Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

OBAT TRADISIONAL

DISUSUN OLEH
RACHMADIAN AULIA FITRI

FARMASI B

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI


CIMAHI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena karunia dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang
berjudul “Obat Tradisional” ini penulis susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Irfan Hardian,M.Pd selaku
dosen Bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangannya, baik


dalam isi maupun dalam sistematik penulisannya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
wawasan serta sumber bagi penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat,


khususnya bagi penulis dan pembaca.

Cimahi, 31 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 2

1.3 Tujuan ..................................................................................... 2

1.4 Manfaat Makalah..................................................................... 2

1.5 Metode Penyusunan Makalah ................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................... 3

2.1.1 Pengertian Obat Tradisional........................................... 3

2.1.2 Jenis-jenis Obat Tradisional ........................................... 3

2.1.3 Sumber Perolehan Obat Tradisional .............................. 5

2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Obat Tradisional ................. 6

2.1 Pembahasan ............................................................................ 7

BAB III PENUTUP

ii
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 13

3.2 Saran ....................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Obat tradisional di Indonesia sangat besar perananya dalam pelayanan kesehatan


masyarkat di Indonesia dan sangat potensial untuk dikembangkan. Karena memang
Negara kita kaya akan tanaman obat-obatan . Namun, kekayaan alam tersebut
tampaknya masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesehatan. Padahal saat ini
biaya pengobatan modern cukup mahal ditambah lagi dengan krisis ekonomi yang
sedang terjadi oleh bangsa ini belum sepenunya berakhir. Hal tersebut di khawatirkan
dapat membuat kemampuan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
optimal semakin menurun.

Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan
dan dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan sekaligus untuk
meningkatkan perekonomian rakyat. Untuk dapat ikut meningkatkan pelayanan dan
meningkatkan pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Selama ini industri jamu ataupun
obat-obat tradisional bertahan tanpa dukungan yang memadai dari pemerintah maupun
industri farmasi. Sementara itu tantangan dari dalam negeri sendiri adalah sikap dari
dunia medis yang belum sepenuhnya menerima jamu dan obat tradisional. Maraknya
jamu palsu maupun jamu yang bercampur bahan kimia saat ini, semakin menambah
keraguan masyarakat akan khasiat dan keamanan mengkonsumsi jamu dan obat
tradisional sudah lama dilakukan oleh masyarakat. Obat tradisional ini tentunya sudah
diuji bertahun-tahun bahkan berabad-abad sesuai dengan perkembangan kebudayaan
bangsa Indonesia.

Dokter dan apotik belum dapat menerima jamu sebagai obat yang dapat mereka
rekomendasikan kepada pasien sehingga pemasaran produk jamu tidak bisa
menggunakan tenaga detailer seperti pada obat modern. Di pihak dokter, sistem
pendidikan masih mengacu kepada pengobatan modern dan tidak menyentuh substansi
pengobatan dengan bahan alam (fitofarmaka). Dengan kondisi di atas, tidak heran bila
pasar industri jamu dan obat tradisional sulit berkembang pesat. Padahal, dengan jumlah

1
masyarakat Indonesia yang mencapai lebih dari 200 juta jiwa, sesungguhnya potensi
pasar bagi produk obat tradisional amatlah besar. Terlebih lagi, saat ini tampak ada
kecenderungan hidup sehat pada masyarakat kelas menengah atas untuk menggunakan
produk yang berasal dari alam. Saat ini masalah dalam pengembangan obat bahan alam
di antaranya kurang pembuktian keamanan dan khasiat obat tersebut, sehingga tidak
memenuhi kriteria untuk dapat diterima dan digunakan dalam pelayanan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan obat tradisional ?


2. Apa saja jenis-jenis obat tradisional ?
3. Bagaimana sumber perolehan obat tradisional ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan obat tradisional?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan obat tradisional


2. Untuk mengetahui jenis-jenis obat tradisional
3. Untuk mengetahui sumber perolehan obat tradisional
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan obat tradisional

1.4 Manfaat

1. Untuk memberikan informasi tentang apa yang dimaksud dengan obat tradisional
2. Untuk memberikan informasi tentang jenis-jenis obat tradisional
3. Untuk memberikan informasi tentang sumber perolehan obat tradisional
4. Untuk memberikan informasi tentang kelebihan dan kekurangan obat tradisional

D. Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan (library


research), dan pemanfaatan media elektronik masa seperti internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

2.1.2 Jenis-jenis Obat Tradisonal

Obat tradisional dibagi 3 yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT) dan
Fitofarmaka. Dulu pada awalnya Penggolongan hanya berdasarkan klasifikasi obat
kimia, namun setelah berkembangnya obat bahan alam, muncul istilah obat
tradisional, awal mulanya dibagi menjadi 2, yaitu obat tradisional (jamu) dan
fitofarmaka, seiring perkembangan teknologi pembuatan obat bisa dalam berbagai
bentuk, berasal dari ekstrak dengan pengujian dan standar tertentu, maka dibagilah
obat tradisional menjadi 3, yaitu :

1.Jamu (Empirical based herbal medicine)

3
Jamu adalah obat tradisional yang disiapkan dan disediakan secara
tradisional. Berisi seluruh bahan Tanaman yang menjadi penyusun jamu
tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional
berdasarkan pengalaman. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama
berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun. Pada umumnya, jenis ini
dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur atau pengalaman
leluhur. Sifat jamu umumnya belum terbukti secara ilmiah namun telah banyak
dipakai oleh masyarakat luas. Belum ada pembuktian ilmiah sampai dengan
klinis, tetapi digunakan dengan bukti empiris berdasarkan pengalaman turun
temurun.

2. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine)

Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang disajikan dari
ekstrak atau penyarian bahan alam (dapat berupa tanaman obat, binatang,
maupun mineral). Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan
yang lebih rumit dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang
mendukung dengan pengetahuan maupun keterampilan pembuatan ekstrak.
Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan
pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pra-klinik (uji pada hewan)
dengan mengikuti standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan
ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan
telah dilakukan uji toksisitas akut maupun kronis.

3.Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)

4
Fitofarmaka adalah obat tradisional yang telah teruji khasiatnya melalui uji
pra-klinis (pada hewan percobaan) dan uji klinis (pada manusia), serta terbukti
aman melalui uji toksisitas, bahan baku terstandar, serta diproduksi secara
higienis, bermutu, sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2.1.3 Sumber Perolehan Obat

Di jaman yang sudah modern ini, obat tradisional dapat diperoleh dari berbagai
sumber, yaitu :

a. Obat Tradisional Buatan Sendiri

Pada zaman dahulu nenek moyang mempunyai kemampuan untuk menggunakan


ramuan tradisional untuk mengobati keluarga sendiri. Obat tradisional seperti inilah
yang mendasari berkembangnya pengobatan tradisional di Indonesia. Oleh
pemerintah, cara tradisional ini dikembangkan dalam program TOGA (Tanaman
Obat Keluarga). Program ini lebih mengacu pada self care, yaitu pencegahan dan
pengobatan ringan pada keluarga.

b. Obat Tradisional dari Pembuat Jamu (Herbalis)

1) Jamu Gendong

Salah satu penyedia obat tradisional yang paling sering ditemui adalah jamu
gendong. Jamu yang disediakan dalam bentuk minuman ini sangat digemari oleh
masyarakat. Umumnya jamu gendong menjual kunyit asam, sinom, mengkudu,
pahitan, beras kencur, cabe puyang, dan gepyokan.

5
2) Peracik Jamu

Bentuk jamu menyerupai jamu gendong tetapi kemanfaatannya lebih khusus


untuk kesehatan, misalnya untuk kesegaran, menghilangkan pegal linu, dan batuk.

3) Obat Tradisional dari Tabib

Dalam praktik pengobatannya, tabib menyediakan ramuannya yang berasal dari


tanaman. Selain memberikan ramuan, para tabib umumnya mengombinasikan teknik
lain seperti spiritual atau supranatural.

4) Obat Tradisional dari Shinse

Shinse merupakan pengobatan dari etnis Tionghoa yang mengobati pasien


dengan menggunakan obat tradisional. Umumnya bahan-bahan tradisional yang
digunakan berasal dari Cina. Obat tradisional Cina berkembang baik di Indonesia dan
banyak diimpor.

5) Obat Tradisional Buatan Industri

Departemen kesehatan membagi industri obat tradisional menjadi 2 (dua)


kelompok, yaitu Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) dan Industri Obat Tradisional
(IOT). Industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi obat tradisional dalam bentuk
sediaan modern berupa obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka seperti tablet
dan kapsul.

2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Obat Tradisional

 Kelebihan Obat Tradisional


Dibangdingkan obat-obat modern, obat tradisonal memiliki beberapa kelebihan, antara
lain:
a. Efek samping obat tradisional relatif kecil apabila digunakan secara benar dan tepat
maka akan bermanfaat dan aman, seperti :
1. Ketepatan dosis
2. Ketepatan waktu penggunaan

6
3. Ketepatan cara penggunaan
4. Ketepatan telaah informasi
5. Ketepatan pemilihan obat untuk indikasi tertentu
b. Adanya efek komplementer dan sinergisme dalam ramuan tradisional/ komponen
bioaktif tanaman obat
c. Pada satu tanaman dapat memiliki lebih dari satu efek farmakologi
d. Harganya relatif lebih murah dan mudah di dapat
e. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degenerative
f. Tidak selalu bergantung pada bantuan tenaga medis.

 Kekurangan Obat Tradisional


a. Bahan baku belum standar.
b. Bersifat higroskopis serta volumines.
c. Belum dilakukan uji klinik.
d. Mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme
e. Membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan khasiat obat sehingga harus
dikonsumsi secara rutin.

2.2 Pembahasan

Obat tradisional adalah suatu sediaan yang diolah secara tradisional yang berasal
dari bahan alam yang telah digunakan secara turun-temurun berdasarkan resep adat-
istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat untuk menyembuhkan suatu penyakit.

Obat tradisional dikenal dan sudah digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun
yang lalu. Di Indonesia sendiri penggunaan obat tradisional telah meluas sejak zaman
nenek moyang hingga saat ini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya Indonesia.
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa tentunya memiliki
keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alam Indonesia,
termasuk tanaman obat. Karena, Indonesia memiliki keanekaragaman hayatti dengan
berbagai spesies tanaman yang diantaranya memiliki khasiat dan dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai obat. Sehingga, Obat tradisional di Indonesia sangat besar

7
peranannya dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia. Obat tradisional
digolongkan menjadi tiga jenis yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.

Jamu atau Empirical based herbal medicine adalah obat tradisional yang berasal
dari Indonesia. Jamu terbuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan
seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga
menggunakan bahan dari tubuh hewan. Meskipun rasanya pahit, namun jamu masih
digunakan sampai saat ini karena secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak
menimbulkan efek samping. Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah,
serta bukti empiris langsung pada manusia. Contoh Jamu yang terdapat di pasaran
adalah Minyak Kayu Putih Cap Lang, Tolak Angin, Woods Herbal dan Kuku Bima
gingseng.

Penggolongan obat yang kedua adalah obat herbal terstandar. Obat herbal
terstandar obat yang terbuat dari bahan alam dan telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik. Uji praklinik adalah pengujian suatu
kandungan obat pada hewan. Bahan alam yang digunakan dalam pembuatan obat herbal
terstandar harus sesuai standarisasi. Obat herbal terstandar disajikan dari hasil ekstraksi
atau penyaringan bahan alam, baik tanaman maupun hewan. Dalam proses pembuatan
obat herbal terstandar ini dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan pastinya alat
tersebut lebih mahal dari pembuatan jamu. Tenaga kerja yang dibutuhkan pun harus
memiliki keterampilan dan pengetahuan cara membuat ekstrak. Contoh dari obat herbal
terstandar adalah Kiranti, Diapet, Mastin dan Stopdiar.

Penggolongan obat yang terakhir adalah fitofarmaka. Fitorfarmaka adalah sediaan


obat yang terbuat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji kllinis yang merupakan uji pada manusia.
Produk fitofarmaka jadinya sudah terstandarisasi. Dengan adanya uji klinik ini maka akan
lebih menyakinkan para medis seperi dokter untuk menggunakan fitofarmaka di
pelayanan kesehatan. Masyarakat juga akan lebih yakin dalam menggunakan obat ini
karena manfaatnya jelas yang disertai pembuktian secara ilmiah. Contoh fitofarmaka
diantaranya adalah Stimuno, Tensigard, Rheumeneer dan X-gra.

8
Obat tradisional dapat diperoleh dari berbagai sumber sebagai pembuat atau yang
memproduksi obat tradisional, yang dapat dikelompokkan antara lain obat tradisional
buatan sendiri dan obat tradisional dari pembuat jamu (herbalis).

Sumber perolehan obat tradisional dengan buatan sendiri merupakan dari


pengembangan obat tradisional di Indonesia saat ini. Pada zaman dahulu, nenek moyang
kita mempunyai kemampuan untuk menyediakan ramuan obat tradisional yang
digunakan untuk keperluan keluarga. Cara ini kemudian terus dikembangkan oleh
pemerintah dalam bentuk program TOGA. Dengan adanya program TOGA diharapkan
masyarakat mampu menyediakan baik bahan maupun sediaan jamu yang dapat
dimanfaatkan dalam upaya menunjang kesehatan keluarga. Program TOGA lebih
mengarah kepada self care untuk menjaga kesehatan anggota keluarga serta penaganan
penyakit ringan yang dialami oleh anggota keluarga. Porgram TOGA bertujuan untuk
menyediakan obat dalam rangka penaganan kesehatan sendiri. Dengan kemampuan
pengetahuan serta pendidikan masyarakat yang bervariasi, program ini mengajarkan
pengetahuan peracikan jamu serta penggunannya secara sederhana tetapi aman untuk
dikonsumsi. Sumber tanaman diharapkan disediakan oleh masyarakat sendiri, baik
secara individu, keluarga, maupun kolektif dalam suatu lingkungan masyarakat. Namun,
tidak tertutup kemungkinan bahan baku dibeli dari pasar tradisional.

Membuat jamu merupakan salah satu profesi yang jumlahnya masih cukup
banyak. Salah satunya adalah pembuat sekaligus penjual jamu gendong. Pembuat jamu
gendong merupakan salah satunya penyedia obat tradisional dalam bentuk cairan minum
yang sangat digemari masyarakat. Jamu gendong sangat populer. Tidak hanya di pulau
Jawa, tetapi juga dapat ditemui di berbagai pulau lain di Indonesia. Jamu gondong sangat
bermanfaat untuk kesehatan, misalnya untuk kesegaran, menghilangkan pegal linu, dan
batuk. Peracik sejenis ini tampaknya sudah semakin berkurang jumlahnya dan kalah
bersaing dengan industri yang mampu menyediakan jamu dalam bentuk yang lebih
praktis. Tabib lokal/ Obat Tradisional dari Tabib masih dapat kita jumpai meskipun
jumlahnya tidak banyak. Mereka melaksanakan praktik pengobatan dengan
menyediakan ramuan dengan bahan alami yang berasal dari bahan lokal. Pada

9
umumnya, selain pemberian ramuan, para pengobat juga mengkombinasikannya dengan
teknik lain seperti metoda spiritual/agama atau supranatural (Pengobatan alternatif).

Shinse adalah pengobat tradisional yang berasal dari Tionghoa yang melayani
pengobatan menggunakan ramuan obat tradisional bersumber dari pengetahuan negara
asal mereka, yaitu Cina. Pada umumnya mereka menggunakan bahan-bahan yang
berasal dari Cina meskipun tidak jarang mereka juga mencampur dengan bahan lokal
yang sejenis dengan yang mereka jumpai di Cina. Obat tradisional Cina berkembang
dengan baik dan banyak diimport ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan obat yang
dikonsumsi, tidak saja oleh pasien dari Cina tetapi juga banyak dikonsumsi oleh warga
pribumi. Kemudahan memperoleh bahan baku obat tradisional Cina dapat dapat dilihat
banyaknya toko obat Cina yang menyediakan sediaan yang sudah jadi maupun
menerima peracikan resep dari shinse. Selain memberikan obat tradisional yang
disediakan oleh toko obat, shinse pada umumnya mengkombinasikan ramuan dengan
teknik lain seperti pijatan, dan akupuntur.

Sumber perolehan obat selanjutnya adalah obat tradisional buatan industri.


Berdasarkan peraturan Departemen Kesehatan RI, industri obat tradisional dapat
dikelompokan menjadi industri kecil dan industri besar berdasarkan modal yang harus
mereka miliki. Dengan semakin maraknya obat tradisional, tampaknya industri farmasi
mulai tertarik untuk memproduksi obat tradisional. Tetapi, pada umumnya yang
berbentuk sediaan berupa ekstrak bahan alam atau fitofarmaka. Sedangkan industri jamu
lebih condong untuk memproduksi bentuk jamu yang sederhana meskipun akhir-akhir ini
cukup banyak industri besar yang memproduksi jamu dalam bentuk modern seperti
tablet, kapsul, dan sirup dan bahkan fitofarmaka.

Penggunaan obat tradisional secara luas oleh masyarakat disebabkan selain


karena alami, mudah di dapat, serta harganya yang murah, penggunaan obat ramuan
tumbuhan secara tradisional ini tidak menghasilkan efek samping yang ditimbulkan
seperti yang sering terjadi pada pengobatan secara kimiawi, selain itu masih banyak
orang yang beranggapan bahwa penggunaan obat tradisional lebih aman dibandingkan
dengan obat sintesis. Oleh karena itu, dibandingkan obat-obat modern, obat tradisional
memiliki beberapa kelebihan, antara lain efek samping obat tradisional relatif, adanya

10
efek komplementer dan sinergisme dalam ramuan tradisional atau komponen bioaktif
tanaman obat, pada satu tanaman dapat memiliki lebih dari satu efek farmakologi,
harganya relatif lebih murah dan mudah di dapat, obat tradisional lebih sesuai untuk
penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif, tidak selalu bergantung pada bantuan
tenaga medis.

Efek samping obat tradisional relatif kecil apabila digunakan secara benar dan
tepat maka akan bermanfaat dan aman, seperti ketepatan dosis, ketepatan waktu
penggunaan, ketepatan cara penggunaan, ketepatan telaah informasi, ketepatan
pemilihan obat untuk indikasi tertentu.

Dalam mengkonsumsi obat perlu diperhatikan waktu penggunaan obat karena


ketepatan waktu penggunaan berpengaruh terhadap efek yang akan di timbulkan.
Ketepatan cara penggunaan juga diperhatikan karena setiap obat cara penggunaanya
berbeda-beda tergantung dengan jenis penyakit yang diderita oleh pasien.

Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit
untuk dibedakan satu dengan yang lain. Oleh karena itu, kebenaran bahan menentukan
tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan karena setiap jenis tanaman memiliki
khasiat obat yang berbeda-beda.

Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang berkhasiat
dalam terapi. Sebagai contoh, daun Tapak Dara mengandung alkaloid yang bermanfaat
untuk pengobatan diabetes dan juga mengandung vincristin dan vinblastin yang dapat
menyebabkan penurunan leukosit (sel darah putih). Oleh karena itu, ketepatan pemilihan
obat untuk indikasi tertentu sangat penting.

Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat tradisional
atau komponen bioaktif tanaman obat artinya dalam suatu ramuan obat tradisional
umumnya terdiri dari beberapa jenis obat tradisional yang memiliki efek saling
mendukung satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan.

Pada satu tanaman dapat memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Zat aktif pada
tanaman obat umumnya dalam bentuk berbagai macam sehingga memungkinkan

11
tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Efek tersebut adakalanya
saling mendukung tetapi ada juga yang saling berlawanan.
Pada zaman sekarang ini, obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit
metabolik dan degenerative. Yang termasuk penyakit metabolik antara lain diabetes,
asam urat, batu ginjal dan hepatitis. Sedangkan penyakit degeneratif diantaranya
rematik, asma, dan pikun. Untuk menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakain
obat dalam waktu lama sehinga jika menggunakan obat modern dikhawatirkan adanya
efek samping yang terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu lebih
sesuai bila menggunakan obat tradisional karena efek samping yang ditimbulkan relatif
kecil sehingga dianggap lebih aman.

Obat tradisional juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah bahan


baku belum standar, obat bersifat higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik,
mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme, membutuhkan waktu lebih lama untuk
mendapatkan khasiat obat sehingga harus dikonsumsi secara rutin.

Dalam sebuah obat yang terpenting adalah obat sudah dilakukan uji klinik. Uji klinik
merupakan suatu uji kuat untuk menentukan adanya hubungan sebab akibat obat. Uji ini
dilakukan untuk mengidentifikasi setiap reaksi yang tidak diinginkan, dan untuk
memastikan keamanan atau efektifitas produk yang diteliti. Inilah salah satu yang menjadi
kekurangan di dalam obat tradisional.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Obat tradisional adalah suatu sediaan yang diolah secara tradisional yang berasal
dari bahan alam seperti dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari beberapa bahan yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman dan diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.

Obat tradisional digolongkan menjadi tiga jenis yaitu jamu, obat herbal terstandar,
dan fitofarmaka. Obat tradisional dapat diperoleh dari berbagai sumber sebagai
pembuat atau yang memproduksi obat tradisional yang dapat dikelompokkan antara
lain obat tradisional buatan sendiri dan obat tradisional dari pembuat jamu (herbalis).

Obat tradisional memiliki beberapa kelebihan, antara lain efek samping obat
tradisional relatif, adanya efek komplementer dan sinergisme dalam ramuan
tradisional atau komponen bioaktif tanaman obat, pada satu tanaman dapat memiliki
lebih dari satu efek farmakologi, harganya relatif lebih murah dan mudah di dapat, obat
tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif, tidak selalu
bergantung pada bantuan tenaga medis.

Obat tradisional juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah bahan


baku belum standar, obat bersifat higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji
klinik, mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme, membutuhkan waktu lebih
lama untuk mendapatkan khasiat obat sehingga harus dikonsumsi secara rutin.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangannya, baik


dalam isi maupun dalam sistematik penulisannya. Hal ini disebabkan oleh

13
keterbatasan wawasan serta sumber bagi penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lestari Handayani, Suharmiati. (2006). Cara Benar Meracik Obat Tradisional. Jakarta :
Agromedia Pustaka.

Sastroamidjojo, S. (2001). Obat Asli Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat

Yudhawan, Indra. (2012). Penggolongan Obat Tradisional (OT) Indonesia [Online]


Diakses dari https://medindra.com/2012/01/15/penggolongan-obat-tradisional-ot-
indonesia/

Rahman, Aulia. (2017). Kelebihan dan Kekurangan Obat Tradisional [Online] Diakses
dari http://lebihdankurang.blogspot.com/2017/03/kelebihan-dan-kekurangan-obat.html

15

Anda mungkin juga menyukai