Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI MANUSIA

ACARA I

TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

BERGITA VEBRIANI CAMELLIA JEMAT

E1A016011

A/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ACARA I

TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : a. Mengukur tekanan darah seseorang,
b. Mengukur/menghitung denyut jantung
seseorang, dan
c. Mengukur curah jantung/ cardiac output.
1. Hari, tanggal praktikum : Jumat, 1 April 2019
2. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP, Universitas
Mataram.
B. Landasan Teori
Jantung adalah pompa otot beruang empat yang mendorong
darah mengelilingi sirkulasi. Jantung terutama tersusun dari jaringan
otot jantung. Kedua atria mempunyai dinding yang relatif tipis dan
berfungsi sebagai ruangan penampungan bagi darah yang kembali ke
jantung, dan hanya memompa darah dalam jarak yang sangat dekat
menuju ventrikel. Ventrikel mempunyai dinding yang lebih tebal dan
jauh lebih kuat dibandingkan dengan atrium-khususnya ventrikel kiri,
yang harus memompa darah keluar ke seluruh organ tubuh melalui
sirkuit sistemik. Empat katub dalam jantung berfungsi untuk mencegah
aliran balik darah. Pengukuran tekanan darah merupakan pengujian
klinik yang umum. Pengukuran ini selalu diwujudkan sebagai suatu
pecahan, misalnya 120/80. Angka dari pembilang tersebut merupakan
tekanan darah arteri selama sistole. Unit ukuran adalah torr, pada
contoh ini tekanan sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kolom air
raksa dengan tinggi 120 mm. Angka sebutan merupakan tekanan
selama diastole. Meskipun tekanan darah dalam waktu yang berbeda
sangat bervariasi pada orang tertentu, tekanan yang terus menerus
tinggi, mungkin suatu gejala atau sebab dari macam-macam penyakit
(Campbell dkk, 2000:47).
Tekanan darah adalah tekanan yang mendesak dinding arteri
ketika ventrikel kiri melakukan sistol kemudian diastole.
Pengukurannya menggunakan sfignomanometer. Tekanan darah sistol
adalah tekanan darah yang direkam selama kontraksi ventrikuler.
Tekanan darah diastole adalah tekanan darah yang direkam selama
relaksasi ventricular. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg.
Tekanan denyutan adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan
diastolik. Tekanan denyutan normal kira-kira 40 mmHg yang
memberikan informasi tentang kondisi arteri (Soewolo dkk, 2005: 265-
261).
Pengambilan atau konsumsi oksigen maksimal (VO2max)
didefinisikan sebagai rasio oksigen tertinggi yang dapat diambil dan
digunakan oleh tubuh selama latihan fisik. VO2max merupakan salah
satu variabel yang sering digunakan untuk mengetahui keadaan
kardiorespirasi seseorang. Pada seseorang yang melakukan latihan fisik,
VO2max dibatasi oleh kemampuan sistem kardiorespirasi dalam
menyalurkan oksigen pada otot yang melakukan latihan. Pengukuran
VO2max dapat dilakukan dengan cara pengukuran denyut nadi
seseorang. Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan melakukan
perabaan terhadap arteri yang dekat dengan permukaan kulit. Denyut
nadi dapat dirasakan salah satunya pada arteri radialis pada pergelangan
tangan atau arteri brakialis pada lengan atas (Amelia dkk, 2015: 250).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Spygmomanometer,
b. stetoskop,
c. stopwatch, dan
d. alat tulis.
2. Bahan
a. Praktikan.
D. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini
adalah :
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
b. mengukur denyut nadi yang ada pada leher, kaki, dan tangan, lalu
mencatatnya,
c. mengukur tekanan darah dan denyut jantung pada saat tidak
beraktivitas,
d. melakukan kegiatan ringan seperti jalan di tempat selama 5 menit,
lalu mengukur tekanan darah dan denyut jantung,
e. melakukan aktivitas naik turun tangga selama 5 menit, lalu
mengukur tekanan darah dan denyut jantung,
f. mencatat hasil perhitungan masing-masing,
g. merapikan alat setelah selesai praktikum.

E. Hasil Pengamatan
1. Tabel tekanan darah
No Nama JK Sistol Diastol
1 Fitri Wahyu Riani P 120 90
2 Tarita Sita Febiana P 127 79
3 Erdiana Larasati P 120 72
4 Widya Septiani P 106 73
5 L. Hasan N. Z. L 120 72
6 Eliyan Irmasari P 104 76
7 Izza Melati Sukma P 99 64
8 Shalihah Indria Ihsani P 111 79
9 Wardatul Uyun P 112 60
10 Zikriah P 108 64
11 Nida Rahmani P 115 80
12 Nurul Hidayah P 118 79
13 Sri Sukmawati P 114 71
14 Nurul Fadilah P 101 64
15 Legita Dwi K. P 112 75
16 Anugrah Aprian A. L 118 82
17 Rahmat Hidayatullah L 122 86
18 Nur halizah P 104 63
19 Anike J. A. P 103 72
20 Surya pratama L 122 78
21 Yuli Rahmawati P 102 64
22 Nur Wulansari P 103 82
23 Nuri yanti apriliya P 120 96
24 Nadia Utami P 118 74
25 Juliani Rohaili P 102 71
26 Peni Rahmawati P 97 71
27 Raodatul Jannah P 111 61
28 I Gusti Ayu Sintia P 127 88
29 Yusri Hayati P 98 57
30 Bergita Vebriani C.J P 102 60
31 Fadlul Paradila P 114 73
32 Hairunnadawiyah P 107 90
33 Laili Muliana P 94 58
34 Reysi Safta Jayanti P 104 71
35 Riska Aprianty P 103 64

2. Tabel denyut jantung


a. Leher
Denyut Jantung/Menit
No Nama JK Jalan Naik Turun
Istirahat
Ditempat Tangga
1 Zikriah P 84 92 111
2 Izza P 80 88 108
3 Eliyan P 82 88 114
4 Uyun P 86 94 115
5 Indri P 83 97 117
6 Erdiana P 62 73 85
7 Widya P 120 82 104
8 L. Hasan 73 80 88
9 Tarita P 81 72 83
10 Fitri P 87 91 102
11 Nida P 60 73 98
12 Nurul P 76 76 129
13 Sri Sukma P 58 76 109
14 Nurul F P 68 77 101
15 Legita P 70 71 120
16 Anugrah P 75 79 144
17 Rahmat L 78 80 109
18 Nur P - 60 104
halizah
19 Anike z.a P 63 - -
20 Surya L - 67 108
21 Yuli P 66 78 91
22 Nur P 67 69 101
Wulansari
23 Nuri yanti P 72 - -
24 Juliani P 96 104 153
25 Nadia P 81 83 86
26 Peni P 85 79 115
27 Bergita P 78 81 89
28 Fadlul P 76 79 -
29 Hairunnad P 75 81 88
a
30 Laili P 88 94 103
31 Reysi P 70 89 119
32 Riska P 83 89 94

b. Tangan
Denyut Jantung/Menit
No Nama JK Jalan Naik Turun
Istirahat
Ditempat Tangga
1 Zikriah P 72 96 106
2 Izza P 67 82 103
3 Eliyan P 76 78 107
4 Uyun P 78 80 110
5 Indri P 70 86 112
6 Erdiana P 93 99 115
7 Widya P 101 80 98
8 L. Hasan 115 119 123
9 Tarita P 94 107 119
10 Fitri P 98 102 110
11 Nida P 76 72 111
12 Nurul P 70 73 120
13 Sri Sukma P 71 75 110
14 Nurul F P 70 70 118
15 Legita P 68 76 112
16 Anugrah P 66 69 113
17 Rahmat L 86 98 104
18 Nur P 72 80 112
halizah
19 Anike z.a P 71 76 105
20 Surya L 80 85 107
21 Yuli P 67 81 90
22 Nur P 70 76 82
Wulansari
23 Nuri yanti P 72 80 91
24 Juliani P 96 104 153
25 Nadia P 81 83 86
26 Peni P 85 79 115
27 Bergita P 93 99 123
28 Fadlul P 89 93 -
29 Hairunnad P 91 96 124
a
30 Laili P 92 110 125
31 Reysi P 75 86 113
32 Riska P 96 115 126

c. Kaki
Denyut Jantung/Menit
No Nama JK Jalan Naik Turun
Istirahat
Ditempat Tangga
1 Zikriah P 82 87 101
2 Izza P 79 85 102
3 Eliyan P 79 83 105
4 Uyun P 80 87 110
5 Indri P 84 90 112
6 Erdiana P 85 92 101
7 Widya P 61 79 91
8 L. Hasan - - -
9 Tarita P 66 72 83
10 Fitri P - - -
11 Nida P 57 58 70
12 Nurul P 55 57 78
13 Sri Sukma P 50 40 72
14 Nurul F P 34 48 60
15 Legita P 48 60 71
16 Anugrah P 64 70 90
17 Rahmat L 75 80 106
18 Nur P 70 78 91
halizah
19 Anike z.a P 71 73 91
20 Surya L 77 79 106
21 Yuli P 73 76 89
22 Nur P 73 74 100
Wulansari
23 Nuri yanti P 72 74 97
24 Juliani P 79 83 104
25 Nadia P - - -
26 Peni P - - -
27 Bergita P 60 - -
28 Fadlul P - - -
29 Hairunnad P 67 75 80
a
30 Laili P - - -
31 Reysi P - - -
32 Riska P - - -

F. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur tekanan darah
seseorang, mengukur/menghitung denyut jantung pada manusia dan
mengukur curah jantung/ cardiac output. Bahan/ sample penelitian yang
digunakan dalam praktikum ini adalah praktikan sendiri. Terdapat tiga
aktivitas fisik yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu aktivitas
normal, aktivitas ringan berupa jalan ditempat, dan aktivitas berat yaitu
naik turun tangga yang digunakan sebagai perbandingan tekanan darah
dan denyut jantung.
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada
seluruh permukaan yang tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam
jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah berasal dari aksi
pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah
melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui system
pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradient tekanan
antara ventrikel kiri dan atrium kanan. Pengukuran tekanan darah dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung dengan memasukkan kanula ke dalam pembuluh darah
arteri dan dimonitor dengan alat pendeteksi tekanan darahnya (tidak
lazim dipakai). Cara tidak langsung dengan menggunakan alat
sphygmomanometer. Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan
pada dinding arteri. Tekanan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri, volume, dan laju serta
kekuatan (viskositas) darah. Tekanan darah terjadi akibat fenomena
siklis. Tekanan puncak terjadi saat jantung beristirahat. Secara umum
ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik (angka
atas) yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung
sehingga ia akan memompa darah dengan tekanan terbesar, dan
diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan pada saat
jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam
keadaan mengembang (saat beristirahat). Tekanan darah normal
(normotensi) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh
tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Tekanan darah
ada dalam pembuluh darah, sedangkan tekanan darah tertinggi ada
dalam arteri terbesar. Nilai tekanan darah dewasa normalnya berkisar
dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah
normal biasanya 120/80 mmHg. Tekanan darah diukur dengan
menggunakan alat spygmomanometer (tensimeter) dan stetoskop. Ada
tiga tipe dari spygmomanometer yaitu dengan menggunakan air raksa
atau merkuri, aneroid, dan elektronik. Tipe air raksan adalah jenis
spygmomanometer yang paling akurat. Tingkat bacaan dimana detak
tersebut terdengar pertama kali adalah tekanan sistolik. Sedangkan
tingkat dimana bunyi detak menghilang adalah tekanan diastolik.
Spygmomanometer aneroid prinsip penggunaannya yaitu
menyeimbangkan tekanan darah dengan tekanan dalam kapsul metalis
tipis yang menyimpan udara didalamnya. Spygmomanometer
elektronik merupakan pengukur tekanan darah terbaru dan lebih mudah
digunakan dibanding model standar yang menggunakan air raksa, tetapi
akurasinya juga relatif rendah.
Pada dasarnya jumlah darah arteri ditentukan oleh jumlah darah
yang terkandung di dalam arteri tersebut. Makin besar jumlah darah di
dalam arteri, makin tinggi tekanan arteri dan makin kecil jumlah darah
yang terkandung di dalam arteri, makin rendah tekanan arteri. Jumlah
darah yang terkandung di dalam arteri tergantung pada jumlah darah
yang memasuki arteri dan yang meninggalkan arteri. Jika jumlah darah
yang masuk banyak maka darah yang terkandung di dalam arteri makin
bertambah, dan sebaliknya jika darah yang meninggalkan arteri lebih
banyak maka darah yang terkandung di dalam arteri berkurang. Jumlah
darah yang masuk ke dalam arteri ditentukan oleh frekuensi jantung dan
volume sekuncup jantung. Fungsi jantung dan pembuluh darah
dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf simpatis dan saraf
parasimpatis. Saraf simpatis mempengaruhi fungsi jantung serta
pembuluh darah dan pemacunya menyebabkan naiknya frekuensi
jantung, bertambah kuatnya konstriksi otot jantung, dan vasokonstriksi
pembuluh darah resisten. Saraf parasimpatis mempengaruhi fungsi
jantung saja dan pemacuannya mengakibatkan menurunnya frekuensi
jantung. Jadi, naik turunnya tekanan darah dipengaruhi oleh saraf
otonom, pemacuan saraf simpatis menaikkan tekanan darah arteri dan
penghambatan saraf simpatis ditambah dengan pemacu saraf
parasimpatis yang mengakibatkan menurunnya tekanan darah. Naik
turunnya tekanan darah arteri terjadi secara reflektoris. Pemacuan
tekanan darah arteri dapat menimbulkan shock, yaitu keadaan dimana
jumlah darah yang masuk ke jaringan berkurang sehingga menimbulkan
gejala-gejala klinis tertentu. Misalnya menurunnya kesadaran, kepala
terasa ringan, pucat, kaki dan tangan dingin, keluar keringat dingin, dan
lain-lain. Cardiogenic shock adalah menurunnya tekanan darah karena
melemahnya pemompaan darah oleh jantung. Tekanan darah dalam
arteria pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi berbaring
pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah
adalah akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan
darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap
atau kedua faktor tersebut. Curah jantung adalah hasil kali antara
denyut jantung dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh
kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke jantung. Pada
posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada
pembuluh”capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi
sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka
waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan
menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai
bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot
menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena
cukup. Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak.
Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang
ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke
jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan
kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke
seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan
kembali ke jantung begitu seterusnya. Darah sampai ke kaki, dan untuk
kembali ke jantung harus ada tekanan yang mengalirkannya. Untuk itu
perlu adanya kontraksi otot guna mengalirkan darah ke atas. Pada vena
ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari
kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat
mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau
bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang,
memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun
ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu
menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun.
Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke
bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung
sedikit. Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan
tekanan menjadi berkurang.
Selama gerak tubuh terjadi peningkatan tekanan arteri.
Peningkatan ini terjadi karena adanya pencetusan simpatis dan
vasokonstriksi sebagian besar pembuluh darah. Peningkatan ini dapat
sekecil 20 mmHg atau sampai sebesar 80 mmHg tergantung pada
keadaan-keadaan saat gerak badan tersebut dilakukan. Sebaliknya bila
orang melakukan gerak badan seluruh tubuh seperti berlari atau
berenang kenaikan arteri biasanya hanya 20 mmHg-40mmHg. Kurang
besarnya kenaikan dalam tekanan arteri disebabkan adanya vasodilatasi
yang terjadi di dalam massa otot yang besar. Selama bergerak, otot-otot
memerlukan peningkatan aliran darah yang banyak. Sebagian dari
peningkatan ini adalah akibat dari vasodilatasi lokal pada vasokularisasi
otot yang disebabkan oleh peningkatan metabolisme sel otot.
Peningkatan tekanan arteri selama bergerak terutama akibat area
motorik sistem saraf menjadi teraktivasi untuk bergerak, sistem
pengaktivasi retikuler di batang otak juga ikut teraktivasi, yang
melibatkan peningkatan perangsangan yang sangat besar pada area
vasokonstriktor dan kardioakselerator pada pusat vasomotor. Keadaan
ini akan meningkatkan tekanan arteri dengan segera untuk
menyetarakan besarnya peningkatan aktivitas otot.
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung
stabil. Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor
simpatis terangsang dan sinyal- sinyal saraf pun dijalarkan secara
serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh,
terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus
dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen,
membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke
jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung
untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut
refleks kompresi abdomen
Metode pengukuran tekanan darah pada dasarnya ada 2 cara
yaitu dengan metode Palpasi (perabaan dengan anggota tubuh) dan
metode Auskultasi (pengukuran dengan bantuan stetoskop). Metode
Auskultasi dimana tekanan darah arteri dalam manusia rutin diukur
oleh metode auskultasi. Manset yang dapat dikendalikan (manset Riva-
Rocci) dilekatkan ke manometer air raksa (sphygmomanometer) yang
dibalutkan sekeliling lengan dan stetoskop ditempatkan diatas arteria
brachialis pada siku. Manset ini dikembangkan sampai tekanan
dalamnya tepat diatas tekanan sistolik yang diperkirakan di dalam
arteria brachialis. Arteri ini ditutup dengan manset dan tidak ada bunyi
yang terdengar dengan stetoskop. Tekanan dalam manset kemudian
direndahkan pelan-pelan pada titik tekanan sistolik di dalam arteri tepat
melebihi tekanan manset, maka semburan darah lewat bersama tiap
denyut jantung dan secara serentak dengan tiap denyut, serta terdengar
bunyi mengetok di bawah manset. Tekanan manset saat bunyi pertama
terdengar merupakan tegangan sistolik. Karena tekanan manset
direndahkan lebih lanjut, maka bunyi menjadi lebih keras, lalu redup
dan berkurang, dan akhirnya dalam kebanyakan individu ia
menghilang. Adapun metode Palpasi dimana tekanan sistolik dapat
ditentukan dengan mengembangkan manset lengan dan kemudian
membiarkan tekanan turun dan menentukan tekanan saat denyut radialis
dapat diraba pertama kali. Karena kesulitan menentukan dengan tepat
kapan denyut pertama teraba, maka tekanan yang didapat dengan
metode palpasi ini biasanya 2-5 mmHg lebih besar daripada yang
diukur oleh metode auskultasi.
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang
dapat dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu.
Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari nodus SA
(irama sinus normal, NSR= Normal Sinus Rhythim). Waktu istirahat,
jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur
dan bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan
yang lainnya. Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu
tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah
beraklimatisasi terhadap suhu udara yang tinggi. Denyut nadi
maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200 denyut per menit dan
keadaan ini biasanya hanya dapat berlangsung dalam waktu beberapa
menit saja. Tempat meraba denyut nadi adalah: pergelangan tangan
bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis) ,
dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri
carolis), dada sebelah kiri tepat diapex jantung (Arteri temparalis) dan
di pelipis. Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah usia,
jenis kelamin, keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, intensitas dan
lama kerja, sikapkerja, faktor fisik dan kondisi psikis.
Berdasarkan hasil percobaan diatas, dapat dilihat bahwa urutan
denyut nadi dan tekanan darah dari yang terkecil hingga terbesar adalah
denyut nadi dan tekanan darah pada posisi duduk, selanjutnya posisi
berjalan kecil ditempat, dan yang paling besar adalah denyut nadi dan
tekanan darah pada kondisi sehabis naik turun tangga. Posisi tubuh saat
berbaring memiliki denyut nadi dan tekanan darah yang lebih kecil
dibandingkan dengan denyut nadi dan tekanan darah pada posisi duduk
dan berdiri dikarenakan ketika seseorang dalam keadaan terlentang atau
berbaring, keadaan tubuh horizontal sehingga peredaran darah pada
tubuh seseorang itu tidak dipengaruhi gravitasi sehingga darah dapat
kembali ke jantung secara mudah tanpa harus melawan kekuatan
gravitasi. Selain itu, tonus otot ketika berbaring telentang lebih kecil
dibandingkan dengan tonus pada saat duduk atau berdiri sehingga
denyut nandi dan tekanan darah kecil. Sikap atau posisi duduk
membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan pada saat
duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal
saraf dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-
otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan
meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh
vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan
vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang
tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan
respon ini disebut refleks kompresi abdomen. Ketika seseorang dalam
posisi berdiri, denyut nadi dan tekanan darah akan mengalami
peningkatan dikarenakan seseorang dalam posisi vertikal. Apabila
posisinya dalam keadaan vertikal maka peredaran darah akan
dipengaruhi oleh gravitasi yang mengakibatkan meningkatnya nadi dan
tekanan darahnya akibat dari sirkulasi. Saat berdiri, tonus otot
meningkat sehingga oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan
curah jantung (cardiac output) menjadi lebih besar. Keadaan ini
menyebabkan peningkatan tekanan sistolik dan tekanan diastolic serta
denyut jantung. Pada orang yang berdiri, terjadi perbedaan tekanan
kardiovaskular antara jantung dengan bagian tubuh yang tidak selevel
dengan jantung. Hal ini karena gravitasi itu memberikan efek yang
sama terhadap tekanan arteri dan vena pada satu level. Meskipun
perbedaan tekanan arteri dan vena tidak berbeda dari posisi berbaring,
peningkatan tekanan pembuluh pada ekstrimitas bawah ketika berdiri
memiliki dua efek langsung yaitu, peningkatan tekanan vena
menyebabkan peningkatan volume vena peripheral dan peningkatan
tekanan hidrostatik kapiler menyebabkan tingginya laju filtrasin
transkapiler. Hasil percobaan juga menunjukkan adanya peningkatan
denyut nadi, tekanan sistolik, dan tekanan diastolik setelah melakukan
latihan fisik seperti naik turun tangga. Hal ini disebabkan karena
perubahan yang besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan. Pada
menit pertama terjadi kenaikan denyut nadi dan tekanan darah drastis
karena kerja jantung meningkat dan praktikan masih belum biasa
melakukan hal tersebut tapi lama kelamaan tekanan darah dan denyut
nadi menurun karena kerja jantung kembali normal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan darah pada prinsipnya adalah apabila denyut
jantung dan stroke volume naik, maka tekanan darah juga akan naik,
demikian pula sebaliknya. Pada waktu inspirasi akan terjadi sedikit
kenaikan darah, hal ini disebabkan pada waktu inspirasi tekanan
inspirasi lebih negative, dengan demikian darah akan lebih banyak
masuk ke jantung. Faktor-faktor yang mempercepat kerja denyut nadi
antara lain aktivitas olahraga; anemia; mengonsumsi obat-obatan,
stimulan (seperti kafein, amfetamin, pil diet, rokok), dan alkohol;
menderita demam atau beberapa jenis penyakit jantung; serta kelenjar
tiroid yang terlalu aktif, dan stres. Sedangkan denyut nadi rendah saat
istirahat bisa dikarenakan oleh penyakit jantung, mengonsumsi obat-
obatan untuk mengobati penyakit jantung, tingkat kebugaran yang baik,
kelenjar tiroid kurang aktif (hipotiroidisme). Dan denyut nadi lemah
bisa diakibatkan adanya bekuan darah di lengan atau kaki, penyakit
pembuluh darah, penyakit jantung, dan gagal jantung.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan serta pembahasan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
a. Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada
seluruh permukaan yang tertutup; yaitu, pada dinding bagian
dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah berasal dari
aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong
darah melewati pembuluh-pembuluh.
b. Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang
dapat dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat
tertentu. Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal
dari nodus SA (irama sinus normal, NSR= Normal Sinus
Rhythim). Waktu istirahat, jantung berdenyut kira-kira 70 kali
kecepatannya berkurang waktu tidur dan bertambah karena
emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan yang lainnya.
c. Secara umum tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg
(sistolik/diastolik).
d. Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan darah arteri. Alat ini terdiri dari sebuah
manset elastis yang berisi kantong karet tiup.
e. Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan
darah sistolik (angka atas) yaitu tekanan yang timbul akibat
pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah
dengan tekanan terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang
merupakan kekuatan penahan pada saat jantung mengembang
antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan
mengembang (saat beristirahat).
f. Terdapat perbedaan antara tekanan darah dan denyut nadi antara
aktivitas normal, aktivitas ringan, dan aktivitas berat. Dimana
semakin berat aktivitas yang dilakukan maka semakin besar pula
tekanan jantung yang akan dihasilkan dan denyut nadi yang
dihasilkan.
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah pada
prinsipnya adalah apabila denyut jantung dan stroke volume
naik, maka tekanan darah juga akan naik, demikian pula
sebaliknya. Pada waktu inspirasi akan terjadi sedikit kenaikan
darah, hal ini disebabkan pada waktu inspirasi tekanan inspirasi
lebih negative, dengan demikian darah akan lebih banyak masuk
ke jantung.
h. Faktor-faktor yang mempercepat kerja denyut nadi antara lain
aktivitas olahraga; anemia; mengonsumsi obat-obatan, stimulan
(seperti kafein, amfetamin, pil diet, rokok), dan alkohol;
menderita demam atau beberapa jenis penyakit jantung; serta
kelenjar tiroid yang terlalu aktif, dan stres.

2. Saran

Semoga praktikum selanjutnya dapat berjalan lebih baik, dan


alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum memadai. Terimakasih
kak 
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, N., Abrori, C., & Narwanto, Ihwan M. 2015. Pengaruh

Minuman Kopi terhadap VO2max dan Pemulihan Denyut Nadi

pasca Melakukan Treadmill. E-Jurnal Kesehatan, vol. 3 (no. 2)


Campbell, Neil A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2000. Biologi, Edisi

Kelima-Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Soewolo, Soedjono Basoeki & Titi Yudani. 2005. Fisiologi Manusia.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai