Anda di halaman 1dari 44

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup, karena
setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Dalam rangka
mewujutkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan Kesehatan
dilaksanakan dengan menerapkan system Kesehatan Nasional yang melibatkan
peran serta masyarakat secara aktif dan dinamis.
Masalah kesehatan dinegara berkembang seperti Indonesia, saat ini
masih mendapat perhatian khususnya masalah kesehatan ibu dan anak. Kira-kira
20-30% dari kehamilan dan persalinan mengandung resiko yang meningkat,
seperti angka kejadian kehamilan letak lintang berkisar antara 0.5 – 2 % dari
beberapa rumah sakit pendidikan diindonesiadilaporkan medan 0.6%, Jakarta
0.1%, Bandung 1.9%.
Bahaya dapat timbul dalam kehamilan, persalinan ataupun dalam
nifas.Salah satu kehamilan resiko tinggi adalah kehmilan letak lintang ini
penyebabnya fiksasi kepala tidak ada karena panggul sempit, hidrosefalus,
plasenta privea dan tumor-tumor pelvis. Di Negara yang sudah maju, bahaya-
bahaya bagi ibu makin lama makin teratasi, sehingga perhatian utama ditujukan
pada resiko bagi anak dan karena itu pengenalan resiko ini terutama didasarkan
pada pengetahuan diagnostic perinatal.
Salah satu bentuk upaya kesehatan adalah pelayanan kesehatan pada
keluarga, oleh karena keluarga sebagai unit utama masyarakat, masalah-masalah
kesehatan keluarga saling berkaitan, apabila salah satu anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang
lainnya.
Keadaan tersebut diatas belum berlaku untuk Negara yang sedang
berkembang dimana malahan keselamatan ibu masih mendapat prioritas yang
utama.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka sebagai tenaga kesehatan yang
professional diharapkan mampu memberikan Asuhan Kebidanan Kesehatan
Keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktivitasnya sehingga
kesejahteraan keluarga dapat tercapai.

1.2. TUJUAN PENULISAN


1.2.1. Tujuan Umum
Dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya
1.2.2.Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
- Melakukan pengkajian data pada keluarga
- Teknik pengumpulan data.
- Melakukan interpretasi data dasar.
- Melakukan perumusan masalah.
- Menyusun prioritas masalah.
- Melakukan perencanaan, tindakan dan evaluasi.

1.3. SISTEMATIKA PENULISAN


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1.2.2. Tujuan Khusus
1.3. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keluarga
2.2. Konsep Kehamilan Resiko Tinggi
2.3. Konsep Kehamilan letak lintang
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
3.2. Interpretasi Data
3.3. Perumusan Masalah
3.4. Prioritas Masalah
3.5. Proses Manajemen Kebidanan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KELUARGA
2.1.1. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
(Dep. Kes. 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih dai dua individu yang
tergabung dalam hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengikatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan didlam peranannya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan.
(Balilon S.E. & Maglaya A., 1989).
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga itu adalah :
1. Unit terkecil masyarakat
2. Terdiri 2 orang atau lebih
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4. Hidup dalam suatu rumah tangga
5. Dibawah asuhan kepala rumah tangga
6. Berinteraksi satu sama lain
7. Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing
8. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan
(Effendi Nasrul. 1998 : 32)
2.1.2. Struktur Keluarga
Struktur Keluarga ada bermacam-macam diantaranya (Effendi
Nasrul. 1998 : 32) adalah :
1. Patrileneal adalah Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis Ayah.
2. Matrileneal adalah Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis Ibu.
3. Matrilokal adalah Sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri
4. Patrilokal adalah Sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawinan adalah
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan suami atau istri.

2.1.3. Tipe atau Bentuk Keluarga


1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
2. Keluarga Besar (Extended Family) adalah Keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi, dan sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga Duda/Janda (Singel Family) adalah Keluarga yang
terjadi karena perceraian atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah Keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah Dua orang yang menjadi
satu keluarga.
(Efendi Nasrul, 1998 :33)

2.1.4. Peranan Keluarga


Berbagai peranan yang terdapat didalam Keluarga adalah sebagai
berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
Kepala Keluarga, sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan unuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, sebagai pencari nafkah
tambahan.
3. Peranan Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko sosial
sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Efendi Nasrul, 1998 :34)

2.1.5. Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga


Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga adalah :
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan
kesehatan.
2. Dalam memberikan Asuhan Perawatan Kesehatan, keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
3. Asuhan Keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam
mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
4. Malam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga,
perawat melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam
merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif,
preventif, serta tidak mengabaikan upaya kuratif & rehabilitatif.
6. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan
masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan & asuhan perawatan rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
(Efendi Nasrul, 1998 : 44)

2.1.6. Langkah-langkah dalam Perawatan Kesehatan Keluarga


Dalam melaksanakan Asuhan Perawatan Keluarga ada beberapa
langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :
1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah
kesehata keluarga.
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah
kesehatan dan perawatan keluarga.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat
masalah kesehatan keluarga.
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan
keluarga untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang
kesehatan.
6. Menentukan / menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga.
7. Menyusun rencana asuhan perawatan kesehatan keluarga sesuai
dengan urutan prioritas.
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai
dengan rencana yang tersusun.
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan perawatan yang
dilakukan.
10. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang
belum dapat teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan
keperawatan yang baru.
(Efendi Nasrul, 1998 :45)

2.1.7. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi


Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga, yang
menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong
resiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi :
1. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur
dengan masalah sebagai berikut :
a. Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah
b. Keluarga kurang atai tidak mampu mengatasi masalah
kesehaan sendiri.
c. Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga
dengan peyakit keturunan.
2. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan. Wktu hamil
:
a. Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun).
b. Menderita kekurangan gizi / animea.
c. Menderita hipertensi.
d. Primipara atau multipara.
e. Riwayat persalinan dengan komplikasi.
3. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, karena :
a. Lahir prematur / BBLR.
b. Berat badan sukar naik.
c. Lahir dengan cacat bawaan.
d. ASI ibu kurang sehigga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e. Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi
atau anaknya.
4. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara angota
keluarga :
a. Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk
digugurkan.
b. Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan
sering timbul cekcok dan ketegangan.
c. Ada anggota keluarga yang sering sakit.
d. Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai atau lari
meninggalkan keluarga.
(Efendi Nasrul, 1998 :41)

2.2.1 Konsep Kehamilan Resiko Tinggi

2.2.1.1 Definisi

Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan yang

memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu

maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian

sebelum atau sesudah persalinan.(www.medicastore.com)


Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang memiliki

resiko tinggi atau bahaya yang lebih besar pada waktu

kehamilan maupun persalinan, bila dibandingkan ibu hamil

yang normal.(http://.balita-anda.indoglobal.com)

2.2.1.2 Ibu hamil termasuk resiko tinggi

1. Riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya

kurang baik.(contoh: riwayat keguguran, perdarahan

pasca kelahiran, lahir mati)

2. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm.

3. Ibuhamil yang kurus/berat badan kurang.

4. Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35

tahun.

5. Sudah memiliki 4 anak atau lebih.

6. Jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun.

7. Ibu menderita anemia atau kurang darah.

8. Perdarahan pada kehamilan ini.

9. Tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala hebat

dan adanya bengkak pada tungkai.

10. Kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak

normal.

11. Riwayat penyakit kronik seperti diabetes, darah

tinggi,asma dll.

(http://www.id.medicastore.com)
2.2.1.3 Bahaya ibu hamil resiko tinggi

1. Bayi lahir belum cukup bulan

2. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

3. Keguguran (abortus)

4. Persalinan tidak lancer atau macet

5. Perdarhan sebelum dan sesudah persalinan

6. Janin mati dalam kandungan

7. Ibu hamil atau berasalin meninggal dunia

(http://www.balita-anda.indoglobal.com)

2.2.1.4 Pencegahan kehamilan resiko tinggi

1. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan

teratur ke posyandu, puskesmas, rumah sakit, paling

sedikit 4 kali selama kehamilan.

2. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2 kali.

3. Bila ditemukan kelainan resiko tinggi pemeriksaan

harus lebih sering dan lebih intensif.

4. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5

sempurna.

(http://www.balita-anda.indoglobal.com)

2.3 Kosep kehamilam letak lintang


2.3.1 Pengertian
Letak lintang adalah bila sumbu memenjang janin menyilang
sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90
derajat.
Jika sudut yang dibentuk kedua sumbu ini tajam disebut oblique
lie, yang terdiri dari deviated head presentation (letak kepala
mengolak) dan deviated breech presentation (letak bokong
mengolak).
Karena biasanya yang paling rendah adalah bahu, maka dalam hal
ini disebut juga shoulder presentation.
1.Menurut letak kepala terbagi atas:
a) LLi I : kepala di kiri
b) LLi II : kepala di kanan
2.Menurut posisi punggung terbagi atas:
a) Dorso anterior (di depan)
b) Dorso posterior (di belakang)
c) Dorso superior (di atas)
d) Dorso inferior (di bawah)
2.3.2 INSIDENS
Angka kejadian letak lintang berkisar antara 0,5-2 %. Dari
beberapa rumah sakit pendidikan di Indonesia dilaporkan:
Medan 0,6%, Jakarta 0,1% (1948), Bandung 1,9%.
Greenhill melaporkan 0,3%.

2.3.3 ETIOLOGI
Penyebab dari LL sering merupakan kombinasi dari
berbagai factor, sering pula penyebabnya tetap merupakan
suatu misteri. Faktor-faktor tersebut adalah:
- Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit,
hidrosefalus, anaensefalus, plasenta previa, dan tumor-
tumor pelvis.
- Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak
kecil, atau sudah mati.
- Gemeli (kehamilan ganda)
- Kelaianan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau
septum.
- Lumbar scoliosis
- Monster
- Pelvic kidney dan kandung kemih serta rectum yang
penuh.

2.3.4 DIAGNOSIS
1) Inspeksi
Perun membuncit ke samping.
2) Palpasi
- f.u. lebih rendah dari yang seharusnya tua
kehamilan
- f.u. kosong dan bagian bawah kosong, kecuali
kalau bahu sudah masuk ke dalam p.a.p.
- Kepala (ballottement) teraba ke kanan atau ke kiri.
3) Auskultasi
DJJ setinggi pusat kanan atau kiri.
4) Pemeriksaan Dalam (VT)
- Teraba tulang iga, scapula, dan kalau tangan
menumbung teraba tangan. Untuk menentukan
tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara
bersalaman.
- Teraba bahu dan ketiak yang bias menutup ke kanan
dan ke kiri, Bila kepala teretak di kiri ketiak, ketiak
menutup ke kiri.
- Letak punggung ditentukan dengan adnya scapula,
letak dada dengan klavikula.
- Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila
pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada LL
biasanya ketuban cepat pecah
5) Foto Rontgen
Tampak janin dalam letak lintang
2.3.5 MEKANISME PERSALINAN
Anak normal yang cukup bulan tidak mengkin lahir secara
spontan dalam LL. Janin hanya dapat lahir spontan, bila
kecil (premature), sudah mati dan menjadi lembek, atau bila
panggul luas.
2.3.6 Beberapa Cara Janin Lahir Spontan
1. Evolutio spontanea
a. Menurut DENMAN
Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong, perut,
dada, dan akhirnya kepala.
b. Menurut DOUGLAS
Bahu diikuti oleh dada, perut, bokong, dan akhirnya
kepala.
2. Conduplicatio corpore
Kepala dan perut berlipat bersama-sama lahir memasuki
panggul. Kadang-kadang oleh karena his, LL berubah
spontan mengambil bangun semula dari uterus menjadi
letak membujur, kepala atau bokong, namun hal ini
jarang sekali terjadi. Kalau letak lintang dibiarkan,
maka bahu akan masuk ke dalam panggul, turun makin
lama makin dalam sampai rongga panggul terisis
seluruhnya oleh badan janin. Bagian korpus uteri
mengecil sedang SBR meregang. Hal ini disebut Letak
Lintang Kaserp = Neglected Transverse Lie
Adanya LL kasep dapat diketahui bila ada rupture uteri
mengancam; bila tangan dimasukkan ke dalam kavum
uteri terjepit antara janin dan panggul serta dengan
narkosa yang dalam tetap sulit merubah letak janin.
Bila tidak cepat diberikan pertolongan, akan terjadi
rupture uteri dan janin sebagian atau seluruhnya masuk
ke dalam rongga perut.
Pada LL biasanya:
- Ketuban cepat pecah
- Pembukaan lambat jalannya
- Partus jadi lebih lama
- Tangan menumbung (20-50%0
- Tali pusat menumbung (10%)

2.3.7 Prognosa
 Bagi Ibu
Bahaya yang mengancam adalah rupture uteri, baik
spontan atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama,
ketuban pecah dini dengan demikian mudah dapat
infeksi intrapartum.
 Bagi Janin
Angka kematian tinggi (25-40%), yang dapat
disebabkan oleh:
1) Prolapsus funiculi
2) Trauma partus
3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus
4) Ketuban pecah dini
2.3.8 Penanganan
a) Sewaktu hamil
Usahakan jadi letak membujur (kepala atau bokong)
dengan melakukan versi luar pada primi dengan usia
kehamilan 34 minggu, atau multi pada kehamilan 36
minggu.
b) Sewaktu partus
Janin dapat dilahirkan dengan cara pervaginam, yaitu
dengan versi dan ekstraksi, atau embriotomi
(dekapitasi-eviserasi) bila janin sudah meninggal; atau
peradominam: seksio sesarea.
c) Tingkat pertolongan
1) bila ketuban belum pecah
- Pembukaan 5 cm dilakukan Versi luar
- Pembukaan 5cm tunggu sampai hampir lengkap
ketuban dipecahkan
- Versi dan ekstraksi
2) Bila ketuban sudah pecah
Baru pecah dan
Pembukaan lengkap dilakukan versi dan ekstraksi
Lama pecah dilakukan seksio sesarea
Letak lintang kasep,
Anak hidup dilakukan seksio sesarea
Letak lintang kasep,
Anak mati dilakukan laparotomi, atau kalau fasilitas
kurang, embriotomi secara hati-hati.

Menurut EASTMAN dan GREENHILL


1) Bila ada panggul sempit resiko sesarea adalah
dengan cara yang terbaik dalam segala letak lintang,
dengan anak hidup.
2) Semua primigravida dengan LL harus ditolong
dengan resiko sesarea walaupun tidak ada panggul
sempit.
BAB 3
MANAJEMEN KEBIDANAN DALAM KASUS KELUARGA

3.1 PENGKAJIAN
c Dilakukan pada tanggal 16-01-2007
A. DATA SUBYEKTIF
1. DATA UMUM
Kecamatan : Grogol Kepala Keluarga : Laki- No.Induk : -
Kelurahan : Gambyok laki Umur :25 tahun
RT : I Nama : Tn.Rustamadi Pendidikan : SMP
RW : IV Agama : Islam
Alamat : ds.Gambyok Pekerjaan :Tani
Penghasilan : tidaka tahu
Keadaan Kesehatan :
Baik

Susunan Anggota Keluarga


N Nama Jenis Umur Hubungan Pekerja Pendidik Keadaan Imun
o Kela dengan KK an an waktu isasi
min kunjungan
1. Ny.Aprili P 23 thn Istri IRT SMP Baik
a
2. Sdr.Fiki L 4 thn Anak Belum Baik
sekolah

3 Sdr.Dewi P 2 thn Anak Belum Baik


sekolah

Tipe keluarga ini adalah Extended Family.


2. DATA KHUSUS
1. Bila anggota keluarga ada yang sakit, berobat kadang-kadang ke
puskesmas,RS dan kadang-kadang beli obat sendiri.
2. Jenis penyakit yang sering diderita oleh keluarga.
Keluarga jarang ada yang sakit, kalau ada biasanya flu atau capaek-
capek saja.Saat dilakukan pengkajian ibu mengatakan seluruh
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah tidak ada/ tidak
pernah menderita penyakit menular (TBC/batuk lama) dan juga
penyakit menurun (kencing manis).
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Sekarang :
a. Tn. Rustamadi
Pada saat pengkajian Tn. Rustamadi mengatakan tidak ada
keluhan apa-apa.
b. Sdr. Fiki
Tidak ada keluhan apa-apa, kemarin baru kena flu tapi sekarang
sudah sembuh.
c.Sdr.Dewi
Tidak ada keluhan apa-apa,
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
HAMIL PERSALINAN ANAK NIFAS
Hamil T/ Laktas
Usia Jenis Penolong Tempat Sex BB H/M Usia KB
ke G i
1 8 mgg Normal Bidan BPS ♂ 3800 T H 4 th STK Baik

2 12 mgg Normal dukun BPS ♀ 3500 T H 2 th STK Baik

3 hamil ini

5. Riwayat Kehamilan Sekarang

Frekuensi ANC : 7 kali, di bidan

Pemeriksaan kehamilan / ANC :

Trimester I :
Dua kali di Polindes gambyok, hasil pemeriksaan :

Kunjungan pertama 20 – 8 – 2008

Keluhan : mual, pusing

T : 120/70 mmHg, TB/BB : 150 cm/56,5kg, PPT

positif, TFU belum teraba, Tx : Vitamin B6, kalk

KIE : pola nutrsi

Kunjungan kedua 22 – 9 – 2008

Keluhan : pusing, kram

T : 110/70 mmHg, BB : 58 kg, TFU : belum teraba.

Tx :Vitamin Bc,Kalk

KIE : istirahat yang cukup

Trimester II :

Tiga kali di BPS Endang, hasil pemeriksaan :

Kunjungan pertama 18 – 10 – 2008

Keluhan : tidak ada keluhan apa-apa

T : 110/70 mmHg, BB : 59.5 kg, TFU : 2 jari atas

syimpisis, DJJ positif Tx : Vitamin Bc, Kalk

Kunjungan kedua 20 – 11 – 2008

Keluhan : punggung sakit

T : 120/80 mmHg, BB: 60 kg, TFU : pertengahan

pusat syimpisis, DJJ positif , Tx: Vit B12,Kalk

KIE : pentingnya senam hamil, kurangi makanan yang

mengandung banyak garam


Kunjungan ketiga 19 – 12 – 2008

Keluhan : greges (panas,batuk)

T : 130/80 mmHg, BB: 61 kg, TFU : 2 jari bawah

pusat, Tx: Vit B12, Kalk

KIE : mengajurkan untuk mengurangi aktifitas

Trimester III :

Dua kali kunjungan

Satu kali di Polindes Gambyok 16– 1 – 2008

Keluhan : punggung sakit

T : 140/90 mmHg, BB: 63 kg, TFU: setinggi pusat,

Tx: momilen,kalk

KIE : kurangi aktifitas

Riwayat Imunisasi TT lengkap 2 kali, pada usia kehamilan 4

bulan dan 5 bulan

Ibu tidak pernah minum obat-obatan tanpa resep atau berobat

ketika periksa hamil, ibu hanya minum obat yang telah diberikan

bidan ketika periksa.

6. Riwayat KB

Pernah ikut KB suntik selama 2 tahun lalu punya anak yang ke-2

lalu setelah lahir ikut KB suntik 1 tahun. Disarankan rencana

kotrasepsi berikutnya KB non hormonal (IUD) atau implan.

7. Perilaku kesehatan
Keluarga tidak pernah minum-minuman seperti kopi, miras atau

yang mengandung alkohol, merokok.

8. Data sosial budaya

Ibu dan suami adalah suku jawa, keduanya memiliki tradisi acara

slamatan pada kehamilan umur tiga bulan mengadakan selamatan

tiga bulan atau neloni dan pada umur kehamilan tujuh bulan

mengadakan selamatan tujuh bulanan atau mitoni. Dalam

keluarga tidak ada pantangan jenis makanan tertentu. Suami dan

keluarga selalu menganjurkan ibu untuk memeriksakan

kehamilannya secara teratur. Ibu ingin melahirkan dibidan.

9. Data spiritual

Ibu seorang muslim yang taat,setiap hari selalu melakukan


sembahyang lima waktu kadang – kadang sholat sunah tahajut.
Setiap puasa romadhon selalu penuh kecuali waktu datang haid
kadang – kadang jug menjalani puasa sunah
8. Pemberian makanan pada Bayi
Biasanya dilakukan sacara bertahap setelah anaknya lepas tali
pusat.
9. Tanggapan Keluarga terhadap KB
Tanggapan keluarga terhadap KB baik sekali
Selama ini ibu memakai KB suntik 3 bulanan
Mungkin ibu berencana akan memakai KB IUD
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Tn. Rustamadi
- Pola Istirahat dan Tidur
Siang hari : tidak pernah tidur siang
Malam Hari : tidur ± jam 21.00-05.00 WIB
- Pola BAB dan BAK
BAB lancar tiap 1 x sehari
BAK lancer setiap hari 5-6x/hari, waktu kencing tidak sakit.
- Pola Aktivitas
Sehari-hari Tn. Rustamadi bekerja sebagai petani di sawah
miliknya sendiri.
- Pola Hygiene
Kebersihan diri cukup, mandi 2x (pagi,sore), gosok gigi 2 x,
ganti pakaian tiap kali kotor, cuci rambut 3 hari sekali.
- Pola Religius
Tn. Rustamadi menganut agama islam dan taat menjalankan
ibadah sholat 5 waktu.
b. Ny.Aprilia
a. Nutrisi

Sebelum hamil : makan 3 kali sehari, 1 porsi cukup,

Nasi 1 piring sedang, lauk tempe

atau tahu 1 potong, sayur 1 mangkuk

kecil atau 2 sendok sayur, buah 1

potong kadang – kadang minum 5 -6

gelas sehari air putih dan teh.Tidak

ada keluhan.

Selama hamil : 3 -4 kali sehari, satu porsi cukup nasi,

lauk tempe atau tahu 1 potong atau

telur, sayur 1mangkuk kecil atau 2

sendok sayur, buah 1 potong. Tidak

ada keluhan apa – apa,minum air

putih dan teh 7 – 8 gelas sehari


b. Eliminasi

Sebelum hamil : BAK 4 – 5 kali sehari Warna kuning

jernih, lancar, tidak ada keluhan

BAB 1 kali sehari Warna kuning,

jernih,lancar, tidak ada keluhan

Selama hamil : BAK 5 -6 kali sehari Warna kuning

jernih, lancer, tidak ada keluhan BAB

1 kali sehari

Warna kuning, konsistensi biasa,

tidak ada keluhan

c. Istirahat

Sebelum hamil : Malam ± 8 jam, pukul 21.00 – 05.00

WIB

Siang ± 1-2 jam, pukul 13.00 –

15.00 WIB Tidak ada keluhan

Selama hamil : Malam ± 8 jam, pukul 21.30 – 04.30

WIB

Siang ± 1 jam, pukul 13.00 – 14.30

WIB

d. Sexual

Sebelum hamil : 2–3 kali seminggu, tidak ada keluhan

Selama hamil : 1–2 kali seminggu, tidak ada keluhan

e. Aktifitas
Sebelum hamil : Ibu mengerjakan pekerjaan rumah

tangga dan membantu suami

berdagang, ibu tidak pernah olah

raga

Selama hamil : Ibu mengerjakan pekerjaan rumah

tangga, kadang – kadang membantu

suami berdagang tetapi kehamilan tua

agak dikurangi. Jalan – jalan pagi

setiap seleasi sholat subuh

f. Personal hygiene

Sebelum hamil : Mandi 2 kali sehari,cuci rambut 2

kali seminggu. Gosok gigi 2 kali

sehari, ganti baju 1 – 2 kali sehari

Selama hamil : Mandi 2–3 kali sehari, cuci rambut 2 kali


sehari, ganti baju 1– 2 kali sehari
d. Sdr.Fiki
Tidak dilakukan pengkajian, karena pada saat kunjungan rumah
sdr.Ardiansyah sedang tidak ada di rumah (sedang bermain).
e. Sdr.Dewi
Tidak dilakukan pengkajian, karena pada saat kunjungan rumah
sdr.Ardiansyah sedang tidak ada di rumah (sedang bermain).

11. Adat Kebiasaan, Selamatan


 Keluarga biasanya mengadakan selamatan 7 bulanan (tingkepan),
selamatan keluarga bayi dan juga selamatan untuk orang
meninggal.
 Kalau ada orang meninggal, keluarga ikut melayat.
 Pada saat hari raya keluarga selalu silaturohmi dengan tetangga
dan keluarga lain.
12. Penggunaan Waktu Senggang
 Pada waktu senggang keluarga kadang-kadang menonton TV,
kadang-kadang dibuat tidur.
 Kadang-kadang dipakai untuk bepergian kerumah saudara.
13. Situasi Sosial Budaya & Ekonomi
 Hubungan keluarga dengan masyarakat baik, kadang-kadang
keluarga juga mengikuti kegiatan kampong yang ada yaitu :
bersih desa.
 Situasi ekonomi keluarga : Dana yang ada dicukupkan dan
sisanya ditabung untuk biaya persalinan.
 Untuk kebutuhan sehari-hari dari hasil panen.

B. DATA OBYEKTIF
1. Rumah : Luas ± 8 x 5 m2
Jenis Rumah : Petak
Letak : Dekat dengan sarang vector
Dinding : Tembok
Atap : Genting
Lantai : sebagian plaster,sebagian tanah
Cahaya : cukup
Jalan angin : ada
Jendela : ada
Jumlah Ruangan : 4 ruangan (2 kamar, 1 ruang santai, 1 ruang
tamu)
2. Air Minum
Asal : sumur
Nilai Air : bersih (tidak berbau, tidak berwarna)
Konsumsi air : - untuk memasak
- untuk mencuci
- untuk minum
- untuk mandi
3. Pembuangan sampah
Sampah dibuang dibelakang rumah, kalau sudah penuh di bakar.
4. Jamban dan kamar mandi
Keluarga sudah memiliki jamban, kalau BAB di WC.
Kamar mandi : ada kotor.
5. Pekarangan & Selokan
Pekarangan : ada sedikit di halaman depan rumah.
Kebersihan : cukup bersih.
Air Limbah : ada got disamping rumah.
Peralatan pekarangan : ada (sabit, cangkul)
6. Kandang Ternak
Keluarga memiliki kandang kambing disamping rumah.
7. Denah Rumah & Keterangan

8 m

4 6
3
1
7
B T
5 m

2 5

Keterangan :
1. Ruang Tamu
2. Ruang santai
3. Kamar
4. Kamar
5. Dapur & jalan
6. Kamar mandi & WC
7. Sumur
Data Subyektif Ny.Aprilia
1. Riwayat kehamilan sekarang
Frekuensi ANC : 7 kali, di bidan

Pemeriksaan kehamilan / ANC :

Trimester I :

Dua kali di Polindes gambyok, hasil pemeriksaan :

Kunjungan pertama 20 – 8 – 2008

Keluhan : mual, pusing

T : 120/70 mmHg, TB/BB : 150 cm/56,5kg, PPT

positif, TFU belum teraba, Tx : Vitamin B6, kalk

KIE : pola nutrsi

Kunjungan kedua 22 – 9 – 2008

Keluhan : pusing, kram

T : 110/70 mmHg, BB : 58 kg, TFU : belum teraba.

Tx :Vitamin Bc,Kalk

KIE : istirahat yang cukup

Trimester II :

Tiga kali di BPS Endang, hasil pemeriksaan :

Kunjungan pertama 18 – 10 – 2008


Keluhan : tidak ada keluhan apa-apa

T : 110/70 mmHg, BB : 59.5 kg, TFU : 2 jari atas

syimpisis, DJJ positif Tx : Vitamin Bc, Kalk

Kunjungan kedua 20 – 11 – 2008

Keluhan : punggung sakit

T : 120/80 mmHg, BB: 60 kg, TFU : pertengahan

pusat syimpisis, DJJ positif , Tx: Vit B12,Kalk

KIE : pentingnya senam hamil, kurangi makanan yang

mengandung banyak garam

Kunjungan ketiga 19 – 12 – 2008

Keluhan : greges (panas,batuk)

T : 130/80 mmHg, BB: 61 kg, TFU : 2 jari bawah

pusat, Tx: Vit B12, Kalk

KIE : mengajurkan untuk mengurangi aktifitas

Trimester III :

Dua kali kunjungan

Satu kali di Polindes Gambyok 16– 1 – 2008

Keluhan : punggung sakit

T : 140/90 mmHg, BB: 63 kg, TFU: setinggi pusat,

Tx: momilen,kalk

KIE : kurangi aktifitas

Riwayat Imunisasi TT lengkap 2 kali, pada usia kehamilan 4

bulan dan 5 bulan


Ibu tidak pernah minum obat-obatan tanpa resep atau berobat ketika

periksa hamil, ibu hanya minum obat yang telah diberikan bidan ketika

periksa.

2. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun

Siklus : 28 hari

Teratur/ tidak : teratur

Lamanya : 6-7 hari

Jumlah : darah haid pada hari1 1 – 3 ganti pembalut

2 – 3 kali sehari, hari 4 – 7 ganti pembalut 1 – 2 kali

sehari

Warna : merah

Bau : anyir

Disminorhoe : tidak pernah

Flour Albus : kadang-kadang dan sedikit biasanya sebelum

menstruasi, putih jernih, bau khas

HPHT : 20 juni 2008

TP : 27 maret 2008

3. Riwaya Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


HAMIL PERSALINAN ANAK NIFAS
Hamil T/ Laktas
Usia Jenis Penolong Tempat Sex BB H/M Usia KB
ke G i
1 8 mgg Normal Bidan BPS ♂ 3800 T H 4 th STK Baik

2 12 mgg Normal dukun BPS ♀ 3500 T H 2 th STK Baik

3 hamil ini

4.Pola Kebiasaan Sehari- hari


a. Nutrisi

Sebelum hamil : makan 3 kali sehari, 1 porsi cukup, Nasi 1 piring

sedang, lauk tempe atau tahu 1 potong, sayur 1

mangkuk kecil atau 2 sendok sayur, buah 1 potong

kadang – kadang minum 5 -6 gelas sehari air putih

dan teh.Tidak ada keluhan.

Selama hamil : 3 -4 kali sehari, satu porsi cukup nasi, lauk tempe

atau tahu 1 potong atau telur, sayur 1mangkuk kecil

atau 2 sendok sayur, buah 1 potong. Tidak ada

keluhan apa – apa,minum air putih dan teh 7 – 8 gelas

sehari

b. Eliminasi

Sebelum hamil : BAK 4 – 5 kali sehari Warna kuning jernih, lancar,

tidak ada keluhan BAB 1 kali sehari Warna kuning,

jernih,lancar, tidak ada keluhan

Selama hamil : BAK 5 -6 kali sehari Warna kuning jernih, lancer,

tidak ada keluhan BAB 1 kali sehari


Warna kuning, konsistensi biasa, tidak ada keluhan

c.Istirahat

Sebelum hamil : Malam ± 8 jam, pukul 21.00 – 05.00 WIB

Siang ± 1-2 jam, pukul 13.00 – 15.00 WIB Tidak ada

keluhan

Selama hamil : Malam ± 8 jam, pukul 21.30 – 04.30 WIB

Siang ± 1 jam, pukul 13.00 – 14.30 WIB

d. Sexual

Sebelum hamil : 2–3 kali seminggu, tidak ada keluhan

Selama hamil : 1–2 kali seminggu, tidak ada keluhan

e.Aktifitas

Sebelum hamil : Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan

membantu suami berdagang, ibu tidak pernah olah raga

Selama hamil : Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, kadang –

kadang membantu suami berdagang tetapi kehamilan

tua agak dikurangi. Jalan – jalan pagi setiap seleasi

sholat subuh

f.Personal hygiene

Sebelum hamil : Mandi 2 kali sehari,cuci rambut 2 kali seminggu.

Gosok gigi 2 kali sehari, ganti baju 1 – 2 kali sehari

Selama hamil : Mandi 2–3 kali sehari, cuci rambut 2 kali sehari, ganti
baju 1– 2 kali sehari
5. Rencana Persalinan
Keluarga mengatakan untuk persalinannya dianjurkan ke bidan.
Pemeriksaan Fisik Ny.Aprilia
Tanggal : 16-01-2008
Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran Umum : baik

Kesadaran : composmentis

Tekanan Darah : 140/90 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 24 x/menit

Suhu : 367 oC

BB sebelum hamil : 55 kg

BB saat ini : 65 kg

Kenaikan Berat Badan : 10 kg

TB : 152

LILA : 23 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi

Kepala : kepala bersih, kepala tidak oedema,

tidak ada ketombe, rambut bersih

Muka : tidak pucat, oedema positif,

chloasmagravidarum negatif

Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih,

tidak oedema, penglihatan tidak kabur


Hidung : bersih, skret ada atau tidak, tidak ada

polip

Mulut dan gigi : bibir tidak kering,tidak ada stomatis,

gigi bersih, tidak caries, lidah bersih,

tidak memakai gigi palsu

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

tidak ada pembesaran kelenjar limfe,

tidak ada pembengkakan vena

jugularis

Dada : payudara menggantung, bersih,

hyperpigmentasi areola positif, papilla

mamae menonjol kanan dan kiri positif

Ketiak : pembesarankelenjar limfe tidak ada

Abdomen : membesar sesuai usia

kehamilan,terdapat strie gravidarum

dan linea alba, tidak ada luka bekas

operasi

Genetalia : vulva bersih, tidak ada varises, tidak

oedema, flour albous tidak ada, bekas

jahitan tidak ada.

Ekstermitas : bentuk tangan dan kaki normal,

berjalan tidak pincang, tidak ada


keluhan dalam pergerakan, tidak

varises, odema kanan dan kiri positif.

b) Palpasi

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

dan pembendungan vena jugularis

Dada : terjadi pembesaran, simetris, keluar

kolostrum pada kedua mamae bila

dipencet

Abdomen :

LI : TFU 3 jari di diatas pusat (28cm), FU

teraba punggung anak

L II : teraba kepala disebelah kanan bagian

perut ibu

L III : Teraba bagian bagian kosong didaerah

perut ibu

L IV : Kepala belum masuk PAP U

TBJ : 2750 gram

c) Auskultasi : DJJ (+) 136 kali/menit, punctum max

kiri bawah pusat

d) Perkusi : reflek pattela +/+

3. Pemeriksaan penunjang

Protein urine : -
II. INTERPRETASI DATA DASAR

TGL DIAGNOSA DATA DASAR


10-01-2008 Kehamilan dengan letak lintang Data Subyektif :
- Ibu mengatakan ini adalah
kehamilan ke tiga.
- Ibu mengatakan saat ini
umur ibu 22 tahun
- Ibu mengatakan jarak antra
anak yang terakhir 1 ½ th.
- Ibu mengatakan selama ini
periksa ke bidan
Data Obyektif :
- Keadaan Umum Ibu :
120/80 mmHg, suhu :
366oC, Respirasi : 20
x/mnt.
- Pada inspeksi : Perut
membesar sesuai dengan
usia kehamilan.
- Pada Palpasi :
Leopold I : Tinggi fundus
uteri 3 jari di
diatas pusat,
teraba ada
tahanan
( punggung
anak).
Leopold II : Situs anak
melintang,
teraba kepala
TGL DIAGNOSA DATA DASAR
disebelah kana
bagian perut
ibu.
Leopold III : Teraba bagian
kosong
didaerah bawah
dari perut ibu,
terasa tidak ada
tahanan
Leopold IV : Auskultasi :
Denyut jantung
janin + baik
(11-12-
11)Frekuensi
136 x/menit

III. PERUMUSAN MASALAH

Dari data yang didapatkan, maka masalah keluarga yang ada dapat dirumuskan
sebagai berikut : - Keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi

IV. SUSUNAN PRIORITAS MASALAH

-skoring-
1. Keluarga dengan ibu Hamil Resiko Tinggi
NO KRETERIA PENGHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
1. Sifat masalah 1/3 x1 1/3 Krisis
2. Kemungkinan ½x2 1 Kehamilan ibu
masalah dapat masih bisa
dirubah diawasi dengan
cara ANC yang
teratur.
3. Potensial 3/3 x 1 1 Sebelumnya
pencegahan ANC di polindes
dan BPS

-Urutan Prioritas Masalah-


1. Keluarga dengan Ibu Hamil Resiko Tinggi
V. PROSES MANAJEMEN KEBIDANAN

TGL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI EVALUASI


10-01- Keluarga Keluarga mampu 1. Adakan pendekatan 1. Menjalin 1. Mengadakan pendekatan Tgl 16-01-2008 jam
2008 dengan ibu mengenali bahaya yang secara kekeluargaan hubungan & secara kekeluargaan 11.30 WIB
Jam hamil yang mungkin timbul pada kepada ibu dan menciptakan kepada ibu dan S : Ibu mengatakan
10.30 mengalami kehamilan. keluarganya. suasana keluarganya dengan setelah mendapatkan
WIB resiko tinggi Kreteria : kekeluargaan cara : penjelasan dari
- Ibu mengerti - Anamnesa ttg petugas dapat
penjelasan yang kehamilannya. mengerti ttg keadaan
diberikan petugas. - Membantu ibu/keluarga kehamilannya &
- Ibu dapat mengenali dalam memecahkan resiko kehamilannya.
dan cepat mengambil masalah sehubungan O : Ibu dapat
keputusan/tindakan dengan kehamilannya mengulangi kembali
terhadap bahaya yang dan konseling sebagai penjelasan
mungkin dapat terjadi kesehatan keluarga yang diberikan
pada ibu selama pada umumnya. olehpetugas ttg
kehamilannya. 2. Berikan penjelasan 2. Sebagai parameter 2. Memberikan penjelasan kehamilannya dan
pada ibu dan keluarga untuk melakukan pada ibu & keluarga resiko dari
tentang kehamilannya. tindakan dengan bahasa yang kehamilannya.
selanjutnya dan mudah dimengerti dan A : Masalah belum
sebagai tambahan sederhana ttg keadaan teratasi.
pengetahuan ibu kehamilannya : P : Lanjutkan rencana
dan keluarga. - Saat ini usia 3, 6
kehamilannya sudah 9
bulan.
- Letak anak normal.
- Saat ini keadaan ibu
tensinya tinggi dan
keadaan janin baik.
3. Anjurkan pada ibu 3. Derteksi dini 3. Menganjurkan ibu secara
memeriksakan adanya teratur memeriksakan
kehamilannya secara kemungkinan – kehamilannya untuk
teratur di BPS. kemungkinan mencegah beberapa
yamng factor yang dapat terjadi
berhubungan pada ibu hamil dengan
dengan resiko tinggi, yaitu :
kehamilannya. control 1 mnggu sekali.
4. Anjurkan pada ibu 4. Tindakan yang 4. Menganjurkan pada ibu
segera memeriksakan cepat, terapi yang untuk memeriksakan
kehamilannya bila tepat dapat kehamilannya bila
sebelum waktu control mengurangi sebelum waktu control
terjadi sesuatu hal bahaya/resiko terjadi sesuatu hal yang
yang tidak pada dirasakan mengganggu
diinginkan/menggangg kehamilannya. missal : mengeluarkan
u air ketuban/darah
5. Anjurkan ibu untuk 5. Makanan yang 5. Menganjurkan ibu untuk
makan makanan yang cukup gizi dapat makan makanan yang
cukup gizi. membantu proses bergizi denag menu
pertumbuhan & makan 2 x lipat dari
perkembangan sebelum hamil.
janin dalam Misal :
kandungan dan - Lauk pauk
juga - Sayr sayuran
meningkatkan - Buah
kesehatan ibu - Kacang hijau
Susu (gizi
seimbang)
6. Memotivasi ibu untuk 6. Antisipasi untuk 6. Memotivasi ibu untuk
mengikuti KB kehamilan mengikuti KB, sebagai
berikutnya, ibu antisipasi terhadap
menderita kehamilan berikutnya,
hipertensi pada mengingat factor-faktor
kehamilan. yang mungkin terjadi
pada ibu hamil dengan
resiko tinggi
CATATAN PERKEMBANGAN
NO. TGL/JAM DIAGNOSA CATATAN PERKEMBANGAN TTD
1. 16-01-2008 Keluarga S : - Ibu mengatakan tidak ada keluhan
dengan ibu apa-apa tentang kehamiannya.
hamil resiko - Ibu mengatakan gerakan
tinggi. bayinya aktif.
O : - KU: Baik, TD: 120/80
mmHg, anemis (-)
Hasil control di BPS :
- Letak anak masih melintang
- Keadaan janin baik
- Terapi : (-)
- Kontrol 1 minggu lagi.
A : Keluarga dengan ibu hamil
yang mengalami resiko tinggi.
P : Rencana tindakan dilanjutkan:
- Anjurkan pada ibu untuk
memeriksakan kehamilannya
secara rutin.
- Anjurkan pada ibu untuk ke
bidan bila sewaktu-waktu ada
keluhan.
- Motivasi ibu untuk mengikuti
KB.
I : - Menganjurkan pada ibu untuk
memeriksakan kehamilannya
secara rutin di BPS.
- Menganjurkan pada ibu untuk
ke bidan bila sewaktu-waktu
ada keluhan.
- Memotivasi ibu untuk
mengikuti KB.
E : Masalah belum teratasi :
Ibu hamil dengan resiko tinggi.
R : Rencana tindakan dilanjutkan :
- Kolaborasi dengan dokter obgin
untuk tindakan selanjutnya.
BAB 4
PEMBAHASAN

Dalam kasus keluarga Tn.R yang penulis temukan diwilayah desa Gambyok,
Kec Grogol, Kab Kediri, bahwa keluarga tersebut adalah keluarga dengan resiko
tinggi,dimana di dalam keluarga tersebut ada seorang ibu hamil dengan kelainan
letak. Berdasarkan teori yang ada, bahwa untuk penanganan kasus ibu hamil
dengan resiko tinggiharus ditangani oleh seorang ahli kebidanan guna pengawasan
lebih intensif.
Dari kenyataan dilapangan yang penulis temukan, dalam hal penanganan
kasus ibu hamil dengan resiko tinggi tersebut, oleh bidan setempat sudah
dilakukan kolaborasi dengan dokter obgin untuk mendapatkan penanganan yang
lebih lanjut.
Jadi dalam hal ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kenyataan praktek di lapangan.
Untuk keluarga Tn.R juga sudah mendapatkan penjelasan-penjelasan tentang
masalah kesehatan dari Nakes, antara lain :
- Bagaimana kita seharusnya merawat dan memperhatikan ibu yang sedang
hamil.
- Bagaimana perawatan yang benar pada bayi baru lahir
- Kapan kita harus memberikan makanan tambahan pada bayi
- Kenapa bayi harus dilakukan imunisasi
Dengan harapan bahwa setelah diberi KIE, keluarga tersebut mau dan
mampu melakukan semua penjelasan yang telah diberikan, sehingga keluarga
tersebut dapat meningkatkan derajat kesehatan keluarganya secara optimal.
BAB 5
PENUTUP

5.1. SIMPULAN
Selama melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga
Tn.R dengan kehamilan resiko tinggi, diambil beberapa kesimpulan bahwa:
Hubungan petugas dengan keluarga cukup baik, hal ini terbukti keluarga mau
menerima penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan, dimana :
 Pengkajian atau pengumpulan data dapat dilaksanakan sesuai dengan
ilmu yang didapatkan penulis dan kerjasama yang baik dari seluruh
keluarga dengan suami.
 Masalah dapat ditetapkan setelah semua data-data terkumpul dan
dapat dilakukan interpretasi data dasar.
 Kebutuhan yang harus segera diberikan pada keluarga berupa
penjelasan/penyuluhan dan keluarga dapat menerimanya dengan baik.
 Rencana tindakan kebidanan dan pelaksanaannya dilakukan sesuai
dengan masalah yang terjadi.
 Hasil evaluasi dari semua tindakan yang telah diberikan adalah
keluarga dapat memahami tentang penjelasan yang diberikan petugas
dan keluarga mengatakan akan berusaha untuk berubah dari perilaku-
perilaku yang dapat merugikan kesehatan.

5.2. SARAN
Sebagai tenaga kesehatan hendaknya dalam melakukan asuhan
kebidanan pada Keluarga Tn.R dengan Kehamilan Resiko Tinggi jangan lupa
membekali keluarga dengan berbagai macam KIE tentang masalah-masalah
kesehatan yang sesuai dengan kasus yang dihadapi :
- Tentang kehamilan dengan resiko tinggi
- Perawatan pada bayi baru lahir
- Pentingnya imunisasi pada bayi sebelum bayi berusia ± 11 bulan
Untuk keluarga, hendaknya dapat memahami terlebih lagi dapat
melaksanakan semua KIE yang telah diberikan oleh petugas sehingga
keluarga dapat mengalami perubahan dan Kesehatan Keluarga dapat
berubah secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai