Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dispepsia merupakan salah satu gangguan pencernaan yang paling

banyak diderita. Perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi salah satu

penyebab terjadinya gangguan saluran pencernaan. Dispepsia merupakan

istilah yang menunjukkan rasa nyeri pada bagian atas perut (Almatsier,

2004).

Dispepsia dibagi menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan dispepsia

nonorganik atau fungsional. Dispepsia organik apabila penyebabnya telah

diketahui dengan jelas misalnya adanya ulkus peptikum, karsinoma

lambung, kholelithiasis, yang bisa ditemukan secara mudah. sedangkan

dispepsia fungsional merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan organik

tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan.

Dispepsia biasanya ditujukan untuk kumpulan gejala klinis berupa rasa

tidak nyaman atau nyeri pada epigastrium setelah makan, umumnya karena

terganggunya daya atau fungsi pencernaan dengan disertai keluhan lain

seperti perasaan panas didada (Heart Burn), reguritasi kembung (Flatulensi)

disertai suara usus yang keras (Borbarigmi) perut terasa penuh, cepat

kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan beberapa keluhan lainya.

Menurut ROME III, dispepsia fungsional harus memenuhi semua

kriteria di bawah ini yang dialami sekurang-kurangnya satu kali seminggu

1
2

selama minimal dua bulan sebelum diagnosis ditegakkan. Kriteria tersebut

meliputi nyeri yang persistem atau berulang atau perasaan tidak nyaman

yang berasal dari perut bagian atas (diatas umbilikus), nyeri tidak berkurang

dengan defekasi atau tidak berhubungan dengan suatu perubahan frekuensi

buang air besar atau konsistensi feses, tidak ada bukti adanya proses

inflamasi, kelainan anatomis, kelainan metabolik atau neoplasma.

Salah satu faktor yang berperan dalam dispepsia fungsional adalah pola

makan. Selain jenis-jenis makanan yang dikonsumsi, ketidak teraturan

makan, pola makan yang buruk, tergesa-gesa dan jadwal yang tidak teratur

dan tindakan remaja putri seperti memanipulasi jadwal makan sehingga

terjadi waktu jeda yang panjang antara jadwal makan dapat menyebabkan

dispepsia.

Prevalensi dispepsia secara global bervariasi antara 7-45%. Prevalensi

dispepsia di Amerika Serikat 23,0-25,8%, di India 30,4%, Hongkong

18,4%, Australia 24,4-38,2%, dan China sebesar 23,3%. 27% remaja putri

dan 16% remaja putra mengalami dispepsia. Penelitian mengenai dispepsia

di Indonesia lebih banyak dilakukan di rumah sakit (hospital based)

(Dwijayanti dkk, 2008 dan Susanti, 2011). Menurut WHO (2004), proporsi

kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular sebesar 60% dan

proporsi kesakitan sebesar 47% dan diperkirakan pada tahun 2020 proporsi

kematian akan meningkat menjadi 73% dan proporsi kesakitan menjadi 60%

untuk Negara SEARO (South East Asian Regional Office), pada tahun 2020

di perkirakan proporsi kematian dan kesakitan yang disebabkan oleh


3

penyakit tidak menular sebesar 50% da 42 % di Indonesia, menurut hasil

studi morbiditas pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) preversi

penyakit tidak menular meningkat dari 15% pada tahun 1995 menjadi 18%

pada tahun 2001.

Berdasarkan data yang diperoleh pada rekam medik Rumah Sakit

Umum Daerah Ade Muhammad Djoen Sintang ditemukan jumlah kejadian

dispepsia pada tahun 2017 berjumlah 162 orang, dengan rata-rata perbulan

13 orang menderita dispepsia. Pada tahun 2018 jumlah penderita dispepsia

meningkat menjadi 190 orang. Dari data diatas penulis tertarik melakukan

penelitian mengenai “Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. S Dengan

Gangguan Sistem Pencernaan; Dispepsia di Ruang Penyakit Dalam

Rumah Sakit Umum Daerah Ade Muhammad Djoen Sintang”.

B. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan Asuhan

Keperawatan pada Klien Ny. S dengan Gangguan Sistem Pencernaan;

Dispepsia di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit UmumDaerah Ade

Muhammad Djoen Sintang.


4

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan yang komprehensif pada klien Ny. S di

Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ade Muhammad

Djoen Sintang.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada klien Ny. S dengan

kasus dispepsia.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien Ny.

S dengan kasus dispepsia.

c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada klien Ny. S

dengan kasus dispepsia.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada klien Ny. S dengan

kasus dispepsia.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada klien Ny. S dengan kasus

dispepsia.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi ilmu keperawatan

Diharapakan dapat menjadi sumbangan bagi ilmu pengetahuan

khususnya dalam hal pengembangan ilmu dan penerapan asuhan


5

keperawatan klien hipertensi dengan materi mata kuliah keperawatan

Medikal Bedah.

2. Bagi penulis

Penulis mampu menerapkan asuhan keperawatan klien hipertensi

dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi serta pendokumentasian

yang baik dan benar.

3. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan kesehatan.

Pencegahan dan pengobatan klien hipertensi.

4. Bagi Instansi Pendidikan

Bisa sebagai referensi untuk pembuatan asuhan keperawatan

selanjutnya

5. Bagi Penderita

Diharapakan klien dapat lebih menerima asuhan keperawatan yang

diberikan dan bermanfaat untuk proses penyembuhannya.

Anda mungkin juga menyukai