Anda di halaman 1dari 22

A.

Pengertian Sistem Muskuloskeletal


Sistem muskuloskeletal adalah penunjang bentuk tubuh dan pengurus
pergerakan.
(Setiadi, Dasar-dasar anatomi dan fisiologi manusia, 2016)

Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan


tubuh dapat bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak
sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma
ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau
sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek. Dengan
kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu
(berkontraksi).

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari


otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot
adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi
kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian
tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.

(Syaifuddin, anatomi fisiologi, 2014)

Otot merupakan sekelompok serabut-serabut otot yang tersusun rapih.


Setiap serabut otot terdiri atas dua jenis miofilamen, yaitu:
1. Miofilamen tebal, yang dibentuk oleh protein myosin.
2. Myofilamin tipis, yang dibentuk oleh protein aktin.

Otot memiliki 3 kemampuan khusus, yaitu:

1. Kontraktibilitas, yaitu kemampuan untuk berkontraksi/memendek


2. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan melakukan gerakan kebalikan
akibat kontraksi
3. Elastisitas, yaitu kemampuan untuk kembali ke posisi semula,
setelah berkontraksi atau disebut relaksasi
4. Eksitabilitas, serabut otot akan merespon dengan kuat jika
distimulasi oleh impuls saraf
(Setiadi, Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia,2016)

Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam


berbagai bentukuntuk memperoleh fungsi sistem muskuloskeletal yang
optimal.
(Sweltzer S.C. Dan Bare B.G 2012)
B. Fungsi Sistem Muskuloskeleteal
Fungsi dari sistem muskuloskeletal terdiri dari:
1. Memberikan bentuk tubuh
2. Penyangga berat badan
3. Tempat penyimpanan mineral kalsium dan fosfor
4. Melindungi organ penting
5. Sebagai alat gerak pasif
6. Memproduksi sel darah

FungsiTulang, Sendidan Otot


a. Fungsitulang
1. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk pada rangkaMisal tulang
tengkorak memberi bentuk pada wajah.
2. Melindungi organ organ tubuh seperti kranium (tulang otak) melindungi
otak,tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru
3. Pergerakan
4. Misal tulang dan otot merupakan alat gerak yang berkaitan erat. Tulang
tidakdapat bergerak bila tidak dapat digerakan otot. Karena tulang tidak
dapatbergerak dengan sendirinya tanpa bantuan otot sehingga tulang sebagai
alatgerak pasif dan otot sebagai alat gerak aktif (karena sebagai
penggeraktulang).
5. Tempat melekatnya otot untuk pergerakan tubuh
6. Gudang menyimpannya mineral seperti kalsium dan hematopoesisKalsium
berfungsi untuk mencegah osteoporosis dan melancarkan peredaran darah
sedangkan hematopoesis adalah pembentukan komponen sel darahdimana
terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secaraserentak.
b. Fungsisendi
Fungsi utama sendi adalah untuk memberikan fleksibilitas dan pergerakan
pada tempatnya, juga sebagai poros anggota gerak. Ada beberapa sendi dalam
tubuh yang hanya memberikan sedikit pergerakan, namun tetap saja sangat
berfungsi untuk memberikan kestabilan pada tubuh kita.
c. Fungsiotot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot
berkontraksi bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu
rangkaian rangsangan berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan
pertama dan rangsangan ketiga memperkuat rangsangan kedua . Dengan
demikian terjdilah ketegangan atau tonus yang maksimum . Tonus yang
maksimum terus – menerus disebut tetanus. Selanjutnya, ada 2 tipe otot,
yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah kaya akan suplai darah,
mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan senyawa
seperti hemoglobin yang mampu mengikat O2 dan menyimpannya di dalam
otot. Otot merah juga mengoksidasi asam lemak untuk memeperoleh energi.
Sebaliknya, otot putih memiliki sedikit darah, mitokondria, dan mioglobin.
Akan tetapi, otot putih terspesialisasi untuk melakukan pernapasan anaerobik
untuk menghasilkan energi tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi meskipun
cepatlelah.

C. Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal


Muskuloskeletal terdiri dari:
 Muskulo/Otot: Otot, tendon dan ligament
 Skeletal/Rangka: Tulang dan sendi
1. Muskulo/otot
1) Otot

Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang


tugas utamanya kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk
memindahkan bagian-bagian tubuh & substansi dalamtubuh.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya
menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut
disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi
otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang
membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.

(Syaifuddin, anatomi fisiologi, 2014)

Sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi


sebagai alatgerak aktif yang menggerakkan tulang.
(Setiadi, Dasar-dasar anatomi dan fisiologi manusia, 2016)
Menurut bentuk serabutnya, maka dibagi menjadi otot serabut sejujur,
otot bentuk kipas, otot bersirip. Menurut jumlah kepalanya maka dibagi
menjadi otot biseps, otot triseps dan otot quadriceps dan menurut
pekerjaannya maka dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Otot sinegris, yaitu otot yang dalam pekerjaannya bekerja secara
bersama-sama, yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama
berkontraksi dan sama-sama berelaksasi.
2. Otot antagonis, yaitu otot yang dalam pekerjaannya secara
berlawanan, jadi yang satu berkontraksi dan yang lain relaksasi
3. Otot adduktor, yaitu otot yang menggerakan anggota kejurusan
tubuh (mendekat) tubuh
4. Otot abduktor, yaitu otot yang bekerja menggerakan anggota
menjauhi tubuh
5. Otot fleksi, yaitu otot yang bekerja membengkokan sendi tulang
atau meliput sendi
6. Otot ekstensor, yaitu otot yang bekerja meluruskan kembali sendi
tulang kepada kedudukan semula
7. Otot pronator, yaitu dimana ulna dan radial dalam keadaan
menyilang
8. Otot endorotasi, yaitu memutar kedalam
9. Otot eksorotasi, yaitu memutar keluar
10. Otot dilutasi, yaitu memanjangkan otot
11. Otot kontraks, yaitu memendekan otot
(Setiadi, Dasar-dasar anatomi dan fisiologi manusia, 2016)

Fisiologi Pergerakan Otot


a. Motor Unit (Unit Pergerakan)
Kontraksi dan relaksasi otot di atur oleh susunan saraf pusat melalui
serabut-serabut saraf motoriknya. Tempat lekat cabang-cabang saraf
motorik pada serabut otot disebut neuro-muscular junction, ia merupakan
penghantar kimiawi (neuro transmitter) asetil kholin maupun adrenalin
untuk eksitasi serabut otot.
Jaringan saraf terdiri dari neuron atau sel saraf dan serat-serat sel saraf.
Fungsi dari sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsangan atau tanggapan. Sel-sel yang terspesialisasi untuk kontraksi,
yang mengandung protein, yaitu mengandung protein kontraktil yang
dapat berubah dalam ukuran panjang dan memungkinkan sel-sel untuk
memendek. Sel-sel tersebut sering disebut serabut-serabut otot.
b. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi akibat ketidakseimbangan kebutuhan
energi (ATP) untuk aktifitas (kontraksi) otot dengan suplai O2 dan
glukosa oleh aliran darah bagi proses glukolisis aerobik di
mithokondria sel-sel otot.
Terpaksa otot menggunakan glukolisis anaerobic untuk
memenuhi tuntutan aktifitasnya dan tersisahlah asam laktat yang
merupakan racun bagi otot dan timbul kelelelahan.
Hutang oksigen ini harus dibayar setelah aktifitas selesai
untuk memproses perubahan asam laktat dan menggantikannya
dengan glikolisis aerobic yang tanpa zat sisa penyebab kelelahan
otot.
c. Kaku Jenazah
Pada keadaan hidup, pergeseran (sliding) ikatan aktin
myosin pada kontraksi dan relaksasi terjadi karena selalu tersedia
ATP dalam otot sebagai sumber energi sesaat setelah orang
meninggal dunia, maka serabut-serabut masih didapati ATP, dan
masih bisa menghasilkan ATP dari sisa Glukosa dan oksigen
setempat sampai akhirnya sel-sel otot juga mati.
Selama masih tersedia ATP, jenazah masih lemas untuk
digerakkan secara pasif, beberapa jam kemudian ATP akan habis
dan terjadilah kaku jenazah karena ikatan aktin myosin tidak dapat
dilepaskan.
Bila beberapa waktu kemudian jenazah dapat kembali
melemas, bukan berarti ada ATP lagi, tetapi ini terjadi akibat
proses denaturasi protein-aktin-myosin karena proses pembusukan
jaringan jenazah
d. Kontraksi Otot
Menurut fitranya, keberadaan otot tubuh untuk bergerak.
Maka seyogyanya otot tetap terlatih untuk aktifitas fisik atau gerak.
Jika otot terlalu lama tidak digunakan akan mengalami penurunan
tonus (kekenyalan), otot menjadi lembek konsistensinya. Keadaan
ini disebut hipotonus (tonus menurun) bahkan bisa terjadi atonus,
sama sekali lembek.
Ditinjau dari ukurannya otot menjadi hipotropi (ukuran
mengecil), bahkan atropi jika tidak sering digunakan untuk
bergerak. Otot yang tetap terlatih untuk pergerakan mempunyai
kekenyalan yang baik, dan ukuran yang normal (eutropi), bahkan
otot yang banyak digunakan atau dilatih dapat menjadi hipertropi
(ukurannya lebih besar).
Pada kebanyakan aktifitas sehari-hari seperti berjalan, lari
bernafas, mengangkat benda dan lain-lain merupakan aktifitas otot
yang menghasilkan pergerakan. Dalam hal ini ukuran otot akan
lebih pendek dan dengan adanya persendian, titik inserto mendekat
ke arah origo. Kontraksi otot seperti ini disebut kontraksi istonik.
Ada suatu keadaan dimana kontraksi otot tidak
menghasilkan gerakan, tonus otot meningkat namun ukuran otot
tidak memendek. Misalnya mendorong tembok, mencoba
mengangkat beban yang sangat berat, gerakan ini disebut kontraksi
isometrik. Latihan kontraksi isometrik dipakai untuk memperbesar
dan memperkuat otot.
(Setiadi, Dasar-dasar anatomi dan fisiologi manusia, 2016)

Jenis-jenis otot:
a. Otot Rangka
Otot rangka melekat pada tulang atau rangka tubuh. Otot rangka
dinamakan demikian karena beberapa hal yaitu: (1) pergerakan, (2)
bentuk, (3) letak, (4) insersi, (5) jumlah divisi, (6) lokasi, (7) arah
serat.
Otot rangka terdiri atas banyak sel-sel individu yang disebut dengan
serat otot. Serat-serat ini diikat oleh lapisan tipis dari jaringan
penghubung fibrosa (fasia). Fasia juga memasuki otot,
memisahkannya dari bundel (fasikulus). Otot rangka melekat pada
tulang rangka menggunakan perpanjangan fasia yang sangat tipis atau
oleh tendon. Tendon (serat fibrosa) memberikan perleketan yang
lebih kuat pada tulang dibandingkan fasia.
(Joyce M.Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan medikal
bedah edisi 8 buku 3, 2014)

Merupakan otot lurik, volunter dan melekat pada rangka. Serabut otot
sangat panjang sampai 30cm, berbentuk silindris dengan lebar
berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron. Setiap serabut
memiliki banyak inti yang tersusun dibagian perifer. Kontraksinya
sangat cepat dan kuat.
Struktur mikroskopis otot skelet/rangka
 Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri
dari serabut-serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut
myofibril atau serabut otot.
 Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang
mempunyai banyak nukleus ditepinya.
 Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh
dengan bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk
silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
 Myofibril disusun oleh myofilament yang berbeda-beda
ukurannya yang kasar terdiri dari protein myosin dan yang
halus terdiri dari protein aktin /actin.
(Joyce M.Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan
medikal bedah edisi 8 buku 3, 2014)

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini
bekerja di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya
mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang
(isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk
silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat
berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali
- kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus
oleh fasia super fasialis. Gabungan otot berbentuk kumparan dan
terdiri dari bagian:
 Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
 Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat
otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai
berikut ini:
 Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak
berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi.
 Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang
bergerak ketika otot berkontraksi. Otot yang dilatih terus menerus
akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya jika otot tidak
digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi kisut atau mengalami
atrofi. Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan
halus. Masing – masing sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah.
Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh
saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya
pada: 1. Dinding saluran pencernaan 2. Saluran-saluran pernapasan 3.
Pembuluh darah 4. Saluran kencing dan kelamin.
Ciri-Ciri Otot Lurik :
 Bentuk selindris dengan garis gelap terang
 Melekat pada rangka
 Bekerja secara sadar dengan perintah otak
 Cepat dan mudah lelah
 Bentuk yang panjang dan memiliki banyak inti sel (multi sel)
 Mempunya pigmen mioglobin
 Inti sel yang berada di tepi
(Sabiston, Buku ajar bedah bagian 2,2012)

b. Otot Jantung
Otot jantung (miokardium) bersifat involunter dan hanya terdapat
pada jantung. Otot ini terdiri atas sel-sel otot yang bercabang dan
berlurik yang dihubungkan oleh taut imbas (gap junction). Gap
junction adalah hubungan antara sel-sel yang memungkinkan
terjadinya komunikasi secara listrik dan kimia. Otot jantung dikontrol
oleh faktor instrinsik, hormon dan sinyal dari sistem saraf otonom.
(Joyce M.Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan medikal
bedah edisi 8 buku 3, 2014)

Merupakan otot lurik. Disebut juga otot seran lintang involunter. Otot
jantung hanya terdapat pada jantung. Bekerja terus-menerus setiap
saat tanpa henti tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat,
yaitu setiap kali berdenyut.
Struktur mikroskopis otot jantung:

(Sabiston, Buku ajar bedah bagian 2,2012)

Otot jantung atau myocardium adalah otot yang bekerja secara terus
menerus tampa istirahat atau berhenti. Otot jantung merupakan
perpaduan antara otot lurik dan otot polos karna adanya persamaan
yang ada pada otot jantung misalnya, memiliki sisi gelap terang dan
inti sel yang berada ditengah. Otot jantung berfungsi dalam
memompa darah ke seluruh tubuh. Otot Jantung bekerja dibawah
kesadaran manusia saraf yang memengaruhi otot jantung adalah saraf
simpatik dan parasimpatik.
Ciri-Ciri Otot Jantung :
 Otot jantung yang berbentuk silindris
 Memiliki percabangan disebut sinsitium
 Otot Jantung terletak pada jantung
 Memiliki satu Inti sel yang berada ditengah
 Bekerja tampa kesadaran manusia
 Bekerja terus menerus dan tak membutuhkan istirahat

(Koes Irianto, anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa,2012)


c. Otot Polos
Otot polos tidak memiliki lurik yang terlihat. Berkontraksi secara
involunter dan terdapat pada dinding-dinding rongga organ (misalnya
saluran pencernaan, pembuluh darah, kandung kemih) dan area lain
(misalnya, mata). Otot ini dikontrol oleh sistem saraf otonomik,
hormon dan faktor intrinsik dari organ.
(Joyce M.Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan medikal
bedah edisi 8 buku 3, 2014)
Merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus,
serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan,
reproduksi, urinarius dan sistem sirkulasi darah. Serabut otot
berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini berukuran
kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai
0,5mm pada uterus wanita hamil. Kontraksinya kuat dan lamban.

(Setiadi, Dasar-dasar anatomi dan fisiologi manusia, 2016)

Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos
dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai
kehendak)/invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah
sel.Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada:
Dinding saluran pencernaan, Saluran-saluran pernapasan, Pembuluh
darah, Saluran kencing dan kelamin.
Ciri-ciri Otot Polos
 Waktu kontraksi antara 3 sampai 180 detik
 Bentuk dari otot polos seperti perahu
 Terletak pada organ dalam
 Memiliki satu inti sel yang berada ditengah
 Pergerakannya dari otot polos lambat, dan mudah lelah
 Dipengaruhi oleh saraf otonom
 Otot polos biasanya berada pada bagian usus, saluran peredaran
darah, otot di saluran kemih, Tidak diperintah oleh otak atau tidak
dipengaruhi oleh otak
(Joyce M.Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan medikal bedah
edisi 8 buku 3, 2014)

Menurut letaknya otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan sebagai


berikut:
1) Otot bagian kepala
Otot bagian kepala dibagi menjadi 5 bagian:
a) Otot pundak kepala dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
b) Otot wajah, yang dibagi menjadi sub-sub sebagai berikut:
c) Otot mulut/bibir dan pipi, yang terbagi atas:
d) Otot mengunyah yang terbagi atas:
e) Otot lidah terbagi atas:
2) Otot bagian leher
Otot bagia leher dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a) Muskulus platisma,
b) Muskulus sternokleido,
c) Muskulus longisimus kapitis,
3) Otot bagian bahu
Otot bahu hanya sebuah sendi saja yang membungkus tulang
pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar,
otot ini terbagi emnjadi:
a) Muskulus deltoid
b) Muskulus sub skapularis
c) Muskulus supraspinatus
d) Muskulus infraspinatus
e) Muskulus teres mayor
f) Muskulus teres minor
4) Otot bagian dada:
Otot ini terdiri atas:
a) Muskulus pektoralis mayor
b) Muskulus pektoralis minor
c) Muskulus sub klavikula
d) Muskulus seratus anterior
e) Otot dada sejati,
5) Otot bagian perut
6) Otot bagian punggung
7) Otot lengan atas
8) Otot lengan bawah
9) Otot bagian panggul
10) Otot tungkai atas
11) Otot tungkai bawah

2) Tendon
Tendon merupakan struktur sinovial silinder yang mirip dengan
bursae. Mereka ditemukan dimana tendon bersilangan dengan sendi
dan mungkin menyebabkan terjadinya gesekan yang konstan, seperti
pada terowongan karpal.

(Joyce M.Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan medikal


bedah edisi 8 buku 3, 2014)

Tendon adalah urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel yang
terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan
tulang dengan otot.

3) Ligament

Ligamen adalah ikatan dari jaringan fibrosa yang menghubungkan


tulang pada sendi dan memberikan stabilitas selama pergerakan.
Beberapa ligamen yang sering kali mengalami cedera adalah
ligamen korakohumeral dan glenohumeral yang mendukung lutut.

(Joyce M.Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan medikal


bedah edisi 8 buku 3, 2014)

Ligament adalah pembalut atau selulung yang sangat kuat yang


merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen.
Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.

Beberapa tipe ligamen:

 Ligamen tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan
ligamen kolateral yang ada di diku dan lutut. Ligamen ini
memungkinkan terjadinya pergerakan.
 Ligamen jaringan elastis kuning
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang
membungkus dan memperkuat sendi, seperti pada tulang
bahu dengan tulang lengan atas.

Fungsi sistem muskuler:


 Pergerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
 Penopang tubuh dan mempertahankan postur
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat
berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya
gravitasi.
 Produksi panas
Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas
untuk mempertahankan suhu tubuh normal.
2. Skelet/rangka

1) Tulang tengkorak
Susunan tulang:
 Tulang kepala/tengkorak
 Kerangka dada 25buah
 Tulang belakang dan pinggul 26buah
 Tulang anggota gerak atas 64buah
 Tulang anggota gerak bawah 62buah

a) Tulang Tengkorak
1. Tengkorak Otak
1.) Kubah Tengkorak, terdiri dari tulang-tulang:
 Os frontal/tulang dahi, terletak dibagian depan
kepala
 Os parietal/tulang ubun-ubun, terletak ditengah
kepala
 Os oksipital/tulang belakang kepala
2.) Dasar tengkorak, terdiri dari tulang-tulang
 Os sfenoidal/tulang baji, terdapat ditengah
tengkorak, bentuknya seperti kupu-kupu yang
emmiliki 3 pasang sayap. Dibagian depan terdapat
sebuah rongga yang disebut kavum sfeinodalis yang
berhubungan dengan rongga hidung. Dibagian
atasnya agak meninggi dan berbentuk seperti pelana
(sela tursika)
 Os etmoidal/tulang tapis, terletak disebelah depan
dari os sfeinodalis, diantara lekuk mata, terdiri dari
tulang tipis yang tegak dan mendatar. Bagian yang
mendatar mempunyai lubang-lubang kecil yaitu
tempat lalunya saraf pencium kehidung sedangkan
bagian yang tegak disebelah depannya membentuk
sekat rongga hidung.
3.) Samping tengkorak dibentuk oleh tulang pelipis (os
temporal) dan sebagian dari tulang dahi, tulang ubun-ubun
dan tulang baji. Tulang pelipis dibagian kiri dan kanan
terbagi atas 3 bagian:
 Bagian tulang karang (skuamosa) yang membentuk
rongga-rongga yaitu rongga telinga tengah dan
dalam
 Bagian tulang keras (os petrosum) yang menonjol
kebagian tulang pipi dan mempunyai taju yang
disebut proseus stiloid
 Bagian mastoid, terdiri dari tulang-tulang yang
mempunyai lubang-lubang halus berisi udara dan
mempunyai taju, bentuknya seperti putting susu
yang disebut proses mastoid.
2. Tengkorak Wajah
 Bagian hidung
 Os lakrimal/tulang air mata, terletak disebelah
kiri/kanan pangkal tulang disudut mata
 Os nasal/tulang hidung yang membentuk batang
hidung sebelah atas
 Os konka nasal/tulang karang hidung letaknya
didalam rongga hidung, bentuknya berlipat-
lipat
 Septum nasi/tulang sekat rongga hidung adalah
sambungan tulang tapis yang tegak
 Bagian rahang
 Os maksilaris (tulang rahang atas) terdiri dari
tulang bagian kiri dan kanan menjadi satu
didalamnya terdapat lubang-lubang besar yang
berisi udara yang disebut sinus maksilaris yang
berhubungan dengan rongga hidung.
 Dibawah os maksilaris terdapat suatu taju
tempat melekatnya urat gigi (proseus alveolaris)
 Os zigomatikum/ tulang pipi terdiri dari 2
tulang kiri dan kanan
 Os palatum/tulang langit-langit terdiri dari 2
tulang kiri dan kanan dibagian tulang muka ini
yang keras diebut palatum mole
 Os mandibularis/tulang rahang bawah 2 buah
kiri dan kanan dna menjadi 1 dipertengahan
dagu
 Os hyoid tulang lidah letaknya agak terpisah
dari tulang wajah yang lain yaitu terdapat
dipangkal leher diantara otot-otot leher.
(Valerie C.Scanlon dan Tina Sanders, Buku ajar
anatomi & fisiologi edisi 3,2010)

a. Jenis-jenistulang
Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan sebagai berikut:
1. Tulang Pipa (Tulang Panjang)
Tulang pipa berbentuk seperti tabung yang kedua ujungnya bulat
(epifisis) dan bagiantengah silindris (diafisis). Hampir seluruh bagian
terdiri-dari tulang kompak (tulangpadat) dengan sedikit komponen
tulang spongiosa (tulang berongga-rongga). Padabagian dalam
terdapat rongga berisi sumsum tulang. Contoh: Tulang paha,
tungkaibawah, serta lengan atas dan lengan bawah.
2. Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk seperti seperti kubus atau pendek tidak
beraturan.Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak
dan tulang spons,didalamnya terdapat sumsum tulang. Kebanyakan
tulang pipih menyusun dindingrongga, sehingga tulang pipih ini
sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat.Contoh: tulang
telapak tangan dan kaki, serta ruas-ruas tulangbelakang.
3. Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih. Tulang pipih mempunyai
dua lapisantulang kompak yang disebut lamina eksterna dan interna
ossis karnii. Kedualapisan dipisahkan oleh satu lapisan tulang
spongiosa disebut diploe. Contoh,tulang tengkorak, tulang rusuk, dan
tulang belikat.
(Setiadi, Dasar-dasar anatomi dan fisiologi manusia, 2016)

Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan


menjaditulangrawandantulang keras.
1. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan terdiri-dari sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks
disebutkondrin yang dihasilkan oleh kondroblast (sel-sel pembentuk
kartilago). Lamakelamaan kondroblast terkurung oleh matriksnya
sendiri dalam ruang yangdisebut lacuna. Kondroblast dalam lacuna
bersifat tidak aktif dan disebutkondrosit (sel tulang rawan).Tulang
rawan pada anak-anak berbeda dengan tulang rawan pada orang
dewasa.Tulang rawan pada anak-anak berasal darimesenkim dan
lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan. Sementara itu,tulang
rawan orang dewasa lebih banyak mengandung matriks dan berasal
dari perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung
kondroblas.
(Koes Irianto, anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa,2012)

Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan


menjadi tigajenis, yaitu sebagai berikut:
1. Tulang rawan hialin
mempunyai serabut tersebar dalam anyaman yang halus dan rapat.
Tulang rawanhialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang
menempel ke tulang dada .
2. Tulang rawan elastis
susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin, tetapi tidak
sehalus danserapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat
di daun telinga, laring,dan epiglotis.
3. Tulang rawan fibrosa
matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan. Tulang rawan fibrosa
terdapat dicakram antar tulang belakang dan simfisis pubis.
2. Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras merupakan kumpulansel-sel tulang yang
mengeluarkan matriks yang mengandung senyawa kapur danfosfat.
Kedua senyawa inimenyebabkan tulang menjadi keras.Osteoblast
pada lacuna menjadi tidakaktif dan disebut osteosit (sel
tulang).Antara lakuna satu dengan lakuna lainnyadihubungkan oleh
kanalikuli, di dalamkanalikuli terdapat sitoplasma danpembuluh
darah yang bertugas memenuhikebutuhan nutrisi osteosit.
Tulang keras dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tulang kompak
dantulang spons (tulang berongga). tampak bahwa tulang
kompak(tulang padat) mempunyai matriks tulang yang rapat dan
padat, misalnya padatulang pipa. Tulang spons matriksnya berongga.
Rongga-rongga pada tulangspons diisi oleh jaringan sumsum tulang.
Apabila berwarna merah berartimengandung sel-sel darah merah,
misalnya pada epifisis tulang pipa, apabilaberwarna kuning berarti
mengandung sel-sel lemak, misalnya pada diafisis tulangpipa.
(Setiadi, Dasar-dasar anatomi dan fisiologi manusia, 2016)
b. Persendian atau artikulasi
Merupakan hubungan antar tulang-tulang yang membentuk
sistem gerak pada manusia. Persendian berperan penting dalam
proses gerak yang dilakukan oleh manusia. Gerakan antara tulang
yang satu dengan tulang yang lainnya pada persendian di ikat oleh
jaringan yang disebut ligamen. Gerakan pada persendian dilapisi oleh
minyak sendi, jika minyak sendi pada tulang habis maka gerakan
pada persendian akan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.
(Syaifuddin, anatomi fisiologi, 2014)

Artikulasi (sendi) adalah tempat bertemunya dua atau lebih


tulang. Tidak semua sendi dapat melakukan pergerakan. Sendi dapat
bersifat sinovial, fibrosa, atau kartilago.

Sendi Sinovial

Sebagian besar sendi dalam tubuh adalah sendi sinoval. Mereka dapat
bergerak bebas, memungkinkan terjadinya perubahan posisi dan
gerak.

Sendi sinovial mampu untuk berbagai jenis pergerakan, bergantung


pada tipe sendi.

Sendi Fibrosa

Sendi fibrosa merupakan artikulasi dimana tulang disatukan oleh


jaringan penghubung fibrosa. Hanya sedikit material yang
memisahkan pangkal tulang dan pergerakan yang minimal mungkin
dilakukan.
Sendi Sutura

Sendi sutura termasuk tulang pada tengkorak dan terkadang sutura di


antara tulang ilium iskium dan pubis. Pada saat lahir, tulang-tulang
pada tengkorak terpisah untuk memfasilitasi proses kelahiran.
Tulang-tulang ini biasanya menyatu pada saat anak berusia 2 tahun.
Ujung-ujung tulang ini memiliki lekukan (interdigitasi) yang pas satu
dengan lainnya dan terlihat seperti jahitan.

Sendi Sindesmosis

Sendi sindesmosis (ligamentus) digabungkan oleh ligamen (pita-pita


jaringan fibrosa) atau membran. Sendi sindesmosis memungkinkan
terjadinya gerakan elastis dimana tulang dapat meregang dan kembali
ke bentuk semula. Persendian pada ujung distal dari tibia dan fibula
adalah contoh dari sendi sindesmosis.

Sendi Kartilago

Tulang disatukan oleh kartilago (jaringan penghubung yang padat)


pergerakan yang terbatas memungkinkan dilakukan di persendian ini.
Terdapat dua tipe persendian: sinkondrosis dan simfisis

Sinkondrosis

Sinkondrosis disatukan oleh kartilago hialin. Persendian diantara


epifisis dan diafisis pada tulang panjang digantikan oleh tulang
(osifikasi) pada saat maturitas. Pada tulang rusuk, bentuk kartilago
ini juga bersifat sementara dan pada akhirnya akan digantikan oleh
tulang. Pada kartilago kostal, sinkondrosis di antara tulang rusuk dan
sternum biasanya tidak digantikan oleh tulang.

Simfisis

Simfisis adalah permukaan artikular yang memiliki bantalan atau


lempeng fibrokartilago yang menghubungkan sambungan tulang.
Pergerakan yang terbatas dapat dilakukan pada sendi, permukaan
berperan sebagai penyerap gesekan. Tulang belakang dan pubis
dipisahkan oleh simfisis.

(Joyce M.Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan medikal


bedah edisi 8 buku 3, 2014)
 Jenis-jenis sendi berdasarkan sifat:
1. Sendi kaku
Merupakan persendian yang tersusun dari ujung-ujung tulang rawan
dan menghasilkan sedikit gerakan yang bersifat kaku. Contohnya
gerakan pada pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
2. Sendi mati
Merupakan persendian yang tidak memungkinkan terjadinya gerakan.
Contoh hubungan antar tulang yang membentuk tengkorak.
3. Sendi gerak
Merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan secara
bebas. Sendi gerak terdiri dari beberapa jenis.
 Jenis-jenis gerak pada persendian dibedakan menjadi:
1. Gerak inverse dan gerak eversi
Gerak inverse ialah gerak membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh,
sedangkan gerak eversi merupakan gerak kaki membuka ke arah luar, atau
gerak memiringkan kaki.
2. Gerak pronasi dan gerak supinasi
Gerak pronasi ialah gerak menelungkupkan tangan. sedangkan gerak
Supinasi ialah gerakan menengadahkan tangan.
3. Gerak elevasi dan gerak depresi
gerak elevasi ialah gerak menengadahkan kepala, sedangkan gerak depresi
ialah gerakan menurunkan atau menundukkan kepala.
4. Gerak adduksi dan gerak abduksi
gerak adduksi ialah gerak mendekati tubuh, sedangkan gerak abduksi ialah
gerak menjauhi tubuh. Contoh gerak adduksi dan gerak abduksi ialah :
gerakan membuka tungkai kaki, gerak merenggangkan tangan dan gerak
mengacungkan tangan.
5. Gerak fleksi dan gerak ekstensi
Gerak fleksi ialah gerakan membengkokkan atau menekuk, sedangkan
gerak ekstensi ialah gerak meluruskan. Contoh gerak fleksi dan gerak
ekstensi ialahgerak pada siku, gerak pada lutut, gerak pada ruas-ruas jari
dan gerak pada bahu.
 Jenis-jenis sendi berdasarkan Arah geraknya:
1. Sendi plana (datar)
Permukaan sendi datar atau hampir datar sehingga memungkinkan tulang
saling bergeser satu sama lain.Pergerakan terbatas sedikit miring dan
rotasiContoh:Art sterno cavicularisdanArt acronio clavicularis.
2. Sendi engsel (binglimus; hingo joint)
Sendi ini mirip engsel pada pintu, Sumbu gerak tegak lurus pada arah
panjang tulang. Gerakan yang bisa
dilakukanFlexidanExtension.Contoh:Sendilutut, Sendisiku, Sendimata
kaki.
3. Sendi conbyloidea
Sendi ini mempunyai permukaan konver yang nyata bersendi dengan
permukaan yang konkaf, Sumbu gerak dan panjang tulang parallel.
Gerakan yang bisa dilakukanflexio, exitensi, abduksi, adduksi, sedikit
rotasi. Contoh:Art matecapoplangeadanArt internbalangea.
4. Sendi elipsoidea
Permukaan sendi terbentuk konver ellips yang sesuai dengan permukaan
sendi (konkaf ellips). Gerak yang bisa di lakukanflexi, extension, abduksi,
adduksi. Contoh: Art carpalia.
5. Sendi pasak (sendi kisar)
Terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh cincin ligumentum tulang,
Sumbu gerak sesuai panjang tulang. Gerak yang bisa dilakukanRotasio.
Contoh: Art atlento-dentolisdanArt radio ulnaris sop.
6. Sendi pelana (art sellaris: saddle-oshaplo)
Bentuk sendi berbentuk konkaf-konver yang saling berlawanan dan mirip
pelana kuda. Gerakan yang dapat di lakukanFlexi atau extensi, Abduksi
atau adduksi, Rotasi.
7. Sendi peluru (ball and socket: art globoidea)
Pada sendi ini kepala sendi berbentuk bola, lalu sendi berbentuk socket.
Bentuk sendi ini memungkinkan pergerakan yang sangat bebas yaitu:
flexi. Contoh:Abduksi, Adduksi, Rotasi danCircomdixsi.
 Jenis-jenis sendi berdasarkan strukturnya:
a. Sendi Fibrosa, yaitu sendi yang tidak memiliki tulang rawan, satu
tulang dengan tulang lainnya dihubungkan dengan jaringan ikat
fibrosa. Sehingga banyak dijumpai tidak dapat digerakkan.Contohnya
pada sutura tulang tengkorak.
b. Sendi Kartilago, yaitu sendi yang ujung-ujung tulangnya
dihubungkan oleh kartilago, dan disokong oleh ligamen. Sendi
Kartilago dikelompokkan lagi menjadi 2, yaitu :
1. Sinkondrosis, merupakan sendi yang seluruh persendiannya
diliputi oleh tulang rawan. Contohnya Sendi-sendi
Kostokondral.
2. Simfisis, merupakan sendi yang tulang-tulangnya memiliki
hubungan fibrokartilago dan selapis tulang rawan hialin yang
menyelimuti permukaan sendi. Contonya bagian simfisis
pubis.
c. Sendi Sinovial, yaitu sendi yang memiliki ruang antar sendi
sehingga memungkinkan terjadi banyak gerakan, ujung-ujung
tulangnya dilapisi oleh tulang rawah hilain yang tipis untuk
menjaga benturan dan gesekan antartulang. Contohnya adalah pada
lutut.
(Joyce M.Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan medikal
bedah edisi 8 buku 3, 2014)

D. KomponenPembentukTulang, SendidanOtot
1. Tulang
a. Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya
periosteum.Periosteum merupakaan selaput luar tulang yang tipis.
Periosteum mengandungosteoblas (sel pembentuk jaringan tulang),
jaringan ikat dan pembuluh darah.Periosteum merupakan tempat
mlekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dnberperan dalam
memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang.
b. Tulang Kompak (Compact bone)
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang
initeksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit
rongga danlebih banyak mengandung kapur (Calsium Phospat dan
Calsium Carbonat)sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan
tulang manusia dewasa lebihbanyak mengandung kapur dibandingkan
dengan anak-anak maupun bayi. Bayidan anak-anak memiliki tulang yang
lebih banyak mengandung serat-seratsehingga lebih lentur.Tulang kompak
paling banyak ditemui pada tulang kaki dan tulang tangan.
c. Tulang Spongiosa (Spongy bone)
Pada lapisan ketiga ada yang disebut lapisan spongiosa. Sesuai dengan
namanyatulang Spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut di isi
oleh sumsumtulang merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. . Tulang
spongiosa terdiri darikisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
d. Sumsum tulang (Bone Marrow)
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum
tulang.Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental, sumsum tulang
dilindungioleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan di bagian
tulang spongiosa.Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita
karena berfungsi memproduksisel-sel darah yang ada dalam tubuh.
2. Sendi
a. Ligamen, berfungsi untuk menghubungkan bagian luar ujung tulang agar
menyatu dengan sendi, dan menjaga agar tidak terjadinya perubahan lokasi sendi
dan tulang ketika bergerak.
1. Kapsul Sendi, berfungsi untuk menghubungkan dua tulang pada
sendi tersebut, merupakan bagian berserabut yang melapisi sendi dan
memiliki rongga di dalamnya.
b. Tulang Rawan Hialin, yaitu bagian yang melapisi kedua ujung tulang,
berfungsi untuk menjaga tulang dari benturan atau gesekan saat terjadinya
pergerakan.
c. Cairan Sinovial, yaitu cairan pelumas pada ruang sendi.
3. Otot
a. Sarkolema:membram sel dari selaput otot.terdiri dari membram sel yang
disebut membram plasma dan sbuah lapisan luar yang terdiri dari 1 lapisan tipis
mengandung kolongen
b. Miofibril:merupakan bulatan bulatan kecil pada potongan melintang yang
mengandung 1500 fm,3000 FA yang merupakan melekul.protein polimer besar
untuk kontraksi otot.miofibril memiliki 2 fiamen yaitu:
c. filamen tebal yang dibentuk oleh miosin
d. Filamen tipis yang dibentuk oleh aktin tropomiosin dan trponin
e. Sarkoplasma:miofibril miofibril terpendam dalam serat otot di dalam suatu
matriks
f. Retikulum sarkoplasmik:sarkoplasma yang terdapat pada retikulum
endoplasma yang terdapat dalam serat otot.
(Joyce M.Black dan Jane Hokanson Hawks, Keperawatan medikal bedah
edisi 8 buku 3, 2014)
DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C. Pearce, 2011 Anatomi dan fisiologi untuk paramedis, Penerbit PT


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Joyce M.Black dan Jane Hokanson Hawks, 2014 Keperawatan medikal bedah
edisi 8 buku 3, Penerbit Elsevier, Singapore

Elizabeth J.Corwin, 2009 Buku saku patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran


EGC, Jakarta

Valerie C.Scanlon dan Tina Sanders, Buku ajar anatomi & fisiologi edisi 3,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Lauralee Sherwood, 2007 Fisiologi manusia, Penerbit Buku Kedokteran EGC,


Jakarta

Brunner & Suddarth, Keperawatan medikal bedah edisi 8 vol.2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta

Koes Irianto, 2012 anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa. Bandung : Penerbit
Alfabeta

Sabiston, 2012 Buku ajar bedah bagian 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta

Satyanegara, dkk. 2014 Ilmu Bedah Saraf edisi 5, Penerbit: PT Gramedia Pustaka
Utama

Saifuddin, 2011 Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk


Keperawatan & Kebidanan, Ed.4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai