2018 Halaman 166-172 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

RESPON PERKECAMBAHAN BENIH KOPI PADA BERBAGAI TINGKAT


KEMASAKAN BUAH DENGAN APLIKASI ZAT PENGATUR TUMBUH

(The Growth Responses of The Coffee Seed Toward of Fruit Maturity And Application of Plant
Growth Regulators)

Farida
Program Studi Agroteknologi, Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur
Jl. Soekarno-Hatta No. 1 Sangatta, Kutai Timur
Email : faridaihsan31@gmail.com

ABSTRACT
The growth responses of the coffee seeds toward of fruit maturity and application of plant
growth regulators was conducted to determine effect of fruits maturity, the effect of application of
plant growth regulators, and the interaction of both factors toward germination and growth of
coffee seeds. This research obtained for three mounth on January to Aprl 2018. The research was
conducted in Kabo Street, Mulia 6, Swarga Bara Village Sangatta Sub-distrct East Kutai. This
research uses is Completely Randomized Design (CRD) of factorial experiments each of three
treatment factorial. First factor is fruit maturity (B) are : B1 = brown, B2 = red, B3 = orange. Second
factor is application of plant growth regulators (T) are T1 = 100 mgL-1, T2 = 150 mgL-1, T3 = 200
mgL-1. The research result to showed was interacton of red fruit maturity and 1500 mgL-1 of plant
growth regulators (B2T2) giving are effected significantly of increasing parameter on germination
percentase is 100,00%, time germination is 18,233 days, , and index vigor is 0,605, roots long is
7,080 cm, and plant long is 7,707 cm.

Key words : coffee, seeds, fruit maturity.

PENDAHULUAN tidak mengalami dormansi, artinya buah


dengan tingkat kematangan fisiologi
Benih merupakan salah satu faktor
memenuhi syarat untuk dipanen, biji tersebut
penentu keberhasilan budidaya berbagai
bisa tumbuh bila dibibitkan. Menurut Sadjad
tanaman pertanian, termasuk tanaman
perkebunan seperti kakao, jambu mente, dalam Hayati, dkk (2011), mengemukakan
kemiri, melinjo dan kopi. Kopi merupakan benih yang masak fisiologis ditandai dengan
produk tanaman perkebunan yang rontoknya buah dari tangkai, daging buahnya
lunak, dan bijinya ada yang telah
dibutuhkan oleh masyarakat seluruh dunia.
berkecambah. Ditambahkan oleh Sutopo
Komoditas ini merupakan komoditas yang
(2004), mengemukakan benih yang dipanen
tetap bertahan di pasaran global dikarenakan
sebelum masak fisiologis belum memiliki
daerah adaptasinya yang terbatas namun
cadangan makanan yang cukup dan keadaan
dibutuhkan oleh semua orang. Kopi memiliki
embrio belum sempurna. Sedangkan yang
peluang pasar yang baik di dalam maupun
masak fisiologis embrio telah terbentuk
luar negeri. Biji kopi yang bermutu dihaslkan
secara sempurna serta telah memiliki
dari tanaman kopi yang baik kualitasnya.
cadangan makanan yang cukup.
Aspek budidaya tanaman kopi yang cukup
Walaupun demikian untuk
penting untuk dipelajari adalah proses
mendapatkan viabilitas yang homogen
perbanyakannya. Tahir dalam Pertiwi, dkk
disarankan menggunakan zat pengatur
(2016), mengemukakan bahwa benih kopi
167
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 2, Juni 2018 Halaman 166-172 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

tumbuh (ZPT) dengan konsentrasi tertentu kopi varietas arabika, arang sekam, pasir, top
untuk memacu perkecambahannya. Guna soil, ZPT JIMI HANTU.
memaksimalkan perkecambahan benih kopi
Rancangan Penelitian
perlu diperlakukan sebelum penanaman. Penelitian ini menggunakan
Perlakuan pada benih dapat dilakukan Rancangan Acak Lengkap (RAL) factorial
dengan berbagai cara antara lain dengan cara yang terdiri dari dua faktor penelitian yang
kimiawi. Tujuannya adalah menjadikan kulit diulang sebanyak 3 (tiga) kali ulangan.
biji lebih mudah dimasuki air pada waktu Faktor pertama yaitu tingkat kemasakan buah
proses imbibisi. (B) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu :
Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah B1 = buah warna coklat, B2 = buah warna
senyawa organik bukan hara yang dalam merah, B3 = buah warna kuning kemerahan.
jumlah sedikit dapat mendukung serta Faktor kedua yaitu dosis zat pengatur tumbuh
merangsang, menghambat dan mengubah (T), yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu
proses fisiologis tanaman (Juandes, 2009).
: T1 = 100 mg.L-1, T2 = 150 mg.L-1, T3 = 200
Viabilitas dan vigor benih mg.L-1. Sehingga terdapat 9 kombinasi
dipengaruhi oleh tingkat kematangan benih. perlakuan yang ada dalam peneltian ini.
Menurut Mayer dan Myber dalam Adnan,
Sehingga diperoleh 27 satuan percobaan.
dkk (2017), mengemukakan kematangan Setiap satuan percobaan terdiri dari 10 benih
benih mempengaruhi daya kecambah dan yang keseluruhannya dijadikan sampel
kecepatan tumbuh. Benih yang dipanen saat
pengamatan.
buah masak fisiologis memiliki kualitas
terbaik untuk dijadikan benih. Pelaksanaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) 1. Persiapan Biji
untuk mengetahui tingkat kemasakan benih Benih diambil dari pohon yang
yang dapat menghasilkan perkecambahan memenuhi syarat sebagai pohon induk,
benih kopi yang terbaik, (2) untuk kemudian dipilih buah yang telah berwarna
mengetahui konsentrasi zat pengatur tumbuh coklat, merah, dan kuning kemerahan (sesuai
yang dapat menghasilkan perkecambahan perlakuan masing-masing). Pisahkan biji
benih kopi yang terbaik, dan (3) untuk dengan kulit buah dengan menggunakan
mengetahui interaksi antara tingkat sarung tangan. Untuk menentukan benih
kemasakan buah dan konsentrasi zat pengatur yang baik yaitu dengan cara biji kopi
tumbuh yang dapat menghasilkan dimasukkan kedalam air, biji yang tenggelam
perkecambahan benih kopi yang terbaik. merupakan biji yang akan digunakan sebagai
benih, sedangkan biji yang mengapung
METODE PENELITIAN merupakan biji yang tidak layak digunakan.
Biji yang seragam dijadikan sebagai bahan
Waktu dan Tempat penelitian. Benih direndam dalam larutan
Penelitian ini dilaksanakan pada dithane-45 selama 10 menit agar benih
bulan Januari sampai April 2018, dimulai terhindar dari mikroorganisme yang
dari penanganan benih. Penelitian merugikan. Lalu angkat dan kering
dilasanakan di Jalan Poros Kabo Gang Mulia anginkan.
6 Swarga Bara Sangatta Kutai Timur 2. Perendaman dalam larutan ZPT
Alat dan Bahan Benih kopi yang telah siap tersebut
Alat yang digunakan dalam penelitian dimasukkan kedalam air panas selama 30
ini adalah bak semai, cangkul, gembor menit, kemudian biji tersebut dimasukkan
kamera dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dalam larutan ZPT dengan konsentrasi sesuai
digunakan dalam penelitian ini adalah buah dengan perlakuan masing-masing selama 30
168
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 2, Juni 2018 Halaman 166-172 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

menit. Selanjutnya benih disaring dan T = Jumlah waktu antara awal pengujian
dikering anginkan. sampai dengan akhir dari interval
3. Persiapan Media Kecambah tertentu suatu pengamatan
Media perkecambahan yang c. Indeks Vigor
digunakan dalam penelitian ini yaitu topsoil, Indeks vigor dihitung dengan
pasir dan arang sekam. Sebelum media pasir menghitung hari yang diperlukan untuk
digunakan, terlebih dahulu disterilkan berkecambah dengan banyaknya jumlah
dengan menyangrai pasir selama 15 menit. benih yang berkecambah. Menurut sutopo
Hal ini bertujuan agar media pasir yang akan (2012) indeks vigor dihitung dengan
digunakan terhindar dari mikroorganisme. menggunakan rumus dibawah ini :
4. Penanaman dalam bak semai
Benih kopi yang telah diberikan G1 G2 G3 Gn
IV = D1 + D2 + D3 …. Dn
perlakuan siap untuk ditanam dalam bak
semai. Susun 10 benih kopi dengan jarak 5 Keterangan :
cm antar benih. Posisi bagian mata tunas IV = Indeks Vigor
menghadap ke atas, tujuannya agar dapat G = Jumlah benih yang berkecambah
mengetahui bila benih tersebut telah pada hari tertentu
berkecambah. D = Waktu yang bersesuaian dengan
jumlah tersebut
Parameter Pengamatan
N = Jumlah hari pada perhitungan
Parameter pengamatan adalah sebagai
terakhir
berikut :
d. Panjang akar (cm)
a. Persentase Kecambah
Panjang akar (radikula) diukur dari
Persentase kecambah menunjukkan
leher akar sampai ujung akar, pengukuran
jumlah kecambah normal yang dihasilkan
dilakukan pada saat tanaman berumur 90
oleh benih murni pada kondisi lingkungan
HSS.
tertentu dalam jangka waktu yang telah
e. Tinggi benih (cm)
ditetapkan. Presentase kecambah dihitung
tinggi benh diukur dari permukaan
pada saat berumur 60 HSS. Menurut Sutopo
tanah sampai titik tumbuh. Pengukuran tingg
(2012) cara menghitung persentase
benih dengan menggunakan mistar. Tinggi
perkecambahan yaitu sebagai berikut:
benih diukur pada saat tanaman berumur 90
Jumlah biji yang berkecambah HSS.
PK = 𝑥 100%
jumlah benih yang diuji Analisis Data
b. Laju Perkecambahan Data yang terkumpul dari hasil
Laju perkecambahan dihitung dengan penelitian dengan menggunakan tabel Sidik
menghitung dari waktu munculnya plumula Ragam, Bila hasil sidik ragam menunjukkan
benih dari awal berkecambah sampai akhir. hasil yang berbeda nyata (F hitung > F tabel
Menurut Sutopo (2012) cara untuk 5% ) atau berbeda sangat nyata (F hitung > F
menghitung laju perkecambahan adalah tabel 1%), maka untuk membandingkan rata-
sebagai berikut: rata perlakuan tersebut dengan menggunakan
N1 T1 + N2 T2 + N3 T3 ….+ Nx Tx
uji lanjut Beda Nyata Terkecil ( BNT ) pada
LP = ∑ seluruh benih yang berkecambah taraf 5%.
Keterangan: HASIL DAN PEMBAHASAN
LP = Laju perkecambahan
N = Jumlah benih yang berkecambah Persentase Perkecambahan (%)
setiap hari Berdasarkan hasil sidik ragam tingkat
kemasakan buah dengan aplikasi ZPT
menunjukkan sangat berbeda nyata pada
169
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 2, Juni 2018 Halaman 166-172 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

perlakuan tingkat kemasakan buah (B), dengan aplikasi ZPT terhadap persentase
aplikasi ZPT (T) dan interaksinya (BT). Hasil perkecambahan dapat dilihat pada Tabel 1 di
penelitian pengaruh tingkat kemasakan buah bawah ini.

Tabel 2. Pengaruh Tingkat Kemasakan Buah dengan Aplikasi ZPT terhadap Persentasi
Perkecambahan (%)
PERLAKUAN T1 T2 T3 TOTAL
B1 73,333 ab 73,333 ab 80,000 bc 75,556 ab
B2 63,333 ab 100,000 d 93,333 cd 85,556 b
B3 63,333 ab 56,667 a 80,000 bc 66,667 a
TOTAL 66,667 a 76,667 ab 84,444 b
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNT taraf 5% (BNT B dan T = 10,95 BT = 18,96)

Tingkat kemasakan buah berwarna yang tinggi. Ditambahkan oleh Nur (1990)
merah (B2) memberikan hasil yang tertinggi mengemukakan bahwa buah yang telah
pada persentase perkecambahan benih kopi. masak fisiologis akan memiliki cadangan
Hal ini diduga benih pada tingkat kemasakan makanan yang lebih baik dibandingkan
fisiologis mempunyai cadangan makanan dengan yang belum masak fisiologis.
yang maksimal serta kandungan air yang
Laju Perkecambahan (Hari)
cukup untuk perkecambahan benih kopi. Hal
Berdasarkan hasil sidik ragam tingkat
ini sesuai dengan pendapat Pulloc dan Ross kemasakan buah dengan aplikasi ZPT
dalam Hayati, dkk (2011) yang menyatakan menunjukkan sangat berbeda nyata pada
bahwa semakin besar cadangan makanan perlakuan tingkat kemasakan buah (B), tidak
yang ada dalam benih maka akan semakin berbeda nyata terhadap perlakuan dosis ZPT
besar pula viabilitas dari benih tersebut. (T) dan menunjukkan berbeda nyata terhadap
Puncak dari viabilitas dan vigor benih interaksinya (BT). Hasil penelitian pengaruh
dicapai sewaktu benihnya masak fisiologis. tingkat kemasakan buah dengan aplikasi ZPT
Benih yang diambil pada tingkat kemasakan
terhadap laju perkecambahan dapat dilihat
fisiologis mempunyai nilai potensi tumbuh, pada Tabel 2.
daya kecambah, dan vigor kekuatan tumbuh

Tabel 2. Pengaruh Tingkat Kemasakan Buah dengan Aplikasi ZPT terhadap laju Perkecambahan
(hari)
PERLAKUAN T1 T2 T3 TOTAL
B1 27,055 cd 26,673 cd 27,220 cd 26,983 b
B2 25,904 bc 18,233 a 19,950 ab 21,362 a
B3 24,083 bc 28,790 d 22,317 ab 25,063 b
TOTAL 25,681 24,565 23,162
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNT taraf 5% (BNT B = 3,30 BT = 5,71)

Parameter laju perkecmbahan sangat singkat. Perlakuan B2 (tingkat kemasakan


penting dalam suatu industri pembenihan buah warna merah) menunjukkan laju
komersial karena berkaitan dengan aspek perkecambahan yang tercepat, hal ini diduga
pemenuhan target permintaan benih dalam benih kopi yang berasal dari buah yang
jumlah besar dengan waktu yang relatif lebih berwarna merah berasal dari buah yang
170
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 2, Juni 2018 Halaman 166-172 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

masak fisologis sehingga dapat Indeks Vigor


meningkatkan viabiltas dan vigor kecambah. Berdasarkan hasil sidik ragam tingkat
Sebagaimana pendapat Justice dan Bass kemasakan buah dengan aplikasi ZPT
(2002) mengemukakan tingkat kemasakan menunjukkan sangat berbeda nyata pada
buah dapat mempengaruhi viabilitas benih, perlakuan tingkat kemasakan, dosis ZPT dan
benih yang berasal dari buah yang terlalu tua interaksinya. Hasil penelitian pengaruh
dan terlalu muda biasanya memiliki daya tingkat kemasakan buah dengan aplikasi ZPT
vigor rendah. terhadap indeks vigor dapat dilihat pada
Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh Tingkat Kemasakan Buah dengan Aplikasi ZPT terhadap Indeks Vigor
PERLAKUAN T1 T2 T3 TOTAL
B1 0,250 ab 0,285 ab 0,319 ab 0,285 a
B2 0,271 ab 0,605 c 0,485 c 0,454 b
B3 0,296 ab 0,227 a 0,360 b 0,295 a
TOTAL 0,272 a 0,372 b 0,388 b
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNT taraf 5% (BNT B dan T = 0,07 BT = 0,12)

Aplikasi ZPT menunjukkan pengaruh endosperm selama pertumbuhan awal


yang nyata pada viabiltas dan vigor embrio.
(persentase perkecambahan, laju Back dan Ziegler dalam Sultana, dkk
perkecambahan, dan indeks vigor) benih (2000) mengemukakan bahwa mobilisasi
kopi. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tersebut diatur oleh beberapa enzim
ZPT dapat memacu perkecambahan biji. hidrolisis, terutama enzim a-amilase yang
Menurut Davies (2004) menyatakan bahwa jumlahnya cukup melimpah. Fungsi dari
cara kerja hormon dalam ZPT mampu enzim ini memecah karbohidrat menjadi
mempercepat perkecmbahan. Cara kerja ZPT mono- dan oligosakarida.
dalam perkecambahan biji diawali dengan
Panjang Akar (cm)
terjadinya imbibisi air merangsang sintesis Berdasarkan hasil sidik ragam tingkat
hormon, lalu hormon tersebut berdifusi ke kemasakan buah dengan aplikasi ZPT
lapisan aleuron dan merangsang sintesis menunjukkan berbeda nyata pada perlakuan
enzim. Ditambahkan oleh pendapat Hopkins tingkat kemasakan, sangat berbeda nyata
dalam Agustina dan Aprillia (2011) terhadap dosis ZPT dan menunjukkan tidak
mengemukakan bahwa ZPT mengandung nyata terhadap interaksinya. Hasil penelitian
unsur giberelin yang sangat berperan dalam pengaruh tingkat kemasakan buah dengan
perkecambahan biji dan memobilisasi aplikasi ZPT terhadap panjang akar umur 90
cadangan makanan yang terdapat dalam HSS dapat dilihat pada Tabel 4.
171
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 2, Juni 2018 Halaman 166-172 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Tabel 4. Pengaruh Tingkat Kemasakan Buah dengan Aplikasi ZPT terhadap Panjang Akar Umur
90 HSS (cm)
PERLAKUAN T1 T2 T3 TOTAL
B1 5,417 6,837 6,417 6,223 a
B2 6,347 7,080 6,703 6,710 b
B3 5,270 6,887 6,420 6,192 a
TOTAL 5,678 a 6,934 c 6,513 b
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNT taraf 5% (BNT B dan T = 0,057)

Aplikasi ZPT memberikan pengaruh sintesis protein sebagai sumber tenaga dapat
yang nyata terhadap panjang akar. Hal ini digunakan untuk pertumbuhan (Zulkarnaen,
diduga karena ZPT dapat menstimulasi 2009).
pertumbuhan dari tanaman. Pertumbuhan dan
Tinggi Benih (cm)
perkembangan tidak hanya berkaitan dengan
Berdasarkan hasil sidik ragam tingkat
penambahan volume sel, namun juga kemasakan buah dengan aplikasi ZPT
berkaitan dengan jumlah sel. Pertambahan menunjukkan sangat berbeda nyata pada
jumlah sel tergantung pada kecepatan sel perlakuan tingkat kemasakan, tetapi tidak
untuk membelah, yang dipengaruhi oleh berbeda nyata terhadap dosis ZPT dan
adanya sitokinin dalam ZPT. Sehingga interaksinya. Hasil penelitian pengaruh
dengan adanya penambahan ZPT dapat
tingkat kemasakan buah dengan aplikasi ZPT
mempengaruhi metabolism RNA yang terhadap tinggi benih umur 90 HSS dapat
berperan dalam sintesis protein melalui dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
proses transkripsi molekul RNA. Kenaikan

Tabel 5. Pengaruh Tingkat Kemasakan Buah dengan Aplikasi ZPT terhadap Tinggi Benih Umur
90 HSS (cm)
PERLAKUAN T1 T2 T3 TOTAL
B1 7,020 7,257 6,800 7,026 b
B2 7,140 7,707 7,607 7,484 c
B3 6,457 6,603 6,570 6,543 a
TOTAL 6,872 7,189 6,992
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNT taraf 5% (BNT B = 0,075)

Penyerapan air dan unsur hara yang Perlakuan tingkat kemasakan buah
cukup oleh tanaman menyebabkan kopi menunjukkan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik, panjang akar dan tinggi benih kopi.
yang ditunjukkan dengan pertumbuhan tinggi Perlakuan B2 memberikan tinggi benih dan
tanaman yang optimal (Sastrahidayat, 2011). panjang akar yang terbaik. Parameter panjang
ZPT mengandung hormon-hormon akar dan tinggi benih berkolerasi positif
pertumbuhan tanaman, seperti sitokinin dan dengan parameter laju perkecambahan,
auksin. Hormon ini berperan dalam dimana pada parameter laju perkecambahan
pembelahan dan pemanjangan sel, sehingga perlakuan B2 menunjukkan waktu yang
menyebabkan peningatan tinggi tanaman tercepat berkecambah, sehingga
(Talanca, 2010). memungkinkan bagi benih kopi tersebut
memiliki waktu lebih untuk tumbuh sehingga
172
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 2, Juni 2018 Halaman 166-172 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

menghasilkan tinggi benih dan panjang akar Justice dan Bass. 2002. Prinsip dan Praktek
yang lebih panjang. Penyimpanan Benih (terjemahan
Rennie Roesli). Rajawali. Jakarta
KESIMPULAN
Nur TS. 1990. Viabilitas Benih Pinus (Pinnus
Perlakuan interaksi yang terbaik
mercussii) Pada Beberapa Tingkat
adalah perlakuan B2T2, karena menghasilkan
Kemasakan. Skripsi. Fakultas
persentase perkecambahan (100,00%), laju
Pertanian Syiah Kuala, Banda
perkecambahan (18,233 hari), indeks vigor
Aceh. 48 hal.
(0,605), panjang akar (7,080 cm) dan tinggi
benih (7,707 cm).
Pertiwi, Novi, M. Tahir, Made Same. 2016.
Respon Pertumbuhan Benih Kopi
DAFTAR PUSTAKA
Robusta Terhadap Waktu
Adnan, Boy Rza Juanda, Muhammad Zaini. Perendaman dan Konsentrasi
2017. Pengaruh Konsentrasi dan Giberelin (GA3). Jurnal AIP
Lama Perendaman Dalam ZPT Volume 4 No.1
Auksin Terhadap Viabilitas Benih
Semangka (Citurullus lunatus) Sastrahidayat, R.2011. Reayasa Pupu Hayati
Kadaluarsa. Agrosamudra Jurnal Mioriza Dalam Meningkatkan
Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan-Jun Produksi Pertanian. Universitas
2017. Brawijaya Press. Malang.

Agustina dan P.Aprillia. 2011. Pengaruh Sutopo. 2004. Teknologi Benih. PT. Raja
Pemakaian Hormon Tumbuh GA3 Grafindo Persada. Jakarta.
(Giberelin Acid) terhadap
Perkecambahan dan Pertumbuhan Sultana N, Ikeda T, dan Mitsui T. 2000. GA3
Biji Veschaffeltia splendida H.A. and proline promote germination
Wendl. Berk. Penel. Hayati Edisi of wheat seeds by stimulating a-
Khusus : 7A (157-160). amylase at unfavorable
temperatures. Plant Prod. Sci, 3(3):
Hayati, Zainal Abidin, Syahril. 2011.
Pengaruh Tingkat Kemasakan Talanca, H. 2010. Status Cendawan Mikoriza
Buah dan Cara Penyimpanan Vesikular Arbuskular (WVA)
Terhadap Viabilitas dan Vigor Pada Tanaman. Prosiding Pekan
Benih Kakao (Theobrema cacao Serealia Nasional. Balai Penelitian
L) J. Floratek 6 : 114-123 Tanaman Serealia. Sulawesi
Selatan.
Juandes. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk
Suburin dan ZPT Atonik Terhadap Zulkarnaen. 2009. Kultur Jaringan Tanaman.
Pertumbuhan dan Produksi Solusi Perbanyaan Tanaman
Kacang Hijau (Phaseolus radiates Budidaya. Bumi Aksara. Jambi.
L). Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
Swarnadwipa. Riau.

Anda mungkin juga menyukai