Anda di halaman 1dari 17

PENDAPATAN PSAK 23

Di susun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II

Dosen pembina :
Rudi Abdullah, S.E., M.M., C.A.

Disusun oleh :
Kelompok II
Wa Ode Sulfianti (101501026)
Indraini (101501005)
Yadi B. (101501027)
Hasrianti (101501023)
La Ode Farhan Sidik (101501123)
Sinta (101501112)
Al-Muzzamil (101501098)
Lintang Yulia Arisandi (101501040)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah
memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya.
Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
membimbing umat nya dengan suri tauladan-Nya yang baik.
Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugrah, kesempatan
dan pemikiran kepada Penyusun untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Diharapkan makalah ini bisa menambah ilmu dan wawasan tentang
Pendapatan PSAK 23.
Akhirnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses pembuatan makalah ini atas bantuannya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih belum semmpurna untuk
menjadi lebih sempurna lagi saya membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain
untuk membagikannya kepada penyusun demi memperbaiki kekurangan pada
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi anda semua. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Baubau, Mei 2017

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ..............................................................................2
1.3 Tujuan masalah ..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3


2.1 Defenisi pendapatan ...........................................................................3
2.2 Pengukuran pendapatan penjualan .....................................................4
2.2.1 Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau dapat diterima ...................................................4
2.2.2 Pengakuan dan Pengukuran ...................................................5
2.3 Jenis pengakuan pendapatan penjualan .............................................5
2.3.1 Penjualan ‘Tagih dan Tahan (Bill and Hold)’ ........................5
2.3.2 Instalasi dan Inpeksi ...............................................................6
2.3.3 Penjualan cicilan (instalment sales) .......................................6
2.3.4 Hak pengembalian oleh pembeli ............................................6
2.3.5 Penjualan konsinyasi ..............................................................7
2.3.6 Penjualan secara kredit (lay away sales) ................................7
2.3.7 Penjualan dengan opsi beli (jual) bagi penjual (pembeli) ......8
2.3.8 Hubungan Principal-Agent ....................................................8
2.4 Pengakuan pendapatan penjualan ......................................................8
2.5 Kontrak Jasa .....................................................................................10
2.6 Multiple-Deliverable Arrangements (MDAs) .................................11
2.7 Situasi Pendapatan Lainnya .............................................................11

iii
BAB III KESIMPULAN & PENUTUP .............................................................12
3.1 Kesimpulan ......................................................................................12
3.2 Penutup ............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum ED PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan tidak banyak
perubahan dengan PSAK 23 (1994): Pendapatan, namun ED PSAK 23 (revisi
2009) sudah dilengkapi lampiran yang diadopsi dari Appendix IAS 18: Revenue dan
beberapa perbedaan sebagai berikut:

EDPSAK 23
Perihal PSAK 23 (1994)
(revisi 2009)
Pendapatan bunga Tidak diatur. Hasil efektif suatu aset merupakan tingkat
dari aset. bunga yang diperlukan untuk
mendiskontokan aliran penerimaan kas di
masa depan.
Pengakuan Tidak diatur. Dividen pada efek ekuitas diumumkan dari
dividen pada efek penghasilan neto sebelum pembelian,
dividen tersebut dikurangi dari harga beli
efek tersebut.

Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian


Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode
akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan asset atau penurunan liabilitas
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan
(gain).
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal
entitas dan dikenal dengan bermacam-macam sebutan yang berbeda seperti
penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti. Tujuan Pernyataan
ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi
dan kejadian tertentu. Pendapatan diakui bila kemungkinan besar manfaat ekonomi
masa depan akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur dengan andal.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian pendapatan?
2. Menentukan pendapatan penjualan?
3. Jenis pengakuan pendapatan penjualan?

1.3 Tujuan masalah


1. Menjelaskan defenisi dari pendapatan?
2. Menjelaskan bagaimana pengukuran pendapatan penjualan?
3. Menjelaskan jenis pengakuan pendapatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi pendapatan


Secara definisi, pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Sesuatu dikatakan sebagai pendapatan jika berasal dari:
1. Penjualan barang
Barang meliputi barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan
barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang
dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dimiliki untuk dijual
kembali.
2. Penjualan jasa
Penjualan jasa biasanya terkait dengan kinerja entitas atas tugas yang
telah disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu
periode waktu. Jasa tersebut dapat diserahkan dalam satu periode atau
lebih dari satu periode. Beberapa kontrak untuk penjualan jasa secara
langsung terkait dengan kontrak konstruksi, misalnya kontrak penjualan
jasa dari manajer proyek dan arsitek. Pendapatan yang timbul dari
kontrak ini tidak diatur dalam Pernyataan ini tetapi diatur sesuai dengan
persyaratan kontrak konstruksi sebagaimana diatur dalam PSAK 34:
Akuntansi Kontrak Konstruksi.
3. Penggunaan asset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga,
royalty, dan deviden.
4. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam
bentuk:
a. Bunga yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas, atau
jumlah terutang kepada entitas;

3
b. Royalti yaitu pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang
entitas, misalnya paten, merek dagang, hak cipta, dan peranti lunak
komputer; dan
c. Dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas
sesuai dengan proporsi kepemilikan mereka atas kelompok modal
tertentu.

2.2 Pengukuran pendapatan penjualan


2.2.1 Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
dapat diterima.
Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya
ditentukan oleh persetujuan antara entitas dan pembeli atau pengguna
aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau dapat diterima oleh entitas dikurangi jumlah diskon
dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas. Pada
umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah
pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang
dapat diterima. Namun, jika arus masuk dari kas atau setara kas
ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang
dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau dapat diterima.
Misalnya, entitas dapat memberikan kredit bebas bunga kepada
pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga
dibawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang. Jika perjanjian
tersebut secara efektif merupakan transaksi keuangan, maka nilai
wajar imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan
di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga tersirat (imputed).
Tingkat bunga tersirat yang digunakan adalah yang paling mudah
ditentukan antara:
a. Tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen serupa dari penerbit
dengan penilaian kredit yang sama; atau

4
b. Tingkat bunga yang mendiskonto nilai nominal instrumen
tersebut ke harga jual tunai saat ini dari barang atau jasa.

2.2.2 Pengakuan dan Pengukuran.


Jika barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa
dengan sifat dan nilai yang serupa, maka pertukaran tersebut tidak
dianggap sebagai transaksi yang menghasilkan pendapatan. Hal ini
sering terjadi dengan komoditas seperti minyak atau susu di mana
penyalur menukarkan persediaan di beberapa lokasi untuk memenuhi
permintaan dengan dasar tepat waktu dalam suatu lokasi.
Jika barang dijual dan jasa diberikan untuk dipertukarkan
dengan barang atau jasa yang tidak serupa, maka pertukaran tersebut
dianggap sebagai transaksi yang menghasilkan pendapatan.
Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang
diterima, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang
dialihkan.
Ketika nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima tidak
dapat diukur secara andal, maka pendapatan tersebut diukur pada nilai
wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan
jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

2.3 Jenis pengakuan pendapatan penjualan


2.3.1 Penjualan ‘Tagih dan Tahan (Bill and Hold)’
Pengiriman ditunda atas permintaan pembeli tetapi pembeli
memperoleh hak milik atas barang dan menerima tagihan. Pendapatan
diakui pada saat pembeli memperoleh hak milik, apabila:
a. Kemungkinan besar pengiriman akan dilakukan;
b. Barang yang berada di tangan penjual, dapat diidentifikasi dan
siap untuk dikirim ke pembeli pada saat penjualan diakui;
c. Pembeli secara khusus mengakui adanya instruksi penangguhan
pengiriman;

5
d. Syarat-syarat pembayaran lazim tetap berlaku.

2.3.2 Instalasi dan Inpeksi


Pendapatan biasanya diakui pada saat pembeli menerima pengiriman,
serta instalasi dan inspeksi telah diselesaikan. Namun, pendapatan
diakui segera setelah pembeli menerima pengiriman ketika:
a. proses instalasi sederhana; atau
b. pemeriksaan dilakukan hanya untuk tujuan penentuan akhir atas
harga kontrak.

2.3.3 Penjualan cicilan (instalment sales)


a. Pendapatan yang terkait dengan harga penjualan, tidak termasuk
bunga, diakui pada tanggal penjualan.
b. Harga jual adalah nilai kini dari imbalan, ditentukan dengan
mendiskontokan cicilan piutang pada suku bunga tersirat
c. Elemen bunga diakui sebagai pendapatan ketika telah menjadi
haknya, dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

2.3.4 Hak pengembalian oleh pembeli


Jika terdapat ketidakpastian mengenai kemungkinan pengembalian
atas barang, maka pendapatan diakui ketika pengiriman telah secara
resmi diterima oleh pembeli atau barang telah dikirimkan dan jangka
waktu untuk penolakan telah berlalu. Metode pengakuan yang dapat
digunakan adalah:
a. Tidak mencatat penjualan sampai semua hak-hak pengembalian
kadaluarsa
b. Mencatat penjualan, tetapi dikurangi dengan perkiraan
pengembalian di masa depan.

2.3.5 Penjualan konsinyasi

6
Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang
disebut pengamanat (consignor), sedang pihak yang dititipi barang
disebut disebut komisioner (consignee). Bagi pengamanat barang
yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan
persyaratan tertentu biasa disebut sebagai barang-barang konsinyasi
(consignment out), sedangkan bagi pihak penerima barang-barang ini
disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).
Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamanat
kepada komisioner tidak diikuti dengan penyerahan hak milik atas
barang yang bersangkutan. Meskipun diakui bahwa dalam transaksi
konsinyasi itu telah terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan
barang kepada komisioner, namun demikian “hak milik” atas barang
yang bersangkutan tetap berada pada pengamanat (consignor). Hak
milik akan berpindah dari pengamanat apabila komisioner telah
berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.
Terdapat perbedaan prinsipal antara transaksi penjualan dengan
transaksi konsinyasi. Dalam transaksi penjualan hak milik atas barang
berpindah kepada pembeli pada saat penyerahan barang. Di dalam
transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamat kepada
komisioner tidak diikuti adanya hak milik atas barang yang
bersangkutan.

2.3.6 Penjualan secara kredit (lay away sales)


a. Barang dikirim hanya ketika pembeli melakukan pembayaran
terakhir dalam serangkaian cicilan.
b. Pendapatan dari penjualan tersebut diakui pada saat barang
dikirim.
c. Jika pengalaman menunjukkan bahwa sebagian besar penjualan
tersebut terealisasi, pendapatan dapat diakui ketika setoran/uang
tanggungan yang signifikan diterima sepanjang barang berada di

7
tangan penjual, dapat diidentifikasi dan siap untuk dikirim ke
pembeli.

2.3.7 Penjualan dengan opsi beli (jual) bagi penjual (pembeli)


a. Perlu dianalisis apakah penjual secara substansial telah
memindahkan manfaat dan resiko kepemilikan kepada pembeli.
b. Jika penjual masih memiliki risiko dan manfaat kepemilikan,
meskipun hak milik telah dipindahkan, maka transaksi tersebut
merupakan perjanjian pendanaan dan tidak menimbulkan
pendapatan.

2.3.8 Hubungan Principal-Agent


Jumlah yang boleh diakui sebagai pendapatan oleh agen hanya komisi
atas penjualan saja (net approach), bukan total nilai penjualan barang
atau jasa. Karakteristik principal:
a. Memiliki tanggung jawab utama di dalam menyediakan atau
memenuhi pesanan atas barang atau jasa.
b. Menanggung resiko atas persediaan sebelum dan sesudah
pemesanan, selama pengiriman, atau saat pengembalian
c. Memiliki kekuasaan di dalam menentukan harga (langsung / tidak
langsung)
d. Menanggung resiko kredit pelanggan jika penjualan dilakukan
dengan kredit.

2.4 Pengakuan pendapatan penjualan


Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan umumnya diakui pada saat
penjualan (point of sell) yang biasanya berarti terjadi penyerahan. Namun timbul
masalah dalam pelaksanaannya yang disebabkan oleh tiga situasi yaitu :
1. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali
Dalam situasi ini, hak milik legal telah berpindah pada pembeli namun
resiko kepemilikan tetap berada pada penjual. Untuk itu jika terjadi

8
perjanjian beli kembali dengan harga tertntu dan harga tersebut dapat
menutupi semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang
terkait, maka persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam
pembukuan penjualan dengan kata lain tidak terjadi penjualan.

2. Penjualan dengan hak retur


Perlakuan akuntansi untuk situasi seperti ini sebenarnya normal,
namun jika tingkat retur tinggi maka perlu dilakukan penundaan
pelaporan penjualan sampai hak retur habis masa berlakunya. Untuk itu
terdapat tiga metode pengakuan pendapatan alternative jika penjual
mengalami situasi ini yaitu : (1) Tidak mencatat penjualan sampai
seluruh hak retur habis masa berlakunya; (2) Mencatat penjualan, tetapi
mengurangi penjualan dengan estimasi retur dimasa depan; dan (3)
Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi.
Jika terjadi penjualan dengan hak retur maka pendapatan dari
transaksi penjualan diakui pada saat penjualan jika memenuhi keenam
kondisi sebagai berikut : (1) Harga penjual kepada pembeli relatif tetap
(fixed) atau dapat ditentukan pada tanggal penjualan; (2) Pembeli sudah
membayar penjual, atau pembeli berkewajiban untuk membayar penjual,
dan kewajiban itu tidak bergantung pada penjualan kembali produk
tersebut; (3) Kewajiban pembeli pada penjual tidak akan berubah apabila
terjadi pencurian atau kerusakan atau rusaknya fisik produk; (4) Pembeli
yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi
ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual; (5) Penjual tidak
memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang secara
langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli; dan
(6) Jumlah retur dimasa depan dapat diestimasi secara layak.
Jika pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan tidak diakui
karena keenam kondisi tidak dipenuhi harus diakui ketika hak retur
secara substansial telah habis masa berlakunya atau kemudian keenam
kondisi ini dapat dipenuhi.

9
3. Trade Loading
Trade Loading dan Channel Stuffing merupakan praktik yang gila; licik;
dan tidak ekonomis; melalui praktik ini pabrikan membujuk (dengan
penjualan, laba, dan pangsa pasar yang sebenarnya tidak mereka miliki)
pelanggan mereka untuk membeli produk dari pada yang bisa mereka
jual kembali atau dengan kata lain mencatat pembukuan hari ini untuk
pendapatan yang akan datang.

2.5 Kontrak Jasa


Mengikuti kriteria yang sama dengan kontrak jangka panjang. Pendapatan
diakui jika:
1. Pendapatan dapat diukur secara andal.
2. Manfaat ekonomi mungkin (probable) diperoleh.
3. Tingkat penyelesaian dapat diukur dengan andal.
4. Biaya dapat diukur dengan andal.

Peristiwa kritis untuk pengakuan pendapatan  pelaksanaan jasa


1 tindakan : Pendapatan diakui saat jasa dilaksanakan.
Lebih dari 1 tindakan : Pendapatan diakui sebagai bermacam-macam
tindakan yang menyebabkan terjadinya
keseluruhan transaksi.
Dapat digunakan dalam kondisi:
1. Jumlah yang ditentukan untuk tindakan indentik atau sejenis.
2. Jumlah yang ditentukan untuk tindakan yang ditentukan, tetapi tidak
identik.
3. Jumlah yang tidak ditentukan untuk tindakan identik atau sejenis selama
periode tetap (fixed) pelaksanaan.

2.6 Multiple-Deliverable Arrangements (MDAs)

10
MDAs memberikan produk atau jasa majemuk kepada pelanggan sebagai
bagian dari satu perjanjian (arrangement). Isu utama akuntansi:
1. Bagaimana mengalokasi pendapatan dari berbagai macam produk dan
jasa
2. Bagaimana mengalokasi pendapatan pada periode yang sesuai

Semua unit di MDA dianggap sebagai unit akuntansi terpisah, mengingat:


1. Item yang telah dikirim memiliki nilai untuk pelanggan pada basis
mandiri (standalone basis)
2. Perjanjian termasuk hak pengembalian umum untuk barang yang telah
dikirim.
3. Pengiriman atau pelaksanaan item yang belum dikirim dianggap
mungkin/probable dan secara substansial di dalam kontrol penjual.

2.7 Situasi Pendapatan Lainnya


1. Bunga, royalti, dividen
a. Bunga  diakui selama periode penyediaan jasa dan menggunakan
metode suku bunga efektif
b. Royalti  diakui sesuai dengan substansi perjanjian, umumnya
menggunakan metode garis lurus. selama masa perjanjian
c. Dividen  ketika pemegang saham memiliki hak atas pembayaran
(tanggal pengumuman)
2. Pertumbuhan (aset biologis)
3. Basis penyelesaian produksi

11
BAB III
KESIMPULAN & PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang
dimilikinya kepada sektor produksi. Ada jugapendapatan adalah hasil berupa uang
atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor
produksi.Prinsip pengakuan pendapatam menetapkan bahwa pendapatan diakui
pada saat:
1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan
kas atau klaim atas kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat
dikonversikan pada jumlah kas atau klaim atas kas yang
diketahui.Dihasilkan , bila kesatuan itu sebagian besar telah
menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas
manfaat yang diberikan pendapatan.Sebagian besar perusahaan didirikan
dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal sehingga
kclangsungan hidup perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai
kelebihan pendapatan atas beban.

3.2 Penutup
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan pada makalah akuntansi keungan
menengah dalam materi pendapatan.semoga bermanfaat bagi para pembaca yang
membaca makalah yang kami buat ini,mohon maaf apabila ada salah kata yang
disengaja maupun tidak disengaja. Terimakasih

12
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Martani. “PSAK 23 – Pendapatan”. 2010. Diakses dari


https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/03/PSAK-23-Akuntansi-
Pendapatan pada 25 Mei 2017.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield, 2011. Intermediate Accounting
Volume 2 IFRS Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc.

Anonym. Pendapatan PSAK 23.2017. Diakses dari http://dosen.stiepena.ac.id/wp-


content/uploads/2017/01/09_pendapatan-%E2%80%93-psak-23.pdf

Rahardi, Fuad. 2013. Teori Akuntansi Konsep. Diaskes dari


http://fuadrahardi.blogspot.co.id/2013/12/makalah-teori-akuntansi-
konsep.html

13

Anda mungkin juga menyukai