Wisuda Oktober PDF
Wisuda Oktober PDF
SKRIPSI
Penyusun:
Rasyd El Farizy
(20140510160)
i
HALAMAN JUDUL
Skripsi
Disusun Oleh:
RASYD EL FARIZY
20140510160
ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
RASYD EL FARIZY
20140510160
Tim Penguji:
Rasyd El Farizy
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
karena berkat Rahmat dan Karunia –Nya lah penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skrispi ini, Shalawat serta
salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad
SAW beserta para Sahabat dan Umat-Nya hingga akhir
zaman, amin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Judul dari skripsi prnulis adalah “Strategi
Pemerintah Indonesia dalam Membendung Terorisme
Global tahun 2011 - 2018”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan
baik aspek kuantitas maupun kualitas penelitian yang
dijelaskan. Semua ini berdasarkan pada keterbatasan yang
dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kemajuan pendidikan Indonesia.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga amal baik
yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan
dari Allah SWT.
Salam Hormat,
Rasyd El Farizy
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
MOTTO
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
ix
UCAPAN TERIMAKASIH
x
DAFTAR ISI
1
1
jiwa dan juga pentagon. Setelah
1
Ashley Southall, “Man Killed in 9/11 Attacks Is
Identified by DNA Testing” The New York Times
(https://www.nytimes.com/2017/08/07/nyregion/9-
11-victim-identified-by-dna-testing.html diakses
tanggal 20 Oktober 2017)
2
terorisme global termasuk di dalamnya
Al – Qaeda.2
2
Washington Post, “President Bush Address the
Nation” The Washington Post
(https://www.washingtonpost.com/wp-
srv/nation/specials/attacked/transcripts/bushaddress
_092001.html diakses tanggal 20 Oktober 2017)
3
Amerika pengumpulan intelijen
4
Amerika di Timur Tengah. Dimensi
langkah-langkah peningkatan
5
keamanan Bandara, perbatasan dan
acara-acara publik.3
3
Richard Jackson, “War on terrorism” Encyclopedia
Britannica (https://www.britannica.com/topic/war-
on-terrorism diakses tanggal 20 Oktober 2017)
6
tersebut. Terlebih lagi IS atau Islamic
tersebut.
7
teroris’. Hamzah Haz wakil presiden
4
Mardenis, Pemberantasan Terorisme, Jakarta,
Rajawali Pers, 2011
8
AS ngotot bahwa tokoh – tokoh dari
9
penyerangan di kawasan Sarinah pada
10
global, aksi – aksi teror seperti Bom di
tahun 2018.
11
penanganan tindak terorisme. Dalam
12
manusiawi tanpa ada kebencian
B. Rumusan Masalah
13
Bagaimana strategi pemerintah
2011 – 2017 ?
C. Kerangka Berpikir
14
kontra terorisme yaitu Countering
terorisme.
5
Anne Aldis dan Graeme P. Herd, THE IDEOLOGICAL
WAR ON TERROR, New York, Routledge, 2007, hal: xvii
15
konteks ini, Amerika Serikat lebih
16
Oleh karena itu, dilakukan strategi –
Amerika Serikat.
17
pedoman para pelaku terorisme dilawan
18
yang menimbulkan ketakutan, keresahan
19
dibarengi dengan program Presiden
20
seminar tentang pemahaman nilai – nilai
21
mengedepankan asas kemanusiaan.
demokorasi.
22
TNI, BNPT, POLRI tentunya dibutuhkan
conduct of operations.
23
dapat bertahan. Dengan memahami
24
teknologi ini juga dibutuhkan operasi
25
komunitas internasional harus
26
radikal. Sebuah pemikiran umum yang
27
utama politik dan mengakhiri konflik. 6
D. Hipotesa
6
Ibid, hal.125.
28
menggunakan konsep CIST (Countering
meliputi:
mempromosikan ideologi
media, pendidikan,
29
mengatur payung hukum
tentang terorisme.
b. Operational counter
terrorism yaitu
menghentikan operasional
security, military
operations, humanitarian
support, military to
conduct of operations.
30
c. Resolving regional conflict
dan memberikan
pemerataan kesejahteraan
radikalisme.
31
E. Tujuan Penelitian
32
terorisme di Indonesia dalam penelitian –
F. Metode Penelitian
33
internet digunakan untuk menunjang
angkat.
G. Jangkauan Penelitian
34
dibatasi hanya berfokus pada strategi yang
H. Sistematikan Penulisan
35
latar belakang, pokok permasalahan,
36
oleh pemerintah Indonesia dalam
– 2017.
37
BAB II
SEJARAH TERORISME
38
singkat sehingga menggiring kekacauan
7
Bruce Hoffman, Inside Terrorism, Brooking
Institution Press, Washington DC, 2003.
39
istilah tersebut bahwa terorisme adalah
buruk.
A. Definisi Terorisme
8
Lawrencia Ashie, An Analysis Of Globalization As A
Catalyst For International Terrorism,
40
memberikan beberapa definisi terorisme
diantaranya adalah:
dikualifikasikan sebagai
(http://ugspace.ug.edu.gh/bitstream/handle/1234567
89/8641 diakses tanggal 17 April 2018)
41
ketiga, pembunuhan yang
diculik)”
dimaksudkan mempengaruhi,
42
dan intimidasi yang disengaja
masyarakat atau
pemerintahnya menyetujui
tuntutan-tuntutan yang
ideologis."
d) “Penggunaan kekerasan
43
untuk memaksa mereka
tertentu.”
orang-orang, menyebabkan
44
bertujuan untuk menyebabkan
nasional”
subnasional terhadap
nonkombatan untuk
45
mendapatkan tujuan politik
langsung.”
pembunuhan, pembakaran,
46
kekacauan, dan teror dalam
masyarakat.9
9
Brian M. Jenkins, International Terrorism: The Other
World War, St. Martin Press, California, 1990.
47
pada saat kejadian tidak bersenjata
48
politik, (2) agama, atau (3) ideologi
49
ideologi secara eksplisit
10
Mahdi Mohamad Nia, From Old to New Terrorism:
The Changing Nature of International Security, Global
Studies Journal, 2010.
50
definisi resmi dan akademis terorisme
51
Melihat lebih dekat pada berbagai
Kesulitan dalam
11
Ariel Merari, Terrorism As A Strategy Of Insurgency,
University of California Press, California, 2007.
12
Bruce Hoffman, Inside Terrorism, Brooking
Institution Press, Washington DC, 2003.
52
dikarenakan bergantung pada
53
pandangan Jurgen Habermes tentang
13
Mubarok, Stigmatisasi Pemberitaan Terorisme di
Media Massa, Universitas Diponegoro, 2010.
54
adalah istilah yang merendahkan. "Ini
55
lawannya, maka ia secara tidak
56
jika seseorang mengidentifikasi
B. Sejarah Terorisme
14
Hoffman, opcit.,
57
teror berasal dari tahun 1793 – 1794
58
mengkonsolidasi kekuatan baru
pengkhianatan .
59
Abad ke sembilan belas dan awal abad
60
istilah "imperialisme" untuk
menggambarkan kecenderungan
61
untuk menghancurkan nasionalisme
15
Gérard Chaliand dan Arnaud Blin, The Golden Age of
Terrorism, Brooking Institution Press, Washington DC,
2003.
62
pembunuhan, baik individu maupun
63
penduduk, dan tidak lagi hanya sebuah
64
kesalahan dengan menghubungkan
65
sejarah, yang kemudian dikenal sebagai
menyalakannya.
66
otoriter otoritarian dari Fasis Italia, Nazi
16
Hoffman, locit.,
67
Kenya, Siprus dan Aljazair, misalnya,
68
pemberontak meluas ke segmen penduduk
69
dan / atau dominasi Barat tidak dapat
kebebasan.”
70
dilihat dalam konteks revolusioner.
71
tidak teridentifikasi mencari kemerdekaan.
72
dan ekonomi yang tidak dapat dipecahkan
yang liberal.
73
mengacaukan Barat sebagai bagian dari
74
pemerintah yang sah ke kekuatan
75
elemen, atau bagian dari pola yang lebih
76
runtuh segera sesudahnya. Pesawat ketiga
77
lebih dari empat belas insiden teroris telah
internasional modern.
78
Dampak dari peritsiwa 9/11 tersebut
79
yang terkenal, "dimulai dengan al-Qaida,
80
AS dengan senjata pemusnah massal yang
mereka miliki.
yang ditimbulkannya."
C. Terorisme Modern
81
evolusi umum struktur politik dan
17
Gérard Chaliand dan Arnaud Blin, Introduction,
Brooking Institution Press, Washington DC, 2003, hal:
25
82
Tindakan ini adalah yang pertama
18
Subhan M, Pergeseran Orientasi Terorisme Islam di
Indonesia, Journal of International Relations, 2016
83
Terorisme pada tahun 1970 – 1980an
lain.19
19
Paul Wilkinson, Terrorism versus Democracy,
Routledge, New York, hal: 8
84
D. Hubungan antara Terorisme dan
Agama, Terorisme dan Politik, dan
Terorisme dengan Ekonomi
membingkai atau
merepresentasikan sebuah
85
konstituensi potensial akan
ditempatkan berdampingan
86
bahwa kelompok teroris biasanya
20
Lawrencia Ashie, An Analysis of Globalization as a
Catalyst for International Terrorism,
(http://ugspace.ug.edu.gh/bitstream/handle/1234567
89/8641/An%20Analysis%20of%20Globalization%20a
s%20a%20Catalyst%20for%20International%20Terrori
sm%20-%202015.pdf?sequence=1&isAllowed=y
diakses tanggal 27 April 2018)
87
Terorisme agama dilihat oleh
88
1993, pertama-tama memperoleh
Rahman.21
21
Blin, opcit.,
89
kecuali dalam hukuman resmi
90
untuk kolaborasi yang didukung
beberapa orang.22
22
Ashie, opcit.,
91
fundamental dari terorisme. Dalam
92
merujuk pada kekerasan dan
pemberontakan daripada
23
Merari, locit.,
93
Tak terhindarkan
politik
Kekerasan, atau
ancaman kekerasan
Dirancang untuk
memiliki dampak
psikologis jangka
Dilakukan oleh
organisasi dengan
struktur sel
94
konspiratorial yang
teridentifikasi (yang
anggotanya tidak
mengenakan seragam
sekelompok kecil
langsung dipengaruhi,
termotivasi, atau
95
atau para
pemimpinnya.
Dilakukan oleh
kelompok subnasional
kesenjangan pendapatan
96
mereka yang terkena dampak
97
politik." Munculnya fanatisme
98
tidak miskin atau tidak
berpendidikan, membuat
24
Ashie, opcit.,
99
Dalam fenomena internasional, terorisme,
non material.
100
Pada tahun 2016 menurut data Indeks
4716
3137
1450
870
826
630
469
120
107
86
65
58
39
12
6
101
korban jiwa. Diikuti oleh kawasan Asia
25
Data oleh Institut Economy for Peace tentang
Indeks Terorisme Global tahun 2017
102
menimbulkan dampak nyata di negara
Terrorism.
103
104
BAB III
TERORISME DI INDONESIA
26
World Fact Book: Indonesia,Central Intelligence
Agency,
(https://www.cia.gov/library/publications/resources/t
he-world-factbook/geos/id.html; diakses tanggal 26
Juli 2018)
105
persatuan umat. Hal ini dapat dilihat
106
mengatur tentang organisasi
kemasyarakatan (ormas). 27
27
Indah Mutiara Kami, Sah Jadi UU Ini Isi Lengkap
Perppu Ormas,
(https://news.detik.com/berita/3698291/sah-jadi-uu-
ini-isi-lengkap-perppu-ormas diakses 28 Agustus
2018)
107
yang dipimpin oleh Kartosuwiryo
28
Suaib Tahir, Ensiklopedi Pencegahan Terorisme,
BNPT, Jakarta, 2016. Hal 20
108
yang banyak menjadi dalang dari
– Qaeda. 29
Keinginan tersebut
islami.
29
Fransisco Galamas, Terrorism In Indonesia: An
Overview, IEEE, 2015
109
A. Sejarah Kontemporer Terorisme di
Indonesia
110
oleh kelompok-kelompok jihadis
ini.30
Pemerintah Indonesia
30
Adrian Vickers, A History of Modern Indonesia,
Cambridge University Press, California, 2015. h.214-
217
31
Sidney Jones,Indonesian Government Approaches
to Radical Islam since 1998, Columbia University
Press, New York, 2013, hal:120
111
Indonesia (keterkaitan kelompok-
(mengidentifikasi kelompok-
112
masyarakat luas 32 . Pada periode ini
32
Kirk Johnson, The Longue Duree: Indonesia’s
Response To The Threat Of Jihadist Terrorism 1998–
2016, NPA, California, 2016, hal: 10
33
Michael Malley, Indonesia: The Erosion of State
Capacity, Brookings Institution Press, Washington DC,
2003, hal: 191–92.
113
pada tahun 1998 dan selama tahun-
114
provinsi yang mendukung aksi politik
115
atas kematian sekitar 22.000 warga
34
Edward Aspinall, How Indonesia Survived:
Comparative Perspectives on State Disintegration and
Democratic Integration, Columbia Univ. Press, New
York, 2013, hal:125
116
gabungan ini menutupi ancaman
berikutnya.
Lengsernya kekuasaan
117
dengan keinginan lama untuk otonomi
35
Michael Malley, opcit, hal: 195
36
Kirk Johnson, opcit, hal: 11
118
daya alam dan kurangnya perlakuan
37
Edward Aspinall, opcit, hal: 127
119
dengan biaya yang tinggi dan
kedaulatan negaranya.
38
Michael Malley, opcit, hal: 196-197
120
itu bergabung dengan Kartosuwiryo
39
Solahudin, The Roots of Terrorism in Indonesia:
From Darul Islam to Jema’ah Islamiyah, terj. Dave
McCrae, : Cornell University Press, New York, 2013,
hlm: 38–39
40
Ibid
121
kekuatan brutal, Suharto memobilisasi
122
— serta pembentukan kelompok
41
Michael Malley, opcit, hal: 198
123
menguasai pusat-pusat perkotaan
sebelumnya.42
42
Edward Aspinall, opcit, hal: 135
43
Kirk Johnson, opcit
124
hampir 3.000 jiwa.44 Selain itu, GAM
44
Michael Malley, opcit, hal: 200 - 201
45
National Consortium for the Study of Terrorism and
Responses to Terrorism (START), 2016)
46
Adrian Vickers, opcit, hal: 214 - 217
125
Pola serangan teroris JI setelah
126
internasional - yaitu, Israel / Yahudi,
127
atau JI, sebuah organisasi yang
meresponnya.47
47
Kirk Johnson, opcit.
128
Terorisme. Tragedi Bom Bali I
48
Ibid
129
Setelah pemboman
130
bekerjasama dengan AS membentuk
seluruh negara.49
49
Ibid
131
POLRI juga membentuk
132
utama, Badan Intelijen Nasional (BIN,
133
pembiayaan terorisme. Namun,
intelijen" klasik.50
50
Ali Muhammad, Indonesia’s Way To Counter
Terrorism 2002—2009: Lesson Learned, Journal of
Government and Politics Vol.5 No.2, 2014, hal: 192.
134
aksi kekerasan teror ke dalam dan
135
melihat peremajaan pengaruh
aktif.51
51
Kirk Johnson, opcit
136
keseluruhan ancaman yang diajukan
137
pemerintah dari tahun 2009 hingga
52
IPAC,”Violent Extremism”, Institute For Policy
Analysis of Conflict
(http://www.understandingconflict.org/en/conflict/in
dex/4/Violent-Extremism diakses tanggal 17 Agustus
2018)
138
cepat mengetahui bahwa Top telah
139
terbunuh dalam tembak-menembak
Maret 2010.
140
fokus pada musuh “dekat” dan “jauh”
Bersama-sama, faktor-faktor
141
orang (meskipun mungkin sekitar
142
Konflik Suriah telah berfungsi
143
cabang militan yang melahirkan dari
mempertahankan keselarasan
144
melihat IS sebagai Kekhalifahan yang
Baghdadi.
145
Bus Kampung Melayu di Jakarta
146
Arjuno yang menimbulkan 10 orang
luka.
budaya53
53
Club de Madrid, Addressing the Causes of Terrorism,
Club de Madrid, 2015, hal: 5
147
a. Faktor Ideologi dan Fanatisme
Terhadap Agama
148
bukanlah sesuatu yang dapat
54
Yohanes Enggar: Lawan Terorisme BNPT Berikan
Pembekalan Mahasiswa Baru, Kompas.com,
(https://edukasi.kompas.com/read/2018/08/14/2333
0431/lawan-terorisme-bnpt-berikan-pembekalan-
mahasiswa-baru-its diakses 23 Agustus 2018)
149
Komentator Barat sering
menggunakan — atau
penyalahgunaan — istilah-istilah
digunakan adalah
150
pada Al-Qur'an dan Nabi. Namun,
151
dikenali oleh Karen Armstrong
sebagai "bentuk-bentuk
152
Islam. Tetapi bahkan umat Islam
153
Ini mendominasi Arab Saudi, yang
menginterpretasikan semuanya
154
mereka adalah memurnikan agama
mereka
155
murtad, mereka mengusir dan
156
disebut juga sebagai Salafisme
157
Islam untuk kembali ke Qu’ran dan
158
Muhammad tidak memahami ayat-
dari logika.
159
Walaupun secara institusi khawarij
mereka anut.55
b. Faktor Psikologi
55
Muhammad Haidar Assad, ISIS Organisasi Paling
Mengerikan Abad Ini, Jakarta Selatan, Zahira, 2014,
hal: 119
160
Terdapat ciri – ciri terorisme
161
teroris umumnya adalah kumpulan
162
sosial dan politik adalah tujuan
163
mencari cara untuk meningkatkan
164
mulai menganut moralitas “the end
c. Faktor Ekonomi
165
Terorisme berkembang di
keputusasaan, penghinaan,
56
United Nations Reports of the Secretart General’s
High Level Panel on Threats, Challenge and Change
(2004), diakses pada tanggal 12 Agustus 2017 dari
http://www.un.org/secureworldreport2.pdf, hal. 2.
166
negara dalam memakmurkan
167
pun bukan sesuatu yang gratis,
57
Sukawarsini Djelantik, Terrorism in Indonesia: The
Emergence of West Javanese Terrorists, International
Graduate Student Conference Series No. 22, 2016,
hal: 7
168
mendapatkan gaji yang besar dan
169
cara mereka bergabung dengan
d. Faktor Budaya
170
dan penghinaan sebagai semacam
171
lebih luas dalam kelompok agama,
172
dalam konflik-konflik ini.
lebih bahkan.58
58
Michael Malley, opcit, hal: 205
173
ratusan dan mengusir 10.000
perang suci.
174
aksi yang dilakukan oleh para ekstrimis di
175
Semenjak terjadinya Bom Bali I yang
lapangan.
176
dimulai sejak era Megawati yaitu dimulai
177
D. Bentuk dan Pola Terorisme di
Indonesia
menekan juga
59
Budi Hardiman, Terorisme: Paradigma dan Definisi,
IMPARSIAL, Jakarta, 2003, hal. 6-7.
178
pemerintah individu,
dengan sulit
kebijakan dibedakan
perang psikopatolo
dengan criminal.
kelompok
rival,
menyingkirk
an pejabat
tertentu
179
Terorisme Menindas Berkemban
kelompok yaitu
musuh polisi
penindas rahasia,
otoriter/ penganiaya
totaliter an,
dan
kalangan
180
rakyat,
memunculk
an paranoia
pemimpin.
Skala
teritorial negar
– aset a
2. Diorga
organis
3. Bertuju
kebijak
181
Terorisme transnasional Jaringan glob
tatanan dunia b
terorisme tran
dari terorisme
182
menargetkan near enemy. 60 Hal ini
terorisme”. 61
Jika terorisme Al –
60
CNN Indonesia, Perbedaan Pola Jihad dan Sepak
Terjang Teroris di Indonesia
(https://www.cnnindonesia.com/nasional/201805171
94034-20-299072/perbedaan-pola-jihad-dan-sepak-
terjang-teroris-di-indonesia diakses 28 Agustus 2018)
61
Haidar Assad, opcit, hal: 135 - 136
183
muslim yang berbeda keyakinan dan
62
ibid
184
menjadi kombatan. Penggunaan
keberhasilan terornya.63
63
CNN Indonesia, ibid
185
186
BAB 4
STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA
DALAM MEMBENDUNG TERORISME
GLOBAL
187
harus dilindungi. Oleh karena itu, dilakukan
188
A. Strategic Counter Terrorism
189
kekerasan yang bermotif politik. Ideologi
64
Rohan Gunaratna, Ideology In Terrorism And
Counter Terrorism, New York, Routledge, 2007, hal:
40.
190
material dan tidak ada lagi nyawa yang
tentang terorisme.
a. Mempromosikan Ideologi
Moderat
191
Pelaku teror di Indonesia
192
mencapai perdamaian. Kelompok
193
kala itu telah keluar dari islam
65
Muhammad Haidar Assad, ISIS Organisasi Paling
Mengerikan Abad Ini, Jakarta Selatan, Zahira, 2014,
hal: 113
194
metode dan tujuan yang sama
adalah:
66
Institute for Policy Analysis of Conflict, Disunity
among Indonesian ISIS Supporters and the Risk of
More Violence (IPAC Report No. 25) (Jakarta: IPAC,
2016)
195
ini yaitu mengkafirkan
kebijakan mengeluarkan
196
sistem kenegaraan yang
negara, pemerintahan ,
mendukung dan
197
perdamaian dan solusi bagi
perselisihan dapat
hati mereka.
198
4. Salah kaprah mengenai
tereduksi.
5. Di Indonesia, bahkan IS
menyatakan bahwa
memerangi konsep
Pancasila.
199
Dibutuhkan peran serta
200
keagamaan seperti NU dan
Muhammadiyah.67
67
Lalu Rahadian, PBNU Minta Dukungan Penuh
Pemerintah untuk Bantu Deradikalisasi,
https://tirto.id/pbnu-minta-dukungan-penuh-
pemerintah-untuk-bantu-deradikalisasi-cLrE diakses
27 Agustus 2018
201
wajah islam yang sesungguhnya
202
mengedepankan jalan damai
sebelum perang.
203
menjadi benteng dari paham –
204
Muhammad hanyalah 10% selama
68
Muhammad Haidar Assad, opcit, hal: 128 – 129
205
hanyalah jihad kecil dan jihad besar
206
Nabi Muhammad pun tak syahid di
medan perang. 69
69
Ibid, hal: 129
207
perdamaian dan keamanan dunia,
208
tertindas. Jihad mengikuti aturan
70
Ali Muhammad, Indonesia’s Way To Counter
Terrorism 2002—2009: Lesson Learned, Journal of
Government and Politics Vol.5 No.2 August 2014, hal:
194
209
itu adalah bentuk keputusasaan (al-
210
kepada musuh Islam, termasuk
71
Ibid
211
agama. Kedua, jika fatwa disebarkan
72
Ibid, hal: 195
212
Pancasila sebagai pemersatu bangsa
213
harus dapat dimaknai dan dipahami
73
Muhammad Haidar Hassan, opcit, hal: 184
214
– kelompok ekstrimis itu. Dalam
215
kebangsaan yan berketuhanan.
b. Membendung Terorisme
Melalui Pendidikan
216
Pendidikan merupakan salah
mendapat pendidikan
74
Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, Undang –
Undang Dasar 1945, Jakarta, 2002,
http://dpr.go.id/jdih/uu1945 diakses 22 agustus 2018
217
pemerintah wajib
membiayainya.
dengan undang-undang.
218
negara serta dari anggaran
penyelenggaraan pendidikan
nasional.
umat manusia.
219
Pendidikan formal dapat
75
Sulfasyah dan Jamaludin Arifin, Implikasi
Pendidikan Nonformal Pada Remaja, Jurnal
Equilibrium Pendidikan Sosiologi Vol. IV, 2016, Hal: 1-
2
220
keluarga seseorang dapat
terorisme di Indonesia.
221
Keberhasilan pendidikan
rakyatnya. Pendidikan
76
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen
Kurikulum 2013,
(http://yogyakarta.kemenag.go.id/file/file/dikmad/ld
ue1388737894.pdf diakses 23 Agustus 2018)
222
dengan amanat undang – undang
bermasyarakat.
Propaganda kelompok
dengan mengajarkan
223
salah. Pemerintah melalui BNPT
terorisme
77
Yohanes Enggar, Lawan Terorisme BNPT Berikan
Pembekalan Mahasiswa Baru ITS,
(https://edukasi.kompas.com/read/2018/08/14/2333
0431/lawan-terorisme-bnpt-berikan-pembekalan-
mahasiswa-baru-its), BHP UMY, Pelaku Terorisme
Sasar Generasi Muda, http://www.umy.ac.id/pelaku-
terorisme-sasar-generasi-muda.html diakses 23
Agustus 2018)
224
Dalam penindakan aksi
225
terorisme dicetuskan pertamakali
momentum.78
78
Ging Ginanjar, Revisi UU Terorisme Dikhawatirkan
akan Merugikan Warga,
(https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2
016/01/160120_indonesia_revisi_uu_teror diakses 24
Agustus 2018), Tirto.id, Poin-Poin Krusial yang Perlu
Dicermati dari RUU Terorism, (https://tirto.id/poin-
poin-krusial-yang-perlu-dicermati-dari-ruu-terorisme-
cKpw diakses 24 Agustus 2018)
226
kriminalisasi perbuatan baru,
pengembangan ideologinya di
79
Wilujeng Kharisma, Tito Karnavian: UU Terorisme
Perlu Direvisi, (http://www.pikiran-
rakyat.com/nasional/2016/08/07/tito-karnavian-uu-
terorisme-perlu-direvisi-376830 diakses 24 Agustus
2018)
227
(24/08/2017), Polres Depok juga
terbuka.80
80
BBC, Revisi UU Terorisme Dikhawatirkan Akan
Merugikan Warga,
228
Menurut Tito Karnavian,
(https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2
016/01/160120_indonesia_revisi_uu_teror diakses 24
Agustus 2018)
81
Wilujeng Kharisma, opcit
229
Revisi Undang – undang ini
pemberantasan terorisme.
82
Ging Ginanjar, Ibid
230
adalah ancaman kekerasan yang
83
Akbar Bhayu Tamtomo , INFOGRAFIK: Pasal-pasal
Penting dalam UU Antiterorisme,
(https://nasional.kompas.com/read/2018/05/28/144
55721/infografik-pasal-pasal-penting-dalam-uu-
antiterorisme diakses 24 Agustus 2018)
231
setiap orang yang dengan sengaja
232
beserta anggotanya yang telah
langsung dipidana.
sengaja menyelenggarakan,
merencanakan, mempersiapkan,
233
4 tahun dan paling lama 15 tahun.
234
dapat mengakibatkan tindak
lama 5 tahun.
umur.
235
Mengenai waktu penahanan
236
selama 21 hari sebelum menjadi
237
konstruksi Pasal 28 UU Terorisme
238
penahanan yang didasarkan pada
84
Setara Institute, Pernyataan Pers Setara Institute
Tentang Catatan Kritis Atas Draf Ruu Tentang
Perubahan Atas Uu No. 15 Tahun 2003, (http://setara-
institute.org/wp-
content/uploads/2016/03/2016_Maret-3_Catatan-
Kritis-atas-Revisi-UU-No.-15-tahun-2003-tentang-
Terorisme.pdf diakses 28 Agustus 2018)
239
pemerintah wajib melaksanakan
240
akan diatur dalam peraturan
pemerintah.85
yaitu merumuskan,
mengoordinasikan, dan
85
KumparanNEWS, Isi Lengkap UU Terorisme,
(https://kumparan.com/@kumparannews/isi-
lengkap-uu-antiterorisme diakses 26 Agustus 2018)
241
hukum dalam penanggulangan
terorisme.
melakukan penyadapan,
242
budaya, pertahanan dan keamanan,
mengamankan kepentingan
243
nasional namun tetap sesuai
HAM.86
86
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, UU
Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Intelijen Negara,
(http://referensi.elsam.or.id/2014/10/uu-nomor-17-
tahun-2011-tentang-intelijen-negara-2/ diakses 27
Agustus 2018)
244
kolaborator, pendukung, dan simpatisan
ini.
87
Anne Aldis dan Graeme P. Herd, The Ideological
War On Terror, New York, Routledge, 2007, hal: xvii
245
2003 BNPT bertugas mengoordinasikan
246
densus 88. Operasi penangkapan yang
88
Tirto.id, Tumpulnya BNPT Melempemnya
Deradikalisasi, (https://tirto.id/tumpulnya-bnpt-
melempemnya-deradikalisasi-kr) diakses 27 Agustus
2018
247
pelaku. Pada tahun 2007 beredar video
89
Fathiyah Wardah, Komnas HAM: Densus 88 Lakukan
Pelanggaran HAM,
(https://www.voaindonesia.com/a/1623461.html
diakses 27 Agustus 2018)
248
90
tidak sesuai prosedur penangkapan.
90
Fajar Abrori, Kronologi Salah Tangkap Densus 88 di
Solo,
https://www.liputan6.com/news/read/2401439/kron
ologi-salah-tangkap-densus-88-di-solo
91
David Al Faruq, Pasutri Jadi Korban Salah Tangkap,
(https://nusantara.medcom.id/jawa-timur/peristiwa-
jatim/zNAwVv2k-pasutri-jadi-korban-salah-tangkap
diakses 28 Agustus 2018)
249
Penggunaan militer dalam operasi
250
lanjut menjadi kelompok jihadis utama di
92
Kirk Johson, The Longue Duree: Indonesia’s
Response To The Threat Of Jihadist Terrorism 1998–
2016, hal: 117
251
dan juga Santoso. Operasi Tinombala
93
Farouk Arnaz, Operasi Tinombala TNI-Polri Kepung
Santoso dari Segala Arah,
(http://www.beritasatu.com/nasional/364179-
operasi-tinombala-tnipolri-kepung-santoso-dari-
segala-arah.html diakses 28 Agustus 2018)
252
berlangsung dan beberapa kali
94
ibid
253
militer selain perang sudah ada dalam UU
254
tugas utama TNI adalah menjaga
95
Tirto.id, Poin-Poin Krusial yang Perlu Dicermati dari
RUU Terorism.
255
metode satu-satu dalam domain privat;
256
populasi terbesar keempat dan terus
bertambah di Dunia.96
96
Kirk Johnson, The Longue Duree: Indonesia’s
Response To The Threat Of Jihadist Terrorism 1998–
2016, hal: 78
257
utama, yang memiliki penghitung
97
Ibid, hal: 79
98
Nursita Sari, Propaganda ISIS Banyak Diunggah di
Situs Web Milik Aman Abdurrahman,
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/17/1
8285471/propaganda-isis-banyak-diunggah-di-situs-
web-milik-aman-abdurrahman diakses 28 Agustus
2018.
258
kemudian merespon dengan memblokir
2015.
149/K.BNPT/3/2015 tentang
259
pemblokiran melalui surat edaran kepada
99
Putu Merta Surya, Memblokir Radikalisme di Dunia
Maya,
260
Polri mjuga melakukan kepada mantan
(https://www.liputan6.com/news/read/2206278/me
mblokir-radikalisme-di-dunia-maya diakses 28
Agustus 2018)
261
sama, Polri juga dapat terus menggali
100
Ihsan Ali Fauzi dan Solahudin, Deradikalisasi di
Indonesia: Riset dan Kebijakan dalam Kebebasan,
Toleransi dan Terorisme Riset dan Kebijakan Agama di
Indonesia, Pusat Studi Agama dan Demokrasi Yayasan
Paramadina Jakarta, 2017, hal: 239.
262
terjadi di daerah-daerah seperti Sulawesi
101
Adrian Vickers, opcit, hal: 214 - 217
102
Kirk Johnson, ibid, hal: 29
263
merupakan konflik yang mengancam
264
Mindanao atau sebaliknya mendukung IS.
265
Kehadiran mereka malah membuat konflik
266
para pejuang, konflik Marawi dapat
Sulawesi.
103
Greg Raymond, Counterterrorism Yearbook 2018,
Barton, Australian Strategic Policy Institute, 2018, hal:
22
267
dijadikan pasar menguntungkan untuk
mungkin.104
104
Aqwam Fiazmi Hanifan, Inilah Jalur Para Militan
ISIS dari WNI ke Marawi, (https://tirto.id/inilah-jalur-
para-militan-isis-dari-wni-ke-marawi-cvja diakses 28
Agutus 2018)
268
damai MNLF-Filipina pada tahun 1993,
269
keagamaan yang berbasiskan organisasi
105
Surwandono, Relevansi Pelembagaan Investasi
Ekonomi Berbasis Shariah Pada Masyarakat Muslim di
Mindanao, Jurnal Hubungan Internasional Vol.4 Edisi
1 April 2015, Hal: 39
270
memonitor situasi dan mendorong
271
Mindanao, khususnya melalui Kerja Sama
Selatan-Selatan (KSS).106
106
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia,
Penyambutan Tim Pengamat Indonesia (TPI) dalam
International Monitoring Team (IMT) di Filipina
Selatan, (
272
penyelesaian konflik antara Gerakan Aceh
273
Timur Tengah seperti dalam konflik Israel
274
BAB V
KESIMPULAN
275
Bush. Asosiasi terorisme dengan islam
276
yang kemudian menjadi IS menjadikan
masyarakat.
277
Resolving regional conflict digunakan sebagai
278
tentang mulai dari definisi hingga penindakan
279
terus diupayakan oleh Indonesia melalui
280
Daftar Pustaka
Buku
Assad, M. H. (2014). ISIS Organisasi Teroris Paling
Mengerikan Abad Ini. Zahira: Jakarta
Selatan.
Hardiman, B. (2003). Terorisme Paradigma dan
Definisi . In R. Marpaung, & A. Araf,
Terorisme Definisi Aksi dan Regulasi (pp.
6-7). Jakarta: IMPARSIAL.
Hoffman, B. (2003). Inside Terrorism. Washington
DC: Brooking Institution Press.
Suaib Tahir, A. M. (2016). Ensikopedi Pencegahan
Terorisme. Jakarta: BNPT.
E-Book
Aldis, A., & Herd, G. P. (2007). THE IDEOLOGICAL
WAR ON TERROR: Worldwide strategies
for counter-terrorism. New York:
Routledge.
281
Aspinall, E. (2013). “How Indonesia Survived:
Comparative Perspectives on State
Disintegration and Democratic
Integration. In M. K. Stepan, Democracy
and Islam in Indonesia (p. 127). New
York: Columbia University Press.
Atmasasmita, R. (2000). Pengantar Hukum
Pidana Internasional . Bandung : PT
Rafika Aditama .
Blin, G. C. (2007). The Golden Age of Terrorism.
In G. C. Blin, The History of Terrorism
from Antiquity to Al Qaeda (p. 175).
California: University of California Press.
Blin, G. C. (2007). Introduction. In G. C. Blin, The
History of Terrorism (p. 8). California:
University of California Press.
Galamas, F. (2015). Terrorism in Indonesia: An
Overview. IEEE.
Greg Raymond. (2018). Southeast Asia. In A. S.
Institute, Counter Terrorism Yearbook
2018 (p. 22). Barton: Australian Strategic
Policy Institute.
Gunaratna, R. (2007). Ideology In Terrorism and
Counter Terrorism Lessons from al
282
Qaeda. In A. A. Herd, The Ideological War
on Terror (p. 40). New York: Routledge.
Gunaratna, R. (2007). COMBATING AL JAMA’AH
AL ISLAMIYYAH IN SOUTHEAST ASIA. In
G. P. Anne Aldis, THE IDEOLOGICAL WAR
ON TERROR (p. 125). New York:
Routledge.
Ihsan Ali-Fauzi, S. (2017). Deradikalisasi di
Indonesia: Riset dan Kebijakan. In Z. A.
Ihsan Ali-Fauzi, Kebebasan, Toleransi dan
Terorisme Riset dan Kebijakan Agama di
Indonesia (p. 239). Jakarta Selatan: Pusat
Studi Agama dan Demokrasi Yayasan
Paramadina.
Jenkins, B. M. (1990). International Terrorism:
The Other World War. In J. Charles W.
Kegley, International Terrorism:
Characteristic, Causess, Controls (p. 28).
California: St. Martin Press.
Johnson, K. A. (2016). The Loinge Duree:
Indonesia's Response To The Threat of
Jihadist Terrorism 1998 - 2016.
California: Naval Postgraduate School.
Jones, S. (2013). Indonesian Government
Approaches to Radical Islam Since 1998.
In M. Kunker, & A. Stephen, Democracy
283
and Islam in Indonesia (pp. 109-116).
New York: Columbia University Press.
Klein, N. (2008). The Shock Doctrine . New York:
Metropolitan Books.
2011-tentang-intelijen-negara-2/
Malley, M. (2003). Indonesia: The Erosion of
State Capacity,” in State Failure and
State Weakness in a Time of Terror. In R.
I. Rotberg, State Failure and State
Weakness in a Time of Terror (pp. 191-
192). Washington DC: Brookings
Institution Press.
Mardenis. (2011). Pemberantasan Terorisme:
politik internasional dan politik hukum
nasional Indonesia. Jakarta: Rajawali
Pers.
Merari, A. (2007). Terrorism as Strategy of
Insurgency. In G. Chaliand, & A. Blin, The
History of Terrorism from Antiquity to Al-
Qaeda (pp. 13-14). California: University
of California Press.
Mubarok. (2010). Stigmatisasi Pemberitaan
Terorisme di Media Massa. Semarang:
Universitas Diponegoro.
284
Riyadi, R. K. (2008). Hukum Hak Manusia.
Yogyakarta: Pusham UII.
Solahudin. (2013). The Roots of Terrorism in
Indonesia: From Darul Islam to Jema’ah
Islamiyah. Sydney: University of New
South Wales Press.
Vickers, A. (2013). A History of Modern
Indonesia. California: Cambridge
University Press.
Wilkinson, P. (2011). Terrorism versus
Democracy. New York: Routledge.
Winarno, B. (2014). Dinamika Isu-Isu Glabal
Kontemporer. Yogyakarta: CAPS.
E – Jurnal
Djelantik, S. (2006). “Terrorism in Indonesia: The
Emergence of West Javanese Terrorists.”
International Graduate Student
Conference Series No. 22, 7.
Muhammad, A. (2014). “Indonesia’s Way To
Counter Terrorism 2002—2009: Lesson
Learned.” Journal of Government and
Politics Vol.5 No.2, 192.
285
Nia, M. M. (2010). “From Old to New Terrorism:
The Canging Nature of International
Security.” Globality Studies Jurnal, 4.
Subhan, M. (2016). “Pergeseran Orientasi
Gerakan Terorisme Islam di Indonesia” .
Journal of International Relations, 59-67.
Sulfasyah, J. A. (2016). “Implikasi Pendidikan
Nonformal Pada Remaja” . Jurnal
Equilibrium Pendidikan Sosiologi , 1-2.
Surwandono. (2015). “Relevansi Pelembagaan
Investasi Ekonomi Berbasis Shariah Pada
Masyarakat Muslim di Mindanao.” Jurnal
Hubungan Internasional Volume 4 Edisi
1, 39.
Media Massa Online
Abrori, F. (2015, Desemeber 31). Kronologi Salah
Tangkap Densus 88 di Solo. Retrieved
from
https://www.liputan6.com/news/read/2
401439/kronologi-salah-tangkap-densus-
88-di-solo
Arnaz, F. (2016, Mei 10). Operasi Tinombala, TNI-
Polri Kepung Santoso dari Segala Arah.
Retrieved from Berita Satu:
http://www.beritasatu.com/nasional/36
286
4179-operasi-tinombala-tnipolri-kepung-
santoso-dari-segala-arah.html
BBC. (2014, Agustus 25). Revisi UU Terorisme
untuk 'Mencegah' ISIS . Retrieved from
BBC News Indonesia:
https://www.bbc.com/indonesia/berita_
indonesia/2014/08/140825_isis_indones
ia_bnpt_tegas
CNN Indonesia. (2018, Mei 18). Perbedaan Pola
Jihad dan Sepak Terjang Teroris di
Indonesia . Retrieved from
https://www.cnnindonesia.com/nasional
/20180517194034-20-
299072/perbedaan-pola-jihad-dan-
sepak-terjang-teroris-di-indonesia
Erdianto, K. (2017, September 15). Tak Ada Lagi
Perdebatan, RUU Anti-terorisme Akan
Disahkan Awal Desember. Retrieved
from Kompas.com:
http://nasional.kompas.com/read/2017/
09/15/17091911/tak-ada-lagi-
perdebatan-ruu-anti-terorisme-akan-
disahkan-awal-desember
Faruq, D. U. (2018, Mei 16). Pasutri Jadi Korban
Salah Tangkap. Retrieved from
Nusantara:
https://nusantara.medcom.id/jawa-
287
timur/peristiwa-jatim/zNAwVv2k-
pasutri-jadi-korban-salah-tangkap
Fatimah, S. (2012, September 11). BNPT bantah
isu terorisme demi kenaikan anggaran.
Retrieved from Sindonews.com:
https://nasional.sindonews.com/read/67
1721/14/bnpt-bantah-isu-terorisme-
demi-kenaikan-anggaran-1347357019
Ginanjar, G. (2016, Januari 20). Revisi UU
Terorisme Dikhawatirkan akan
Merugikan Warga. Retrieved from BBC:
https://www.bbc.com/indonesia/berita_
indonesia/2016/01/160120_indonesia_r
evisi_uu_teror
Hanifan, A. F. (2017, Agustus 25). Inilah Jalur
Para Militan ISIS dari WNI ke Marawi.
Retrieved from Tirto.id:
https://tirto.id/inilah-jalur-para-militan-
isis-dari-wni-ke-marawi-cvja
Harususilo, Y. E. (2018, Agustus 14).
Kompas.com: Lawan Terorisme BNPT
Berikan Pembekalan Mahasiswa Baru.
Retrieved from
https://edukasi.kompas.com/read/2018/
08/14/23330431/lawan-terorisme-bnpt-
berikan-pembekalan-mahasiswa-baru-its
288
Kami, I. M. (2017, 24 Oktober). Sah Jadi UU Ini Isi
Lengkap Perppu Ormas. Retrieved from
detikNews:
https://news.detik.com/berita/3698291/
sah-jadi-uu-ini-isi-lengkap-perppu-ormas
Kharisma, W. (2016, Agustus 7). Tito Karnavian:
UU Terorisme Perlu Direvisi. Retrieved
from Pikiran Rakyat: http://www.pikiran-
rakyat.com/nasional/2016/08/07/tito-
karnavian-uu-terorisme-perlu-direvisi-
376830
Kharisma, W. (2016, Agustus 7). Tito Karnavian:
UU Terorisme Perlu Direvisi. Retrieved
from Pikiran Rakyat: http://www.pikiran-
rakyat.com/nasional/2016/08/07/tito-
karnavian-uu-terorisme-perlu-direvisi-
376830
KumparanNEWS. (2017, Mei 25). Isi Lengkap UU
Terorisme. Retrieved from
https://kumparan.com/@kumparannew
s/isi-lengkap-uu-antiterorisme
Sari, N. (2018, April 17). Propaganda ISIS Banyak
Diunggah di Situs Web Milik Aman
Abdurrahman. Retrieved from
Kompas.com:
https://megapolitan.kompas.com/read/2
289
018/04/17/18285471/propaganda-isis-
banyak-
Southall, A. (2017, Agustus 7). Man Killed in 9/11
Attacks Is Identified by DNA Testing: The
New York Times. Retrieved from The
New York Times:
https://www.nytimes.com/2017/08/07/
nyregion/9-11-victim-identified-by-dna-
testing.html
Surya, P. M. (2015, April 2). Memblokir
Radikalisme di Dunia Manya. Retrieved
from Liputan6:
https://www.liputan6.com/news/read/2
206278/memblokir-radikalisme-di-dunia-
maya
Thamtomo, A. B. (2018, Mei 28). INFOGRAFIK:
Pasal-pasal Penting dalam UU
Antiterorisme. Retrieved from
Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2018
/05/28/14455721/infografik-pasal-pasal-
penting-dalam-uu-antiterorisme
The Economist. (2016, Januari 21). The eastern
fringe of the Muslim world worries about
Islamic State's influence. Retrieved from
The Economist:
https://www.economist.com/news/asia/
290
21688918-eastern-fringe-muslim-world-
worries-about-islamic-states-influence-
after-jakarta
Tirto.id. (2018, Mei 14). Poin-Poin Krusial yang
Perlu Dicermati dari RUU Terorisme.
Retrieved from https://tirto.id/poin-
poin-krusial-yang-perlu-dicermati-dari-
ruu-terorisme-cKpw
Wardah, F. (2018, Maret 18). Komnas HAM:
Densus 88 Lakukan Pelanggaran HAM.
Retrieved from
https://www.voaindonesia.com/a/16234
61.html
Washington Post. (2001, September 20). The
Washington Post Online: Text: President
Bush Address the Nation. Retrieved
Oktober 23, 2017, from The Washington
Post Online:
https://www.washingtonpost.com/wp-
Internet
Institute For Policy Analysis of Conflict. (2016,
Mei 13). IPAC. Retrieved from Violent
Extremism:
http://www.understandingconflict.org/e
n/conflict/index/4/Violent-Extremism.
291
Ashie, L. (2015, Agustus). AN ANALYSIS OF
GLOBALIZATION AS A CATALYST FOR
INTERNATIONAL TERRORISM. Retrieved
from
http://ugspace.ug.edu.gh/bitstream/han
dle/123456789/8641/An%20Analysis%2
0of%20Globalization%20as%20a%20Cata
lyst%20for%20International%20Terroris
m%20-
%202015.pdf?sequence=1&isAllowed=y
BHP UMY. (2016, Juli 28). Pelaku Terorisme Sasar
Generasi Muda. Retrieved from
http://www.umy.ac.id/pelaku-terorisme-
sasar-generasi-muda.html
Central Intelligence Agency. (2018, July 12). The
World Fact Book: Indonesia. Retrieved
from Central Intelligence Agency:
https://www.cia.gov/library/publications
/the-world-factbook/geos/id.html
DPR RI. (2002). Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia: Undang - Undang Dasar 1945.
Retrieved from
http://dpr.go.id/jdih/uu1945
DPR RI. (2015, Januari 25). RISALAH RAPAT
DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI
DENGAN BADAN NASIONAL
PENANGGULANGAN TERORISME (BNPT) .
292
Retrieved from DPR.go.id:
http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/
K3-23-
186ebed3d2a72e30fb7100e75236837b.p
df
Encyclopedia Britannica. (2016, Oktober 14). Al-
Qaeda Islamic militant organization:
Encyclopedia Britannica. Retrieved from
Encyclopædia Britannica :
https://www.britannica.com/topic/al-
Qaeda
Institute for Economics and Peace. (2015,
November). Global Terrorism Index.
Retrieved from economicsanpeace.org:
http://economicsandpeace.org/wp-
content/uploads/2015/11/Global-
Terrorism-Index-2015.pdf
Institute for Economy and Peace. (2017). Global
Terrorism Index 2017. Sydney: Institute
for Economy and Peace.
Institute for Policy Analysis of Conflict. (2016).
DISUNITY AMONG INDONESIAN ISIS
SUPPORTERS AND THE RISK OF MORE
VIOLENCE. Jakarta: IPAC.
Jackson, R. (2017, April 27). War on terrorism:
Encyclopædia Britannica. Retrieved from
293
www.britannica.com:
https://www.britannica.com/topic/war-
on-terrorism
Kebudayaan, K. P. (2012, Desember). Dokumen
Kurikulum 2013. Retrieved from
http://yogyakarta.kemenag.go.id
Kemenkumham. (2014). Peraturan.go.id: Proses
Pembentukan Undang-Undang.
Retrieved from Peraturan.go.id:
http://peraturan.go.id/welcome/index/p
rolegnas_pengantar.html
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat. (2014,
Oktober 8). UU Nomor 17 Tahun 2011
Tentang Intelijen Negara. Retrieved from
ELSAM :
http://referensi.elsam.or.id/2014/10/uu-
nomor-17-tahun-
Muladi. (2004, Januari 28). Penanggulangan
Teroris Sebagai Tindak Pidana Khusus.
bahan seminar PengamananTeroris
Sebagai Tindak Pidana Khusus. Jakarta .
National Consortium for the Study of Terrorism
and Responses to Terrorism (START).
(2016). Global Terrorism Database.
Retrieved from www.start.umd.edu/gtd:
https://www.start.umd.edu/gtd/search/
294
Results.aspx?page=15&search=Indonesia
&expanded=no&charttype=line&chart=o
vertime&ob=GTDID&o d=desc#results-
table.
Setara Institute. (2016, Maret 15). Pernyataan
Pers Setara Institute Catatan Kritis
tentang Revisi UU No 15 Tahun 2003.
Retrieved from http://setara-
institute.org/wp-
content/uploads/2016/03/2016_Maret-
3_Catatan-Kritis-atas-Revisi-UU-No.-15-
tahun-2003-tentang-Terorisme.pdf
UNHR OHCR. (n.d.). UNHR OHCR : What are
human rights? Retrieved from ohcr.org:
http://www.ohchr.org/EN/Issues/Pages/
WhatareHumanRights.aspx
United Nation Secretary General. (2004). The
Secretary-General’s High-level Panel
Report on Threats, Challenges and
Change, A more secure world: our shared
responsibility. United Nation.
295