NIM : 1707531123
Angka persentase di jepang dan korea ini rendah karena di negara tersebut ada
kebijakan membatasi kepemilikan saham diatas atau samadengan 20%, yang bertujuan untuk
menjaga atau menstabilkan nilai pasar saham mereka.
Figur 2.6
Tabel 2.4
Untuk pemegang saham jenis negara jepang juga memiliki persentase yang paling
rendah di kedua cut off yaitu diangka 1,1% dan 0,8% dan yang tertinggi berda pada
Singapura untuk kedua cut off yaitu masing-masing sebesar 23,6% dan 23,5%.
Pada tabel 2.4 terdapat beberapa perbedaan signifikan antara cut off 10% dan 20% .
Contohnya adalah kepemilikan keluarga di Korea yang menurun dari 67,9% ke 48,4%. Lalu
di jepang menurun dari 13,1 menjadi 9,7%, dan di Taiwan 48,2%. Kepemilikan Institusional
juga di Jepang berkurang drastis dari 38,5% ke 7% , hal ini terjadi akibat adanya regulasi di
Jepang. Hal ini juga terjadi di beberapa negara Asia Timur lainnya , seperti Indonesia,
dimana ada pembatasan oleh pemerintah untuk bank memiliki saham di perusahaan lain.
Tugas Individu 2 (SAP 3)
Jadi dapat disimpulkan bahwa Model One Tier Board hanya memiliki satu
dewan, yaitu direksi (board of director) yang bertugas mengawasi jalanya
pengelolaan perusahaan oleh manajemen perusahaan Sistem ini diterapkan di negara
seperti Amerika dan Inggris
Dalam model two-tier board system, RUPS merupakan struktur tertinggi yang
dapat mengangkat dan memberhentikan dewan komisaris yang merupakan suara dari
para pemegang saham untuk melakukan kontrol terhadap manajemen perusahaan. Dewan
komisaris membawahi langsung direksi yang memiliki wewenang untuk mengangkat
dan memberhentikan direksi serta melakukan tugas pengawasan terhadap kegiatan
direksi dalam menjalankan perusahaan. Dewan komisaris dalam model two-tier board sistem
ini memiliki posisi yang kuat terhadap direksi sehingga fungsi kontrol terhadap kegiatan
manajemen dapat berjalan dengan efektif.
Dasar Hukum
Dasar Hukum yang menjadi dasar dari struktur Corporate Governance di Indonesia:
a) UU No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas di peraturan ini menyatakan
bahwa perusahaan memiliki struktur penting yakni Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), Dewan Direksi, dan Dewan Komisaris, yang mampu menciptakan
mekanisme kerja, pembagian tugas, wewenang serta tanggungjawab.
b) UU No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) peraturan ini
menyatakan bahwa organ perusahaan yang terdiri atas RUPS yang memegang
kekuasaan tertinggi, Dewan Direksi sebagai pengelola perusahaan dan Dewan
Komisaris sebagai pengawas, serta penerapaan prinsip-prinsip GCG dalam
pengelolaan dan pengawasan BUMN.
c) UU No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal peraturan ini memiliki kaitan dengan
perusahaan sebagai entitas bisnis yang memuat ketentuan RUPS selain mengenai
aktivitas entitas di bursa.