File PDF
File PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5 UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
6
pemanasan autoklaf 1210C selama 10-15 menit dan relatif resisten terhadap
phenol dan bahan-bahan kimia lain (PAHO, 1993).
Dalam bentuk spora Clostridium tetani dapat tahan hidup bertahun-tahun
di dalam tanah asalkan tidak terdapat sinar matahari. Selain itu dapat pula
ditemukan dalam tanah, laut, air tawar, debu rumah, dan tinja berbagai spesies
binatang. Clostridium tetani baik dalam bentuk spora maupun bentuk vegetatif
dapat ditemukan pada usus manusia (Behrman dan Vaughman, 1992).
2.1.3. Patogenesis
Spora dari kuman tersebut masuk melalui pintu masuk satu-satunya ke
tubuh bayi baru lahir, yaitu: tali pusat, yang dapat terjadi pada saat pemotongan
tali pusat ketika bayi baru lahir maupun saat perawatannya sebelum puput atau
lepasnya tali pusat (Depkes RI, 1993).
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
7
2.1.6. Prognosis
Moralitas penyakit tetanus neonatorum sebesar 60% atau lebih tinggi lagi
(Nelson, 1992). Prognosis penyakit tetanus neonatorum antara lain dipengaruhi
oleh luasnya keterlibatan otot yang mengalami kejang sebagai tanda bahwa toksin
sudah masuk ke jaringan/susunan syaraf pusat, demam tinggi, masa inkubasi yang
pendek, serta mutu perawatan penunjang yang diberikan kepada penderita.
Kesembuhan dari tetanus tidak memberikan kekebalan, karena itu imunisasi aktif
penderita setelah kesembuhan merupakan suatu keharusan.
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
8
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
9
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
10
sekurangnya dengan jarak waktu satu bulan serta sekurangnya sebulan menjelang
persalinan, hampir 100% efektif mencegah tetanus neonatorum. Jadi tidak adanya
imunisasi tetanus pada ibu merupakan faktor risiko yang berarti untuk tetanus
pada neonatus yang akhirnya menyebabkan kematian (Depkes RI, 1994).
Imunisasi TT dua dosis (TT2) memberikan perlindungan selama tiga
tahun, artinya apabila dalam waktu tiga tahun seorang ibu akan melahirkan, bayi
yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum. Sebaliknya imunisasi
TT tidak lengkap (TT1) hanya langkah awal untuk mengembangkan kekebalan
tubuh terhadap infeksi (Depkes RI, 1996).
Meskipun terdapat banyak kendala, di banyak daerah di Indonesia, tetanus
neonatorum bukan lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hendaknya
dicatat, bahwa keberhasilan penuh barulah tercapai setelah semua wanita usia
subur yang tidak hamil juga dijadikan sasaran imunisasi. Mengingat pengalaman
ini dan rendahnya cakupan TT pada wanita hamil berisiko pada saat ini, WHO
pada pertemuan kelompok penasehat seluruh dunia mengubah target TT menjadi
untuk semua wanita usia subur (15-44 tahun). Bila program pengembangan
imunisasi WHO sudah sepenuhnya mencakup bayi dan anak kecil, maka satu
suntikan TT untuk wanita muda, yang pada masa kanak-kanaknya sudah
diimunisasi akan dapat mencegah tetanus neonatorum (Foster, 1988).
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
11
bersih, bersih alas tempat melahirkan, dan memotong tali pusat menggunakan alat
yang bersih (Depkes RI, 2000).
Bahkan bila kenaikan proporsi persalinan yang dilakukan oleh tenaga
paramedis dan medis ternyata efektif, maka biaya untuk melatih tenaga dalam
jumlah yang memadai agar diperoleh cakupan yang luas merupakan penghalang
bagi negara berkembang, terutama bila yang digunakan adalah bidan-bidan yang
terlatih atau dokter. Lebih jauh lagi, andai kata tenaga-tenaga itu tersedia mungkin
juga mereka tidak selalu digunakan. Banyak peneliti menemukan kenyataan
bahwa ibu-ibu tetap lebih menyukai dukun bayi yang tidak terlatih meskipun
fasilitas-fasilitas untuk persalinan di lembaga-lembaga kedokteran, atau meskipun
ada tenaga-tenaga kesehatan masyarakat yang terlatih (Ross, 1988).
Beberapa hal yang mungkin menjadi alasan masyarakat memilih tenaga
dukun bayi untuk pertolongan persalinannya (Adji, 1995):
1. Apabila kelahiran ditangani oleh bidan puskesmas, bayarannya jauh lebih
mahal dan harus berupa uang. Selain itu tugas bidan hanyalah untuk
membantu persalinan, padahal setiap bayi masih harus menjalani upacara
adat.
2. Selain alasan ekonomi, masyarakat memilih dukun bayi dengan maksud
agar tidak menyinggung perasaan dukun yang akan dimintai tolong untuk
memimpin upacara adat, serta sebagai upaya untuk menjaga hubungan
baik.
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
12
pedesaan apalagi yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan yang berlokasi di
ibukota kecamatan, proses persalinan selalu berlangsung di rumah (Ulaen, 1998).
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
13
yang dapat berakhir dengan kematian neonatal. Infeksi tali pusat merupakan
faktor risiko untuk terjadinya tetanus neonatorum (Depkes RI, 2000).
Ramuan tradisional umumnya masih banyak digunakan oleh masyarakat
pedesaan, terutama oleh dukun bayi atau keluarga. Telah didapati bahwa 60%
dukun bayi memakai ramuan seperti kunyit, kapur, dan abu sebagai bahan
perawatan tali pusat. Alasan digunakannya obat/bahan tradisional pada
masyarakat yaitu karena dianggap manjur dan cocok, sudah merupakan kebiasaan
keluarga, mudah didapat, murah, dan masyarakat lebih yakin terhadap khasiat
obat atau bahan tradisional tersebut (Soedarno, 1998).
Penggunaan abu dapur bekas pembakaran kayu di tungku untuk melumuri
bekas potongan tali pusat agar luka cepat kering, sering mengakibatkan pusar bayi
menjadi bengkak dan berwarna merah. Jika tidak dirawat dengan baik, keadaan ini
dapat mengakibatkan kematian. Adanya kematian bayi akibat serangan tetanus
neonatorum banyak terjadi karena praktek perawatan luka dengan cara seperti di
atas (Danandjaja, 1980).
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
14
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Perawatan
4. Kehamilan
Pertolongan Persalinan
• Tenaga penolong persalinan
6. Tetanus Kematian
• Tempat persalinan
7.
Neonatorum TN
• Alat pemotong tali pusat
8.
9.
Perawatan Tali Pusat
• Tenaga perawatan tali pusat
10.
• Manajemen
• Obat/ramuan yang dibubuhkan
11.
Rujukan ke RS
12. pada tali pusat bayi • Virulensi Î
Masa Inkubasi
14 UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
15
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
16
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009
17
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambaran epidemiologi..., Resa Ana Dina, FKM UI, 2009