Pengauditan I
EMA 439 (A2)
BAB I & II
17 / 1707531123
1
Materi BAB I Pengauditan dan Jasa Asurans
2
4. Standar Akuntansi keuangan di berbagai negara mulai diselaraskan dengan
International Financial Reporting Standars Board (IASB).
Jasa Astetasi
Jasa Astetasi adalah salah satu jenis jasa asurans. Jasa Astetasi adalah jenis jasa
asurans yang dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan tertulis
yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat pihak
lain.
Ada tiga jasa astetasi :
1. Audit atas laporan keuangan historis adalah bentuk jasa astetasi yang dilakukan
auditor dengan menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah
laporan keuangan telah disusun sesuai kerangka laporan keuangan yang berlaku.
2. Review atas laporan keuangan historis adalah jenis asurans yang moderat atas
laporan keuangan dan membutuhkan bukti yang lebih sedikit. Review untuk keperluan
tertentu dianggap sudah cukup memadai dan dapat dilakukan oleh akuntan publik
dengan biaya review yang lebih murah.
3. Jasa asurans lainnya karakteristik dari jasa asurans, termasuk audit lainnya, dititik
beratkan pada perbaikan kualitas informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan.
Jasa bukan Asurans
1. Jasa akuntansi dan pembukuan
2. Jasa perpajakan
3
3. Jasa konsultasi manajemen
B. Definisi dan Jenis Jenis Pengauditan
Pengauditan, adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan – tindakan dan kejadian ekonomi
secara objektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
Uraian dari definisi diatas :
1. Proses sistematis, perencanaan audit dan perumusan strategi audit merupakan bagian
penting dari proses audit.
2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, terkait memperoleh bukti dan
mengevaluasi apakah barang tersebut benar benar ada dan benar jumlahnya.
3. Asersi tentang tindakan tindakan dan kejadian kejadian ekonomi, seorang auditor
harus memahami asersi yang melekat pada setiap pos.
4. Tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pendapat
atau opini auditor akan menunjukkan seberapa jauh asersi asersi tersebut sesuai dengan
standar atau kriteria yang ditetapkan.
5. Mengomunikasikan hasilnya pada pihak yang berkepentingan. Memberikan
informasi kepada pihak yang membutuhkan apakah tingkat kepatuhan asersi yang
dibuat klien sudah memenuhi kriteria yang disepakati bersama.
Jenis – Jenis Audit
Audit pada umumnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu; audit laporan keuangan, audit
kepatuhan dan audit operasional.
4
akuntan yang bergerak di perusahaan sudah mengikuti prosedur yang ditetapkan
kontroler atau belum.
3. Audit Operasional
Pengkajian atas setiap bagian dari prosedur dan metode yang diterapkan suatu entitas
dengan tujuan untuk mengevaluasi efesiensi dan efektivitas.
3. Auditor Independen
Disebut juga akuntan publik, tugas utamanya adalah melakukan fungsi pengauditan
atas laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Akuntan publik harus memperoleh izin
dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia.
Bidang Jasanya :
Jasa Astetasi
1. Jasa audit umum atas laporan keuangan
2. Jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif
3. Jasa review atas laporan keuangan
4. Jasa astetasi lainnya
Jasa non astetasi yang mencakup jasa akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi,
perpajakan dan konsultasi.
5
Dikeluarkan oleh menteri keuangan dan berlaku selama 5 tahun yang dapat
diperpanjang. Syarat menjadi akuntan publik.
1. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang sah
2. Jika tanggal kelulusan USAP teleah melewati masa 2 tahun, maka wajib menyerahkan
bukti telah mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan (PPL)
3. Berpengalaman praktik dibidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit
1.000 jam dalam 5 tahun dan paling sedikit 500 jam diantaranya memimpin dan/atau
mensupervesi perikatan audit umum.
4. Berdomisili di RI yang dibuktikan KTP
5. Mempunyai NPWP
6. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
7. Anggota IAPI
8. Tidak berada dalam pengampunan.
Untuk memperoleh tanda sertifikat lulus ujian sertifikasi akuntan publik, para calon
akuntan wajib mengikuti ujian nasional yang diadakan IAPI. Ujian ini diadakan dua kali
dalam setahun dan berlangsung selama dua hari penuh yang meliputi empat mata ujian
yaitu :
1. Akuntansi dan Pelaporan keuangan
2. Auditin dan asurans
3. akuntansi manajemen, manajemen keuangan dan sistem informasi
4. Lingkungan bisnis, hukum komersial, perpajakan.
6
Bentuk usaha lain sesuai karakteristik profesi yang menunjukkan adanya independensi
dan tanggung jawab yang melekat pada akuntan publik
7
Pemakaian gelar akuntan di Indonesia diatur dalam UU no 34 tahun 1954. Maksud dari
UU ini adalah agar gelar akuntan tidak dipakai oleh sembarang orang yang belum tentu
memiliki kemampuan yang memenuhi syarat.
Sampai akhir tahun 70 an hanya empat fakultas ekonomi universitas negri dan satu
sekolah tinggi akuntansi negara yang lulusannya secara otomatis diakui memenuhi syarat dan
berhak menggunakan gelar akuntan setelah namanya didaftarkan dalam register akuntan yang
diselenggarakan departemen keuangan.
8
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review dirinci dengan PSAR (akuntansi & review)
4. Pedoman Audit Industri Khusus
Standar Pendendalian Mutu
Profesi mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu system pengendalian mutu.
Sebagaipedoman, IAASB telah menerbitan ISQC (Internasional Standart on Quality Control)
No.1 yangberlaku tanggal 1 januari 2009. Secara garis besar struktur ISQC adalah sebagai
berikut:
1. Pendahuluan yang terdiri dari lingkup,otoritas, dan tanggal efektif.
2. Tujuan
3. Definisi
4. Ketentuan
5. Penerapan dan penjelasan lain
Lingkup ISQC
ISQC berhubungan dengan tanggungjawab KAP untuk system pengendalian mutu
untukaudit dan review atas laporan keuangan dan penugasan asurans serta jasa lain
yangbersangkutan. ISQC harus dibaca dalam kaitannya dengan ketentuan etik yang relevan.
Pernyataan IAASB lain menetapkan standard Dan pedoman lain mengenai mutu untuk
tipepenugasan spesifik. Sebagai contoh, ISA 220 menyangkut prosedur pengendalian
mutuuntuk audit atas laporan keuangan.
Sistem pengendalian mutu terdiri dari bijakan yang dirancang untuk mencapai tujuan
sertaprosedur yang diperlukan untuk mengimplementasikan dan memantau kesesuaian
dengankebijakan tersebut.
Tujuan
Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu system pengendalian mutu adalah
untukmemberikan ansurans yang layak bahwa :
(a) KAP dan personalianya mematuhi standar professional serta ketentuan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku dan
(b) Laporan yang diterbitkan KAP atau partnernya sudah tepat sesuai dengan situasi yang
dihadapi.
Ketentuan
ISQC memuat 47 ketentuan (ISQC 1.13- ISQC 1.59) yang terbagi dalam beberapa
kategorisebagai berikut:
9
-Penerapan dan kepatuhan dengan ketentuan yang relevan
-Elemen system pengendalian mutu
-Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP
-Ketentuan etika yang relevan -Penerimaan klien dan berkelanjutan hubungan dengan klien
serta penugasan khusus-Sumber daya manusia
10
Materi BAB II Audit Laporan Historis dan Laporan Auditor Independen
Dalam audit atas laporan keuangan, para pengambil keputusan (kreditur, investor,
dan pengguna laporan keuangan lainnya) dihadapkan pada informasi keuangan yang
disajikan oleh manajemen dalam bentuk laporan keuangan. Agar dapat digunakan untuk
berbagai kepentingan yang berbeda, maka laporan keuangan harus disusun berdasarkan
11
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Para pengguna laporan keuangan kadang-
kadang meragukan kewajaran informasi yang terutang dalam laporan keuangan yang
disusun manajemen karena berbagai alasan antara lain: (1) informasi dibuat oleh pihak
lain, (2) bias dan motivasi pembuat informasi, (3) volume data, dan (4) kerumitan
transaksi.Setiap informasi yang kita dapatkan memiliki risiko,dan cara untuk mengurangi
risiko informasi,yaitu : (1) pemakai laporan melakukan sendiri verifikasi atas
informasi,(2)pemakai informasi membebankan risiko informasi pada manajemen,dan (3)
disediakan laporan keuangan yang telah diaudit.
5) Keterbatasan Audit
12
Auditor tidak bisa memberi jaminan penuh bahwa laporan keuangan yang telah
diauditnya bebas dari kesalahan penyajian material yang timbul akibat kesalahan ataupun
kecurangan. Laporan keuangan yang telah diaudit tidak dapat benar-benar akurat. Hal ini
disebab kan oleh proses akuntansi yang melahirkan laporan keuangan, maupun oleh proses
pengauditan itu sendiri.
Laporan keuangan yang merupakan hasil dari proses akuntansi disusun berdasarkan
SAK. Standar tersebut seringkali menyediakan lebih dari satu metode alternatif yang sama-
sama memungkinkan untuk diterapkan pada suatu kejadian atau transaksi tertentu. Tidak ada
literatur akuntansi atau pertimbangan rasional yang menunjukkan bahwa alternatif yang satu
lebih baik daripada alternatif yang lain. SAK yang merupakan salah satu bentuk kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku, bersifat fleksibel memberi keleluasan kepada penyusun
laporan keuangan (manajemen) untuk mempengaruhi informasi keuangan yang disajikan dan
oleh karenanya berpengaruh kepada keandalan dan ketelitian informasi tersebut.
Dalam suatu audit atas laporan keuangan, auditor menjalin hubungan profesional dengan
berbagai pihak, yaitu: (1) manajemen, (2) pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, (3)
auditor internal, dan (4) pemegang saham.
1. Manajemen
Selama audit berlangsung, auditor sangat sering berhubungan atau beriteraksi dengan
manajemen. Untuk mendapatkan bukti yang diperlukan dalam suatu audit, auditor seringkali
meminta data perusahaan yang bersifat rahasia. Oleh karena itu sangatlah penting bagi auditor
untuk menjalin hubugan baik dengan manajemen atas dasar saling percaya dan saling
menghormati.
Standar audit (SA 260) mewajibkan auditor untuk berkomunikasi dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan. Komunikasi yang
dimaksud oleh SA ini adalah komunikasi dua arah yang efektif, yakni komunikasi dengan
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dalam rangka mendapatkan informasi sebagai
bukti audit dan kewajiban auditor untuk memberi informasi kepada pihak yang
13
bertanggungjawab atas tata kelola untuk berbagai keperluan. Menurut SA 260 9 tujuan auditor
melakukan komunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola adalah:
a. Untuk mengkomunikasikan secara jelas kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola tentang tanggungjawab auditor yang berkaitan dengan audit atas laporan
keuangn, dan gambaran umum perencanaan lingkup dan saat audit;
b. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola;
c. Untuk menyediakan pada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola secara tepat
waktu, hasil observasi audit yang signifikan dan relevan terhadap tanggungjawab
mereka untuk mengawasi proses pelaporan keuangan; dan
d. Untuk mendukung komunikasi dua arah yang efektif antara auditor dengan pihak yang
bertanggungjwab atas tata kelola.
3. Auditor Internal
4. Pemegang Saham
Para pemegang saham mengandalkan pada laporan keuangan yang telah diaudit untuk
mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah melaksanakan tanggungjawabnya
dengan baik.Oleh karena itu auditor memiliki tanggungjawab yang penting terhadap para
14
pemegang saham sebagai pemakai utama laporan auditor.Auditor akan berhadapan
langsung dengan pemegang saham pada saat perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) dan auditor harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pemegang saham.
standar audit
Standar audit adalah pedoman umum untuk membantu para auditor dalam memenuhi
tanggungjawab profesional mereka dalam pengauditan laporan keuangan histori. Standar
tersebut mencakup pertimbangan kualitas profesional antara lain persyaratan kompetensi dan
independensi, pelaporan, dan bukti.Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Sebagai
Organisasi Profesi Berkewajiban Untuk Menetapkan Standar Auditing.IAPI telah
memustuskan untuk mengadopsi Internasional Auditing Standards (ISA) yang diterbitkan oleh
International Auditing and Assurance Standards Boards (IAASB).IAPI menerjemahkan ISA
ke dalam bahasa Indonesia dan diberi judul Standar Profesional Akuntan Publik.(SPAP).
Struktur setiap standar audit yang tercakup dalam standar profesional akuntan publik
mengikuti struktur yang terdapat dalam ISA yang mengelompokkan informasi dalam seksi
yang berbeda,yaitu : Pengantar,Tujuan,Definisi,Ketentuan,Materi Penerapan dan Penjelasan
Lain.
LAPORAN AUDITOR
Laporan auditor adalah tahapan terakhir dari keseluruhan proses audit.Laporan auditor sangat
penting dalam penugasan audit dan asurans karena laporan tersebut mengomunikasikan temuan
auditor. Pengguna laporan keuangan mengandalkan pada laporan auditor untuk mendapatkan
asurans tentang keuangan entitas (perusahaan).
1. Judul laporan. Standar audit mewajibkan bahwa laporan auditor harus memiliki
sebuah judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa laporan tersebut adalah laporan
seorang auditor independen.
15
2. Pihak yang dituju. Laporan auditor pada umumnya ditujukan kepada pihak-pihak
yang untuk mana laporan tersebut disusu, seringkali kepada pemegang saham atau
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola laporan keuangannya diaudit.
3. Paragraf Pendahuluan. Paragraf pendahuluan dalam laporan auditor harus: (a)
mengidentifikasikan entitas yang laporan keuangannya diaudit; (b) menyatakan bahwa
laporan keuangan telah diaudit; (c) mengidentifikasi judul setiap laporan keuangan
yang menjadi bagian dari laporan keuangan; (d) merujuk pada ikhtisar kebijakan
akuntansi signifikan dan informasi penjelasannya; dan (e) menyebutkan tanggal atau
periode yang dicakup oleh setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan.
4. Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan. Laporan auditor harus
mencakup satu bagian dengan judul “tanggungjawaba Manajemen” atas laporan
keuangan. Bagian dari laporan auditor ini menjelaskan tanggungjawab pihak-pihak
dalam organisasi yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan.
5. Tanggungjawab Auditor. Laporan auditor menyatakan bahwa tanggungjawab auditor
adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan audit untuk
mengontraskannya dengan tanggungjawab manajemen atas penyusunan laporan
keuangan.
6. Opini Auditor. Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul “opini”.
7. Tanggungjawab Pelaporan Lainnya. Jika auditor menyatakn tanggungjawab
pelaporan lainnya dalam laporan auditor atas laporan keuangan yang merupakan
tambahan terhadap tanggungjawab auditor berdasarkan SA untuk melaporkan laporan
keuangan, maka tanggungjawab pelapora lain tersebut harus dinyatakan dalam suatu
bagian terpisah dalam laporan auditor yang diberi judul “pelaporan Lain atas Ketentuan
Hukum dan Regulasi”, atau judul lain yang dianggap tepat menurut ini bagian ini.
8. Tanda Tangan Auditor. Laporan auditor harus ditandatangani. Tanda tangan auditor
dilakukan dalam nama kantor akuntan publik (KAP) dan nama rekan.
9. Tanggal Laporan Audit. Laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal dari
tanggal ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mendasari
opini auditor atas laporan keuangan.
16
Contoh Laporan Tanpa Modifikasi (wajar Tanpa Pengecualian)
Kami telah mengaudit laporan keuangan Entitas ABC terlampir, yang terdiri atas laporan posisi
keuangan tanggal 31 desember 20x1, laporan laba-rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas,
dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta suatu ringkasan
kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lain.
Manajemen bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut
sesuai dengan SAK indonesia, dan atas pengendalian internal yang ditentukan perlu oleh
manajemen untuk memungkinkan penyusanan laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan
penyajian material, disebabkan kecurangan atau kesalahan.
Tanggungjawab Auditor
Tanggungjawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut
berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan SA. Standar tersebut
mengharuskan kami untuk mematuhi ketetuan etika serta merencanakan dan melaksanakan
audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan
penyajian material. Suatu audit mencakup pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti-bukti
tentang jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih
tergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian
material dalam laporan keuangan, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Dalam
melakukan penilaian atas risiko tersebut auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang
relevan dengan penyusunan dan penyajia wajar laporan keuangan untuk merancang prosedur
audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, namun tidak untuk tujuan menyatakan suatu opini
atas efektifitas pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas
ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat
oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat utuk menyediakan
dasar bagi opini kami. 17
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuanagn entitas ABC tanggal 31 Desember 20x1, serta kinerja keuangan dan
arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia.
[Bentuk dan isi bagian ini dalam laporan auditor akan bervariasi tergantung pada sifat
tanggungjawab pelaporan lain auditor]
A. Ilustrasi 1 : Laporan auditor yang berisi opini wajar dengan pengecualian karena
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan
Kondisi yang melingkupi laporan audit independen berdasarkan ilustrasi di atas mencakup
hal-hal berikut :
a) Audit atas suatu laporan keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh
manajemen entitas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
b) Syarat-syarat perikatan audit mencerminkan penjelasan tentang tanggungjawab
manajemen atas laporan keuangan dalam SA 210.
c) Persediaan disajikan salah.Kesalahan penyajian dipandang material namun tidak
pervasif terhadap laporan keuangan.
18
d) Sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan,auditor memiliki tanggungjawab
pelaporan lain yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu.
B. Ilustrasi 2 : Laporan auditor yang berisi opini tidak wajar karena kesalahan penyajian
maetrial dalam laporan keuangan
Kondisi yang melingkupi laporan audit independen berdasarkan ilustrasi di atas mencakup
hal-hal berikut :
a) Audit atas suatu laporan keuangan konsolidasian bertujuan umum yang disusun oleh
manajemen entitas induk sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
b) Syarat-syarat perikatan audit mencerminkan tentang tanggungjawab manajemen atas
laporan keuangan dalam SA 210.
c) Laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material karena tidak
mengonsolidasikan suatu entitas anak.Kesalahan penyajian material dipandang pervasif
terhadap laporan keuangan.Dampak kesalahan penyajian terhadap laporan keuangan
tidak dapat ditentukan karena hal tersebut tidak praktis untuk dilakukan.
d) Sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan,auditor memiliki tanggungjawab
pelaporan lain yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu.
C. Ilustrasi 3 : Laporan auditor yang berisi opini wajar dengan pengecualian karena
ketidakmampuan auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
Kondisi yang melingkupi laporan audit independen berdasarkan ilustrasi di atas mencakup
hal-hal berikut :
a) Audit atas suatu laporan keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh
manajemen entitas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
b) Syarat-syarat perikatan audit mencerminkan tentang tanggungjawab manajemen atas
laporan keuangan dalam SA 210.
c) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat berkaitan dengan
investasi dalam suatu afiliasi asing.Dampak yang mungkin timbul dari
ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dipandang
material namun tidak pervasif terhadap laporan keuangan.
19
d) Sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan,auditor memiliki tanggungjawab
pelaporan lain yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu.
D. Ilustrasi 4 : Laporan auditor yang berisi opini tidak menyatakan pendapat karena
ketidakmampuan auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang suatu unsur tunggal dalam laporan keuangan
Kondisi yang melingkupi laporan audit independen berdasarkan ilustrasi di atas mencakup
hal-hal berikut :
a) Audit atas suatu laporan keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh
manajemen entitas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
b) Syarat-syarat perikatan audit mencerminkan tentang tanggungjawab manajemen atas
laporan keuangan dalam SA 210.
c) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang suatu unsur
tunggal laporan keuangan.Yaitu,auditor tidak dapat memperoleh bukti audit tentang
informasi keuangan dari suatu ventura bersama (joint venture) yang mencerminkan
lebih dari 90% dari aset bersih perusahaan.Dampak yang mungkin timbul dari
ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dipandang
material dan pervasif terhadap laporan keuangan.
d) Sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan,auditor memiliki tanggungjawab
pelaporan lain yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu.
E. Ilustrasi 5 : Laporan auditor yang berisi opini tidak menyatakan pendapat karena
ketidakmampuan auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang banyak unsur dalam laporan keuangan
Kondisi yang melingkupi laporan audit independen berdasarkan ilustrasi di atas mencakup
hal-hal berikut :
a) Audit atas suatu laporan keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh
manajemen entitas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
b) Syarat-syarat perikatan audit mencerminkan tentang tanggungjawab manajemen atas
laporan keuangan dalam SA 210.
20
c) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang beberapa
unsur laporan keuangan .Yaitu,auditor tidak dapat memperoleh bukti audit tentang
persediaan entitas dan piutang usaha.Dampak yang mungkin timbul dari
ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dipandang
material dan pervasif terhadap laporan keuangan.
d) Sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan,auditor memiliki tanggungjawab
pelaporan lain yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu.
Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain Dalam Laporan Auditor
Independen
SA 706 mengatur komunikasi tambahan dalam laporan auditor ketika auditor menganggap
perlu untuk :
a) Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal yang
disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang sedimikian penting,yang
bersifat fundamental bagi pemahaman pengguna laporan keuangan;atau
b) Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal selain
yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang relevan bagi pemahaman
pengguna laporan atas audit,tanggungjawab auditor,atau laporan auditor.
21