Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENDIDIKAN IPS

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPS SD TAHUN 1994, KBK, KTSP, DAN


KURIKULUM YANG SEDANG BERLAKU

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
2A REGULER PAGI

1.AISYAH FITRIA MANURUNG (E1E018005)


2.AMIR RAHMAN (E1E018010)
3.AYU ALFIRA RIZKI (E1E018020)
4.BAIQ MAULINA SAFIRA (E1E018027)
5.DINA WITRI (E1E018038)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyusun makalah mata kuliah
Pendidikan IPS SD.

Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada baginda Muhammad
SAW yang telah menerangi kita dari kegelapan menuju alam terang benderang
seperti sekarang ini.
Kami juga menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak berbagai
kekurangan, baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu kami mengharapkan kritik
serta saran teman-teman agar makalah ini menjadi sempurna. Kami juga berharap
bahwa makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Mataram, 25 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ..............................................................................
2. Rumusan Masalah .........................................................................
3. Tujuan............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1. Perkembangan Pendidikan IPS SD Dalam Kurikulum 1994 ........
2. Perkembangan Pendidikan IPS SD Dalam KBK dan KTSP ........
3. Perkembangan Pendidikan IPS SD Dalam Kurikulum
Yang Berlaku………………………………………………….....

BAB III PENUTUP


1.Kesimpulan .....................................................................................
2.Daftar Pustaka .................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perkembangan Kurikulum SD mulai Tahun 1964, 1968, 1975, 1984,
1986, 1994, 2004 (KBK), 2006 (KTSP), hingga Kurikulum 2013 atau
kurikulum yang berlaku pada mata pelajaran IPS. Selintas sejarah yang
melatar belakangi perkembangan kurikulum di tanah air. Perkembangan
kurikulum secara nasional tidak dapat dipisahkan dari perkembangan
pendidikan dari dulu hingga sekarang.
Guru sebagai fasilitator pembelajaran hendaknya memahami dengan
jelas apa itu kurikulum, peran serta fungsinya, karena kurikulum sangat
penting dalam pembangunan dan pelestarian suatu negara, dan dipandang
sebagai alat yang paling ampuh untuk membina generasi muda itu artinya
bahwa kaitannya sangat erat dengan masa depan bangsa.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Pendidikan IPS SD dalam Kurikulum 1994?
2. Bagaimana Perkembangan Pendidikan IPS SD dalam KBK dan KTSP?
3. Bagaimana Perkembangan Pendidikan IPS SD dalam Kurikulum yang
Berlaku?

3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Perkembangan Pendidikan IPS SD Dalam
Kurikulum 1994
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Pendidikan IPS SD Dalam KBK dan
KTSP
3. Untuk Mengetahui Perkembangan Pendidikan IPS SD Dalam
Kurikulum Yang Berlaku
BAB II
PEMBAHASAN

1. Perkembangan Pendidikan IPS SD Dalam Kurikulum 1994


Pada kurikulum 1994, mata pelajaran IPS mengalami perubahan
yang cukup signifikan. Hal ini terjadi setelah diberlakukannya UU Nomor
2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai implikasi dari
pelaksanaan UU tersebut muncul kajian kurikuler yang menggantikan mata
pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) menjadi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn). Kedudukan PPKn ini masih tetap sebagai
mata pelajaran dalam lingkup IPS khusus dan wajib diikuti oleh semua
siswa.
Untuk mata pelajaran IPS di SD, kurikulum 1994 menetapkan, mata
pelajaran IPS untuk SD masih tetap menggunakan pendekatan terpadu
(intergrated) dan berlaku untuk kelas III sampai dengan kelas VI sedangkan
untuk kelas I dan kelas II tidak secara eksplisit bahwa IPS sebagai mata
pelajran yang berdiri sendiri.
Khusus untuk IPS SD materi pelajaran dibagi atas dua bagian yakni
materi sejarah dan materi pengetahuan sosial. Materi pengetahuan sosial
meliputi lingkungan sosial, geografi, ekonomi dan politik atau
pemerintahan sedangkan cakupan materi sejarah meliputi sejarah lokal dan
sejarah nasional. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pengetahuan
siswa dan keterampilan dasar yang akan digunakan dalam kehidupannya
serta meningkatkan rasa nasionalisme dan peristiwa masa lalu hingga masa
sekarang agar para siswa memiliki rasa kebanggan dan cinta tanah air.
Berikut penjelasan lebih terperinci terkait dengan Perkembangan
Pendidikan IPS SD dalam Kurikulum 1994:
a. Materi Kurikulum IPS 1994 ditata secara lebih terpadu dan lebih
sederhana dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.
b. Dilihat dari cakupan materi, terdiri dari pengetahuan sosial dan sejarah.
Materi IPS ditata secara terpadu antara pokok bahasan yang ditunjang
oleh beberapa konsep yang bersasal dari berbagai ilmu atau disiplin
ilmu sosial yaitu Geografi, Sejarah, Ekonomi, Lingkungan Hidup,
Koperasi dan politik / pemerintah
c. Khusus materi Sejarah Nasional walaupun merupakan sub bidang studi
IPS. Namun disusun secara tersendiri dan diajarkan secara tersendiri
pula mulai dari kelas IV sampai kelas VI
d. Ditinjau dari tujuan kurikuler, kurikulum 1994 lebih menekankan
kepada unsur tujuan pendidikan kewarganegaraan, terwadahi dalam
bidang studi PMP/ PPKN
e. Kedalaman dan keluasaan materi diserahkan sepenuhnya kepada guru
selaku pegembang kurikulum
f. Dari segi lingkup bahan pengajaran, Kurikulum 1994 tetap
menggunakan pendekatan spiral (yakni pengajaran yang dimulai dari
lingkungan terdekat dan sederhana sampai kepada lingkungan yang
makin luas dan kompleks)
g. Dalam proses belajar mengajar menggunakan prinsip Cara Belajar
Siswa Aktif (CBSA)
Pengimplementasian kurikulum ini merupakan tuntutan dari perubahan
dan perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi. Perubahan terhadap kur
ikulumdiasakan perlu dilakukan karena kurikulum sebelumnya tidak
mampu memenuhi tuntutan yang dibutuhkan oleh perkembangan yang
terjadi. Berikut kekurangan dankelebihan kurikulum ini:
a. Kelebihan
1) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara
belajar siswaaktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran
yang memberikankesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat
secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan
siswa memperoleh pengalaman belajar secaramaksimal, baik dalam
ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
2) Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.
Spiraladalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan
ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin
tinggi kelas dan jenjangsekolah, semakin dalam dan luas materi
pelajaran yang diberikan.
3) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada
pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk
menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk
membantu siswa
memahami konsepyang dipelajarinya.
4) Garis-garis besar program pengajaran yang disusun untuk setiap
bidang studidikerjakan secara integral dengan maksud agar jelas
perbedaan antara pokok bahasan, yang kelihatannya sama,
yang diberikan di SD dengan di SMP.
5) Dicobakan konsep “Master Learning” dan “Continuous Progres”
yang dikenal dengan “Maju berkelanjutan”.
6) Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang sangat rinci
danpemilihankemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian
antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
7) Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan
dengan modelyang lain.
8) Belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebany
ak -banyaknya. Kurikulum subjek akademik tidak berarti terus
tetap hanya menekankan materi yang disampaikan, dalam sejarah
perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan juga
proses belajar yang dilakukan peserta didik.
b. Kekurangan
1) Masih bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem
kurikulumuntuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini
bersifat kurikulum intisehingga daerah yang khusus dapat
mengembangkan pengajaran sendiridisesuaikan dengan lingkungan
dan kebutuhan masyarakat sekitar.
2) Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran
dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.
3) Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan
dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna
karena kurang terkaitdengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
4) Lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam raport
diwujudkan dengan bentuk angka-angka. Bagi raport anak didik
yang tertulis angka-angka tinggi dari hasil ujian dinyatakan sebagai
anak yang berprestasi.
5) Guru berperan sangat penting, karena merupakan sumber belajar
satu-satunyayang di miliki oleh siswa.

2. Perkembangan Pendidikan IPS SD Dalam KBK dan KTSP


a) Perkembangan Pendidikan IPS SD dalam Kurikulum KBK (2004)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sempat mendapat pro
dan kontra tetapi nama KBK menjadi sangat popular karena gemanya
buan hanya terjadi di jenjang sekolah melainkan hingga ke jenjang dan
jenis pendidikan bahkan tingkat perguruan tinggi.
Dalam Pasal 37 UU Sisdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran
IPS merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum
pendidikan dasar dan menengah. Lebih lanjut dikemukakan pada
bagian penjelasan UU Sisdiknas Pasal 37 bahwa kajian IPS antara lain
ilmu bumi, Sejarah, Ekonomi, Kesehatan dan sebagainya dimaksudkan
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Dengan
adanya ketentuan UU yang mewajibkan IPS sebagai mata pelajaran
dalam sistem pendidikan di Indonesia telah menjadikan kedudukan IPS
semakin jelas dan kokoh. Hal ini sekaligus menjawab berbagai
keraguan dan kekhawatiran yang pernah dialami oleh para akademis
dan praktisi IPS di berbagai lembaga pendidikan pada saat sebelum
lahirnya UU.
Sebelum lahirnya UU nomor 20 tahun 2003 muncul
sejumlah gagasan yang dilontarkan tentang perlunya perubahan nama
sejumlah mata pelajaran sekolah dengan alasan jumlah mata pelajaran
disekolah agar lebih rampung. Salah satu target perubahan tersebut
adalah mata pelajaran IPS dan PPKN terutama di jenjang SD dan SMP.
Nama yang ditawarkan antara lain mata pelajaran Pengetahuan Sekolah
(IPS) yang isi didalamnya memuat materi pendidikan kewarganegaraan
dan maslah sosial kemasyarakatan, sementara mata pelajaran PPKN
dihilangkan. Dalam gagasan lain, memunculkan nama pendidikan
kewarganegaraan dan pengetahuan sosial (PKPS) yang mengandung
muatan sama dengan pengetahuan sosial diatas. Pada jenjang SMP dan
SMA nama mata pelajran PPKN diubah menjadi mata pelajaran
kewarganegaraan.
Perubahan nam amata pelajaran ini bahkan sudah
diujicobakan di berbagai daerah dan LPTK serta divalidasi oleh para
guru dan ahli terkait hasilnya adalah KBK dengan nama mata pelajaran
yang disebut pengetahuan sosial, ada yang dinamakan mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan dan ada yang berlebel pendidikan
kewarganegaraan. Pengetahuan sosial untuk SD dan SMP bahkan telah
dicetak, diedarkan dan dilaksanakan pada sejumlah sekolah padahal
tidak pernah disahkan oleh Mendiknas RI. Namun setelah disahkannya
UU nomor 20/2003 yang diikuti oleh adanya peraturan pemerintah
nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
mengamanatkan perlu adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) maka pengembangan kurikulum mata pelajaran sekolah
umunya dan khususnya untuk mata pelajaran IPS mengacu pada
permendiknas nomor 22 tentang standar isi dan nomor 23 tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL dengan panduan KTSP yang
dikeluarkan oleh BSNP).
Berikut penjelasan lebih terperinci terkait dengan Perkembangan
Pendidikan IPS SD dalam KBK (2004):
1) Kurikulum 2004 untuk Penggetahuan Sosial memuat materi
Pengetahuan Sosial dn Kewarganegaraan
2) Pengetahuan Sosial disatukan dengan Pendidikan Kewarganegaraan
dipelajari siswa mulai dari kelas I sampai kelas IV SD
3) Pengetahuan Sosial, Sejarah dan Pendidikan Kewarganegaraan
masuk ke dalam mata pelajaran Pengetahuan Sosial (IPS) diajarkan
mulai kelas I sampai dengan kelas VI
4) Merupakan korelasi berbagai disiplin ilmu seperti Sosiologi,
Antropologi, Sejarah, Ekonomi dan Koperasi, Geografi da Politik
kenegaraan dan sebagainya, merupakan “broadfield” antatara
Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Pengetahuan Kewarganegaraan.
5) Dari strategi belajar mengajar sampai kepada pelaksanaannya,
memberikan keluluasan kepada guru agar mau dan mampu
menentukan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang
dihadapi.
6) Dari segi tujuan kurikuler untuk setiap kelas dari kelas I –VI masing-
masing memiliki satu tujuan disebut Standar Kompetensi. Dari
setiap standar kompetensi dikembangkan menjadi kompetensi dasar,
hasil belajarindikator dan materi pokok.
7) Dari kelas I sampai kelas VI SD terdapat 49 kompetensi dasar
8) Dari segi lingkup bahan pengajaran menggunakan pendekatan spiral,
yaitu pendekatan pembelajaran dimulai dari lingkungan yang
terdekat dan sederhana sampai kepada lingkungan yang makin luas
dan kompleks
9) Untuk sejarah pendekatan yang digunakan bisa menggunakan
periodesasi yaitu penyampaian bahan pelajaran dimulai dari zaman
kuno sampai dengan sejarah kontenporer, bisa juga menggunakan
pendekatan Flashback dimulai dengan zaman sekarang menuju
zaman yang terjadi pada masa lalu
10) Pengembangan materi semakin sederhana dan terfokus kepada
kompetensi yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan memberikan pengalaman-pengalamn belajar
yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan
11) Materi yang disampaikan sedikan tetapi mendalam dan kontektual
(perampingan materi dan lebih simpel), komoperhensif dan
berkelanjutan
12) Mengutamakan hasil disamping proses agar siswa memiliki
kompetensi yang memadai atas pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang sesuai dengan tujuan yang telah digariskan dalam kurikulum
dan dalam pembelajaran
13) Secara konseptual memberi ruang gerak kepada guru untuk
mengemas dan mengembangkan materi pembelajaran yang
berkualitas
14) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,
sejarah dan kewarganegaraan melalui pendekatan pendagogis dan
psikologis secara seimbang(balance) o\
15) Kurikulum Pendidikan IPS tahun 2004 dengan kurikulum 1994
hampir tidak jauh berbeda dimana keduanya memberikan peluang
yang luas bagi guru sebagai pengembang kurikulum.
16) Pengorganisaian materi menggunakan pendekatan kemasyarakatan
yang semakin meluas (ECA: EXPANDING community approach)
yakni dimulai dari yang terdekat ke hal-hal yang lebih jauh (global)
17) Materi ilmu-ilmu sosial diambil dalam kehidupan sehari-hari yang
lansung dapat diamati dan dipahami siswa. Pengorganisasian materi
dimulai dari lingkungan terdekat sampai pada lingkungan terjauh,
yaitu dari lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, masyarakat
sekitar, Indonesia, dan dunia.
18) Materi yang disampaikan sedikit tetapi medalam dan kontekstual
(perampingan materi dan lebih simpel), komperhensif dan
berkelanjutan
19) Mengutamakan kompetensi siswa yang memadai atas pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
20) Merupakan pendekatan penguasaan kompetensi tertentu, memberi
penekanan yang besar pada penguasaan kompetensi (skill) atau
aspek psikomotor dibanding aspek pengetahuan (kognitif)
21) Hasil kompetensi siswa secara kongrit berupa produk, proposal,
fortofolio, karya dsb.
22) Dilihat dari aspek guru, guru dibebaskan dari tuntutan menyusun
Prosedur Pengembangan Sistim Intruksional (PPSI). Guru bekerja
secara mandiri dan tidak bergantung pada kurikulum, tetapi guru
memiliki kreatuvitas dan fleksibel dalam pembelajaran di kelasnya
23) Secara konseptual memberi ruang gerak kepada guru untuk
mengemas dan mengembangkan materi pembelajaran secara
berkualitas
24) Menggunakan multimedia, mltimetoda dan multi sumber serta
evaluasi, sehingga diharapkan anak akan merasa senang belajar IPS
25) Penilaian menggunakan penilaian berbasis kelas yang diarahkan
untuk mengukur pencapaian indikator hasil belajar. Selain penilaian
tertulis, dapat juga menggunakan penilaian berdasarkan perbuatan,
penugasan dan produk atau portofolio.
Merujuk pada tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi yaitu
dengan menggunakan program “life skill” ini merupakan salah satu
upaya untuk memberikan kecakapan bagi lulusan sekolah disemua
jenjang pendidikan.
Dengan demikan, keberhasialn pelaksanaan proses pembelajarn IPS
di SD banyak bergantung pada penguasaan guru dalam menentukan
teknik/strategi yang dapat memberi peluang kepada siswa melakukan
latihan-latihan melalui proses berpikir.
Berdasarkan kajian teoretik dan pengalaman lapangan, sebenarnya
KBK merupakan salah satu kurikulum yang memberikan konstribusi
besar terhadap pengembangan potensi peserta didik secara optimal
berdasarkan prinsip-prinsip konstruktivisme asal implementasinya
benar
Kelebihan
Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia.
Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba dalam rangka proses
pengembangan kurikulum ini.
Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek
mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pe
lajaran itu sendiri.
Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
oriented). Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh
serta pikiran terlibatdalam proses belajar. Dengan demikian, siswa
dapat belajar dengan bergerakdan berbuat, belajar dengan berbicara dan
mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta
belajar dengan memecahkan masalahdan berpikir. Pengalaman-
pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra,
mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan,
danmenguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui
kegiatanmendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan
dengansituasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing Bentuk
pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu
mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap
kekurangan peserta didik.
Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa
untukmengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan
dengan penilaian yang terfokus pada konten. Disamping kelebihan,
kurikulum berbasis kompetensi juga terdapatkelemahan. Kelemahan
yang ada lebih banyak pada penerapan KBK di setiap
jenjang pendidikan, hal ini disebabkan beberapa permasalahan antara
lain:
1) Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-
kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented
2) Kualitas guru, hal ini didasarkan pada statistik, 60% guru SD, 40%
guruSLTP, 43% SMA, 34% SMK dianggap belum layak untuk
mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu 17,2% guru atau
setara dengan 69.477 gurumengajar bukan bidang studinya. Kualitas
SDM kita adalah urutan 109 dari179 negara berdasarkan Human
Development Index.
3) Sarana dan pra sarana pendukung pembelajaran yang belum merata
di setiapsekolah, sehingga KBK tidak bisa diimplementasikan secara
komprehensif.
4) Kebijakan pemerintah yang setengah hati, karena KBK dilaksanakan
denganuji coba di beberapa sekolah mulai tahun pelajaran
2001/2002 tetapi tidak ada payung hukum tentang pelaksanaan
tersebut.
Di samping kelemahan dalam kebijakan dan implementasi KBK
juga memiliki kelamahan dari sisi isi kurikulum, antara lain:
1) Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal
indikatorsebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling
mengetahui tentangkondisi peserta didik dan lingkungan.
2) Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan
standarkompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan
guru untukmerancang pembelajaran secara berkelanjutan.

b) Perkembangan Pendidikan IPS SD dalam KTSP (2006)


Kurikulum 2006 atau dikenal dengan Model KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) yakni model umum yang berisi kerangka acuan dan
model kurikulum lengkap yang lansung diaplikasikan ke dalam satuan
pendidikan. Kurikulum 2006 atau KTSP merupakan modifikasi dari
model kurikulum yang sudah ada. Kurikulum ini memuat berupa
standar isi dan standar kompetensi. Standar isi adalah ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar kompetensi adalah
perilaku yang dapat diukur dan/diobservasikan untuk menunjukan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan mata
pelajaran.

Adapun yang menjadi ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan


Sosial, dapat dilihat pada tabel Aspek dan Sub Aspek Ilmu-ilmu Sosial
berikut:

ASPEK SUB ASPEK


1. Sistem Sosial dan Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Budaya Sosiologi sebagai Ilmu dan Metode
Interaksi Sosial
Sosialisasi
Pranata Sosial
Struktur Sosial
Kebudayaan
Perubahan Sosial Budaya
2. Manusia, Tempat, Sistem Informasi Geografi
dan Lingkungan Interaksi Informasi Geografi
Interaksi Gejala Fisik dan Sosial
Struktur Internal Suatu
Tempat/Wilayah
Interaksi Keruangan
Persepsi Lingkungan dan Kewajiban
3. Perilaku Ekonomi Berekonomi
dan Kesejahteraan Ketergantungan
Spesialisasi dan Pembagian Kerja
Perkoperasian
Kewirausahaan
Pengelolaan Keuangan Perusahaan
4. Waktu, Dasar-dasar Ilmu Sejarah
Keberlanjutan, dan
Perubahan
Fakta, Peristiwa, dan Proses

Khusus melalui mata pelajaran IPS SD, merupakan standar kompetensi


kecakapan hidup dan telah dibakukan dalam kurikulum 2006, meliputi:
a) Kecakapan Personal
Kecakapan ini meliputi beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berfikir rasional, memahami diri sendiri, percaya
diri, bertanggung jawab untuk pembelajaran pribadi, dapat
menghargai, dan menilai diri sendiri. Aspek akhlak mulia meliputi
kemampuan pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan spriual
tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi sebagai potensi
yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
b) Kecakapan Sosial
Kecakapan ini meliputi kompetensi bekerjasama dalam kelompok,
menunjukkan tanggungjawab sosial, mengendalikan emosi, dan
berinteraksi dalam masyarakat dan budaya lokal serta global.
disamping itu siswa dapat meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
c) Kecakapan Intelektual
Kecakapan ini meliputi kompetensi menguasai pengetahuan,
menggunakan metode dan penelitian ilmiah, bersikap ilmiah,
mengembangkan kapasitas sosial dan berfikir strategis untuk belajar
sepanjang hayat, serta berkomunikasi secara ilmiah. Disamping itu
siswa dapat memperoleh kompetensi lanjut akan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif, dan mandiri dan berprilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan
nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat.
d) Kecakapan vokasional
Kecakapan ini berkaitan dengan suatu bidang kejuruan/keterampilan
yang meliputi keterampilan funsional, keterampilan bermata
pencahrian seperti menjahit, bertani, berternak, otomotif;
keterampilan bekerja; kewirausahaan; dan keterampilan menguasai
teknologi informasi dan komunikasi.
Sedangkan yang menjadi Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial SD/MI, antara lain:
a. Kemampuan memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap
saling menghormati daam kemajemukan keluarga.
b. Kemampuan mengenal lingkungan rumah dan peristiwa penting di
lingkungan keluarganya.
c. Kemampuan memahami peristiwa penting dalam keluarga secara
kronologis
d. Kemampuan memahami kedudukan dan peran anggota keluarga
e. Kemampuan mengenal lingkungan dan melaksankan kerjasama di
sekitar rumah dan sekolah.
f. Kemampuan memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
g. Kemampuan memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman
suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
h. Kemampuan memahami sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan
kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
i. Kemapuan mendeskripsikan kejayaan masa lau, keragaman
kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di
Indonesia.
j. Kemampuan memahami perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih
kemerdekaan.
k. Kemampuan memahami kenampakan alam dan keadaan sosial
negara tetangga (Asia Tenggara), Asia, dan dunia.
l. Kemampuan memahami peranan bangsa Indonesia di era
globalisasi.
Ciri-ciri kurikulum 2006:
a. Pada kurikulum 2004 dinamakan Pengetahuan Sosial yang sudah
terintegrasi dengan Bidang Studi PPKn atau disebut juga dengan
Mata Pelajaran PKPS, sedangkan dalam kurikulum 2006 dinamakan
Mata Pelajaran IPS (kembali lagi seperti pada Kurikulum 1994)
b. Kurikulum 2006 merupakan kurikulum operasional yang disusun
dan dilaksankan oleh masing-masing satuan pendidikan (sekolah)
c. Sekolah/guru mempunyai kelulusan penuh untuk menjabarkan
kompetensi menjadi beberapa indikator atau mengembangkan
indikator sendiri
d. Kurikulumm 2006 bersifat memberi rambu-rambu untuk
menentukan materi kemudian pendalaman dan keluasan materi
sepenuhnya ditentukan oleh guru. Di sini aspirasi setempat (Muatan
Lokal) dapat dituangkan
e. Lebih menuntut kreativitas sekolah/guru untuk menyusun model
pendidikan yang sesuai dengan kondisi lokal
f. Bahan kajian IPS untuk kelas I sampai III tidak diajarkan sebagai
mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi diintegrasikan
(dipadukan) ke dalam mata pelajaran yang relevan secara tematis
g. Untuk kelas IV sampai dengan kelas VI, tema –tema yang telah
ditetapkan seperti:
Kelas IV Semester 1, tema: “Alam dan Potensi Daerahku”
Semester 2, tema: “Kesejaahteraan Masyarakat Daerahku”
Kelas V Semester 1, tema: “Kejayaan Negeriku”
Semester 2, tema: “Tantangan Bangsaku”
Kelas VI Semester 1, tema: “Indonesia di Tengah-tengah Dunia”
Semester 2, tema: “Indonesia di Era Globalisai
h. Kurikulum IPS 2006 hanya memuat standar kompetensi dan
kompetensi dasar, sedangkan hasil belajar, indikator, dan materi
tidak tercantum. Hal ini menuntut guru dapat secara mandiri untuk
mengembangkan indikator sendiri
i. Metode mengajar, penilaian dan sarana pengajaran guru diharapkan
dapar mandiri, mau dan mampu menentukan sendiri sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi yang dihadapi
j. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi. Guru hendaknya memberikan
inspirasi kepada peserta didik untuk mengembangkan diri
k. Pengorganisasian materi menggunakan pendekatan kemasyarakatan
yang meluas (expending community approach) yakni dimulai dari
hal-hal yang terdekat dengan siswa (keluarga) ke hal yang lebih jauh
(global)
l. Pembelajaran dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
menggunakan pendekatan terpadu (integrated approach) dan
pendekatan belajar kontekstual untuk mengembangkan dan
meningkatkan kecerdasan, sikap, serta keterampilan sosial.
Pendekatan tersebut menggunakan metode Inkuri, eksploratif,
pemecahan masalah.
m. Dalam pembelajarn Ilmu Pengetahuan Sosial perlu didikuti dengan
Praktik Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Praktik belajar ini
merupakan inovasi pembelajarn yang dirancang untuk membantu
siswa agar memahami fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi
melalui praktik belajar secara empirik, yang disebut dengan Praktik
Kesadaran Lingkungan.
n. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat menggunakn
berbagai media yang mempunyai potensi untuk menambah
wawasan dan konteks belajar serta meningkatkan hasil belajar.
o. Penilaian Berbasis Kelas dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial diarahkan untuk mengukur pencapaian indikkator hasil
belajar.
p. Alokasi waktu tiap komoetensi dasar dapat diorganisasikan guru
sesuai dengan alokasi yang diperlukan.
Kurikulum 2006 atau dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis
Komptensi. Penyempurnaan terhadap kurikulum sebelumnya
didasarakan pada kajian teori dimana kurikulum berbasis komptensi
dianggap tidak efektif terhadap tujuan pendidikan secara konsep,
padahal penerapan KBK sendiri belum dilakukan diseluruh daerah.
Berikut kelebihan dan kekurangan kurikulum 2006/KTSP:
Kelebihan
a) Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik
untukmenguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
b) Semua sekolah /satuan pendidikan wajib membuat KTSP. Silabus
merupakan bagian tidak terpisahkan dari KTSP dan Guru harus m
embuat RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan pesertadidik dan lingkungan
d) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni
e) Relevan dengan kebutuhan kehidupan serta aspek tujuan
menyeluruh dan berkesinambungan
f) Belajar sepanjang hayat dan imbang antara kepentingan nasional
dan kepentingan daerah belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif,
aktif, kreatif & menyenangkan.
Kekurangan
a) Tidak terdapat pedoman pelaksanaan kurikulum seperti pada
Kurikulum 2004
b) Hanya sekolah yang mampu dan memenuhi syarat dapat
mengembangkan KTSP
c) Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar
d) Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan
banyaknyamatapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan
tingkat kesukarannyamelampaui tingkat perkembangan usia anak
e) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan
tuntutanfungsi dan tujuan pendidikan nasional
f) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangankebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi
pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.

3. Perkembangan Pendidikan IPS SD Dalam Kurikulum Yang Berlaku


(Kurikulum 2013)
Salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya untuk SD adalah bersifat
tematik integratif. Dalam pendekatan ini, mata pelajaran IPA dan IPS
sebagai materi pembahasan pada semua mata pelajaran. Prosesnya, tema-
tema yang ada pada dua pelajaran itu diintegrasikan kedalam sejumlah mata
pelajaran. Untuk IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, dll. Untuk IPS menjadi materi pembahasan
pelajaran PPKN, Bahasa Indonesia, dll.
Dalam Kurikulum 2013 memuat berupa kompetensi inti dan
kompetensi dasar.
a. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar
Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh
peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara
pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti dirancang dalam
empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap
keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2),
pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan
(Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar
adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus
dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri
dari suatu mata pelajaran.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar
SD/MI untuk setiap mata pelajaran mencakup mata pelajaran:
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru dan terefektif secara
konsep dan hasil uji publiknya tidak sebaik konsepnya. Kurikulum 2013
merupakn kurikulumyang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan
zaman, dimana segala bentukkekurangan kurikulum sebelumnya
disempurnakan.
Setiap kurikulum walau bagaimanapun memiliki
kekurangan dan kelebihan yang dapat dijadikan acuan ataupun dasar
penyempurnaan kedepan demi terealisasinya tujuan pendidikan bangsa.
Berikut kekurangan dan kelebihan dari kurikulum 2013:
Kelebihan
1) Penilaian menekankan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara
proporsional serta penilaian menggunakan test dan portofolio saling
melengkapi
2) Pendidik tidak hanya memenuhi komptensi profesi tetapi
juga pedagogi,sosial,dan personal.
3) Selain itu pendidik dan tenaga kependidikan memiliki motivasi
mengajar
4) Pengelolaan kurikulum kualitasnya dipantau dan dikendalikan oleh
pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaannya di tingkat satuan
pendidikan
5) Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan
mempertimbangkankondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik
dan potensi daerah
6) Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum mulai dari buku
teks dan pedoman.
7) Perubahan yang dilakukan yaitu komptensi disetiap jenjang
diharapkanmemiliki peningkatan dan keseimbangan soft Skills dan
hard skills yangmeliputi aspek komptensi sikap, keterempilan dan
pengetahuan
8) Kedudukan mata pelajaran (standar isi) yang semula komptensi
diturunkandari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran
dikembangkan darikomptensi yang pendekatan pengembangannya
melalui tematik integratifdalam semua mata pelajaran (SD), mata
pelajaran (SMP dan SMA) danvokasional pada SMK
9) Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif (SMK)
10) Produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri (SMK)
11) Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills
12) dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
13) Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah
menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Kekurangan
1) Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
untuk jenjang pendidikan dasar. Berdasarkan hal tersebut, pendidik
harus disekolahkan ulang untukmemahami setiap mata pelajaran
tersebut dan semua lembaga pendidikantinggi di indonesia harus
melakukan integrasi terhadap fakultas MIPA danfakultas ilmu sosial.
Mendapatkan hasil maksimal tanpa melakukan integrasisangat sulit
untuk dicapai, apalagi dilakukan inegrasi untuk dua rumpun
mata pelajaran yang berbeda.
2) Kurikulum 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan
KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
3) KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah yang
belummelaksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013
diimplementasikan tanpaada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum
sebelumnya sehingga dalam pelaksanaannya bisa membingungkan
guru dan pemangku pendidikan
4) Persiapan Buku pegangan untuk guru dan murid persiapan buku
pegangan untuk guru dan murid baru terlaksana hanya
di beberapa mata pelajaran disemua jenjang pendidikan.
5) Bila dikalkulasikan dengan biaya uji coba kurikulum sebelumnya dan
biaya pembuatan buku
pedoman baru tentunya akan memakan lebih dari 20% anggaran pendi
dikan. Anggaran yang digunakan untuk membuat buku baru akan lebih
baik jikadigunakan merenovasi sekolah-sekolah yang ada di daerah
terluar danterpencil negara ini.
6) Sangat tidak efektif dan efisien untuk membuat
buku pedoman baru karena buku pedoman kurikulum sebelumnya di
beberapa propinsi bisa dikatakan belum sempat dibaca
7) Implementasi akan dilakukan secara bertahap dan pada tiap jenjang.
Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, kelas empat di jenjang SD
dan kelas tujuh di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru
yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500
ribuan. Tindakan ini tidak lebih dari langkah menghambur-hamburkan
APBN negara untuk kurikulum yang tidak memiliki kejelasan bila
dibandingkan dengan melanjutkan program kurikulum yang sudah
ada.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap perubahan kurikulum merupakan perbaikan dari kurikulum
sebelumnya, sehingga tidak mungkin ada kurikulum yang sama sekali
terasing dari yang pernah ada dan diimplementasikan. Kesiapan dalam
menerima setiap perubahan kebijakan terhadap pendidikan haruskita terima
dengan tangan terbuka, meskipun perubahan tersebut didasarkan
ataskepentingan-kepentingan yang sifatnya tidak ada kaitannya dengan
pendidikan itusendiri.
Analisis dan kajian yang bersifat obyektif terhadap setiap kurikulum
harus kitalakukan karena perkembangan zaman terus berubah dengan pesat.
Perubahankurikulum dalam setiap masa merupakan bagian dari tuntutan
perkembangantersebut.
Kurikulum ketepatan dan keefktifannya dalam implementasi
tentunyamembutuhkan kajian yang spesifik. Pengkajian tersebut harus
diasaskan atastujuan dan relevansinya terhadap kebutuhan yang semestinya.
Berdasarkankelebihan dan kekurangan setiap kurikulum yang relevan
dengan kebutuhansekolah vokasi (kejuruan) yaitu kurikulum berbasis
komptensi dan kurikulumtingkat satuan pendidikan karena dengan
kurikulum tersebut sekolah kejuruanakan mampu berjalan beriiringan
dengan industri.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/107047573/Perkembangan-Kurikulum-IPS
Komala. 2014. Perkembangan Kurikulum IPS.
http://komalaps.blogspot.com/2014/09/perkembangan-kurikulum-
ips.html (diakses pada 26 Maret 2019)
Rullyanda, Dodi. 2015. Tinjauan Pekembangan Kurikulum.
https://dodirullyandapgsd.blogspot.com/2015/02/tinjauan-perkembangan-
kurikulum.html (diakses pada 26 Maret 2019)

Anda mungkin juga menyukai