PRE-POST CONFERENCE
DI RUANG PAVILIUN UNIT STROKE RSUD BANYUMAS
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Model Praktik Keperawatan Profesional ( MPKP ) merupakan salah satu
sistem pemberian asuhan keperawatan yang sedang dikembangkan untuk
dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dan meningkatkan
profesionalitas rumah sakit, dalam hal ini perawat mempunyai peran penting.
Sistem model keperawatan profesional adalah suatu kerangka kerja yang
mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan dan sistem model penerapan keperawatan profesional (MPKP).
Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan
meningkatkan produksi / jasa pelayanan keperawatan. Jika perawat tidak
memiliki nilai tersebut sebagai pengambilan suatu keputusan yang
independen, maka tujuan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan
pasien tidak akan dapat terwujud (Nursalam,2007).
Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan )
merupakan salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam
mengimplementasikan praktek keperawatan profesional. Pendekatan
manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah satu nilai
profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek
keperawatan profesional. Menurut Gillies (1986), manajemen didefinisikan
sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain,
sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional.
Metode Tim Merupakan metode pemberian asuhan keperawatan di mana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan kepada sekelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif (Doglas, 1999). Selama ini pemberikan asuhan
keperawatan pada klien diberikan menggunakan metode fungsional, namun
kurang mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Metode tim dinilai lebih memungkinkan untuk mewujudkan keperawatan
komprehensif.
Dalam kegiatan asuhan keperawatan dibutuhkan yaitu kemahiran dalam
berkomunikasi, dan komunikasi yang baik itu mudah di mengerti, singkat,
jelas. Komunikasi juga sangat perlu saat melakukan segala hal dalam kegiatan
sehari-hari perawat dalam tindakan keperawatan maupun dalam bentuk pre
conference dan post conference.
pre dan post conference di Ruang Unit Stroke sudah berjalan, tetapi
belum maksimal karena beberapa kendala. Hal ini dapat mengakibatkan
kegagalan dalam program manajemen yang ada diruangan khususnya dalam
komunikasi serta pendelegasian perawat yang ada. Dengan adanya mahasiswa
praktik manajemen keperawatan diharapkan pelaksanaan pre dan post
conference dapat dilakukan lebih baik lagi, sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai secara maksimal.
Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta didik
keperawatan selain mendapatkan materi manajemen keperawatan juga
melakukan praktek langsung di lapangan. Mahasiswa Program Profesi Ners,
Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), Universitas Muhammadiyah
Purwokerto untuk melakukan praktek Stase Manajemen Keperawatan di
Ruang Paviliun Wijayakusuma II di RSUD Banyumas untuk
mengaplikasikan manajemen keperawatan dengan arahan pembimbing
lapangan dan pembimbing akademik.
A. PRE CONFERENCE
1. Definisi
3. Syarat pelaksanaan:
Tabel. 2.1
No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Menyiapkan ruangan
2 Menyiapkan rekam medik pasien dan buku laporan
shift yang menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1 Membuka pre conference dengan salam dan doa jika
belum dilakukan.
2 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference
3 Menjelaskan masalah keperawatan pasien, dan
rencana keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya
4 Membagi tugas kepada anggota dengan
memperhatikan keseimbangan kerja
5 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan
pasien
6 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
7 Mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk
melaksanakan asuha yang menjadi tanggung
jawabnya
8 Memberikan reinforcement positif pada anggota tim
9 Menyimpulkan hasil pre conference
Penutup
1 Mengakhiri pre converence
2 Mendokumentasikan pre conference
TOTAL
PERSENTASE
C. POST CONFERENCE
1. Definisi
Tahap – tahap inilah yang akan dilakukan oleh perawat – perawat ruangan
ketika melakukan post conference
Tabel 2.2
No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Menyiapkan ruangan
2 Menyiapkan rekam medic dan buku laporan shift yang
menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1 Membuka post conference
2 Menjelaskan tujuan dilaksanakannya post converence
3 Meminta anggota tim menjelaskan tentang hasil tindakan
yang telah dilakukan.
4 Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan dalam
memberikan askep pada pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalah
5 Memberi reinforcement positif pada anggota tim
6 Menyimpulkan hasil post conference
7 Mengklarifikasi informasi pasien sebelum melakukan
operan jaga
Penutup
1 Mengakhiri post conference dengan doa
2 Mendokumentasikan post conference
TOTAL
PERSENTASE
BAB III
PERENCANAAN
A. Hasil Pengkajian
Tabel 3.1
Hasil Kajian Pengkajian
di Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas
NO Aspek yang dinilai Skor Keterangan
Interpretasi :
Dari hasil pengkajian tanggal 18 - 20 April 2019 didapat data bahwa pre dan
post conference belum terlaksana dengan baik.
B. Analisa data
Dari hasil pengkajian data-data tentang pengkajian keperawatan di
Ruang Paviliun Unit Stroke RSUD Banyumas di identifikasi dan dianalisa
untuk memperoleh masalah. Analisa data hasil pengkajian didapatkan nilai
pre conference 57,77% post conference 12,82%, dikarenakan belum
optimalnya pelaksanaan pre-post conference.
C. Perencanaan Kegiatan
Tabel 4.3
Rencana Pelaksanaan Pre Conference dan Post Conference
Di Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas
Periode 7-19 Febuari 2019
No Tanggal
Kegiatan 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1. Melakukan koordinasi X
dengan kepala ruang √
mengenai masalah pre
dan post confrerence
2. Mencari literatur atau X
sumber tentang Pre dan √
post conference
3 Menyusun materi dan X
panduan Pre dan post √
conference
4 Mengkonsultasikan X
kepada kepala ruang dan √
preseptor
5 Mensosialisasikan X
dengan perawat tentang √
pre dan post conference
6 Melakukan role play X X
tentang pre dan post √ √
conference
7 Mengobservasi X X X X X
pelaksanaan pre dan √ √ √ √ √
post conference
Keterangan :
X : Rencana
V : Dilakukan
Berdasarkan tabel diatas semua kegiatan sudah dilakukan seluruhnya.
Pelaksanaan kegiatan Pre dan Post Conference sudah dilakukan sesuai dengan
perencanaan. Kegiatan pelaksanaan dilakukan bersama-sama dengan perawat dan
rekan kelompok. Kegiatan pelaksanaan dilakukan selama 5 hari dengan cara
mengobservasi perawat saat melakukan pre dan post conference sesuai dengan
prosedur keperawatan manajemen.
No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Menyiapkan ruangan 5
2 Menyiapkan rekam medik pasien dan buku laporan shift 5
yang menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1 Membuka pre conference dengan salam dan doa jika 5
belum dilakukan.
2 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 5
3 Menjelaskan masalah keperawatan pasien, dan rencana 5
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
4 Membagi tugas kepada anggota dengan memperhatikan 5
keseimbangan kerja
5 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan 5
pasien
6 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan 3 2
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
7 Mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk 2 3
melaksanakan asuha yang menjadi tanggung jawabnya
8 Memberikan reinforcement positif pada anggota tim 2 3
9 Menyimpulkan hasil pre conference 1 4
Penutup
1 Mengakhiri pre converence 5
2 Mendokumentasikan pre conference 5
TOTAL 48 17
PERSENTASE 74%
Sumber: Hasil observasi di Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas
Analisa
Berdasarkan target Pre Conference di Ruang Paviliun Wijayakusuma II
adalah 65%. Dari hasil pengkajian presentase Pre Conference sebesar 0% namun
setelah dilakukan sosialisasi dan demonstrasi tentang Pre Conference mengalami
peningkatan sebesar 74%. Hasil ini menunjukan bahwa pelaksanaan Pre
Conference berjalan dengan baik. Namun pada kegiatan Pre Conference dari
observasi yang telah dilakukan selama 5 hari terdapat pelaksanaan Pre
Conference di RSUD Banyumas, didapatkan dari point ceklist pada pembagian
tugas pada anggota tim jarang dilakukan, hal tersebut sangat penting karena
perawat pelaksana yang bertugas harus sudah siap dengan tugas dan tanggung
jawabnya pada saat shift tersebut, serta mendiskusikan cara dan strategi
keperawatan juga jarang dilakukan hal ini dilakukan agar dapat membantu
memecahkan masalah yang ada di saat shift, dan memberikan reinforcement dan
motivasi juga perlu dilakukan supaya perawat semangat dalam menjalankan tugas.
Hasil implementasi Post Conference telah naik 67,27% dari 0% melalui
pengkajian sebagai berikut:
Tabel 4.5
Evaluasi Penilaian Pelaksanaan Post Conference
Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas
Periode 14-19 Febuari 2019
No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Menyiapkan ruangan 5
2 Menyiapkan rekam medic dan buku laporan shift yang 5
menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1 Membuka post conference 3 2
2 Menjelaskan tujuan dilaksanakannya post converence 5
3 Meminta anggota tim menjelaskan tentang hasil tindakan yang 5
telah dilakukan.
4 Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan dalam 5
memberikan askep pada pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalah
5 Memberi reinforcement positif pada anggota tim 2 3
6 Menyimpulkan hasil post conference 1 4
7 Mengklarifikasi informasi pasien sebelum melakukan operan 5
jaga
Penutup
1 Mengakhiri post conference dengan doa 1 4
2 Mendokumentasikan post conference 5
TOTAL 37 18
PERSENTASE 67,27%
Post Conference
a. Faktor Pendukung
1) Adanya dukungan dari KaRu, Ka. Tim dan perawat pelaksana kepada
mahasiswa dalam pelaksanaan Post Conference
2) Adanya keinginan dari Ka. Tim dan perawat pelaksana dalam pelaksanaan
Post Conference
b. Faktor Penghambat
1) Ketidak efektifnya waktu untuk melaksanakan kegiatan post conference
2) Kendala yang dihadapi adalah program ruangan yang banyak sehingga
akan berdamSAK pada post conference yang akhirnya kurang terlaksana.
3) Jumlah SDM perawat kurang dari kebutuhan ruangan.
4) Saat waktu Post conference tiba, Katim masih mengisi dokumentasi /
status pasien.
Kesinambungan
Diharapkan dengan adanya Role Play, Sosialisasi pre conference dan post
conference dan penerapanya sesuai protap ini mampu untuk memotivasi semua
perawat Ruang Paviliun Wijayakusuma II dalam pelaksanaan pre conference
sebelum melakukan tindakan keperawatan dan post conference sesudah
melakukan tindakan keperawatan. Dengan begitu tujuan dari pre conference
dan post conference dapat tercapai dan dapat berjalan lebih optimal lagi
pelaksanaannya. Pre dan post conference yang baru dilakukan saat shif pagi,
hendaknya dilakukan juga saat shif siang maupun malam. Adanya pelaksanaan
pre conference dan post conference diharapkan nanti Ruang Paviliun
Wijayakusuma II mampu memberikan contoh kepada ruangan yang lain yang
belum melakukan pre conference dan post conference. Oleh karena itu, sangat
diperlukan sekali dukungan dari KaRu, Ka.Tim dan perawat pelaksana yanga
ada di Ruang Paviliun Wijayakusuma II untuk lebih memaksimalkan lagi
kegiatan keperawatan yang sudah direncanakan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil pengkajian sebelum dilakukan intervensi
tentang pelaksanaan pre-post conference di Ruang Paviliun Wijayakusuma
II didapatkan hasil persentase pre dan post conference 0%.
Setelah dilakukan intervensi pada pelaksanaan pre conference 74
% dan post conference 67,27%. Dari pencapaian hasil tersebut
pelaksanaan pre dan post conference sudah mulai berjalan dengan baik.
B. Saran
1. Bagi kepala ruang
Kepala ruang diharapkan agar selalu mendelegasikan informasi ke
koordinator shift.
2. Bagi Katim dan Associate
Bagi Katim dan perawat Associate agar selalu melaksanakan pre-post
conference.
DAFTAR PUSTAKA