Anda di halaman 1dari 32

PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN

ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pantai yang menjadikan
Indonesia negara produsen kelapa utama di dunia. Hal ini merupakan peluang untuk
pengembangan kelapa menjadi aneka produk yang bermanfaat. Pohon kelapa sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia karena hampir semua bagian kelapa dapat
dimanfaatkan.
Minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO)
merupakan merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga
dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah,
berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama
yaitu lebih dari 12 bulan. Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak
keunggulan yaitu tidak membutuhkan biaya yang mahal karena bahan baku mudah
didapat dengan harga yang murah, pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu
rumit, serta penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar
sehingga kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam
minyak. Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa atau sering disebut dengan
minyak goreng (minyak kelapa kopra) minyak kelapa murni mempunyai kualitas
yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak
harum dan mudah tengik sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari
dua bulan). Dari segi ekonomi minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang
lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra sehingga studi pembuatan VCO perlu
dikembangkan (anonim, 2009).
Selama ini, proses pembuatan minyak kelapa sangat banyak dan beraneka
ragam di kalangan masyarakat. Namun, dalam proses pembuatan Virgin Coconut Oil
(VCO) perlu dilakukan pemurnian antara minyak kelapa dengan kandungan air yang
ikut di dalam nya. Selama ini masyarakat membuat Virgin Coconut Oil (VCO) dan

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 1
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

memisahkan air dengan cara tradisional atau manual seperti mendiamkan sampai
terbentuk 2-3 lapisan dan mengeluarkan salah satunya, baik itu air ataupun
minyaknya. Pada lapisan antara air da minyak sangat sulit dipisahkan dan pada
akhirnya demi menjaga kemurnian Virgin Coconut Oil (VCO), produsen tidak
memisah minyak kelapa 100% dan meninggalkan sebagian agar air tidak terikut.
Dengan demikian proses pemurnian Virgin Coconut Oil (VCO) selama ini kurang
efisien dan banyak minyak yang ikut terbuang. Dalam proses pemisahan Virgin
Coconut Oil (VCO) menggunakan adsorbsi, akan dapan meningkatkan kuantitas
produk Virgin Coconut Oil (VCO) dengan kualitas yg baik.

1. 2. Rumusan Masalah
Meningkatkan kuantitas minyak kelapa dari hasil proses fermentasi dan
pemisahan menggunakan proses adsorbsi.

1. 3. Tujuan
1. Meningkatkan kuantitas produk Virgin Coconut Oil (VCO) dengan kualitas
tetap baik dengan cara adsorbsi menggunakan silica gel dan batuan zeolit dengan
variabel waktu adsorbsi dan tinggi bahan isian.
2. Mencari kondisi proses absorbsi yang baik (optimasi).

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 2
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka


2.1.1. Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia
yang cukup potensial. Hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat
dimanfaatkan. Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari kelapa dan salah satu cara
untuk memanfaatkan buah kelapa adalah mengolahnya menjadi minyak makan atau
minyak goreng. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa, yang
dapat diperoleh dari daging buah kelapa segar atau dari kopra (Suhardiyono, 1995).
Kelapa (coconut) dikenal dengan berbagai sebutan seperti Nux indica, al djanz
al kindi, ganzganz, nargil, narle, tenga, temuai dan pohon kehidupan. Buah kelapa
(cocos nucifera) termasuk famili palmae dari genus cocos. Pohon kelapa mempunyai
tinggi ratarata
12,3 meter dan sejak ditanam sampai berbuah hingga siap dipetik pohon kelapa
membutuhkan waktu 12 bulan (Suhardiyono, 1993).
Pada dasarnya dikenal dua varietas kelapa, yaitu varietas Nana yang umum
disebut kelapa genjah dan varietas Typica yang umum disebut kelapa dalam. Kelapa
genjah berdasarkan sifatnya dibagi 5 yaitu : kelapa gading, kelapa raja, kelapa puyuh,
kelapa raja malabr, kelapa hias. Kelapa dalam berdasarkan sifatnya dibagi 6 yaitu :
kelapa hijau, kelapa merah, kelapa manis, kelapa bali, kelapa kopyor, kelapa lilin
(Wahyuni, Mita, Ir., 2000). Buah kelapa terdiri dari bagian-bagian seperti:
1. Epicarp (Kulit Luar)
Epicarp yaitu kulit bagian luar yang berwarna hijau, kuning, atau jingga
permukaannya licin, agak keras dan tebalnya 0,14 mm.
2. Mesocarp (Sabut)
Mesocarp yaitu kulit bagian tengah yang disebut serabut terdiri dari bagian
berserat tebalnya 3 5 mm.

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 3
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

3. Endocarp (Tempurung)
Endocarp yaitu bagian tempurung yang keras sekali tebalnya 3- 5 mm, bagian
dalam melekat pada kulit luar biji.
4. Testa ( Kulit Daging Buah )
Testa yaitu bagian dari warna kuning sampai coklat.
5. Endosperm (Daging Buah )
Endosperm yaitu bagian yang berwarna putih dan lunak, sering disebut daging
kelapa yang tebalnya 8-10 mm.
6. Air Kelapa
Air kelapa yaitu bagian yang berasa manis, mengandung mineral 4%, gula
2%, dan air.
7. Lembaga
Lembaga yaitu bakal tanaman setelah buah tua

Gambar 1. Buah Kelapa

sumber : Palungun, Rony (1993)


2.1.2. Daging Buah Kelapa
Daging buah kelapa yang sudah masak dapat dijadikan kopra dan bahan
makanan, daging buah merupakan sumber protein yang penting dan mudah dicerna.
Komposisi kimia daging buah kelapa ditentukan oleh umur buah. Pada
tabel 1 dapat dilihat komposisi kimia buah kelapa pada berbagai tingkat
kematangan.

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 4
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Pada Berbagai Tingkat Kematangan

Analisa Buah Muda Buah Setengah Buah Tua


( dalam 100 gr) Tua
Kalori 68 kal 180 kal 359 kal
Protein 1 gr 4 gr 3,4 gr
Lemak 0,9 gr 13,0 gr 34,7 gr
Karbohidrat 14 gr 10 gr 14 gr
Kalsium 17 mg 10 mg 21 mg
Fosfor 30 mg 8 mg 21 mg
Besi 1 mg 1,3 mg 2 mg
Aktivitas vit. A 0,01 IU 10,0 IU 0,01 IU
Thiamin 0,0 mg 0,5 ng 0,1 mg
Asam Askorbat 4,0 mg 4,0 mg 2,0 mg
Air 83,3 gr 70 gr 46,9 gr
Bagian yang dapat 53,0 gr 53,0 gr 53,0 gr
dimakan
Sumber : Thieme, J. G. ( 1968 ) dikutip dari Ketaren, 1986

2.1.3. Minyak Kelapa


Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam
minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika
dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya
yang dinyatakan dengan bilangan Iod (iodine value), maka minyak kelapa dapat
dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena bilangan iod minyak
tersebut berkisar antara 7,5-10,5.

Komposisi asam lemak minyak kelapa dapat dilihat pada tabel 2. Dari tabel
tersebut dapat dilihat bahwa asam lemak jenuh minyak kelapa kurang dari 90 persen.
Minyak kelapa mengandung 84 persen trigliserida dengan tiga molekul asam
lemak jenuh, 12 persen trigliserida dengan dua asam lemak jenuh dan 4 persen
trigliserida dengan satu asam lemak jenuh.

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 5
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

Tabel 2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa


Asam Lemak Rumus Kimia Jumlah (%)
Asam lemak jenuh :
Asam Kaproat C5H11COOH 0,0 – 0,8
Asam Kaprilat C7H17COOH 5,5 – 9,5
Asam Kaprat C9H19COOH 4,5 – 9,5
Asam Laurat C11H23COOH 44,0 – 52,0
Asam Miristat C13H27COOH 13,0 – 19,0
Asam Palmitat C15H31COOH 7,5 – 10,5
Asam Stearat C17H35COOH 1,0 – 3,0
Asam Arachidat C19H39COOH 0,0 – 0,4
Asam Lemak Tidak Jenuh :
Asam Palmitoleat C15H29COOH 0,0 – 1,3
Asam Oleat C17H33COOH 5,0 – 8,0
Asam Linoleat C17H31COOH 1,5 – 2,5

Sumber: Thieme, J. G. (1968) dikutip dari Ketaren, 1986

2.1.3.1. Minyak Kelapa Murni (virgin coconut oil)


Minyak kelapa murni atau bahasa ilmiahnya virgin coconut oil adalah
minyak perawan yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa
sentuhan api secara langsung dan bahan kimia tambahan.
Dilihat dari warnanya, minyak kelapa murni jauh lebih bening seperti air
mineral. Selain itu kadar air dan asam lemak bebasnya kecil, serta kandungan asam
lauratnya tinggi.
Minyak kelapa murni (VCO) mempunyai banyak manfaat terutama di
bidang kesehatan yaitu:
1. Merupakan anti bakteri, anti virus, anti jamur, dan anti protozoa alami.
2. Membantu meredakan gejala-gejalan dan mengurangi risiko kesehatan yang
dihubungkan dengan diabetes.
3. Membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis.
4. Membantu mencegah tekanan darah tinggi.
5. Membantu mencegah penyakit liver.
6. Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 6
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

7. Membantu mencegah penyakit kanker.


8. Membantu menurunkan berat badan.
9. Menjaga stamina tubuh.
10. Memelihara kesehatan kulit dan rambut.
Proses pembuatan minyak kelapa murni ini sama sekali tidak menggunakan
zat kimia organik dan pelarut minyak. Dari proses seperti ini, rasa minyak yang
dihasilkan lembut dengan bau khas kelapa yang unik. Jika minyak membeku,
warna minyak kelapa ini putih murni. Sedangkan jika cair, VCO tidak berwarna
(bening). Minyak kelapa murni tidak mudah tengik karena kandungan asam
lemak jenuhnya tinggi sehingga proses oksidasi tidak mudah terjadi. Namun, bila
kualitas VCO rendah, proses ketengikan akan berjalan lebih awal. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh oksigen, keberadaan air, dan mikroba yang akan
mengurangi kandungan asam lemak yang berada dalam VCO menjadi
komponen lain.
Secara fisik, VCO harus berwarna jernih. Hal ini menandakan bahwa di
dalamnya tidak tercampur oleh bahan dan kotoran lain. Apabila didalamnya
masih terdapat kandungan air, biasanya akan ada gumpalan berwarna putih.
Keberadaan air ini akan mempercepat proses ketengikan. Selain itu, gumpalan
tersebut kemungkinan juga merupakan komponen blondo yang tidak tersaring
semuanya. Kontaminasi seperti ini secara langsung akan berpengaruh terhadap
kualitas VCO. Kandungan komponen minyak kelapa murni antara lain seperti yang
dicantumkan pada tabel 3 berikut:

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 7
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

Tabel 3. Komponen minyak kelapa murni


Asam Lemak Rumus Kimia Jumlah (%)
Asam Lemak Jenuh:
Asam Laurat C11H23COOH 43,0 – 53,0
Asam Miristat C13H27COOH 16,0 – 21,0
Asam Kaprat C9H19COOH 4,5 – 8,0
Asam Palmitat C15H31COOH 7,5 – 10,0
Asam Kaprilat C7H15COOH 5,0 – 10,0
Asam Kaproat C5H11COOH 0,4 – 0,6
Asam Lemak Tidak Jenuh:
Asam Oleat C16H32COOH 1,0 – 2,5
Asam Palmitoleat C14H38COOH 2,0 – 4,0

Sumber : Setiaji, B., dan Surip Prayogo, 2006

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 8
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

2.1.3.3. Prinsip Pembuatan Minyak Kelapa Murni


Kandungan kimia yang paling utama (tinggi) dalam sebutir kelapa yaitu air,
protein, dan lemak. Ketiga senyawa tersebut merupakan jenis emulsi dengan protein
sebagai emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari campuran dua
zat atau lebih yang sama, di mana zat yang satu terdapat dalam keadaan terpisah
secara halus atau merata di dalam zat yang lain. Sementara yang dimaksud dengan
emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat (memperkuat) emulsi
tersebut. Dari ikatan tersebut protein akan mengikat butir-butir minyak kelapa dengan
suatu lapisan tipis sehingga butir- butir minyak tidak akan bisa bergabung dengan air.
Emulsi tersebut tidak akan pernah pecah karena masih ada tegangan muka protein air
yang lebih kecil dari protein minyak. Minyak kelapa (VCO) baru bisa keluar jika
ikatan emulsi tersebut dirusak. Untuk merusak emulsi tersebut banyak sekali cara,
yaitu dengan sentrifugasi, pengasaman, enzimatis, dan fermentasi. Masing-masing cara
tersebut memilki kelebihan dan kekurangan. Namun, secara umum teknologi tersebut
sangat aplikatif (Setiaji, B dan Surip, P,2006).

1. Pembuatan minyak kelapa murni dengan enzimatis


Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pemisahan minyak dalam
santan tanpa pemanasan melainkan dengan bantuan enzim. Enzim bisa disintetis atau
disuplai dari alam. Beberapa jenis enzim yang bisa digunakan untuk memecah ikatan
lipoprotein dalam emulsi lemak yaitu papain (pepaya), bromelin (nanas), dan enzim
protease yang berasal dari kepiting sungai. Enzim papain banyak yang terdapat dalam
getah daun pepaya. Sementara enzim bromelin banyak terdapat pada bagian bonggol
(hatinya) nanas.
Dengan rusaknya protein maka ikatan lipoprotein dalam santan juga akan
terputus dengan sendirinya. Kemudian, minyak yang diikat oleh ikatan tersebut akan
keluar dan mengumpul menjadi satu. Karena minyak memiliki masa (berat) jenis

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 9
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

lebih rendah dibandingkan dengan air, maka posisinya kemudian berada paling atas,
disusul dengan protein, dan terakhir (bawah) yaitu air. Pembuatan VCO secara
enzimatis memiliki kelebihan dan kekurangan :
1. Kelebihan
a. VCO berwarna bening, seperti kristal karena memang tidak mengalami
proses pemanasan.
b. Kandungan asam lemak dan antioksidan di dalam VCO tidak banyak
berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi.
c. Tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak banyak
berubah.
d. Tidak memutuhkan biaya tambahan yang terlalu mahal karena umumnya
daun pepaya atau nanas dijual denga harga murah.
e. Rendemen yang dihasilkan cukup tinggi, yaitu dari 10 butir kelapa akan
diperoleh sekitar 1.100 ml VCO.
2. Kekurangan
Memutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses denaturasi protein
untuk memisahkan minyak dari ikatan lioprotein, yaitu sekitar 20 jam.

2. Pembuatan minyak kelapa murni dengan pengasaman


Pengasaman merupakan salah satu upaya pembuatan VCO dengan cara
membuat suasana emulsi (santan) dalam keadaan asam. Asam memiliki kemampuan
untuk memutus ikatan lemakprotein dengan cara mengikat senyawa yang berikatan
dengan lemak. Namun asam yang dicampurkan kedalam santan hanya bisa bekerja
dengan maksimal bila kondisi pH (derajat keasamannya) sesuai. Pada proses
pembuatan VCO, pH yang paling optimal yaitu 4,3. Pengukuran pH tersebut
dilakukan dengan pH meter atau kertas lakmus. Pembuatan VCO dengan pengasaman
memiliki kelebihan dan kekurangan :
1. Kelebihan

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 10
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

a. Warna lebih bening dibandingkan dengan VCO yang dibuat secara


tradisional.
b. Kandungan asam lemak dan antioksidannya tidak banyak berubah
karena proses hanya memutuskan ikatan protein lemak saja.
c. Daya simpan sangat lama, bisa sampai 10 tahun karena selama proses
pembuatan tidak terjadi denaturasi komposisi gizinya.
d. Proses pembuatan tidak membutuhkan tenaga tambahan.
e. Tidak membutuhkan biaya terlalu mahal karena harga asam cuka
sebagai bahan tambahan cukup murah.
2. Kekurangan
a. Tidak bisa diformulasikan secara pasti karena untuk mendapatkan pH
4,3 banyak faktor yang berpengaruh sehingga harus dilakukan
pencampuran (santan dan asam) berulangulang.
b. pH campuran santan dan asam harus pas, yaitu 4,3. Apabila pHnya
kurang atau lebih kemungkinan kegagalan dalam pembuatan VCO
sangat tinggi.
c. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan VCO cukup lama,
sekitar 10 jam.

3. Pembuatan minyak kelapa murni dengan sentrifugasi


Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan VCO dengan cara mekanik.
Pembuatan VCO dengan sentrifugasi juga dikelompokan menjadi tiga, yaitu :
pembuatan santan, pembuatan VCO serta penyaringan. Pada cara ini krim dimasukan
dalam tabung ke dalam sentrifuse. Pemutusan ikatan lemak protein pada santan
dilakukan dengan pemutaran (pemusingan), yaitu dengan gaya sentrifugal karena
berat jenis minyak dan air berbeda maka setelah dilakukan sentrifugasi keduanya
akan terpisah dengan sendirinya. Berat jenis minyak lebih ringan dibanding air
sehingga minyak akan terkumpul pada lapisan atas.

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 11
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

Kunci dari pembuatan VCO dengan sentrifugasi yaitu kecepatan pemutaran,


yaitu 20.000 rpm. Disamping itu faktor waktu juga ternyata menjadi pembatas dalam
pemutaran tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk memutus ikatan lemakprotein dari
santan dengan kecepatan 20.000 rpm yaitu sekitar 15 menit. Alat yang digunakan
untuk memutar santan dinamakan dengan sentrifuse. Pembuatan VCO dengan
sentrifugasi memiliki kelebihan dan kekurangan :

1. Kelebihan
a. Berwarna jernih dan berbau khas minyak kelapa.
b. Daya simpannya lama, sekitar 10 tahun.
c. Proses pambuatannya sangat cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 15
menit.
d. Kandungan asam lemak rantai sedang tidak mengalami denaturas,
demikian juga dengan kandungan antioksidannya.

2. Kekurangan
a. Membutuhkan biaya yang mahal untuk alat sentrifugenya.
b.Membutuhkan tenaga listrik yang cukup tinggi sehingga bisa menambah
biaya produksi.

4. Pembuatan minyak kelapa murni dengan Fermentasi


Pembuatan minyak secara fermentasi pada prinsipnya adalah pengerusakan
protein yang menyelubungi globula lemak menggunakan enzim proteolitik. Enzim
yang dimaksud adalah enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau tanaman
sebagai inokulum. Pada pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi, krim yang
didapatkan dicampurkan dengan laru atau ragi tempe yang mengandung Rhizopus
Oligosporus. Mikroba ini mempunyai kemampuan menghasilkan enzim protease
dan lipase yang dapat menghidrolisis minyak dengan didukung oleh kadar air
yang tinggi. Sehingga campuran air dengan minyak yang mengandung asal lemak

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 12
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

akan dengan mudah terpisah ( membentuk lapisan ) dengan waktu yang lebih cepat
akibat kapang tape yang ada di pada ragi tape tersebut yang bersifat merombak
bahan organik yang telah mati. Jadi, proses fermentasi untuk memisahkan minyak
dari karbohidrat dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa.
(Alamsyah, 2005)
Mekanisme reaksi :
R – CH – COOH [ C – NH ]........................................... (1)

NH2 O

Protein Polipeptida

Pembuatan VCO dengan fermentasi memiliki kelebihan dan kekurangan :

1.Kelebihan

a. Berwarna jernih dan beraroma harum khas minyak kelapa.

b. Penggunaan energi yang minimal karena tidak


menggunakan bahan bakar.
c. Pengolahan sederhana dan tidak terlalu rumit.
d. Tingkat ketengikan rendah dan daya simpan lebih lama.

2. Kekurangan

a. Proses fermentasi lama karena membutuhkan waktu 24 jam.

Proses pembuatan minyak kelapa murni secara Fermentasi dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Kelapa dikupas dengan cara memisahkan antara daging buah dengan kulit
sabut dan tempurungnya, lalu airnya dibuang. Kelapa yang sudah
dikupas ditempatkan di dalam satu wadah dan siap untuk diparut.
b. Kelapa diparut dan dikumpulkan dalam wadah yang cukup besar, agar
hasil parutan tidak berhamburan.

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 13
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

c. Parutan kelapa dicampur dengan air bersih, lalu diperas. Hasil perasan
kelapa ditampung di dalam toples plastik. Proses pemerasan kelapa ini
dilakukan dua kali. Jadi, ampas hasil perasan pertama dicampur lagi dengan
air bersih, lalu diperas dan hasil perasan disaring dan ditampung di dalam
toples plastik.
e. Setelah air terbuang, proses selanjutnya dengan cara di fermentasi selama 24
jam sehingga minyak dan air terpisah, dan terdapat 3 lapisan yaitu, bagian
atas adalah kanil (krim), bagian tengah Blondo dan bagian bawah adalah air
( skim ).
g. Minyak yang berada di lapisan atas adalah minyak VCO, karena itu harus
ditampung di tempat bersih dan higienis (toples plastik atau lainnya). Cara
mengambil minyak dengan mengadsorbsi cairan tersebut dengan
menggunakan absorben sebagai penyerab air, hal ini dilakukan untuk
menghindari masuknnya bakteri dan juga menjaga minyak agar tidak bau
tengik.

2.1.5. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan salah satu proses pemisahan dengan mengontakkan
campuran cairan dengan padatan sebagai penyerapnya. Penyerap tertentu akan
menyerap setiap satu atau lebih komponen cairan.
a. Prinsip Adsorbsi
Cariran minyak yang mengandung komponen terlarut (misalnya H2O) dialirkan
ke dalam kolom pada bagian bawah. Dan di arah berlawanan di alirkan adsorben
yang mampu menyerap air Pada saat adsorben dan air bertemu dalam kolom isian,
akan terjadi perpindahan massa. Minyak tidak larut dalam adsorben maka hanya
lapisan air saja yang berpindah ke adsorben. Semakin ke bawah, aliran cairan
semakin sedikit kandungan air. Semakin ke atas ,aliran cairan semakin banyak

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 14
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

kandungan air. Faktor-faktor yang berpengaruh pada operasi adsorpsi adalah sebagai
berikut :
1. Laju alir air semakin besar, penyerapan semakin baik.
2. Komposisi dalam cairan. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi
dengan air (misalnya alohol) maka penyerapan lebih baik.
3. Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.
Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik
sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon
biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk.
Laju alir cairan, semakin besar laju alir gas, penyerapan semakin buruk.
(Proses Adsorbsi liquid oleh : Sri Redjeki )

2.1.6. Adsorben
Adsorben adalah cairan/ padatan yang dapat melarutkan atau menyerap bahan
yang akan diabsorpsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi
kimia. Adsorben sering juga disebut sebagai cairan pencuci. Persyaratan adsorben :
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar
mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif
3. Memiliki tekanan uap yang rendah
4. Tidak korosif.
5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil
7. Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai adsorben adalah air (untuk gas-
gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan
cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan
asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 15
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

2.2.1 Prinsip Kerja Adsorben


Kolom adsorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase
mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia
ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap
peristiwa pemisahan atau mencampuran dalam proses kimia. Proses ini dapat
berupa adsorpsi gas, destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia
maupun campuran kimia lainnya. (Sri Redjeki)
Dalam proses pemisahan virgin coconut oil (VCO) dengan adsorbsi, di gunakan
pemisahan berdasarkan kelarutan. Bahan kolom/bahan isian yang berfungsi utuk
memperluas bidang kontak menggunakan klereng di campur dengan bahan adsorben
yaitu silica gel, dimana ukuran silica gel lebih kecil dari pada bahan isian, sehingga
akan mengisi rongga-rongga yang kosong.
Gel silika adalah butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori, silika
dibuat secara sintetis dari natrium silikat. Walaupun dinamakan gel silika, bentuknya
adalah padat. Silika gel adalah mineral alami yang dimurnikan dan diolah menjadi
salah satu bentuk butiran atau manik-manik. Sebagai pengering, ia memiliki ukuran
pori rata-rata 2,4 nanometer dan memiliki afinitas yang kuat untuk molekul air
(Bioindustries,Water Based Paint and Coating Specialist 2016)
Sifat ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai zat penyerap, pengering
dan penopang katalis. Garam – garam kobalt dapat diabsorpsi oleh gel ini.
Berikut manfaat Silika Gel :
1. Silica gel merupakan produk yang aman digunakan untuk menjaga kelembapan
makanan, obat-obatan, bahan sensitif, elektronik dan film sekalipun. Silica gel
sering ditemukan dalam kotak paket dan pengiriman film, kamera, teropong, alat-
alat komputer, sepatu kulit, pakaian, makanan, obat-obatan, dan peralatan
peralatan lainnya karena dapat mencegah terjadinya kelembaban yang berlebihan.
2. Produk anti lembap ini menyerap lembap tanpa merubah kondisi zatnya. Silica gel
adalah substansi-substansi yang digunakan untuk menyerap kelembapan dan

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 16
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

cairan partikel dari ruang yang lembab. Silica gel juga membantu menahan
kerusakan pada barang-barang yang mau disimpan.
3. Silica gel blue & Silica gel white. Digunakan selain untuk absorbsi kelembaban
udara, fungi-jamuran dan bau-bauan serta ion-ion lainnya dan untuk menjaga
kualitas produk terutama untuk barang-barang yang dieksport, misalnya untuk
garment, textile, computer, Pharmaceutical, Electronic, Tas kulit, Shoes, Dry
Food, Buku, Karet, Ban, Plastik, alat-alat laboratorium, dll.
Silica gel yang siap untuk digunakan berwarna biru. Ketika silica gel telah
menyerap banyak kelembapan, ia akan berubah warnanya menjadi pink(merah
muda). Ketika ia berubah menjadi warna pink(merah muda), ia tidak bisa lagi
menyerap kelembapan. Ia harus meregenerasi. Hal ini dapat dilakukan dengan
menghangatkannya di dalam mesin oven. Panasnya mengeluarkan kelembapan, lalu
ia akan berubah warnanya menjadi biru dan kembali bisa digunakan.
Walaupun dipegang, butiran-butiran silica gel ini tetap kering. Silica gel
penyerap kandungan air bisa diaktifkan sesuai kebutuhan. Unit ini mempunyai
indikator khusus yang akan berubah dari warna biru ke merah muda kalau produk
mulai mengalami kejenuhan kelembapan. Saat itulah alat ini aktif. Setelah udara
mengalami kejenuhan/kelembapan, dia bisa diaktifkan kembali lewat oven.

2.2. Landasan Teori


Selama ini proses pembuatan minya kelapa murni atau Virgin Coconut Oil
(VCO) sudah banyak dilakukan dengan berbagai cara. Namun dalam pemisahan
minyak kelapa dengan air masih menggunakan proses yang Konvensional / manual,
sehingga banyak kandungan minyak yang ikut terbuang bersama air.
Pemisahan cairan minyak dengan air yang terdapat pada proses pembuatan
virgin coconut oil adalah proses pemisahan air dengan minyak dengan menggunakan
absorben padat ( silica gel ) yang dapat menyerap air yang terkandung dalam cairan
tersebut. Sehingga minyak kelapa hasil dari fermentasi bebas kadar air. Penggunaan

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 17
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

adsorbsi dalam fase cair sering digunakan untuk mengeluarkan zat pelarut secara
lebih sempurna dalam campuran cair. (Agustinus, 2015)
Hal-hal yang berpengaruh terhadap proses pemisahan dengan cara adsorbsi
adalah :

1. Waktu
Waktu yang dimaksud adalah waktu dimana paroses adsorbsi
berlangsung.
2. Tingi tumpukan bahan isian
Bahan isian yang di gunakan sebagai alat memperluas bidang kontak
serta sebagai absorben yang menyerap air menggunakan silica gel.

Suatu keuntungan dalam adsorbsi ini adalah meningkatkan harga koefisien


perpindahan massa(kga). Sebagian dari perubahan ini disebabkan makin besarnya
luas bidang kontak antar adsorben dengan zat teradsorbsi maka nilai transfer massa
akan lebih besar. Adsorbsi dapat juga berlangsung di daerah hamper stagnan di
samping perangkapan dinamik. Untuk memperluas permukaan kontak digunakan
kolom berisi packing (packed coloum) atau sering disebut juga dengan bahan isian.
Kriteria pemilihan packing sebagai berikut :
· Memiliki luas permukaan terbasahi tiap unit volume yang besar ( dapat
terbasahi oleh zat terabsorbsi )
· Memiliki ruang kosong yang cukup besar sehingga kehilangan tekanan kecil
· Karakteristik pembasahan baik
· Densitas kecil agar berat kolom keseluruhan kecil
· Tahan korosi dan ekonomis
Beberapa jenis packing yang sering digunakan antara lain raching ring, intolox
sadle, poll ring.
Di dalam merancang suatu menara absorbsi harga koefisien perpindahan massa
merupakan besaran yang sangat penting. Penurunan korelasi harga Kga didasarkan

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 18
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

pada adsorbsi fisik. Dengan tersedianya harga Kga dapat ditentukan besaran-besaran
lain, seperti :
a. Kecepatan perpindahan massa
Kecepatan perpindahan massa dapat dihitung setelah konsentrasi gas yang
berkeseimbangan dengan fase cairnya diketahui. Dalam hal ini gas harus
mendifusi ke aliran cairan tiap satuan waktu.
b. Waktu operasi
Jika harga Kga diketahui maka kecepatan perpindahan massanya juga dapat
diketahui sehingga waktu operasi adsorbsi dapat diketahui juga.
( Devi okctari satir, 2013)

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 19
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

BAB 3
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1. Bahan dan Alat
3.1.1 Alat
Alat yang diperlukan untuk pembuatan minyak kelapa murni sebagai berikut:
1. Gelas ukur 2. Piknometer
3. Wadah plastik transparan 4. Pompa
5. Klem dan statif 6. Saringan
7. Pipet volume 8. Rangkaian alat menara absorber
9. Corong kaca 10. Manometer

3.1.2. Bahan
3.1.2.1 Bahan Baku
1. Larutan hasil fermentasi kelapa ( diproleh dari desa nganjuran )

3.1.2.2. Bahan Analisa


1. Aquadest (H2O)
2. Toluena (C6H5CH3)
3. Batu Didih

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 20
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

3.2. Rangkaian Alat

Gambar 1. Rangkaian Alat Adsorbsi Pemisah Minyak dan Air

Keterangan :
1. Menara adsorber
2. Bahan isian
3. Tangki penampung
4. Pompa
5. Manometer

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 21
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Diagram Alir Pembuatan Minyak Kelapa Murni

Larutan minyak hasil fermentasi

Pemisahan dengan Adsorbsi Adsorben

Adsoerben + Air

Virgin coconut Oil (VCO)

Analisis
Penampung
kadar Air

3.3.2. Pembuatan Minyak VCO


Pembuatan minyak VCO dimulai dari menampung krim/kanil yang
terbentuk ke dalam toples transparan kemudian mendiamkan campuran tersebut
selama 24 jam, hingga terbentuk 3 lapisan. Lapisan paling atas merupakan minyak
kelapa murni, lapisan tengah adalah blondo (ampas kanil) dan lapisan paling
bawah adalah air. Setelah itu, alat pemisah ( alat absorbsi ) dirangkai dan mengisi
bahan isian dengan silica gel dan batuan zeolit kemudian mengisi larutan hasil
fermentasi minyak kelapa ke wadah penampung dan mulai menjalankan pompa.
Proses absorbsi dibiarkan selama 30 menit dengan tinggi bahan isian tertentu.
Selanjutnya keluarkan minyak dari wadah penampungdan ganti dengan larutan
yang baru. Lakukan seperti langkah ke 5 dengan dƟ =10 menit(n=4) dan dH=5
cm (n=3)

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 22
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

3.4. ANALISIS
3.4.1. Analisa Hasil
3.4.1.1. Analisis Kadar Air
3.3.1.2. Berat Jenis
1. Menimbang piknometer kosong
2. Mengisi picnimeter dengan aquadest sampai meluap dan tidak terbentuk
gelembung udara kemudian menutupnya.
3. Menimbang piknometer dan isinya.
4. Mengukur suhu aquadest.
5. Melakukan hal yang sama pada contoh minyak.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 23
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

4.1. Pemisahan minyak dan air dengan menggunakan pipet tetes


Data: 1 liter campuran minyak dan air
Hasil: Lapisan minyak = 0,75 liter
Lapisan air = 0,25 liter
4.2. Pengaruh tinggi tumpukan dan waktu terhadap jumlah air dan minyak
Hasil yang diproleh dari proses pemisahan minyak kelapa dengan cara
adsorbsi akan di bandingkan dengan menggunakan pipet tetes. Variasi yang
digunakan adalah waktu dan tinggi tumpukan adsorben.
Data: 1000 ml campuran minyak dan air per percobaan
Suhu : 29 oC
Tabel 4. Hasil minyak kelapa dari proses Adsorben
t (menit) 30 40 50 60
h (cm)

15 898 ml 893 ml 892 ml 891 ml


20 889 ml 886 ml 884 ml 883 ml
25 875 ml 874 ml 873 ml 871ml

Dari tabel diatas dapat dibuat kurva stadar hubungan anatar waktu dan
tinggi tumpukan.
905
900
898
895
893 892
890 891
889
886 H15
885 884 883
880 H20
875 875 874 H25
873
870 871
Linear (H20)
865
860
855
w30 w40 w50 w60

Gambar 3. Hubungan antara waktu dengan tinggi absorben

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 24
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

Dari tabel 4, terlihat bahwa semakin lama waktu absorbsi maka minyak
yang dihasilkan semakin sedikit karena semakin lama waktu adsorbsi maka
proses penyerapan semakin lama sehingga semakin banyak air yang terserap.
Semakin tinggi tumpukan absorben maka semakin sedikit juga minyak
yang dihasilkan karena semakin tinggi tumpukan, maka semakin banyak air
yang mampu terserap oleh adsorben.

4.3. Kadar Air dalam Minyak


Dari data yang diperoleh dengan pemisahan minyak kelapa menggunakan
adsorber dan pipet tetes, dapat di uji kandungan air yang masih tidak terserap oleh
adsorben dengan mengunakan metode destilasi yang dilakukan di Laboratorium
Penelitian dan Pengujian Terpadu ( LPPT ) UGM.
Tabel 5. Hasil uji kadar air dalam minyak kelapa
Sampel minyak
Data : 3,5 % air
Suhu : 29 oC
t (menit) 30 40 50 60
h (cm)

15 0,30 % 0,30 % 0,25 % 0,25 %


20 0,30 % 0,30 % 0,25 % 0,25 %
25 0,25 % 0,25 % 0,25 % 0,20 %

Tabel 6. Penurunan kadar air pada proses adsorbsi


t (menit) 30 40 50 60
h (cm)

15 3,2 % 3,2 % 3,25 % 3,25 %


20 3,2 % 3,2 % 3,25 % 3,25 %
25 3,25 % 3,25 % 3,25 % 3,3 %

Dari tabel 5 dan 6 dapat di jelaskan bahwa semakin tinggi bahan isian maka
semakin rendah kadar air, karena semakin tinggi bahan isian maka kemampuan
penyerapan terhadap air semakin besar.

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 25
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

Semakin lama waktu adsorbsi maka semakin rendah kadar air semakin rendah,
karena semakin lama waktu adsorbsi maka proses penyerapan terhadap air
semakin lama sehingga semakin banyak air yang terserap. Penyerapan air paling
tinggi diperoleh pada ketinggian bahan isian 25 cm dan waktu adsorbsi 60 menit
sebesar 3,3%.

Dari tabel kadar air tersebut dapat di buat kurva standart terhadap penurunan
kadar air dalam proses adsorbsi
3.32

3.3

3.28

3.26 h15
Kadar Air (%)

3.24 h20

3.22 h25

3.2
y = 0.002x + 3.135
R² = 0.8
3.18
0 20 40 60 80
Waktu

Gambar 4. Penurunan Kadar Air.

4.4. Menghitung Densitas Minyak Kelapa


Hasil pemisahan minyak kelapa dapat dihitung densitas menggunakan
piknometer dengan perbandingan antara minyak kelapa dan air.
Diketahui data: Berat pigno kosong = 13,9840 gr
Berat pigno + aquades = 39, 5758 gr
ρ aquades pada 29o C = 0,98 gr/ml
(Perry’s Chemical Engineers Handbook)

berat minyak x ρ aquades


Rumus: 𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = berat aquades

Data 1 (15/30) = (berat minyak + pigno) – pigno kosong

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 26
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

= 37,6071 – 13,9840 = 23,6231 gr


= (berat pigno + aquades) – pigno kosong
= 39,5758 – 13,9840 = 25,5918 gr
23,6231 gr x 0,98 gr/ml
𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 =
25,5918 gr
= 0,9046 gr/ml (data 1)
Tabel 7. Berat minyak dalam pignometer
Berat pigno + minyak (t/H) Gram
(15/30) 37.6071
(15/40) 37.6079
(15/50) 37.5980
(15/60) 37.5849
(20/30) 37.6065
(20/40) 37.6060
(20/50) 37.5955
(20/60) 37.5950
(25/30) 37.5833
(25/40) 37.5831
(25/50) 37.5830
(25/60) 37.5729

Untuk data selanjutnya dihitung dengan cara yang sama. Maka dapat
diperoleh tabel densitas minyak sebagai berikut:

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 27
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

Tabel 8. Densitas Minyak


Data (t / H ) Densitas Minyak (gr/ml)
Data 1 (15/30) 0,9046
Data 2 (15/40) 0,9046
Data 3 (15/50) 0,9042
Data 4 (15/60) 0,9037
Data 5 (20/30) 0,9045
Data 6 (20/40) 0,9045
Data 7 (20/50) 0,9042
Data 8 (20/60) 0,9041
Data 9 (25/30) 0,9037
Data 10 (25/40) 0,9036
Data 11 (25/50) 0,9036
Data 12 (25/60) 0,9033
Dari tabel densitas dapat dibuat kurva standart,

0.9048
Grafik densitas minyak
0.9046
0.9044
0.9042
Densitas

y = -9E-05x + 0.9047
0.904 R² = 0.4951
0.9038 Series1
0.9036
0.9034
0.9032
0 5 Data 10 15

Grafik 6. Hubungan antara waktu absorbsi, tinggi tumpukan , dan densitas minyak

Dari grafik 6 tersebut terlihat bahwa semakin lama waktu absorbsi maka
semakin rendah densitas minyak karena semakin lama kadar air yang terkandung
semakin sedikit sehingga densitas minyak menurun.

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 28
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

Semakin tinggi tumpukan bahan isisan dalam absorber maka densitas


minyak yang diproleh semakin rendah karena semakin seditnya air pada minyak
sehingga densitas minyak menurun.
Hal tersebut dikarnakan kandungan air yang densitasnya lebih tinggi dari
pada minyak.

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 29
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1.Semakin tinggi bahan isian didalam adsorber maka semakin besar pula
jumlah air yang mampu terserap sehinga mengakibatkan semakin tinggi
penurunan kadar air. Semakin lama waktu adsorbsi maka kadar air yang
terserap pada minyak kelapa akan semakin tinggi.

2. Pada waktu penelitian ini, waktu adsorbsi dan tumpukan bahan isian yang
terbaik pada t=60 menit dan h=25 cm dengan kadar penyerapan air 3,3%
dan densitas minyak = 0,9033 gr/ml

3. Semakin tinggi kadar air pada minyak maka densitasnya akan semakin besar
dan sebaliknya semakin rendah kadar air dalama minyak maka densitasnya
akan semikin rendah. Karena densitas minyak lebih rendah dari air.

4.2. Saran

1. Perlu dilakukan analisi ke asaman untuk setiap sample yang diproleh agar
dapat diketahui angka asam lemak jenuh maupun tidak jenuh yang
terkandung dalam minyak.

2. Perlu dilakukan percobaan dengan proses lain untuk mengetahui kadar asam
lemak yang terbaik pada minyak kelapa.

3.Kecepatan aliran pada proses adsorbsi sangat berpengaruh terhadap


pemisahan minyak dengan air karena jika semakin cepat alirannya
(turbulen) maka semakin sulit untuk memisahkan air dari minyak kelapa
dan akan membentuk santan sehingga harus menggunakan proses
pemanasan. Oleh karena itu melakukan percobaan dengan variasi kecepatan
aliran agar mengetahui kecepatan yang paling optimun dalam proses ini.

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 30
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Proses Absorbsi.


http://angghajuner.blogspot.com/2011/10/absorbsi.html. Diakses tanggal 14
November 2016.

Anonim. 2016. Tentang Jenis, Fungsi dan Kegunaan Silica Gel.


http://www.bioindustries.co.id/product/silika-gel-bio-industries. Diakses
tanggal 28 November 2016.

Cristiani, L dan Prakosa, A.H. 2009. “Pembuatan Minyak Kelapa Murni


Menggunakan Ragi Tape”. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Depi Oktari Satir. 2013. Absorpsi Ii Absorpsi Co2 Dalam Air Menggunakan
Peralatan Analisa Gas. Depi’s blogspot at http://depisatir.blogspot.co.id.
Diakses tanggal 28 November 2016

Hidayat, Nur. 2007. Fermentasi. http://ptp2007.wordpress.com. Diakses pada


tanggal 14 November 2016.

Ketaren,S. 1986. “Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan”. Penerbit


Universitas Indonesia (UIPress). Jakarta.

Naid, Zakir. 2011. Pengertian Fermentasi. http://id.shvoong.com. Diakses pada


tanggal 14 November 2016.

N. G. A. M. Dwi Adhi Suastuti. “Kadar Air dan Bilangan Asam dari Minyak
Kelapa yang Dibuat Dengan cara Tradisional dan Fermentasi”. Universitas
Udayana. Bukit jimbaran.

Paulus Valentino Patty. 2015. “Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Raciditas


Minyak Kelapa yang Diproduksi Secara Tradisional”. 137 Biopendix.
Volume 1, Nomor 2.

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 31
PENINGKATAN PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PROSES PEMISAHAN
ADSORBSI DARI HASIL FERMENTASI

Redjeki, Sri. Buku Ajar Proses Absorpsi Gas. Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.

Sapta Raharja dan Maya Dwiyuni. “Kajian Sifat Fisika Kimia Ekstrak Minyak
Kelapa Murni (VIRGIN COCONUT OIL, Yeo) yang Dibuat Dengan Metode
Pembuatan Santan”.

Setiawan W B. 2000. ” Berbagai Teknologi Proses Pemisahan”. Jurusan Teknik


Kimia. Fakultas Teknik. UGM.

Suhardiyono, L. 1993. Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya. Kanisius.


Yogyakarta.

Titik Mahargiani, I Ketut Subawa. 2010. “ Pembuatan Minyak Kelapa Dari


Santan Dengan Cara Elektriktrokimia.” Jurusan Teknik Kimia. Fakultas
Teknologi Industri. Universitas Pembangunan Nasional "Veteran",

Wahyudi, Anang S., dan Wahyuni, 2005. Pembuatan Minyak Kelapa Murni
(Virgin Coconut Oil ). Tugas Akhir Teknik Kimia. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.

Yati Sudaryati Soeka, Joko Sulistyo, Elidar Naila. 2008. “Analisis Biokimia
Minyak Kelapa hasil Ekstraksi secara Fermentasi”. Biodiversitas Issn:
1412-033X. Volume 9. Nomor 2

YOGA FAJAR NOGRAHA 121130228


JHON BON JOBI SEMBIRING 121130272 32

Anda mungkin juga menyukai