PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
10 | B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G
Sikap) yang ada pada diri konselor cukup luas dan memadai terkait dengan
pelanggaran hak klien yang dilayani dan pihak-pihak terkait.
2. Korban Pelanggan Hak
Korban pelanggan hak merupakan person atau individu atau klien yang
menjadi “bintang” dalam layanan advokasi. Untuk klienlah segenap upaya
dilaksanakan. Keputusan atau kondisi yang menerpa klien diupayakan untuk
diangkat sehingga tidak lagi menimpa dan menghinggapi dirinya. Hak yang
dipecundangi itu dikembalikan kepada klien, sedapat-dapatnya sepenuhnya,
sejenis-jenisnya, sebersih-bersihnya. Dari kondisi semula yang bermasalah
sampai dengan kembalinya hak klien untuk selanjutnya klien menjadi
individu yang dapat menikmati haknya untuk sebesar-besarnya kesempatan
dirinya.
3. Pihak-pihak Terkait
Pihak terkait pertama adalah person yang memiliki kewenangan untuk
mempengaruhi terimplementasikannya hak klien. Pengaruh dari pihak yang
berkewenangan itu dapat dalam kadar yang bervariasi, pengaruhnya cukup
ringan atau sampai amat berat atau bahkan bersifat final. Pada kasus siswa
tersebut di atas pengaruh dari pihak yang dimaksudkan itu bersifat final,
yaitu tidak boleh masuk sekolah dan tidak boleh mengikuti UN.
Untuk kasus siswa SMA itu pihak yang berkewenagan tertinggi adalah
kepada sekolah yang membuat keputusan final terhadap siswa tentang
kesempatan masuk sekolah dan keikutsertaan UN. Pengaruh kepada sekolah
adalah bersifat final, keputusan tidak berkadar 100%. Di samping itu ada
pihak “tingkat (level) dua”, yaitu guru BK (yang tidak ahli BK), yang
melabeli siswa sebagai “gila” yang menjadi alasan bagi kepala sekolah
membuat keputusan final. Pihak lain lagi yaitu guru yang memberi tugas
terlalu amat berat sehingga tidak mungkin dikerjakan oleh siswa, yang
membuat siswa seperti “gila” menurut pandangan guru BK. Pihak lain adalah
orang tua siswa, yang menerima dampak paling berat kedua selain anaknya
yang haknya dicabut itu. Selain itu ada dokter yang memeriksa siswa yang
dilabeli gila itu. Konselor dituntut untuk mampu “menganggap” pihak-pihak
terkait itu.
11 | B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G
3.1.3 Isi Layanan Advokasi
1. Isi atau materi layanan ADVO terfokus pada ak klien yang terkena perlakuan
negatif oleh pihak atau pihak-pihak tertentu sehingga (sangat) merugikan
klien. Materi tersebut bervariasi terutama kalau dilihat dari perlakuan
pencederaan hak klien oleh pihak terkait. Dalam kasus diatas materi puncak
ADVO adalah putusan kepala sekolah yang melarang siswa masuk sekolah
dan ikut ujian. Materi terkait dengan guru BK adalah sikap dan label yang
diberikan kepada siswa; materi terkait dengan guru adalah tugas untuk siswa
yang terlalu amat berat, dan materi terkait dengan orang tua adalah beban
orang tua terkait keputusan kepala sekolah. Dalam layanan advokasi konselor
menganggap segenap materi tersebut yang mengarah kepada terselesaikannya
hak siswa berkenaan kegiatan pembelajaran di sekolah dan ikut UN.
2. Berkenaan materi karakter-cerdas, konselor setiap kali mengangkat materi
karakter-cerdas pada berbagai aspek layanan agar seluruh kegiatan layanan
isinya diwarnai oleh suasana perilaku/ penampilan dengan prospektif
karakter-cerdas.
3.2 Layanan Konsultasi
8.3.1 Tujuan Layanan Konsultasi
Menurut Tohirin (2011: 188) Secara umum layanan konsultaasi bertujuan
agar klien dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau
permasalahannya yang dialami oleh pihak ketiga. pihak ketiga adalah orang yang
mempunyai hubungan baik dengan konsulti, sehingga permasalahan yang dialami
oleh pihak ketiga setidak-tidaknya sebahagian menjadi tanggung jawab konsulti.
Secara lebih Khusus, Tujuan konsultasi adalah agar konsulti memiliki
memilki kemampuan diri yang berupa wawasan,pemahaman,dan cara-cara
bertindak yang terkait langsung dengan suasana atau permasalahan pihak ketiga.
Proses konsultasi yang dilakukan oleh konsulit terhadap konselor dan proses
pemberian bantuaan oleh konsulti kepada pihak ketiga,bertujuan untuk
mengentaskan masalah yang dialami oleh pihak ketiga.
Kemampuan konsulti yang dihasilkan melalui layanan konsultasi
dimaksudkan di atas dapat berupa wawasan, pemahaman dan cara-cara bertindak
yang terkait langsung dengan suasana dan/atau permasalahan pihak ketiga itu
(fungsi Pemahaman). Dengan kemampuan yang dimilikinya itu konsulti akan
melakukan sesuatu (sebagai bentuk langsung dari hasil konsultasi) terhadap pihak
12 | B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G
ketiga. Dalam kaitan ini, proses konsultasi yang dilakukan konselor disisi yang
pertama adalah pemberian bantuan kepada konsulti agar dapat melakukan
tindakan tertentu terhadap pihak ketiga, dan pada sisi yang kedua, bermaksud
mengentaskan masalah yang dialami pihak ketiga (fungsi Pengentaan).
Apa yang dilakukan oleh konsultan (konselor) dalam layanan KSI
terhadap konsulti, searah dengan yang dilakukan oleh konselor dalam layanan
konseling perorangan, yaitu terhadap penanganan masalah yang dialami pihak
ketiga. Hal ini dilakukan, baik dalam layanan konsulti maupun konseling
perorangan dimaksudkan agar konsulti (dalam layanan KSI) atau klien (dalam
layanan KP) benar-benar mandiri dan mampu mengendalikan diri demi
kesuksesan peran konsulti terhadap pihak ketiga dengan lancar dan sukses.Untuk
itu konsulti juga perlu mengendalikan diri untuk menghindari hal-hal yang tidak
diperlukan terkait dengan pihak ketiga yang dimaksudkan itu atau juga pihak-
pihak lain terkait.
Secara khusus tujuan layanan konsultasi adalah agar konsulti memiliki
kemampuan diri yang berupa : wawasan, pemahaman, dan cara-cara bertindak
yang terkait langsung dengan suasana atau permasalahan pihak ketiga. Dengan
kemampuan diri yang dimiliki konsulti, ia akan melakukan sesuatu (menerapkan
hasil-hasil konsultasi dengan konsultan) terhadap pihak ketiga proses konsultasi
yang dilakukan oleh konsulti terhadap konselor dan proses pemberian bantuan
oleh konsulti kepada pihak ketiga, bertujuan untuk mengentaskan masalah yang
dialami oleh pihak ketiga.
Konsultasi bertujuan untuk memberikan solusi, saran dan nasehat yang
diberikan oleh tenaga pendidik sekolah (konselor) dalam menganalisis berbagai
masalah yang dihadapi oleh siswa- siswi di sekolah.
8.3.2 Komponen Layanan Konsultasi
Proses layanan konsultasi melibatkan tiga person, yaitu: konselor, konsulti, dan
pihak ketiga.
1. Konselor
Konselor adalah tenaga ahli konseling yang memiliki kewenangan melakukan
pelayanan konseling pada bidang tugas pekerjaan profesionalnya.Sesuai
dengan keahliannya, konselor melakukan berbagai jenis layanan konseling,
salah satu diantaranya yaitu layanan KSI. Dalam melaksanakan layanan
konsultasi konselor mempraktikan teknik-teknik konsultasi yang secara
13 | B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G
simultan juga melaksanakan prinsip dan asas-asas konseling, serta jika
diperlukan melakanakan kegiatan pendukung konseling
2. Konsulti dan pihak ketiga
a. Konsulti
Konsulti adalah individu yang meminta bantuan kepada konselor agar
dirinya mampu menangani kondisi dan/ atau permasalahan pihak ketiga
yang (setidak-tidaknya sebagian) menjadi tanggung jawabnya.Bantuan itu
diminta dari konselor karena konsulti belum mampu menangani sendiri
situasi dan/atau permasalahn pihak ketga itu.
b. Pihak ketiga
Pihak ketiga adalah individu )atau individu-individu) yang kondisi dan/
atau permasalahnnya dipersoalkan oleh konsulti. Menurut konsulti,
kondisi/ permasalahan pihak ketiga itu perlu diatasi dan konsulti merasa
(setidak-tidaknya ikut) bertanggung jawab atas pengatasan permasalahan
tersebut.
c. Materi layanan
Materi layanan KSI lebih kompleks dibanding materi yang dibahas dalam
keenam jenis layanan yang dibicarakan terlebih dahulu. Hal ini
disebabkan adanya dua “jenis” subyek yang menjadi focus layanan, yaitu,
konsulti dan pihak ketiga. Konsulti maupun pihak ketiga masing-masing
mengalami masalah pribadinya sendiri, meskipun keduanya saling
keterkaitan. Data dan analisis serta pengelolahnnya lebih lanjut akan
memperlihatkan kompleksitas.
8.3.3 Isi Layanan Konsultasi
Menurut Tohirin (2011: 189) Isi layanan konsultasi dapat mencakup
berbagai bidang pengembangan sebagaimana tealah disebutkan diatas. Layanan
konsultasi dapat menyangkut pengembangan bidang pribadi,hubungan
sosial,penidikan,karier,kehidupan berkeluarga dan kehidupan beragama.
Terhadap siswa di sekolah dan madrasah,masalah-masalah yang dikonsultasikan
hendaknyan lebih diprioritaskan pada hal-hal yang berkaitan dengan status siswaa
sebagai pelajar.
8.3.4 Pendukung Layanan Konsultasi
Menurut Tohirin (2011: 190)Seperti layanan yang lain layanan konsultasi
juga memerlukan kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung layanan konsultasi
14 | B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G
sama dengan layanan lainnya, yaitu aplikasi,instrumentasi,himpunan
data,konferensi kasus,kunjungan rumah,dan alih tangan kasus.
Pertama aplikasi instrumentasi.hasil aplikasi instrumentasi sangat
diperlukan untuk mendalami kondisi pribadi pihak ketiga yang masalahnya
dibahas dalam layanan konsultasi. Misalnya konsultasi dengan seorang guru mata
pelajaran tertentu yang ingin meningkatkan kemampuan belajar para siswa
didiknya sangat memerlukan data tentang kondisi kegiatan belajar siswa. Kedua
himpunan data berbagai data yang diperlukan dalam layanan konsultasi seperti
telah disebutkan diatas harus sudah tersedia atau sudah dikumpulkan oleh guru.
Pihak yang berkonsultasi dan konselor sebagai konsultan dapat menggunakan
data yang sudah tercantum pada himpunan dat yang baik secara langsung maupun
dengan cara mengolah kembali untuk memperoleh data yang lebih aktual.
Ketiga konferensi kasus dalam layanan komsultasi bertujuan untuk
mengenal lebih dekat dan mendalam tentang kasus yang dibahas,menggalang
komitmen pihaak-pihak yang hadir dalam konferensi kasus untuk bersama-sama
menangani kasus yang dibahas. Data tentang pihak ketiga harus lebih dahulu
dimiliki oleh konsulit sebelum dan selama proses konsultasi. Untuk memperoleh
pihak ketiga dilakukan antara lain melalui konferensi kasus.
Konferensi kasus diperluas memberikan manfaat ganda dalam keselurahan
proses konsultasi. Manfaat tersebut adalah pendalaman kasus yang dialami pihak
ketiga dapat terlaksanakan,konsulti dilatih untuk dapat menyelengarakan
konferensi kasus,dan konsulti memperoleh teman yaitu seluruh peserta koferensi
kasus yang komitmenya telah terbina untuk menangani kasus yang dialami pihak
ketiga.
Keempat,kunjungan rumah terkait dengan layanan konsultasi bertujuan
untuk lebih mendalami maslah yang ditangani oleh konsulit dan membina
komitmen pihak-pihak yang terkait seperti orang tua dan anggota kaluarga
lainnya dengan maslah yang dialaminya.konsultan juga masuk terlibat dalam
kunjunga suatu rumah.
Kelima,alih tangan kasus dilakukan apabila masalah pihak ketiga yang
dibawa konsulti merupakan masalah yang tidak menjadi kewenangan konsultan
umtuk menanganinya. proses alih tangan kasus ini sebaiknya menyertakan surat
pengantar untuk dibawa konsulti yang ditujukan kepada lembaga atau pihakyang
menerima alih tangan.
15 | B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G
8.3.5 Perbedaan Konseling dengan Konsultasi
Menurut Samuel T. Gladding (2012: 327) menemukan bahwa dalam
praktik nyata, sebagian besar konselor yang mereka survei tidak membedakan
antara konsultasi dan aktivitas konseling. Para peneliti menyimpulkan bahwa
“tujuan akhir dari keduanya begitu mirip, sehingga untuk membedakan keduanya
saat dipelajari sebagai suatu proses umum”. Bahkan, banyak proses dan
prinsipnya yag serupa. Contohnya, konsultasi dan konseling mungkin diberikan
pada tingkat primer (preventif) dan kedunya adalah proses antarpribadi. Namun,
sebenarnya ada perbedaannya.
Salah satu perbedaan antara konsultasi dan konseling adalah bahwa isi
dari “wawancara konsultasi, tidak seperti konseling, adalah sesuatu yang di luar
counseltee (pemberi konsultasi). Sebagian besar konsultasi berlangsung di
lingkungan normal (sering kali lingkungan kerja counseltee), sementara sebagian
besar koneling berlangsung di tempat khusus yaitu tempat kerja konselor.”
Perbedaan yang lebih jauh lagi anatara konseling dan konsultasi adalah
bahwa layanna konsultasi biasanya dicari ketika “sistem sedang dalam penurunan
atau krisis”. Beberapa orang baru mencari konseling ketika mereka berada dalam
keadaan stress atau distres; sebagian orang lainnya mencari bantuan konseling
terutama untuk alasan pencegahan, atau mengantisipasi hal-hal berkaitan dengan
masalah situasional dan perkembangan.
Keahlian berkomunikasi adalah bidang lain yang membedakan kedua
aktivitas ini. Keahlian berkomunikasi yang digunakan pada konsultasi tidak
banyak berbeda dari yang digunakan dalam konseling. Baik konselor maupun
konsultan sama-sama mendengarkan, menghadiri, bertanya, menjelaskan,
mengkonfrontsi, dan menyimpulkan. Akan tetapi, konsultan pada awalnya lebih
memfokuskan isi daripada persaan, karena proses ini berpusat terutama pada
masalah dan persoalan.
Perbedaan lain antara konseling dan konsultasi terletak pada peran
praktisi. Profesional baik konsultan maupun konselor, mencoba untuk memulai
terjadinya perubahan pada orang-orang yang dihadapinya. Namun, konsultan
lebih berperan sebagai katalisator karena mereka tidak memiliki “kontrol
langsung atas pemberi konsultasi (counseltee) ataupun klien counseltee tersebut”.
Akhirnya, walaupun tujuan konseling dan konsultasi adalah sama (“untuk
membantu individu menjadi lebih efesien, efektif, mandiri, dan memiliki sumber
16 | B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G
daya dalam kemapuan mereka untuk memcahkan masalah yang mereka hadapi”),
aktivitas konsultasi bekerja secara lebih tidak langsung. Sering kali konsultan
mengajarkan pada counseltee, suatu keahlian yang dapat diterapkan pada pihak
ketiga, sementara keahlian konseling biasanya difokuskan pada dan secara
langsung diterapkan pada individu khusu, kelompok, atau sistem yang menjadi
klien konselor.
17 | B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Layanan Advokasi adalah usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan
terorganisir yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan
aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat
kebijakan yang berpihak kepada kelompok tersebut, sekaligus mengawal penerapan
kebijakan agar berjalan efektif. Di dalam layanan advokasi ini terdapat tujuan layanan
advokasi, komponen layanan advokasi, dan isi layanan advolasi.
Menurut Elfi Mua’awanah dan Rifa Hidayah (2012: 70) layanan konsultasi
merupakan proses dalam suasana kerja sama dan hubungan antarpribadi dengan tujuan
memecahkan suatu masalah dalam lingkup profesional dari orang yang meminta
konsultasi. Ada tiga unsur di dalam konsultasi, yaitu klien, orang yang minta konsultasi,
dan konsultan. Di dalam layanan konsultasi ini terdapat tujuan layanan konsultasi,
komponen layanan konsultasi, isi layanan konsultasi, dan pendukung layanan konsultasi.
4.2 Saran
Kita sebagai calon pendidik yang langsung bersinggungan ataupun berinteraksi dengan
peserta didik, diharuskan untuk menguasai dan memahami ilmu tentangbimbingan dan
konseling meskipun bukan bertindak sebagai guru BK. Dan untuk calon atau guru BK
harus sebisa mungkin menjadi teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta didik.
18 | B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Nurita Br dan Abdul Hasan Saragih. 2015. Pengembangan Media Web Bimbingan
Konseling. Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan. 2(I). Hlm.
99-103
Fiah, Rifda El. 2017. Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Gladding, Samuel T. 2012. Konseling: Profesi yang Menyeluruh. Jakarta: PT. Indeks Permata
Puri Media.
Komalasari, Gantina, Susi Fitri & Bella Yugi Fazny. 2017.Model Hipotetik Layanan
Advokasi Bimbingan dan Konseling Pada Kasus Pelecehan Seksual Kelompok
Mikrosistem di SMP Negeri Kota Bekasi. Jurnal Bimbingan dan Konseling. 6(I).
Hlm. 9-13.
Mua’awanah, Elfi & Rifa Hidayah.2012. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah Dasar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nurihsan, Achmad Juntika. 2011. Bombingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Yusuf, Syamsu & A. Juntika Nurihsan. 2010. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
19 | B I M B I N G A N D A N K O N S E L I N G