Oleh:
Kelompok 3
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GOROTALO
2018
i
DAFTAR ISI
BAB I
PEMBAHASAN
(Sudjadi. 2008)
ternak, perbaikan pakan, dan perbaikan bibit. Hampir seluruh faktor produksi
peternakan telah disentuh oleh teknologi rekayasa genetika.
Vaksin yang diproduksi bagi dunia kedokteran hewan sama dengan vaksin
pada manusia, yaitu sebagai berikut :
1) Vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah gen virus antigen PMK yang
dikloning ke E. coli sehingga diperoleh antigen virus PMK dalam jumlah
besar.
2) Vaksin rabies juga diproduksi dengan teknologi rekayasa genetika
3) Vaksin Blue-tongue khusus pada domba
4) Vaksin white diarrhea pada babi
5) Vaksin fish-fibrosis, vaksin yang diproduksi dengan teknologi rekayasa
genetika yang digunakan untuk vaksin ikan atau aquakultur.
Hormon pertumbuhan pada manusia (Human Growth Hormone = HGH) saat
ini sudah dapat diproduksi dengan teknologi rekayasa genetika yang
menggunakan E. coli sebagai vektor plasmidnya. Selain itu, juga dijumpai Bovide
Growth Hormone (BGH), Porcine Growth Hormone (PGH), dan Chicken Growth
Hormone (CGH).
Penyuntikan hormon BGH pada sapi ternyata dapat meningkatkan produksi
susu selain meningkatkan produksi daging (Kadaryanto, dkk. 2006).
1.1.4.2 Pangan
Pangan hasil rekayasa genetika merupakan pangan yang diturunkan dari
makhluk hidup hasil rekayasa genetika. Pada umumnya pangan bersumber dari
tanaman, dan tanamanlah yang sekarang ini paling banyak dimuliakan melalui
teknik rekayasa genetika. Tanaman hasil rekayasa genetika dikembangkan
menggunakan alat bioteknologi modern. Berbeda dengan metode pertanian
tradisional/konvensional. Keduanya mempunyai maksud yang sama yaitu
menghasilkan varietas tanaman unggul dengan sifat yang telah diperbaiki, yang
menjadikannya lebih baik untuk ditanam, dan lebih menarik untuk dimakan serta
manfaat lainnya. Perbedaannya terletak pada bagaimana hasil itu diperoleh.
“Pemuliaan tradisional memerlukan persilangan yang mencampur ribuan gen dari
dua jenis tanaman dengan harapan akan mendapatkan sifat yang diinginkan.
Dengan bioteknologi modern, seseorang dapat memilih sifat yang diinginkan dan
menyisipkan sifat tersebut ke dalam biji. Sama halnya dengan menambahkan satu
kata Spanyol ke dalam kamus bahasa Inggris. Dengan pemuliaan tanaman
tradisional seseorang harus mencampur kedua kamus tersebut menjadi satu dan
mengharapkan kata yang diinginkan berakhir dalam bahasa Inggris. Tentu saja
akan banyak kata lain yang tidak diinginkan mulus, efisien dan memberikan hasil
yang lebih baik”.
Pada tahun 1994, tanaman pangan hasil rekayasa genetika pertama, tomat
dengan sifat kemasakan tertunda, ditanam dan dikonsumsi di Negara maju. Sejak
saat itu jumlah pangan yang berasal dari tanaman hasil rekayasa genetika kian hari
kian bertambah.
5
Pangan yang berasal dari tanaman hasil rekayasa genetika telah mengalami
lebih banyak pengujian dibandingkan dengan pangan lainnya dalam sejarah.
Sebelum dipasarkan pangan tersebut dikaji sesuai dengan pedoman yang telah
dikeluarkan oleh berbagai lembaga ilmiah internasional seperti World Health
Organization (WHO), Food And Agriculture Organization (FAO) dan
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Pedoman tersebut adalah sebagai berikut :
2) Kambing Dolly
Oman. 2005).
3) Monyet hasil kloning
1.2 Eksplorasi Teknik Isolasi dan Peran Mikroba dalam Bioteknologi Dasar
1.2.1 Isolasi Mikroba dalam Bioteknologi Dasar
1. Pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil
memelihara Streptococcus Laktis dalam piaraan murni yang diisolasi dalam
sempel susu yang sudah masam. Suatu sempel dari suatu suspensi yang berupa
campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang
tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 ml untuk
diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml
untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar akan didapatkan
beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin
juga hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat
dijadikan piaraan murni. Jika belum yakin, bahwa koloni tunggal yang diperoleh
tersebut merupakan koloni yang murni, maka dapat mengulang pengenceran
dengan menggunakan koloni sebagai sampel.
2. Penuangan
Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode lain, yaitu dengan
mangambil sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan dan sampel
ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan
gelatin encer. Dengan demikian akan diperoleh suatu piaraan adukan. Setelah
12
4. Penghasil Obat
Berbagai macam mikroorganisme bermanfaat sebagai penghasil obat-
obatan, contohnya Penicillium menghasilkan zat antibiotik yang mematikan
mikroorganisme lain, disebut penisilin. Penisilin sangat penting karena dapat
memberantas berbagai penyakit infeksi. Namun, ada beberapa jenis bakteri yang
kebal terhadap penisilin karena dapat menghasilkan enzim yang dapat
menghambat kerja penisilin.
6. Penghasil Energi
Saat ini, persediaan bahan bakar makin menipis. Oleh karena itu, para ahli
berusaha mencari solusi untuk menyelesaikan masalah energi melalui
bioteknologi sehingga dapat diperoleh energi yang aman dan tersedia secara
lestari.
Salah satu energi yang dikembangkan melalui bioteknologi saat ini adalah
biogas. Biogas merupakan gas metana yang diproduksi oleh mikroorganisme di
dalam medium kotoran ternak.
Kotoran ternak dicerna oleh mikroorganisme menjadi gas metana yang
kemudian dialirkan ke rumah-rumah sebagai penghasil energi. Sedangkan,
limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk.
16
7. Pengurai Limbah
Pengolahan limbah secara biologis merupakan pengolahan limbah dengan
menggunakan bakteri untuk mencerna limbah tersebut. Pengolahan limbah
dengan cara ini tidak membutuhkan biaya yang besar dan lebih ramah lingkungan.
Limbah industri harus diolah terlebih dahulu melalui Unit Pengolahan Limbah
(UPL) sebelum dikeluarkan ke lingkungan agar tidak terjadi pencemaran. Dalam
UPL biologis, bakteri pencerna dimasukkan ke dalam bak berisi limbah yang
diberi aerator (alat pemasok udara) untuk memasukkan oksigen yang berguna
untuk pernapasan bakteri secara aerobik. Limbah akan terurai dan dapat dibuang
ke lingkungan setelah air dipisahkan dari endapan limbah yang tidak berbahaya
(Budiyanto, 2004).
17
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanto Eddy. 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Penerbit Kanisius
Jakarta
Alam, M.S, Sarjono P.R, Aminin, A.L.N. 2013. Isolasi Bakteri Selulolitik
Termofilik Kompos Pertanian Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Chem Info.
No.1(1) : 190-195
Candra, Joddi Iryadi. 2006. Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat Dari
Produk Bekasam Ikan Bandeng (Chanos chanos).[Skripsi]. Institut Pertanian
Bogor : Bogor
Elfita, Muharni, Munawar, Salni, dan Ade Oktasari. 2010. Senyawa Antimalaria
dari Jamur Endofitik Tumbuhan Sambiloto (Andographis paniculata Nees).
Jurnal Natur Indonesia. No.13(2) : 123-129
Fried, George H., dkk. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama
Rosliana. 2009. Isolasi Bakteri dan Uji Aktivitas Protease Termofilik dari Sumber
Air Panas Sipoholon Tapanuli Utara Sumatera Utara. [Tesis]. Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara : Medan
Wati, Dwi Setiana, Rukmanasari Dwi Prasetyani. 2013. Pembuatan Biogas dari
Limbah Cair Industri Bioetanol Melalui Proses Anaerob
(Fermentasi). Universitas Diponegoro : Semarang.