Jenis kemampuan matematik tersebut merupakan kutipan awal dari buku yang ditulis oleh
Sumarmo dan Hendriana (2014:19). Lebih lanjut penulis memaparkan indikator atau dapat juga
dikatakan sebagai kegiatan matematik yang menjadi kriteria dari masing-masing kemampuan
matematik. Berikut ini akan di bahas lebih lanjut. Mari bersama-sama kita mengenal lebih
dalam mengenai kemampuan matematik bersama Sumarmo dan Hendriana.
1. Pemahaman Matematik
Berikut adalah tingkatan pemahaman matematis berdasarkan beberapa tokoh (2014: 20):
1) Pemahaman mekanikal: mengingat dan menerapkan rumus secara rutin dan menghitung
secara sederhana (tingkat rendah)
2) Pemahaman induktif: menerapkan rumus atau konsep dalam kasus sederhana atau serupa.
(tingkat rendah)
3) Pemahaman rasional: membuktikan kebenaran suatu rumus dan teorema. (tingkat tinggi)
1) Pemahman instrumental: hafal konsep/prinsip tanpa kaitan dengan yang lainnya., dapat
menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana dan mengerjakan perhitungan secara
algoritmatik (tingkat rendah)
Pemecahan masalah matematik merupakan suatu proses memecahkan masalah tidak secara
langsung melainkan harus melalui cara lain terlebih dahulu. KTSP (2006) tujuan pembelajaran
matematika: menyelesaikan masalah, berkomunikasi menggunakan simbol matematik, tabel,
diagram dan lainnya, menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, memiliki
rasa tahu, perhatian, minat beajar matematika serta memiliki sikap teliti dan konsep diri dalam
menyelesaikan masalah.
c. Melaksanakan perhitungan
Bentuk soal pemecahan masalah yang baik hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut
(Sumarmo, 2005:25)
3. Koneksi Matematik
e. Mencari hubungan satu prosedur dengan prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen
4. Komunikasi Matematik
a. Melukiskan atau merepresentasikan benda nyata, gambar dan diagram dalam bentuk ide dan
atau simbol matematika.
b. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika, secara lisan dan tulisan dengan menggunakan
benda nyata, gambar, grafik dan ekspresi aljabar
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun
model matematika suatu peristiwa
g. Mengugkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri.
5. Penalaran Matematik
a. Penalaran induktif
1) Penalaran transduktif: penarikan kesimpulan dari data terbatas dan diberlakukan terhadap
kasus tertentu
5) Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang ada
b. Penalaran deduktif
2) Menarik kseimpulan logis berdasarkan aturan inferensi, proporsi yang sesuai peluang,
korelasi antara dua variabel, menetapkan kombinasi beberapa variabel.
3) Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung dan pembuktian dengan induksi
matematika
Ennis (Sumarmo & Hendriana, 2014) mendefinisikan berfikir kritis sebagai berfikir reflektif yang
beralasan dan difokuskan penetapan apa yang dipercayai atau dilakukan. Indikator kemampuan
berfikir kritis adalah:
Jika dihubungkan dengan Taksonomi Bloom maka berfikir kritis sebanding dengan analisis,
sintesis dan evaluasi dari suatu konsep.
a. Ciri-ciri Fluency
1) Mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, banyak pertanyaan
dengan lancar
b. Ciri-ciri Flexibility
1) Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang variasi, dapat melihat masalah dari
sudut pandang yang berbeda
c. Ciri-ciri Originality
3) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
d. Ciri-ciri Elaboration
2) Menambah atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi hingga
menjadi lebih menarik.
Sumber: