Anda di halaman 1dari 52

M Ilham N Aji W,

S.Farm.,M.P.H.,Apt
Definisi :
 Farmakon : obat dan Logos : Ilmu

Pendapat para ahli


 Ilmu pengetahuan segala sesuatu tentang obat-obatan (Univ. Sriwijaya, 1994)

 Ilmu tentang obat-obatan (Katzung)


 Ilmu yang mempelajari setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi
proses hidup (Farmakologi dan terapi ed.IV, 1995)
 Ilmu yang mempelajari respon makhluk hidup terhadap pemberian
obat/Zat kimia (Forkom, 1999)
Farmakologi :
Suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang obat dan
pengobatan dalam seluruh aspeknya, yaitu:
 sifat-sifat kimiawi dan fisikanya,
 kegiatan fisiologis
 resorpsi(resapan), dan
 nasibnya dalam organisme hidup (ADME*)
*)ADME = Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi
Cabang Farmakologi
 Farmakognosi
 Farmakokinetika
 Farmakodinamika
 Farmakoterapi
 Biofarmasi
 Toksikologi
 Radiofarmasi
Cabang Farmakologi
 Farmakognosi : pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal
dari tanaman, mineral dan hewan.
Contoh : Ekstrak Ginkoa biloba (penguat daya ingat),
bawang putih (antikolesterol)
 Biofarmasi : ilmu yang mempelajari pengaruh pembuatan sediaan
farmasi terhadap efek terapeutik obat.
Contoh : pembuatan tablet kempaa langsung, granulasi dll
 Farmakodinamik : mempelajari kegiatan obat terhadap
organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi
fisiologi, serta efek terafi yang ditimbulkan.
Cabang Farmakologi
 Farmakoterapi : mempelajari penggunaan obat untuk mengobati
penyakit atau gejalanya.
 Toksikologi : pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap
tubuh.
 Phytoterapi : menggunakan zat-zat dari tanaman untuk
mengobati penyakit.
 Farmakologi klinik : cabang farmakologi yang mempelajari efek
obat pada manusia.
 Farmakokinetik : segala proses yang dilakukan tubuh terhadap
obat berupa absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
(Keputusan Menkes RI No, 193/ Kab B VII / 71)

 Obat adalah sediaan atau paduan bahan yang dipergunakan


untuk mempengaruhi dan menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan
kesehatan, peningkatan kesehatan, dan kotrasepsi
Penggunaan Obat :
 Coba –coba
 Turun –temurun Efek tidak seragam
 Empiris

Distandarisasi dan diekstraksi :


 Efedrin dari tanaman Efendra vulgaris
 Vinblastin dari tanaman Vinca rosea
 Digoksin dari tanaman Digitalis lanata
Komponen Obat
Contoh : Tablet  Bukan obat seluruhnya
Komponen :
Khasiat/Obat
Pengisi (Bahan2 normal : Amillum, Manihot, Oryzea Sativa)
Pelincir (untuk membantu produksi, talkum stearat (Bedak)
Pengembang (CMC, Cellulosa Metil Carboksi)
Pewarna (Flavouring Agent)
Perasa (Flavouring Agent)
Pengikat (Seperti bahan pengisi)
Penggolongan Obat Umum
 Obat Farmakodinamis
 Obat Kemoterapeutis
 Obat Diagnostik
 Obat farmakodinamis, bekerja terhadap host dengan jalan
mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi
biokimia dalam tubuh,
Contoh : hormon, diuretika, hipnotika, obat otonom
 Obat kemoterapeutis, dapat membunuh parasit dan kuman di
dalam tubuh host.
contoh : antibiotik, antijamur, obat-obat neoplasma (onkolitik,
sitostatik)
 Obat diagnostik merupakan obat pembantu untuk melakukan
diagnosis (pengenalan penyakit),
Contoh : BaSO4 digunakan untuk diagnosis penyakit saluran
pencernaan, Na propanoat dan asam iod organik untuk sal empedu
Penggolongan Obat Berdasarkan UU dan PP
(resiko & tingkat bahaya pemakaiannya)

 Obat Bebas
 Obat Bebas Terbatas (Daftar W (waarschuwing))
 Obat Keras (Daftar G = Gevaariijk ; berbahaya, K)
 Obat Golongan Narkotika atau Obat Bius (Daftar O = Opim)
 Obat Golongan Psikotropika (OKT*)
Obat bebas
 Tingkat keamanan pemakaiannya cukup tinggi, sehingga
pemakainnya tidak memerlukan pengawasan tenaga medis
 bisa diperoleh secara bebas tanpa Resep (R/)
 Terdapat di warung kelontong, toko obat berizin, supermarket
serta apotek
 Ciri : Lingkaran Hitam berdasar warna Hijau
 Nama lain : OTC (Over the Counter)
Obat bebas Terbatas
 Termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas
tanpa resep dokter
 Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas
terbatas memuat pemberitahuan berwarna putih
Obat Keras
 Golongan obat yang hanya boleh diberikan atas resep dokter, dokter gigi,
dan dokter hewan.
 Apoteker boleh memberikan jika masuk dalam daftar OWA (Obat Wajib
Apotek)
 Obat g punya khasiat mengobati, menggiatkan, mendesinfeksi tubuh
manusia
 Pada kemasan tertulis : HARUS DENGAN RESEP DOKTER
 Semua obat baru masuk daftar G, kecuali telah dinyatakan lain oleh
DEPKES (Badan POM)
 Semua obat dengan substansi (komposisi) daftar G adalah termasuk
daftar G, kecuali dinyatakan lain oleh DEPKES
NARKOTIKA
 obat yang mempengaruhi SSP ; mendepresi (opium, morphin, heroin), menstimulasi
(cocain).
 Most in nature, Papaverin Somniferum, Erythroxyton coca, Canabis sativa
 Sintetis ; pethidin, methedon, nisentil
DASAR HUKUM
1. UU RI no. 9 th ‘76 ttg Narkotika (direvial)
2. UU RI no.22 th ’97 tgl 1 Sept 2009
 Ketentuan Peresepan ;
- Hanya dengan resep dokter
- Harus resep baru (tidak boleh diulang).
- Jml R/ nerk injeksi harus dilengkapi dengan tulisan jumlah. Ex: R/ Morphin HCL X
(sepuluh)
- Membuat laporan pemakaian setiap bulan ke Kanwil / Dinkes setempat (termasuk
pemakaian bahan baku)
Penggolongan Narkotika
 Narkotika Golongan I
Potensi sangat tinggi, menyebabkan ketergantungan hanya u/ tujuan
pengembangan IPTEK {ex; heroin, cocain, cannabis, THC ; marijuana,
Hydro canabinol}
 Narkotika Golongan II
Potensi tinggi, menyebabkan ketergantungan. Dapat digunakan u/
terapi {ex; Fentanyl, Morphine, Phetidine u/ ANASTESI}
 Narkotika Golongan III
Potensi ringan, menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk
terapi. {ex: Codein bentuk garam non narkotika}
Obat Golongan Psikotropika (OKT)
 zat atau obat, baik alamiah maupun sitetis bukan narkotika, yang
bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada SSP yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
(UU RI No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika)

 Mendepresi Sistem Saraf Pusat (SSP) : Diazepam, phenobarbital, amo-


pento-secobarbital, metaqualone (hipnotika)
 Merangsang SSP : Amphetamine, dexa-metha-amphetamine, XTC
 Halusinogen : LSD (Lysergic acid diethylamine)
Penggolongan Psikotropika
 Psikotropika Gol I, yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan
dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat, Contoh: LSD, MDMA
(ekstasi), dan mascalin.
 Psikotropika Gol II, yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan
ketergantungan berat, Contoh : amfetamin.
 Psikotropika Gol III, yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya
sedang dari kelompok hipnotik sedatif, Contoh : barbiturat, Pentobarbital
 Psikotropika Gol IV, yang efek ketergantungannya ringan, Contoh :
diazepam, nitrazepam
Contoh Psikotropik
Obat Wajib Apotek
 Daftar obat wajib apotek yang dikeluarkan berdasarkan keputusan Menteri
Kesehatan. Peraturan mengenai Daftar Obat Wajib Apotek tercantum dalam :

1) KEPMENKES nomor 347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotek, berisi


Daftar Obat Wajib Apotek No. 1

2) KEPMENKES nomor 924/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Obat Wajib


Apotek No. 2

3) KEPMENKES nomor 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib


Apotek No. 3
Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993
Kriteria obat yang dapat diserahkan :
 Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
 Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit.
 Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
 Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia (TBC)
 Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Contoh OWA
Penggolongan Berdasarkan Cara Pemakaian
 Obat luar : salep, injeksi, lotion, tetes hidung, tetes
telinga, suppositotia dan krim. Menggunakan etiket biru.
 Obat dalam : tablet, kapsul, sirup menggunakan etiket
putih.
Berdasarkan Sumber atau Asalnya
 Tanaman : alkaloid, glikosida, resin, karbohidrat, protein
 Hewan : hormon atau enzim, misalnya insulin
 Mineral : aluminium hidroksida, magnesium trisilat
 Sintesis : Vit C, B1-B12
 Mikroba dan Fungi : Antibiotik Gol. Penisilin
Berdasarkan Bentuk sediaan
 Padat : ekstrak, serbuk, pil, tablet, suppositoria.
 Cair : sirup, larutan, suspensi, linimen, lotion
 Semi Padat : salep, krim, gel dan pasta
 Gas : aerosol, oksigen dan inhaler

Berdasarkan Keamanan Selama Kehamilan


 Kategori A : obat yang tidak menimbulkan pengaruh buruk
pada janin. Contoh : parasetamol, penisilin, eritromisin,
digoksin, isoniazid dan asam folat
 Kategori B : obat yang dibatasi penggunaannnya pada
wanita hamil. Contoh : simetidin, amfoterisin, dopamin ,
mebendazol
 Kategori C : obat memberikan pengaruh buruk pada janin
tanpa disertai malformasi anatomi jadi semata-mata efek
farmakologi. Contoh : narkotika, aspirin, diuretik
 Kategori D : obat terbukti meningkatkan malformasi pada
janin manusi. Contoh : fenitoin, fenobarbital
 Kategori X : obat yang mempunyai resiko tinggi
memberikan pengaruh buruk pada janin yang menetap
(irreversibel) jika diminum pada masa kehamilan. Contoh :
dietilstilbestrol.
Penggolongan Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat
 Efek Lokal : Obat yang bekerja pada jaringan lokal.
Contoh : Salep hidrokortison, tetes mata, tetes telinga,
cream jerawat dll
 Efek Sistemik : Obat yang bekerja dan didistribusikan ke
seluruh tubuh. Contoh : Metformin, Cetirizine
Obat Generik
 Obat generik, menggunakan nama sesuai zat kimia yang
dikandungnya berdasarkan the international nonpropietary
names list for pharmaceutical preparation (INN); Parasetamol,
Amoksilin, Asam Mefenamat, Ibuprofen dll
 Obat Generik dengan nama dagang (branded generic
medicines) yaitu diedarkan dengan nama dagang; amoksan,
panadol, ponstan
 Obat Generik Berlogo : obat generik yang diproduksi oleh industri
farmasi yang bersertifikat CPOB
 Metronidazol KF : kadar 50%, waktu 10 menit, Rp.275/tablet
 Metronidazol PKAF : kadar 60%, waktu 10 menit, Rp. 275/tablet
 Metronidazol paten Velazol : kadar 90%, waktu 10 menit, Rp.14.520/tablet
M Ilham N Aji W,
S.Farm.,M.P.H.,Apt
M Ilham N Aji W,
S.Farm.,M.P.H.,Apt

Anda mungkin juga menyukai