Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar belakang disusunnya makalah ini untuk memenuhi tugas yang telah di
berikan oleh dosen. Makalah ini membahas hubungan administrasi negara dengan politik
dengan membahas sejauh mana pengaruh politik terhadap admistrasi negara dalam
konteksnya rillnya, dimana suatu politik bisa dikatakan sebagai kekuasaan dalam suatu
pemerintahan yang erat kaitannya dengan administrasi negara dimna politik
memengaruhi kebijakn pemerintah sedangkan administrasi berkaitan dengan pelaksanaan
kebijakan.
Dan pada hakekatnya dilihat dari segi unsur-unsur yang mempengaruhi, suatu
sistem administrasi negara-negara di dunia dapat dikatakan hampir sama satu dengan
yang lainnya. Demikian juga sistem administrasi negara Indonesia tidaklah jauh berbeda
dengan sistem administrasi negara yang lain, yakni suatu sistem administrasi negara yang
memiliki unsur-unsur dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Namun demikian karena
tidak ada sistem administrasi negara yang persis sama antara negara yang satu dengan
negara yang lain, maka sistem administrasi negara Indonesia dalam eksistensinya juga
berbeda dengan sistem administrasi negara lainnya.
Makalah ini disusun berdasarkan pengamatan dan kajian dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda. kita disini berusaha menguraikan materi yang
dibutuhkan sebagai pengkayaan terhadap penguasan materi dari berbagai sumber,

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sistem politik?
2. Apa yang dimaksud administrasi negara?
3. Apa hubungan sistem politik dengan administrasi negara di Indonesia

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti sistem politik.
2. Untuk mengetahui arti administrasi negara.
3. Untuk mengetahui hubungan sistem politik dengan administrasi negara di
Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem politik
1. Pengertian system politik
Secara etimologis, system politik Indonesia berasal dari 3 kata, yaitu system,
politik, dan Indonesia. System berasal dari bahasa yunani, yaitu “systema” yang
berarti:
a. Keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (shrode dan voich,
1974:115);
b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur
(awad, 1979:4).
Dengan demikian, kata “systema” berarti sehimpunan bagian atau komponen yang
saling berhbungan secara teratur, integral, dan merupakan satu keseluruhan (a whole)
dalam perkembangannya, istilah itu mengalami pembiasan sehingga memiliki banyak
arti bergantung pada objek dan cakupan pembicaraannya.

Beberapa ahli yang mengemukakan definisi system, antara lain sebagai berikut.

a. Menurut Campbell (1979:3), system adalah himpunan komponen atau bagian yang
saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan.
b. Awad (1979;4), system adalah sehimpunan komoponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan
tertentu.
c. Konontz dan O. Donnell (1997:14), system bukan wujud fisik, melaikan ilmu
pengetauan yang disebut sebagai system yang terdiri atas fakta, prinsip, doktrin,
daln lainnya.
Dan berikut ini definisi politik dari Gabriel A. Almond et.al., yang
mendefinisikannya sebagai berikut:

“ … the activities associated with the control of public decisions among a given
people and in a given territory, where this control may be backed up by authoritative
and coersive means. Politics refers to the use of these autoritative and coercive means
– who gets to employ them and for what purpose.”

“ … kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan piblik dalam


masyarakat tertentu diwilayah tertentu, dimana kendali ini dikosongkan melalui
instrumen yang sifatnya otoritative ( berwenang secara sah) dan koersif ( bersifat
memaksa). Politik mengacu pada penggunaan instrument otoritatif dan koersif ini –
siapa yang berhak menggunakannya dan dengan tujuan apa.”

2. System politik di Indonesia


System politik sama seperti system kehidupan lainnya, mempunyai kekhasan,
yaitu adanya integrasi, keteraturan, keutuhan, organisasi, koherensi, keterhubungan,

2
dan saling kebergantungan bagian- bagiannya. Banyak definisi yang berusaha
menjelaskan system politik Indonesia, diantaranya sebagai berikut.
a. System politik Indonesia adalah seperangkat interaksi yang diabstraksikan dari
totalitas perilaku social melalui nilai-nilai yang disebarkan kepada masyarakat
dan Negara Indonesia. Dengan pengertian tersebut lingkungan intera masyarakat
akan memengaruhi system politik Indonesia, diantaranya adalah landasan
rohanian bangsa, falsafah Negara, doktrin politik, ideology politik, dan system
nilai.
b. System politik Indonesia adalah kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk
proses penentuan tujuan, upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan,
seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.
c. System politik Indonesia berlaku diindonesia, baik seluruh proses yang utuh
maupun sebagian. System politik diindonesia dapat menunjuk pada system yang
pernah berlaku diindonesia, yang sedang berlaku diindonesia, atau yang berlaku
selama berdirinya Negara Indonesia sampai sekarang.
d. System politik Indonesia berfungsi sebagai mekanisme yang sesuai dengan dasar
Negara, ketentuan konstitusional juga memperhitungkan lingkungan masyarakat
secara real.
Banyak factor yang dapat memengaruhi system politik Indonesia, diantaranya
factor lingkungan, social budaya dan kondisi ekonomi suatu Negara. Pengaruh
tersebut membentuk perilaku politik dalam masyarakat dan Negara, baik pemegang
kuasaan maupun yang dikuasai dan dikendalikan oleh kekuasaan yang ada oleh
karena itu, David Easton mengatakan bahwa system politik adalah kehidupan politik
yang merupakan system interaksi yang ditentukan oleh faktor yang berhubungan
dengan menyebaran nilai-nilai secara otoritatif dalam masyarakat.

B. ADMINISTRASI NEGARA

1. Pengertian Administrasi Negara


Administrasi berasal dari bahasa Yunani adminstrare yang bermakna melayani,
membantu dan memenuhi. Dalam bahasa inggris dikenal perkataan “administration”
yang sebenarnya juga berasal dari bahasa Yunani: AD yang berarti intensif dan
ministrare yang berarti melayani. Secara etimologis dapat disimpulkan bahwa
administrasi berarti melayani secara rapi dan sempurna.
Adapun administrasi dalam ari sempit dimaksudkan sebagai tata usaha atau
office work , yakni pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dnegan surat-menyurat,
dokumentasi, pendaftaran atau registrasi, dan soal-soal kearsipan.
Di negara Belanda, administrsi disamakan dengan pengertian bestuur, tetapi di
indonesia perkataan “bestuur” mempunyai pengertian tertentu dalam kegiatan,
misalnya pamong praja dan lain-lain.
Dalam pengertian luas, administrasi dapat dilihat dari tiga sudut, hingga
mencangkup pula tiga pengertian, yaitu dari sudut proses, fungsi, dan kelembagaan.

3
a. Dari sudut proses, administrasi merupakan keseluruhan proses pemikiran,
pengaturan, penentuan tujuan hingga pelaksanaan kerja sehingga tujuan yang
dimaksudkan tercapai.
b. Dari sudut fungsi, administrasi merupakan keseluruhanaktivitas yang secara sadar
dilakukan oleh setiap orang atau sekelompok orang yang berfungsi sebagai
administrator atau pemimpin. Dalam kegiatan tersebut terdapat berbagai macam
tugas (fungsi) kerja, misalnya tugas perencanaan, tugas pengorganisasi, tugas
menggerakan, tugas mengawasi, dan sebaginya.
c. Dari sudut kelembagaan administrasi, administrasi di tinjau dari manusia-
manusia, baik secara perseorangan maupun kolektif yang menjalankan kegiatan-
kegiatan guna mencapai hasil, sesuai dengan tujuan yangtelah ditetapkan. Orang-
orang itu sendiri atas empat golongan yaitu:
a) administrator : orang yang menentukan dan mempertahankan tujuan;
b) manajer : orang yang langsung memimpin pekerjaan kearah tercapainya hasil
yang nyata;
c) pembantu ahli (staf) : terdiri atas para ahli dalam setiap bidang, selaku
penasihat (brain-trust) dan berfungsi di bidang pemikiran.
d) karyawan : para pelaksana dan pekerja yang digerakkan oleh manajer untuk
bekerja, guna menghasilakn sesuatu sesuai dengan tujuan.
Untuk mengetahui hakikat administrasi lebih jauh, ada baiknya kita menelaah
definisi adminitrasi sebagimana dikemukakan oleh sejumlah ahli, antara lain sebagai
berikut:
a. Administrasi dapat dirumuskan sebagai pengorganisaian dan penjurusan sumber-
sumber dan bahan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Jhon M. Pliffner).
b. Administasi adalah suatu proses yang terdapat secara umum dalam segala usaha
kelompok manusia, usaha negara atau swasta, usha kecil ataupun besar (Leonard
D.White).
c. Administrasi adalah pedoman kepemimpinan dan pengawasan usha suatu
kelompok orang-orang ke arah pencapaian tujuan bersama (william H. Newman).
d. Administrasi adalah proses dan tata kerja yang terdapat pada setiap usaha: usaha
kenegaraan atau swasta, usaha sipil atau militer, usaha besar, atau kecil. (S.
Prajudi Atmosudirjo).
e. Administrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua
orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionlitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Sondang P. Siagian).
f. Administrasi adalah segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam setiap
usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu (The Liang
Gie).
g. Administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja untuk mecapai tujuan yang telah
ditetapkan (Soekarna K.).
Sungguhpun terdapat perbedaan perbedaan redaksional dalam ungkapan para
ahli administrasi dan pengarang, pada prinsipnya mempunyai maksud dan tujuan yang
sama.

4
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor terjadinya
administrasi ialah:
1) Kelompok orang : beberapa orang yang sepakat unttuk bekerja sama dalam usaha
mencapai tujuan bersama.
2) Kerja sama : rangkaian perbuatan yang dilakukan bersama secara teratur dua
orang atau lebih
3) Tujuan : nilai hajat hidup manusia, baik dalam bentuk fisik, material maupun
dalam bentuk mental spiritual.

2. Administrasi Negara Indonesia


Penggunaan ilmu dan teknologi dari luar dan penyesuaiannya dengan budaya
Indonesia, dan selanjutnya pembangunan ilmu dan teknologi dari bahanbaku
intelektual Nusantara, dapat menghasilkan sosok administrasi indonesia. Dengan
demikian, bangsa indonesia harus mampu meningkatkan posisi dan perannya dari
konsumen atau peniru menjadi juga produsen dan pengekspor ilmu dan teknologi.
Administrasi Indonesia (nasional) adalah sebagai berikut.
a. Administrasi ideal. Dalam hubungan ini, penghayatan dan pengalaman Pancasila
tidak lain dari administrasi Indonesia.
b. Tujuan. Administrasi nasional berartiadministrasi urusan dalam dan luar negeri
yang ditujukan untuk kepentingan nasional. Motif penyebaran ilmun daministrasi
kedunia ketigasesungguhnya tidak semata-mata demi ilmu atau perikemanusiaan,
tetapi digerakan oleh upaya untuk mengamankan dan mengefektifkan bantuan
luar negeri maju kepada dunia ketiga.
c. Ruang lingkup. Istilah nasional juga menunjukan ruang lingkup administrasi di
indonesia dalam arti, setiap kegiatan yang ,enyangkut semua bidang kehidupan
bangsa, negara, dan masyarakat perlu di administrasikan dengan sebaik-baiknya.
Bahkan, organisasi masyarakat yang bersifat sukarela pun perlu
diadministrasikan. Dimana ada keputusan atau ketetapan, disana diperlukan
administrasi; dimana ada kebijaksanaan, disana diperlukan kehadiran
administrasi.
d. Gerakan. Administrasi harus menjadi gerakan nasional. Isu tentang perlunya
peningkatan efisiensi disegala bidang kehidupan masyarakat, bangsa, negara
yang di akhir – akhir ini tengah diartikulasika, sebenarnya tidak lain dari
pengungkapan betapa perlunya gerakan nasional dibidang administrasi.
e. . Produk. Administrasi nasonal berarti juga administrasi yang made in Indonesia, dengan
bahan baku dari dalam negeri.
f. Usaha. Knep nasioal berkaitan dengan semangat nasionalisme.
g. Adminisratif atau usaha untuk mempribumkan administrasi. Upaya ni berkaitan denga n
budaya administrasi suatu bangsa, yaitu identifkasi, orientasi, dan persepsi masyaakat
Indnesia terhadap mekanisme pelakanaan sesuatu yang given terhadap norma dan nlai
yang menguasai proses berfungsinya mekansme tersebut ( Moelyart Tjokrowinoto, 1977
; 26 )
h. Peayanan, perawatan, dan pengusahaan. Ketiga konsep ini merpuakan salinan rtiga
konsep yang dikena dibdang manajemen, yaitu sevivce, stewardship, dan

5
entrepreneurship. Didaam diri steward harus ada kesadaran bahwa segala sesuatu yang
berada di bawah kekuasaan bukan miiknya, dan kesediaan untuk merawat, memelihara,
bahkan membiakan kekayaan orang lan yang dititpkan kepadanya. Sikapnya haruslah
seorang steward: jika kapal tertimpa becana, dialah yang terakhir menyelamatkan diri,
itupum jika kesempatan untuk itu ada. Konsep stewardship dianggap tepat digunakan
untuk menunjukan posisi pemerintah menurut pasal 33 UUD 1945.
i. Keusahawanan (entrepreneurships) menunjukan kemampuan untuk menggapai sukses.
Glosari manajemen mendefinisikan konsep itu sebagai kemampuan untuk mewujudkan
ide menjadi kenyataan, kemustahil,an menjadi kemungkinan, dan tantangan menjadi
peluang.
j. Pola prilaku bangsa. Administrasi Indoinesia adalah poila prilaku bangsa indoinesia.
Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar ilmu adminstrasi ialah
timbulnya kesadaran akan pentngnya administrasi dan kesediaan tiap anggota masyarakat
untuk menjadikan pola priaku, baik masyarakat maupun individu

Setiap Negara-negara didunia memiliki struktur pemerintahan ataupun sistem


pemerintahan dalam penyelenggaraan kebijakan dan mengukur kualitas pelayanan
yang diberikan suatu Negara kepada warganya. Setiap sistem maupun detail
pemerintahan yang dianut di dalam suatu Negara tidak serta-merta timbul dengan
sendirinya, melainkan diadaptasi dari pemikiran-pemikiran para ilmuwan yang
kemudian diterapkan di masing-masing Negara sesuai dengan latar belakang suatu
bangsa dan kepribadian bangsa di dalam suatu Negara tersebut. Latar belakang
masyarakat Indonesia yang majemuk (multikultural) mempengaruhi sistem
administrasi maupun pemerintahan di indonesia. Sebelum penulis membahas lebih
jauh sistem pemerintahan di Indonesia, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu
mengenai sistem administrasi itu sendiri.

Jadi, sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian, yang kait-mengait
satu sama lain. Bagian atau anak cabang dari suatu sistem, menjadi induk dari
rangkaian selanjutnya. Begitulah seterusnya sampai pada bagian terkecil. Rusaknya
salah satu bagian akan mengganggu kestabilan sistem itu sendiri secara keseluruhan.
Jadi sistem admnistrasi Negara merupakan Keseluruhan penyelenggaraan
pemerintahan Negara yang melibatkan segenap aparatur Negara, sumber daya dan
sumber dana dalam rangka mencapai tujuan negara dan tujuan pemerintah. Dari
definisi ini, maka gejala-gejala administrasi negara dapat kita temui disemua
tingkatan dan semua jajaran pemerintahan. Sistem Administrasi Negara pada dasarnya
hanya merupakan suatu model. Selanjutnya sistem administrasi negara Indonesia
dapat diartikan baik secara luas maupun secara sempit. Kedudukan administrasi
publik yang berorientasi pada prinsip-prinsip manajemen tersebut kemudian terus
berkembang, terutama ketika beberapa ilmuwan dan cendekiawan menyatakan bahwa
administrasi publik pada hakekatnya memiliki fungsi mengurusi organisasi dan
manajemen pemerintah dalam melaksanakan kekuasaan politiknya, termasuk dalam
proses penentuan kebijaksanaan politik.

Pada hakekatnya dilihat dari segi unsur-unsur yang mempengaruhi, suatu


sistem administrasi negara-negara di dunia dapat dikatakan hampir sama satu dengan
yang lainnya. Demikian juga sistem administrasi negara Indonesia tidaklah jauh
berbeda dengan sistem administrasi negara yang lain, yakni suatu sistem administrasi
negara yang memiliki unsur-unsur dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Namun
demikian karena tidak ada sistem administrasi negara yang persis sama antara negara

6
yang satu dengan negara yang lain, maka sistem administrasi negara Indonesia dalam
eksistensinya juga berbeda dengan sistem administrasi negara lainnya.

Trend lain dari pertumbuhan administrasi publik adalah terbentuknya berbagai


asosiasi administrasi publik baik secara nasional maupun internasional. Akhirnya,
bersamaan dengan berkembangnya berbagai masalah sosial dan ekonomi di tengah
masyarakat dunia pada tahun 80-an, terlihat gejala-gejala akan munculnya suatu
paradigma baru administrasi publik yang berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan
masyarakat. Dalam arti luas administrasi negara adalah kegiatan negara dalam
melaksanakan kekuasaan politiknya. Pengertian tersebut telah diuraikan pada bagian
atas, yaitu menyangkut kegiatan keseluruhan lembaga negara. Sedangkan dalam
pengertian sempit, administrasi negara adalah kegiatan pemerintah (eksekutif) dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa dalam
arti yang luas administrasi negara menyangkut kegiatan keseluruhan lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam menyelenggarakan kegiatan kenegaraan,
sedangkan dalam arti sempit administrasi negara menyangkut kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan oleh eksekutif (pemerintah), yang tentu saja di dalam
proses penyelenggaraan pemerintahan tersebut melibatkan keseluruhan masyarakat
dengan memperhitungkan kemampuan pendanaannya.

C. hubungan politik dan administrasi Negara

1. Pengaruh hubungan politik dan administrasi Negara


Pengaruh administrasi Negara terhadap system politik dapat ditelurusi bertitik
tolak pada maklumat Pemerintah 3 November 1945 yang berisi anjuran Pemerintah
tentang pembentukan partai-partai politik. Partai-partai politik yang secara resmi
berdiri setelah maklumat tersebut ialah : Masyumi, PKI, PBI (Persatuan Buruh
Indonesia), Partai Rakyat Jelata, Parkindo, PSI, Partai Rakyat Sosialis, Partai Katolik,
Permai (Partai Rakyat Marhaen Indonesia) dan PNI. Dalam prkembangan selanjutnya
jumlah partai tersebut bertambah baik karena berdirinya partai baru maupun karena
pecahnya partai-partai yang telah ada. Sampai akhirnya pada Pemilihan Umum tahun
1955 jumlah tersebut mencapai jumlah lebih dari 27 partai. Setelah DPR terbentuk
yang terdiri dari wakil-wakil partai politik yang demikian banyak jumlahnya maka
dibentuklah fraksi-fraksi yang jumlahnya disederhanakan menjadi 19, karena ada
penggabungan wakil-wakil beberapa partai kecil kedalam satu fraksi.31) Dengan
system kepartaian yang demikian itu oleh Pemerintah dirasakan kurang dapat
menjamin kesatuan dan persatuan Nasional dalam Rangka mengejar cita-cita bangsa.
Berdasarkan Penetapan President No.7 tahun 1959 tentang syarat-syarat dan
penyederhanaan kepartaian, sehingga hasilnya jumlah partai-partai berkurang,
walaupun jumlahnya masih cukup banyak yaitu 10 partai.
Pada perekembangan selanjutnya dalam percaturan politik muncullah
golongan-golongan fungsional (buruh, tani, dan lain-lainnya) yang kemudian
membentuk Sekretariat Bersama Golongan Karya. Dalam rangka pemurnian wakil-
wakil golongan fungsional dalam DPRD yang berafiliasi dengan partai-partai tertentu
diberhentikan dan digantikan oleh mereka yang tidak berafiliasi dengan partai
tertentu.

7
Dengan partai politik yang sekian banyaknya dirasakan masih belum dapat menjamin
kesatuan dan persatuan nasional terutama dalam menunjang usaha-usaha
pembangunan. Maka oleh Administrasi Negara dilakukan usaha-usaha selanjutnya
untuk menyederhanakan jumlah partai-partai. Setelah dilakukan pembahasan yang
mendalam maka disetujui oleh administrasi Negara, bahwa akan dilakukan fusi antara
partai-partai yang berdasar islam kedalam satu partai, demikian pula sisa partai
lainnya juga akan berfusi ke dalam satu sehingga terdapat dua partai dan Golongan
Politik dan Golongan Karya. Kedua Parpol tersebut ialah Partai Persatuan
Pembangunan (P3) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Dengan demikian
tercapailah suatu system politik seperti sekarang yang diwujudkan karena pengaruh
dari administrasi Negara, jajaran Departemen Dalam Negeri.

Agar supaya system kepartaian dapat berlangsung maka Pemerintah melalui


administrasi Negaranya melakukan pembinaan, antara lain : dengan memberikan
bantuan keuangan dan sarana-sarana lainnya agar pengurus dapat menjalankan “roda”
partai, memberikan bantuan bantuan jasa-jasa baik mengatasi masalah-masalah intern
partai-partai yang lain dan sebagainya. System politik yang demikian ini kiranya lebih
cocok dengan ideology Nasional Pancasila yang berpangkal tolak dari paham
kekeluargaan dan gotong royong. Dengan tiga kekuatan social politik lebih
memperlihatkan paham kekeluargaan dan gotong royong dibandingkan dengan 10
apalagi lebih dari 25 kekuatan social politik.

2. Administrasi negara sebagai ilmu politik (1950-1970)

Sebagai akibat dari perhatian dan kritik-kritik konseptual yang mengalir,


administrasi negara melompat kebelakang dengan serta-merta ke dalam induk disiplin
ilmu politik. Hasilnya adalah diperbaharuinya kembali penentuan lokus, yaitu
birokrasi pemerintah, tetapi dengan demikian kehilangan fokusnya. Haruskah
mekanisme pembuatan anggaran dan kebijaksanaan umum pegawai dikaji secara
tersendiri?atau, haruskah para ahli administrasi negara mempertimbangkan skema
filosofi utama administrasi platonist (mereka menyebut platon sebagai seorang
ilmuwan politik) seperti paul Appleby? Atau, haruskah mereka,sebagaimana
dikemukakan oleh simon, menggali penyelidikan yang cukup baru, seperti sosiologi,
administrasi niaga, psikolog sosial yang mereka hubungkan untuk analisis
administrasi, dan pembuatan keputusan? Singkatnya tahap penentuan ini, sebagian
besar usaha untuk menetapkan kembali kaitan-kaitan konseptual antara administrasi
negara dan ilmu politik.

Perbandingan administrasi, sebagaimana diterangkan ferrel heady,memusatkan


pada lima “ permasalahan motivasi” sebagai kegiatan ilmiah, yaitu pencarian
teori;dorongan badi aplikasi praktis;sumbangan bagi peluasan perbandingan
politik;perlunya penelitian yang terlatih dalam tradisi hukum administrasi;dan analisis
perbandingan berbagai masalah administrasi yang ada. Banyak karya tentang
perbandingan administrasi negara yang berkisar ide-ide fred w.Rrigges, yang

8
“menangkapa”(meminjam penilaian henderson) awal kepentingan amerika akan
administrasi negara di negara-negara sedang berkembang, akhirnya menjadi
pengarang yang sangat produktifdan banyak memberikan sumbangan kepada
perkembangan teori perbandingan administrasi negara pada tahap-tahap awal
perkembangan. Mulai 1960-1970, saat bidang ini mendominasi administrasi negara,
Riggs menjabat sebagai ketua kelompok perbandingan administrasi.

Maksud riggs dan perbandingan administrasi negara yang pada umumnya


menggunakan bidang mereka sebagai sarana perdebatan dan penguatan teori
administrasi negara. Dengan meminjam terminologi riggs, perbandingan administrasi
negara harus bersifat empiris, nomotetis, ekologis, dan lebih kurang, faktual dan
ilmiah, dapat di genaralisasikan, sistematis dan nonparokial. Dalam penekanan
demikian selalu ada kuantum jarak dalam tingkatan KPA bagi kajian-kajian yang
semata-mata berdasarkan pada pengalaman amerika.

Disamping kenyataan bahwa perbandingan administrasi negara mempunyai


masalah disiplin ilmu, yang sekurang-kurangnya sejajar kalau tidal lebih tinggi,
dibanding dengan administrasi negara lainnya, ada ketegangan ganda dalam
pelaksanan yang berlawanan dengan tujuan sepektrum analisis perbandingan
administrasi negara yang menimbulkan berbagai permaslahan integrasi konseptual.
Tekanan pertama berasal dari administrasi negara dan dan yang kedua berasal dari
ilmu politik.

Administrasi negara mempunyai dua perbedaan dan masing-masing


mempunyai kajian subbidangnya. Bidang yang lebih beasar, nyata dan jelas dipagari
batasbudaya. Bertahannya parochialisme administrasi negara amerika mempunyai
banya kesamaan dengan parochialisme ilmu-ilmu yang mendasarkan pendekatan
tingkh laku pada umumnya, mengandung empat pemikiran pokok:

1. Semua teori empiris meletakan nilai-nilai ilmu sebagai pedoman pelaksanaan


metode ilmiah,
2. Pemikiran pokok masalah kajian selalu mencerminkan sosialisasi penelitian di
dan untuk masyarakat,
3. Karena manusia merupakan objek studi di dalam ilmu-ilmu yang menganut
pendekatan tingkah laku, nilai-nilai, sudut pandang, dan budaya harus
dimasukan sebagai bagian dari teori yang dikembangkan, khususnya sebagai
pariabel interpensi (intervene-tioning variables) di dalam analisis
korelasional,
4. Di dalam praktik, penggunaan teori dan data administrasi negara tidak dapat
tidak, harus di garis batas budaya .

Perbedaan kedua bahwa administrasi negara pada umunya dengan


perbbandingan administrasi khususnya, mempunyai masalag pertentangan antara
praktik dan teori. Dari awal, administrasi negara di amerika serikat berusaha
"berorientasi praktis" dan terlibat dengan "dunia nyata". Sementara itu perbandingan

9
administrasi negara dari awal berkecimpung dengan "pembangunan teori" dan
mencari ilmu pengetahuan demi ilmu oengetahuan itu. Kepercayaan oada keilmiahan
semakin menjadikan tanda yang tidak baik bagi subbidang ini. Juru bicara ketua
bidang keuangan KPA, ford foundation, menyebutkan, "semua kegiatan berteori dan
kajian ini akan berarti" memajukan praktik administrasi negara, dan tiada seorang pun
dalam perbandingan administrasi benar benar menjawabnya. Dalam kenyataannya,
pokok masalah yang dominan diantara anggota KPA (meskipun dengan kurang tegas
diantara kalangan yang terlibat dalam pembangunan administrasi) tampak menjadi
tongkat bagi senjata intelektual mereka, dan terus membangun teori sebagaimana
yang dipersepsikan. Suatu survei keanggotaan KPA menunjukan bahwa:

Mungkin ridak mengejutkan, ford foundation menghentikan bantuannya


kepada KPA pada 1971. Ketegangan antara ilmu politik dan perbandingan
administrasi negara karena kurang diidentifikasinya sumber. Meskipun ada tumpang
tindih yang jelas antara perbandingan administrasi negara dan politik khususnya
tingkat kesejajaran perkembangan kedua subbidang tersebut, umur rata-rata para
partisipan, dan kemiripan pandangan dan tujuan, kedua bidang kajian tersebut pada
dasarnya tetap terpisah. Sebagaimana dilihat oleh Waldo;

Meskipun terkadang ada konferensi dan panel bersama, keduanya tetap


terpisah dan tidak banyak saling meminjam. Mahasiswa administrasinegara
mendapatkan "model" yang paling bergengsi dari perbandingan politik yang
secara konseptual salah atau tidak relevan, dan hal ini juga berlaku
sebaliknya, bagi mahasiswa perbandingan politik?

Karena mendasarkan pada spekulasi belaka, boleh jadi, disebabkan kemiripan


perbandingan administrasi negara dengan perbandingan politik dalam masalah lokus,
fokus, metodologi, dan nilai-nilai, kalangan ahli perbandingan administrasi negara
bergelut dalam ketiadaan identitas konseptual yang seharusnya mereka bekerja sama
dengan para ahli perbandingan politik; suatu pengamatan yang boleh jadi
mengandung butir kebenaran. Akan tetapi, identitas apapun, bagi kedua subbidang
tersebut, selalu sukar di pahami. Sebagai subbidang studi, perbandingan administrasi
negara adalah produktif dan aktif; laporan-laporan kematiannya prematur, meskipun
perkembangan bidang ini telah sampai pada titik kritis, meskipun pada 1969 KPA
telah menerima anggota lebih dari 500. Pada 1973, kelompok ini di bubarkan dan
disatukan dengan komite Internasional Masyarakat Amerika mengenai administrasi
negara, sehubungan dengan itu, jurnal utamanya, the journal of comparative
administration dibubarkan, setelah lima tahun penerbitannya.

Mungkin Golembiewski yang paling baik mengikhtisarkan dilema (atau apa


yang ia sebut "fiksasi") perbandingan dan pembangunan administrasi pada
1970-an, "administrasi harus memberi perhatian penuh pada kenyataan
bahwa kegagalan perbandingan administrasi pada pokoknya disebabkan tidak
lain dari pengalaman kegagalan yang di paksakan sendiri. Ia meletakan

10
tujuan yang tidak bisa di capai, yaitu pada pemulanya, dan tetap memilih
untuk mencari model dan teori yang komprehensif untuk mendefinisikan diri".

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Politik merupakan dimensi penting dalam administrasi Negara. Politik dan
administrasi Negara seumpama dua kali sisi dari keping mata uang. Politik perumus
strategi Negara dan administrasi Negara implementor strategi tersebut. Politik tanpa
administrasi Negara hanya sekedar jargon dan jani-janji, sebaliknya administrasi
Negara tanpa politik seperti mobil yang berjalan tanpa arah tujuan. Karena itu, perlu
dimengerti apa pengertian dan fungsi politik dan administrasi Negara, dan perdebatan
seputar hubungan administrasi Negara dengan politik yang telah menjadi masalah
klasik dalam ilmu administrasi Negara.
Pengaruh politik terhadap administrasi Negara telah berjalan cukup lama sejak
orde lama hingga orde reformasi sekarang ini sehingga menimbulkan terjadinya
dikotomi politik dministrasi Negara, hal ini menunjukan tingkat spesialisasi dan
profesionalisasi para penyelenggara Negara tidak berpihak kepada kepentingan
public, yang seharusnya menjadi tujuan pokok dalam setiap penyelenggaraan system
administrasi Negara dan system politik dinegara kita.

B. Saran
Munculnya dikotomi politk administrasi merpakan adanya koreksi terhadap
burruknya pemerinahan, untuk itu agar tidak terjadi dikotomi politik adminstrai perlu
adanya pemahaman yang lebih mendalam tentang peranan masing-masing para
penyelenggara negara, baik yang menjalankan fungsi legislatif, eksekutif maupun
yudikkatif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bapak Sahya Anggara – Ilmu Administrasi Negara

Dr. Sahya Anggara. M.Si – Sistem Politik Indonesia

Miftah Toha – Ilmu Administrasi Negara Kontemporer

Ali Mufiz – Pengantar Ilmu Administrasi Negara

https://www.gogle.co.id/amp/s/dokumen.tis/amp/documents/tugai-1-makalah-tentang-
hubungan-administrasi-negara-denganpolitk.html

https://salwansoean.blogspot.com/2016/5/makalah-huunga-administrasi-negara.html?m=1

http://administrasinegaragirlish.blogspot.com/2015/12/hubungan-ilmu-administrasi-
negara.html?m=1

https://dokumen.tips/amp/documents/tugai-1-makalah-tentang-hubungan-administrasi-
negara-dengan-politik.html

https://contohmakalahdocx.blogspot.com/2016/11/contoh-makalah-hubungan-
administrasi.html?m=1

http://ziaulmuhammad.blogspot.com/2016/02/birokrasi-dan-politik-di-indonesia.html?m=1

http://noviandycamdra.blogspot.com/2014/10/hubungan-birokrasi-dan-politik.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai