Anda di halaman 1dari 20

HASIL LAPORAN INDIVIDU PELAKSANAAN

PRE-POST CONFERENCE
DI RUANG PAVILIUN UNIT STROKE RSUD BANYUMAS

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

SEFA BUDI TRI PRASETYO


18011040119

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model Praktik Keperawatan Profesional ( MPKP ) merupakan salah satu
sistem pemberian asuhan keperawatan yang sedang dikembangkan untuk
dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dan meningkatkan
profesionalitas rumah sakit, dalam hal ini perawat mempunyai peran penting.
Sistem model keperawatan profesional adalah suatu kerangka kerja yang
mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan dan sistem model penerapan keperawatan profesional (MPKP).
Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan
meningkatkan produksi / jasa pelayanan keperawatan. Jika perawat tidak
memiliki nilai tersebut sebagai pengambilan suatu keputusan yang
independen, maka tujuan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan
pasien tidak akan dapat terwujud (Nursalam,2007).
Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan )
merupakan salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam
mengimplementasikan praktek keperawatan profesional. Pendekatan
manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah satu nilai
profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek
keperawatan profesional. Menurut Gillies (1986), manajemen didefinisikan
sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain,
sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional.
Metode Tim Merupakan metode pemberian asuhan keperawatan di mana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan kepada sekelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif (Doglas, 1999). Selama ini pemberikan asuhan
keperawatan pada klien diberikan menggunakan metode fungsional, namun
kurang mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Metode tim dinilai lebih memungkinkan untuk mewujudkan keperawatan
komprehensif.
Dalam kegiatan asuhan keperawatan dibutuhkan yaitu kemahiran dalam
berkomunikasi, dan komunikasi yang baik itu mudah di mengerti, singkat,
jelas. Komunikasi juga sangat perlu saat melakukan segala hal dalam kegiatan
sehari-hari perawat dalam tindakan keperawatan maupun dalam bentuk pre
conference dan post conference.
pre dan post conference di Ruang Unit Stroke sudah berjalan, tetapi
belum maksimal karena beberapa kendala. Hal ini dapat mengakibatkan
kegagalan dalam program manajemen yang ada diruangan khususnya dalam
komunikasi serta pendelegasian perawat yang ada. Dengan adanya mahasiswa
praktik manajemen keperawatan diharapkan pelaksanaan pre dan post
conference dapat dilakukan lebih baik lagi, sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai secara maksimal.
Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta didik
keperawatan selain mendapatkan materi manajemen keperawatan juga
melakukan praktek langsung di lapangan. Mahasiswa Program Profesi Ners,
Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), Universitas Muhammadiyah
Purwokerto untuk melakukan praktek Stase Manajemen Keperawatan di
Ruang Paviliun Wijayakusuma II di RSUD Banyumas untuk
mengaplikasikan manajemen keperawatan dengan arahan pembimbing
lapangan dan pembimbing akademik.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat praktek mahasiswa Profesi Ners Manajemen Keperawatan
dilaksanakan di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas berlangsung mulai
tanggal 01-27 april 2019.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa dan perawat di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas mampu
menerapkan pre dan post conference dengan baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di Ruang Unit Stroke
RSUD Banyumas mahasiswa dan perawat mampu :
a. Mengetahui pre dan post conference
b. Melaksanakan pre dan post conference
c. Mengevaluasi selama pelaksanaan pre dan post conference
d. Mendokumentasikan pre dan post conference
D. Metode
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan dalam
mengidentifikasi masalah di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas metode
yang digunakan adalah :
A. Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat secara langsung pelaksanaan pre
dan post conference yang telah berjalan.
B. Wawancara dan Diskusi
Wawancara dan diskusi dilakukan dengan Karu, Ko shift dan PA
untuk menyamakan, menggali informasi dan permasalahan terkait
dengan kendala dalam pelaksanaan pre dan post conference
E. Sasaran
1. Kepala ruang
2. Katim
3. Perawat pelaksana
BAB II
PRE CONFERENCE DAN POST CONFERENCE

A. PRE CONFERENCE
1. Definisi

Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana


setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada
tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan
rencana dari kepala tim dan penanggung jawab tim. Pre conference adalah
diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan pada pasien.
2. Tujuan pre conference:

a. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,


merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
b. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
c. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

3. Syarat pelaksanaan:

a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan


dan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim
4. Pelaksanaan

a. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim


Isi conference:
 Rencana tiap perawat (rencana harian)
 Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim
b. Waktu: Dilakukan setelah operan
c. Tempat : Dilakukan di meja masing – masing tim
d. Penanggung jawab
Ketua tim atau penanggung jawab tim kegiatan
 Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara
 Ketua tim atau penanggung jawab tim menanjakan rencana harian
masing – masing perawat pelaksana
 Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan
tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu

Tabel. 2.1

Standar Oprasional Prosedur Pre Conference


Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas

No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Menyiapkan ruangan
2 Menyiapkan rekam medik pasien dan buku laporan
shift yang menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1 Membuka pre conference dengan salam dan doa jika
belum dilakukan.
2 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference
3 Menjelaskan masalah keperawatan pasien, dan
rencana keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya
4 Membagi tugas kepada anggota dengan
memperhatikan keseimbangan kerja
5 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan
pasien
6 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
7 Mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk
melaksanakan asuha yang menjadi tanggung
jawabnya
8 Memberikan reinforcement positif pada anggota tim
9 Menyimpulkan hasil pre conference
Penutup
1 Mengakhiri pre converence
2 Mendokumentasikan pre conference
TOTAL
PERSENTASE

C. POST CONFERENCE
1. Definisi

Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah


melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Conferensi merupakan
pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum
melakukan operan dinas, pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal
dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di tempat
tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
2. Tujuan Post Conference

Tujuan post conference adalah untuk memberikan kesempatan


mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang
dijumpai.

3. Syarat Post Conference

a. Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan


b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim
dan anggota tim

4. pelaksanaan dalam melaksanakan conferensi

Adapun panduan bagi Perawat pelaksana dalam melakukan


conferensi adalah sebagai berikut: (Ratna Sitorus, 2006).

a) Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian


dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
b) Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya
masing – masing.
c) Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
1) Utamanya tentang klien (biodata, status sosial, ekonomi,
budaya)
2) Keluhan klien
3) TTV dan kesadaran
4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5) Masalah keperawatan
6) Rencana keperawatan hari ini.
7) Perubahan keadaan terapi medis.
8) Rencana medis selanjutnya (tindak lanjut)
d) Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat tentang
masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi
1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,
kesalahan pemberian makan, kebisingan pengunjung lain,
kehadiran dokter yang dikonsulkan.
2) Ketepatan pemberian infuse.
3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
6) Ketepatan dokumentasi.
7) Menggiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
8) Menggiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran
dan kemajuan masing–masing perawatan asosiet.
9) Membantu perawat menyelesaikan masalah yang tidak dapat
diselesaikan

Tahap – tahap inilah yang akan dilakukan oleh perawat – perawat ruangan
ketika melakukan post conference
Tabel 2.2

Standar Oprasional Prosedur Post Conference

Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas

No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Menyiapkan ruangan
2 Menyiapkan rekam medic dan buku laporan shift yang
menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1 Membuka post conference
2 Menjelaskan tujuan dilaksanakannya post converence
3 Meminta anggota tim menjelaskan tentang hasil tindakan
yang telah dilakukan.
4 Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan dalam
memberikan askep pada pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalah
5 Memberi reinforcement positif pada anggota tim
6 Menyimpulkan hasil post conference
7 Mengklarifikasi informasi pasien sebelum melakukan
operan jaga
Penutup
1 Mengakhiri post conference dengan doa
2 Mendokumentasikan post conference
TOTAL
PERSENTASE
BAB III
PERENCANAAN

A. Hasil Pengkajian

Hasil pengkajian yang dilakukan tanggal 18 - 20 April 2019 didapatkan


hasil analisa masalah tentang pelaksanaan pre dan post conference belum
berjalan maksimal di Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas.

Tabel 3.1
Hasil Kajian Pengkajian
di Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas
NO Aspek yang dinilai Skor Keterangan

1 pelaksanaan pre conference 57,77% Pelaksanaan pre


conference belum
terlaksana dg baik
pelaksanaan post conference 12,82% Pelaksanaan post
conference belum
terlaksana dengan baik

Interpretasi :

Dari hasil pengkajian tanggal 18 - 20 April 2019 didapat data bahwa pre dan
post conference belum terlaksana dengan baik.

B. Analisa data
Dari hasil pengkajian data-data tentang pengkajian keperawatan di
Ruang Paviliun Unit Stroke RSUD Banyumas di identifikasi dan dianalisa
untuk memperoleh masalah. Analisa data hasil pengkajian didapatkan nilai
pre conference 57,77% post conference 12,82%, dikarenakan belum
optimalnya pelaksanaan pre-post conference.
C. Perencanaan Kegiatan

Prior Uraian Kegiatan Penanggu


No Masalah Sub Masalah Target Waktu Sasaran
mslh ng Jawab
1 SP2KP Tidak dilakukan Setelah 1 1. Koordinasi dengan 07 Februari  Karu
(Pre Pre dan post dilakukan kepala ruang. – 19
2. Menyiapkan  Katim
Conference conference implementasi februari
Dan post setiap sift diharapkan
literature atau
2019  Perawat
sumber tentang pre
conference) perawat Pre dan post dan post ruangan
Conference conference
dapat 3. Menyusun materi
ditingkatkan & panduan pre dan
100% dari post conference
57,77% keperawatan
4. Konsultasi kepada
menjadi 100%
kepala ruang atau Marfatul
dengan perseptor
indicator: Ngarifah
5. Membuat tagline
 Penggunaan tentang pre dan S.kep
panduan Pre post conference
dan post 6. Sosialisasi dengan
conference. perawat tentang pre
 Perawat dan post conference
melaksanaka 7. Memberi contoh
n pada setiap melalui role play
shift pagi pre dan post
conference
8. Mengevaluasi
pelaksanaan pre
dan post
conference
BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. Implementasi Pelaksanaan pre dan post conferce


Berdasarkan hasil observasi kelompok mengenai Pre Conference
dan Post Confrence di Ruang Paviliun Wijaya Kusuma II, kami berencana
meningkatkan Pre conference dan post conference di Ruang Wijaya Kusuma
II dari 0% menjadi 65%. Penanggung jawab dalam kegiatan ini adalah
Marfatul Ngarifah namun untuk pelaksanaan dilakukan oleh seluruh rekan
profesi Ners yang ada di Ruangan Wijayakusuma II RSUD Banyumas.
Uraian kegiatan yang telah terlaksana selama 5 hari kami mengobservasi di
Ruang Wijayakusuma II, dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.3
Rencana Pelaksanaan Pre Conference dan Post Conference
Di Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas
Periode 7-19 Febuari 2019

No Tanggal
Kegiatan 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1. Melakukan koordinasi X
dengan kepala ruang √
mengenai masalah pre
dan post confrerence
2. Mencari literatur atau X
sumber tentang Pre dan √
post conference
3 Menyusun materi dan X
panduan Pre dan post √
conference
4 Mengkonsultasikan X
kepada kepala ruang dan √
preseptor
5 Mensosialisasikan X
dengan perawat tentang √
pre dan post conference
6 Melakukan role play X X
tentang pre dan post √ √
conference
7 Mengobservasi X X X X X
pelaksanaan pre dan √ √ √ √ √
post conference

Keterangan :
X : Rencana
V : Dilakukan
Berdasarkan tabel diatas semua kegiatan sudah dilakukan seluruhnya.
Pelaksanaan kegiatan Pre dan Post Conference sudah dilakukan sesuai dengan
perencanaan. Kegiatan pelaksanaan dilakukan bersama-sama dengan perawat dan
rekan kelompok. Kegiatan pelaksanaan dilakukan selama 5 hari dengan cara
mengobservasi perawat saat melakukan pre dan post conference sesuai dengan
prosedur keperawatan manajemen.

B. Evaluasi Pelaksanaan pre dan post conferce

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan di Ruang Paviliun


Wijaya Kusuma II didapatkan hasil Pre Conference sebesar 74% dengan target
awal 65% dan hasi Post Conference sebesar 67,27% dari target awal 65%. Hasil
presentase sudah memenuhi target yang diharapkan dan evaluasi yang kami
lakukan mengenai Pre dan Post Conference sudah mulai dilakukan dengan baik.

Hasil implementasi Pre Conference telah naik 74% dari 0% melalui


pengkajian sebagai berikut:
Tabel 4.4
Evaluasi Penilaian Pelaksanaan Pre Conference
Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas
Periode 14-19 Febuari 2019

No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Menyiapkan ruangan 5
2 Menyiapkan rekam medik pasien dan buku laporan shift 5
yang menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1 Membuka pre conference dengan salam dan doa jika 5
belum dilakukan.
2 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 5
3 Menjelaskan masalah keperawatan pasien, dan rencana 5
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
4 Membagi tugas kepada anggota dengan memperhatikan 5
keseimbangan kerja
5 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan 5
pasien
6 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan 3 2
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
7 Mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk 2 3
melaksanakan asuha yang menjadi tanggung jawabnya
8 Memberikan reinforcement positif pada anggota tim 2 3
9 Menyimpulkan hasil pre conference 1 4
Penutup
1 Mengakhiri pre converence 5
2 Mendokumentasikan pre conference 5
TOTAL 48 17
PERSENTASE 74%
Sumber: Hasil observasi di Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas
Analisa
Berdasarkan target Pre Conference di Ruang Paviliun Wijayakusuma II
adalah 65%. Dari hasil pengkajian presentase Pre Conference sebesar 0% namun
setelah dilakukan sosialisasi dan demonstrasi tentang Pre Conference mengalami
peningkatan sebesar 74%. Hasil ini menunjukan bahwa pelaksanaan Pre
Conference berjalan dengan baik. Namun pada kegiatan Pre Conference dari
observasi yang telah dilakukan selama 5 hari terdapat pelaksanaan Pre
Conference di RSUD Banyumas, didapatkan dari point ceklist pada pembagian
tugas pada anggota tim jarang dilakukan, hal tersebut sangat penting karena
perawat pelaksana yang bertugas harus sudah siap dengan tugas dan tanggung
jawabnya pada saat shift tersebut, serta mendiskusikan cara dan strategi
keperawatan juga jarang dilakukan hal ini dilakukan agar dapat membantu
memecahkan masalah yang ada di saat shift, dan memberikan reinforcement dan
motivasi juga perlu dilakukan supaya perawat semangat dalam menjalankan tugas.
Hasil implementasi Post Conference telah naik 67,27% dari 0% melalui
pengkajian sebagai berikut:
Tabel 4.5
Evaluasi Penilaian Pelaksanaan Post Conference
Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas
Periode 14-19 Febuari 2019

No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Menyiapkan ruangan 5
2 Menyiapkan rekam medic dan buku laporan shift yang 5
menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1 Membuka post conference 3 2
2 Menjelaskan tujuan dilaksanakannya post converence 5
3 Meminta anggota tim menjelaskan tentang hasil tindakan yang 5
telah dilakukan.
4 Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan dalam 5
memberikan askep pada pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalah
5 Memberi reinforcement positif pada anggota tim 2 3
6 Menyimpulkan hasil post conference 1 4
7 Mengklarifikasi informasi pasien sebelum melakukan operan 5
jaga
Penutup
1 Mengakhiri post conference dengan doa 1 4
2 Mendokumentasikan post conference 5
TOTAL 37 18
PERSENTASE 67,27%

Sumber: Hasil observasi di Ruang Paviliun Wijayakusuma II RSUD Banyumas


Analisa
Berdasarkan target Post Conference di Ruang Paviliun Wijayakusuma II
adalah 65%. Dari hasil pengkajian presentase Post Conference sebesar 0% namun
setelah dilakukan sosialisasi dan demonstrasi tentang Post Conference mengalami
peningkatan sebesar 67,27%. Hasil ini menunjukan bahwa pelaksanaan Post
Conference berjalan dengan baik. Namun pada kegiatan Post Conference dari
observasi yang telah dilakukan selama 6 hari terdapat pelaksanaan Post
Conference di RSUD Banyumas, didapatkan dari point ceklist pada tujuan
dilakukan Post Conference jarang dilakukan hal tersebut sangat penting agar
semua anggota lebih tahu mengenai post conference serta menyimpulkan hasil
Post Converence juga jarang dilakukan hal ini agar mempermudah tindakan dan
memberikan reinforcement dan motivasi juga perlu dilakukan supaya perawat
semangat dalam menjalankan tugas.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pre Conference dan Post Conference
Pre Conference
a. Faktor Pendukung
1) Adanya dukungan dari KaRu, Ka. Tim dan perawat pelaksana kepada
mahasiswa dalam pelaksanaan Pre Conference
2) Adanya keinginan dari Ka. Tim dan perawat pelaksana dalam pelaksanaan
Pre Conference
3) RSUD Banyumas menerapkan program SP2KP yang harus
diselenggarakan disetiap ruangan
4) Perawat mendukung adanya program penerapan SP2KP yang dilakukan
oleh mahasiswa praktek manajemen keperawatan
5) Mahasiswa yang shift pagi datang tepat waktu sehingga Pre Conference
dapat dilaksanakan pukul 07.30 WIB.
b. Faktor Penghambat
1) Kurangnya pengalaman mahasiswa dalam melakukan role play pre
conference
2) Pada saat pelaksanaan pre confrence bersamaan dengan visit dokter
3) Kurangnya manajemen waktu pada pelaksanaan pre conference
4) Perawat Ruangan Paviliun Wijayakusuma II biasanya tidak melaksanakan
point kedua saat pelaksanaan yaitu perawat Ruangan tidak menjelaskan
tujuan diselenggarakannya pre conference.
5) Perawat Ruang Paviliun Wijayakusuma II biasanya lupa pada point
ketujuh yaitu mengklarifikasi kesiapan PP untuk melakukan asuhan
keperawatan kepada klien yang menjadi tanggung jawabny,
mengklarifikasi hsil pre conference. Hal ini dikarenakan Ketua tim
berasumsi bahwa perawat Ruang Paviliun Wijayakusuma II sudah
menguasai kasus dan tindakan keperawatan yang perlu dilakukan di
Ruangan.

Post Conference
a. Faktor Pendukung
1) Adanya dukungan dari KaRu, Ka. Tim dan perawat pelaksana kepada
mahasiswa dalam pelaksanaan Post Conference
2) Adanya keinginan dari Ka. Tim dan perawat pelaksana dalam pelaksanaan
Post Conference
b. Faktor Penghambat
1) Ketidak efektifnya waktu untuk melaksanakan kegiatan post conference
2) Kendala yang dihadapi adalah program ruangan yang banyak sehingga
akan berdamSAK pada post conference yang akhirnya kurang terlaksana.
3) Jumlah SDM perawat kurang dari kebutuhan ruangan.
4) Saat waktu Post conference tiba, Katim masih mengisi dokumentasi /
status pasien.

Kesinambungan
Diharapkan dengan adanya Role Play, Sosialisasi pre conference dan post
conference dan penerapanya sesuai protap ini mampu untuk memotivasi semua
perawat Ruang Paviliun Wijayakusuma II dalam pelaksanaan pre conference
sebelum melakukan tindakan keperawatan dan post conference sesudah
melakukan tindakan keperawatan. Dengan begitu tujuan dari pre conference
dan post conference dapat tercapai dan dapat berjalan lebih optimal lagi
pelaksanaannya. Pre dan post conference yang baru dilakukan saat shif pagi,
hendaknya dilakukan juga saat shif siang maupun malam. Adanya pelaksanaan
pre conference dan post conference diharapkan nanti Ruang Paviliun
Wijayakusuma II mampu memberikan contoh kepada ruangan yang lain yang
belum melakukan pre conference dan post conference. Oleh karena itu, sangat
diperlukan sekali dukungan dari KaRu, Ka.Tim dan perawat pelaksana yanga
ada di Ruang Paviliun Wijayakusuma II untuk lebih memaksimalkan lagi
kegiatan keperawatan yang sudah direncanakan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil pengkajian sebelum dilakukan intervensi
tentang pelaksanaan pre-post conference di Ruang Paviliun Wijayakusuma
II didapatkan hasil persentase pre dan post conference 0%.
Setelah dilakukan intervensi pada pelaksanaan pre conference 74
% dan post conference 67,27%. Dari pencapaian hasil tersebut
pelaksanaan pre dan post conference sudah mulai berjalan dengan baik.
B. Saran
1. Bagi kepala ruang
Kepala ruang diharapkan agar selalu mendelegasikan informasi ke
koordinator shift.
2. Bagi Katim dan Associate
Bagi Katim dan perawat Associate agar selalu melaksanakan pre-post
conference.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi kedua. Salemba Medika. Jakarta.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Keperawatan
Profesional. Salemba Medika: Jakarta
Program Profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘aisyiyah Yogyakarta
2012. Buku Panduan Pendidikan Profesi Ners: Yogyakarta
Suryani,2006 . Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktik. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai