BAB 1
PENDAHULUAN
memisahkan air dengan cara tradisional atau manual seperti mendiamkan sampai
terbentuk 2-3 lapisan dan mengeluarkan salah satunya, baik itu air ataupun
minyaknya. Pada lapisan antara air da minyak sangat sulit dipisahkan dan pada
akhirnya demi menjaga kemurnian Virgin Coconut Oil (VCO), produsen tidak
memisah minyak kelapa 100% dan meninggalkan sebagian agar air tidak terikut.
Dengan demikian proses pemurnian Virgin Coconut Oil (VCO) selama ini kurang
efisien dan banyak minyak yang ikut terbuang. Dalam proses pemisahan Virgin
Coconut Oil (VCO) menggunakan adsorbsi, akan dapan meningkatkan kuantitas
produk Virgin Coconut Oil (VCO) dengan kualitas yg baik.
1. 2. Rumusan Masalah
Meningkatkan kuantitas minyak kelapa dari hasil proses fermentasi dan
pemisahan menggunakan proses adsorbsi.
1. 3. Tujuan
1. Meningkatkan kuantitas produk Virgin Coconut Oil (VCO) dengan kualitas
tetap baik dengan cara adsorbsi menggunakan silica gel dan batuan zeolit dengan
variabel waktu adsorbsi dan tinggi bahan isian.
2. Mencari kondisi proses absorbsi yang baik (optimasi).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3. Endocarp (Tempurung)
Endocarp yaitu bagian tempurung yang keras sekali tebalnya 3- 5 mm, bagian
dalam melekat pada kulit luar biji.
4. Testa ( Kulit Daging Buah )
Testa yaitu bagian dari warna kuning sampai coklat.
5. Endosperm (Daging Buah )
Endosperm yaitu bagian yang berwarna putih dan lunak, sering disebut daging
kelapa yang tebalnya 8-10 mm.
6. Air Kelapa
Air kelapa yaitu bagian yang berasa manis, mengandung mineral 4%, gula
2%, dan air.
7. Lembaga
Lembaga yaitu bakal tanaman setelah buah tua
Komposisi asam lemak minyak kelapa dapat dilihat pada tabel 2. Dari tabel
tersebut dapat dilihat bahwa asam lemak jenuh minyak kelapa kurang dari 90 persen.
Minyak kelapa mengandung 84 persen trigliserida dengan tiga molekul asam
lemak jenuh, 12 persen trigliserida dengan dua asam lemak jenuh dan 4 persen
trigliserida dengan satu asam lemak jenuh.
lebih rendah dibandingkan dengan air, maka posisinya kemudian berada paling atas,
disusul dengan protein, dan terakhir (bawah) yaitu air. Pembuatan VCO secara
enzimatis memiliki kelebihan dan kekurangan :
1. Kelebihan
a. VCO berwarna bening, seperti kristal karena memang tidak mengalami
proses pemanasan.
b. Kandungan asam lemak dan antioksidan di dalam VCO tidak banyak
berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi.
c. Tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak banyak
berubah.
d. Tidak memutuhkan biaya tambahan yang terlalu mahal karena umumnya
daun pepaya atau nanas dijual denga harga murah.
e. Rendemen yang dihasilkan cukup tinggi, yaitu dari 10 butir kelapa akan
diperoleh sekitar 1.100 ml VCO.
2. Kekurangan
Memutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses denaturasi protein
untuk memisahkan minyak dari ikatan lioprotein, yaitu sekitar 20 jam.
1. Kelebihan
a. Berwarna jernih dan berbau khas minyak kelapa.
b. Daya simpannya lama, sekitar 10 tahun.
c. Proses pambuatannya sangat cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 15
menit.
d. Kandungan asam lemak rantai sedang tidak mengalami denaturas,
demikian juga dengan kandungan antioksidannya.
2. Kekurangan
a. Membutuhkan biaya yang mahal untuk alat sentrifugenya.
b.Membutuhkan tenaga listrik yang cukup tinggi sehingga bisa menambah
biaya produksi.
akan dengan mudah terpisah ( membentuk lapisan ) dengan waktu yang lebih cepat
akibat kapang tape yang ada di pada ragi tape tersebut yang bersifat merombak
bahan organik yang telah mati. Jadi, proses fermentasi untuk memisahkan minyak
dari karbohidrat dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa.
(Alamsyah, 2005)
Mekanisme reaksi :
R – CH – COOH [ C – NH ]........................................... (1)
NH2 O
Protein Polipeptida
1.Kelebihan
2. Kekurangan
Proses pembuatan minyak kelapa murni secara Fermentasi dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Kelapa dikupas dengan cara memisahkan antara daging buah dengan kulit
sabut dan tempurungnya, lalu airnya dibuang. Kelapa yang sudah
dikupas ditempatkan di dalam satu wadah dan siap untuk diparut.
b. Kelapa diparut dan dikumpulkan dalam wadah yang cukup besar, agar
hasil parutan tidak berhamburan.
c. Parutan kelapa dicampur dengan air bersih, lalu diperas. Hasil perasan
kelapa ditampung di dalam toples plastik. Proses pemerasan kelapa ini
dilakukan dua kali. Jadi, ampas hasil perasan pertama dicampur lagi dengan
air bersih, lalu diperas dan hasil perasan disaring dan ditampung di dalam
toples plastik.
e. Setelah air terbuang, proses selanjutnya dengan cara di fermentasi selama 24
jam sehingga minyak dan air terpisah, dan terdapat 3 lapisan yaitu, bagian
atas adalah kanil (krim), bagian tengah Blondo dan bagian bawah adalah air
( skim ).
g. Minyak yang berada di lapisan atas adalah minyak VCO, karena itu harus
ditampung di tempat bersih dan higienis (toples plastik atau lainnya). Cara
mengambil minyak dengan mengadsorbsi cairan tersebut dengan
menggunakan absorben sebagai penyerab air, hal ini dilakukan untuk
menghindari masuknnya bakteri dan juga menjaga minyak agar tidak bau
tengik.
2.1.5. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan salah satu proses pemisahan dengan mengontakkan
campuran cairan dengan padatan sebagai penyerapnya. Penyerap tertentu akan
menyerap setiap satu atau lebih komponen cairan.
a. Prinsip Adsorbsi
Cariran minyak yang mengandung komponen terlarut (misalnya H2O) dialirkan
ke dalam kolom pada bagian bawah. Dan di arah berlawanan di alirkan adsorben
yang mampu menyerap air Pada saat adsorben dan air bertemu dalam kolom isian,
akan terjadi perpindahan massa. Minyak tidak larut dalam adsorben maka hanya
lapisan air saja yang berpindah ke adsorben. Semakin ke bawah, aliran cairan
semakin sedikit kandungan air. Semakin ke atas ,aliran cairan semakin banyak
kandungan air. Faktor-faktor yang berpengaruh pada operasi adsorpsi adalah sebagai
berikut :
1. Laju alir air semakin besar, penyerapan semakin baik.
2. Komposisi dalam cairan. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi
dengan air (misalnya alohol) maka penyerapan lebih baik.
3. Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.
Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik
sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon
biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk.
Laju alir cairan, semakin besar laju alir gas, penyerapan semakin buruk.
(Proses Adsorbsi liquid oleh : Sri Redjeki )
2.1.6. Adsorben
Adsorben adalah cairan/ padatan yang dapat melarutkan atau menyerap bahan
yang akan diabsorpsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi
kimia. Adsorben sering juga disebut sebagai cairan pencuci. Persyaratan adsorben :
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar
mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif
3. Memiliki tekanan uap yang rendah
4. Tidak korosif.
5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil
7. Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai adsorben adalah air (untuk gas-
gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan
cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan
asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).
cairan partikel dari ruang yang lembab. Silica gel juga membantu menahan
kerusakan pada barang-barang yang mau disimpan.
3. Silica gel blue & Silica gel white. Digunakan selain untuk absorbsi kelembaban
udara, fungi-jamuran dan bau-bauan serta ion-ion lainnya dan untuk menjaga
kualitas produk terutama untuk barang-barang yang dieksport, misalnya untuk
garment, textile, computer, Pharmaceutical, Electronic, Tas kulit, Shoes, Dry
Food, Buku, Karet, Ban, Plastik, alat-alat laboratorium, dll.
Silica gel yang siap untuk digunakan berwarna biru. Ketika silica gel telah
menyerap banyak kelembapan, ia akan berubah warnanya menjadi pink(merah
muda). Ketika ia berubah menjadi warna pink(merah muda), ia tidak bisa lagi
menyerap kelembapan. Ia harus meregenerasi. Hal ini dapat dilakukan dengan
menghangatkannya di dalam mesin oven. Panasnya mengeluarkan kelembapan, lalu
ia akan berubah warnanya menjadi biru dan kembali bisa digunakan.
Walaupun dipegang, butiran-butiran silica gel ini tetap kering. Silica gel
penyerap kandungan air bisa diaktifkan sesuai kebutuhan. Unit ini mempunyai
indikator khusus yang akan berubah dari warna biru ke merah muda kalau produk
mulai mengalami kejenuhan kelembapan. Saat itulah alat ini aktif. Setelah udara
mengalami kejenuhan/kelembapan, dia bisa diaktifkan kembali lewat oven.
adsorbsi dalam fase cair sering digunakan untuk mengeluarkan zat pelarut secara
lebih sempurna dalam campuran cair. (Agustinus, 2015)
Hal-hal yang berpengaruh terhadap proses pemisahan dengan cara adsorbsi
adalah :
1. Waktu
Waktu yang dimaksud adalah waktu dimana paroses adsorbsi
berlangsung.
2. Tingi tumpukan bahan isian
Bahan isian yang di gunakan sebagai alat memperluas bidang kontak
serta sebagai absorben yang menyerap air menggunakan silica gel.
pada adsorbsi fisik. Dengan tersedianya harga Kga dapat ditentukan besaran-besaran
lain, seperti :
a. Kecepatan perpindahan massa
Kecepatan perpindahan massa dapat dihitung setelah konsentrasi gas yang
berkeseimbangan dengan fase cairnya diketahui. Dalam hal ini gas harus
mendifusi ke aliran cairan tiap satuan waktu.
b. Waktu operasi
Jika harga Kga diketahui maka kecepatan perpindahan massanya juga dapat
diketahui sehingga waktu operasi adsorbsi dapat diketahui juga.
( Devi okctari satir, 2013)
BAB 3
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1. Bahan dan Alat
3.1.1 Alat
Alat yang diperlukan untuk pembuatan minyak kelapa murni sebagai berikut:
1. Gelas ukur 2. Piknometer
3. Wadah plastik transparan 4. Pompa
5. Klem dan statif 6. Saringan
7. Pipet volume 8. Rangkaian alat menara absorber
9. Corong kaca 10. Manometer
3.1.2. Bahan
3.1.2.1 Bahan Baku
1. Larutan hasil fermentasi kelapa ( diproleh dari desa nganjuran )
Keterangan :
1. Menara adsorber
2. Bahan isian
3. Tangki penampung
4. Pompa
5. Manometer
Adsoerben + Air
Analisis
Penampung
kadar Air
3.4. ANALISIS
3.4.1. Analisa Hasil
3.4.1.1. Analisis Kadar Air
3.3.1.2. Berat Jenis
1. Menimbang piknometer kosong
2. Mengisi picnimeter dengan aquadest sampai meluap dan tidak terbentuk
gelembung udara kemudian menutupnya.
3. Menimbang piknometer dan isinya.
4. Mengukur suhu aquadest.
5. Melakukan hal yang sama pada contoh minyak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tabel diatas dapat dibuat kurva stadar hubungan anatar waktu dan
tinggi tumpukan.
905
900
898
895
893 892
890 891
889
886 H15
885 884 883
880 H20
875 875 874 H25
873
870 871
Linear (H20)
865
860
855
w30 w40 w50 w60
Dari tabel 4, terlihat bahwa semakin lama waktu absorbsi maka minyak
yang dihasilkan semakin sedikit karena semakin lama waktu adsorbsi maka
proses penyerapan semakin lama sehingga semakin banyak air yang terserap.
Semakin tinggi tumpukan absorben maka semakin sedikit juga minyak
yang dihasilkan karena semakin tinggi tumpukan, maka semakin banyak air
yang mampu terserap oleh adsorben.
Dari tabel 5 dan 6 dapat di jelaskan bahwa semakin tinggi bahan isian maka
semakin rendah kadar air, karena semakin tinggi bahan isian maka kemampuan
penyerapan terhadap air semakin besar.
Semakin lama waktu adsorbsi maka semakin rendah kadar air semakin rendah,
karena semakin lama waktu adsorbsi maka proses penyerapan terhadap air
semakin lama sehingga semakin banyak air yang terserap. Penyerapan air paling
tinggi diperoleh pada ketinggian bahan isian 25 cm dan waktu adsorbsi 60 menit
sebesar 3,3%.
Dari tabel kadar air tersebut dapat di buat kurva standart terhadap penurunan
kadar air dalam proses adsorbsi
3.32
3.3
3.28
3.26 h15
Kadar Air (%)
3.24 h20
3.22 h25
3.2
y = 0.002x + 3.135
R² = 0.8
3.18
0 20 40 60 80
Waktu
Untuk data selanjutnya dihitung dengan cara yang sama. Maka dapat
diperoleh tabel densitas minyak sebagai berikut:
0.9048
Grafik densitas minyak
0.9046
0.9044
0.9042
Densitas
y = -9E-05x + 0.9047
0.904 R² = 0.4951
0.9038 Series1
0.9036
0.9034
0.9032
0 5 Data 10 15
Grafik 6. Hubungan antara waktu absorbsi, tinggi tumpukan , dan densitas minyak
Dari grafik 6 tersebut terlihat bahwa semakin lama waktu absorbsi maka
semakin rendah densitas minyak karena semakin lama kadar air yang terkandung
semakin sedikit sehingga densitas minyak menurun.
BAB V
4.1. Kesimpulan
1.Semakin tinggi bahan isian didalam adsorber maka semakin besar pula
jumlah air yang mampu terserap sehinga mengakibatkan semakin tinggi
penurunan kadar air. Semakin lama waktu adsorbsi maka kadar air yang
terserap pada minyak kelapa akan semakin tinggi.
2. Pada waktu penelitian ini, waktu adsorbsi dan tumpukan bahan isian yang
terbaik pada t=60 menit dan h=25 cm dengan kadar penyerapan air 3,3%
dan densitas minyak = 0,9033 gr/ml
3. Semakin tinggi kadar air pada minyak maka densitasnya akan semakin besar
dan sebaliknya semakin rendah kadar air dalama minyak maka densitasnya
akan semikin rendah. Karena densitas minyak lebih rendah dari air.
4.2. Saran
1. Perlu dilakukan analisi ke asaman untuk setiap sample yang diproleh agar
dapat diketahui angka asam lemak jenuh maupun tidak jenuh yang
terkandung dalam minyak.
2. Perlu dilakukan percobaan dengan proses lain untuk mengetahui kadar asam
lemak yang terbaik pada minyak kelapa.
DAFTAR PUSTAKA
Depi Oktari Satir. 2013. Absorpsi Ii Absorpsi Co2 Dalam Air Menggunakan
Peralatan Analisa Gas. Depi’s blogspot at http://depisatir.blogspot.co.id.
Diakses tanggal 28 November 2016
N. G. A. M. Dwi Adhi Suastuti. “Kadar Air dan Bilangan Asam dari Minyak
Kelapa yang Dibuat Dengan cara Tradisional dan Fermentasi”. Universitas
Udayana. Bukit jimbaran.
Redjeki, Sri. Buku Ajar Proses Absorpsi Gas. Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Sapta Raharja dan Maya Dwiyuni. “Kajian Sifat Fisika Kimia Ekstrak Minyak
Kelapa Murni (VIRGIN COCONUT OIL, Yeo) yang Dibuat Dengan Metode
Pembuatan Santan”.
Wahyudi, Anang S., dan Wahyuni, 2005. Pembuatan Minyak Kelapa Murni
(Virgin Coconut Oil ). Tugas Akhir Teknik Kimia. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Yati Sudaryati Soeka, Joko Sulistyo, Elidar Naila. 2008. “Analisis Biokimia
Minyak Kelapa hasil Ekstraksi secara Fermentasi”. Biodiversitas Issn:
1412-033X. Volume 9. Nomor 2