Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, Oktober 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................
2.1 Diatom ...............................................................................................................................
2.1.1 Identifikasi Diatom .....................................................................................................
2.1.2 Jenis Diatom ................................................................................................................
2.1.3 Kelompok Diatom........................................................................................................
2.3 Drowning ....................................................................................................................... .
2.3.1 Definisi.......................................................................................................................
2.3.2 Jenis-jenis Tenggelam................................................................................................

2.3.3 Mekanisme Drowning.................................................................................................


2.3.4 Diagnosa drowning ......................................................................................................
2.3.5 Drowning akibat kecelakaan ........................................................................................

2.3.6 Drowning bunuh diri....................................................................................................


2.4 Diatom dan Drowning .......................................................................................................
2.5 Metode Tes Diatom ...........................................................................................................
2.6 Mekanisme Tenggelam ....................................................................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mati tenggelam adalah suatu bentuk kematian karena asfiksia akibat terhalangnya
udara masuk ke paru-paru oleh karena ada cairan dalam saluran pernafasan bagian atas.
Pada umumnya tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara langsung maupun
karena ada faktor-faktor tertentu seperti korban dalam keadaan mabuk atau dibawah
pengaruh obat, bahkan bisa saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa pembunuhan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO), mencatat pada tahun 2000 di seluruh dunia ada
400.000 kejadian tenggelam tidak sengaja. Artinya, angka ini menempati urutan kedua
setelah kecelakaan lalu lintas. Bahkan Global Burden of Disease (GBD) menyatakan bahwa
angka tersebut sebenarnya lebih kecil dibanding seluruh kematian akibat tenggelam
yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan angkutan air dan bencana lainnya.
Pada kasus tenggelam yang sering kali menimbulkan kesulitan bagi penyidik
adalah menentukan dimana tempat pertama kali korban tenggelam. Pada mayat yang
masih segar, beberapa pemeriksaan dapat membantu menentukan apakah korban
tenggelam di tempat dimana korban ditemukan atau di tempat lain :
1. Pada mayat yang segar, adanya air dalam lambung dan alveoli yang secara fisik dan
kimia sifatnya sama dengan air di tempat korban tenggelam mempunyai nilai yang
bermakna.
2. Pemeriksaan darah jantung. Pemeriksaan berat jenis da kadar elektrolit pada darah
yang berasal dari bilik jantung kiri dan bilik jantung kanan. Bila tenggelam di air
tawar, berat jenis dan kadar elektrolit dalam darah jantung kiri lebih rendah dari
jantung kanan, sedangkan pada tenggelam diair asin terjadi sebaliknya.
3. Bila kematian korban berhubungan dengan masuknya cairan ke dalam saluran
pernafasan, maka pemeriksaan diatom dari air tempat korban ditemukan dapat
membantu menentukan apakah korban tenggelam di tempat itu atau tempat lain.
Sehubungan dengan penggunaan diatom dalam diagnosis tenggelam, Revenstorf
pada tahun 1904 merupakan orang pertama yang berusaha menggunakan diatom sebagai
tes untuk tenggelam, walaupun dia menyatakan bahwa Hofmann adalah orang pertama
yang menemukannya dalam cairan paru pada tahun 1896. Pandangan dasar yang
dikemukakan adalah jika seseorang tenggelam dalam air yang mengandung diatom,
maka diatom akan menembus dinding alveolar dan membawanya ke organ utama
seperti otak, ginjal, hati dan tulang.
Diatom adalah makhluk mikroskopis yang hidup hampir di tiap habitat air. Terdapat
banyak sekali ragam dari makhluk hidup ini. Diatom termasuk kelas tumbuh-tumbuhan,
yakni suatu ganggang bersel satu yang ditemukan di air dengan pencahayaan yang
cukup. Dengan ukuran 40-200 micron tetapi mungkin juga dengan ukuran < 4-5 micron / >
1 micron, dengan bentuk yang dimiliki bervariasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan diatom dan drowing?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi diatom dan drowing?
3. Apakah metode dari diatom dan drowing?

1.3 Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan diatom dan drowing?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi diatom dan drowing?
3. Apakah metode dari diatom dan drowing?
BAB II
ISI
2.1 Diatom
Semua air, apakah air tawar atau air asin, mengandung tumbuhan mikroskopik, alga.
Alga tidak tumbuh atau tumbuh hanya dalam sejumlah kecil di air yang tercemar. Beberapa
air juga mengandung karakteristik materi particular untuk cemaran lokal, tetapi hanya alga
yang dibahas terutama diatom. Menurut Hendey, ada sebanyak 15.000 spesies diatom;
separuh diantaranya hidup di air tawar dan separuh lainnya hidup di air payau atau air laut.
Memiliki ukuran yang bervariasi, dari 2 µ hingga 1 mm panjang atau diameternya. Sebagian
spesies memiliki panjang 10-80µ, bila cukup panjang dapat memiliki lebar 10 µ.
Diatom merupakan sejenis ganggang yang hanya terlihat secara mikroskopi dan
mengandung partikel silikon. Bentuknya bisa bulat lonjong, segitiga atau segi-empat.
Bersamaan dengan air yang masuk kedalam paru-paru, diatom kemudian menembus paru-
paru lalu masuk kedalam saluran limfe. Melalui peredaran saluran limfe ini diatom
disampaikan ke jantung lalu menyebar ke beberapa jaringan tubuh.
Diatom termasuk dalam algae klas Bacillariophyceae dengan penyusun utama
dinding sel dari silica. Disebut diatom karena selnya terdiri dari dua valve (dua atom),
dimana yang satu menutupi yang lainnya seperti layaknya kaleng pastiles. Diatom
umumnya uniseluler (soliter), namun pada beberapa spesies ada yang hidup berkoloni dan
saling bergandengan satu sama lainnya. Diatom dibagi menjadi dua ordo berdasarkan
bentuknya, yaitu Centrales dan Pennales. Ordo Centrales bila dilihat dari atas atau bawah
berbentuk radial simetris dan lingkaran, sedangkan Ordo Pennales valvanya berbentuk
memanjang. Karena dinding sel diatom terbentuk dari silikat, apabila mati dinding sel
tersebut masih utuh dan mengendap di dasar perairan sebagai sedimen.
Diatom bisa terdiri dari satu cell tunggal atau gabungan dari beberapa cell yang
membentuk rantai. Biasanya terapung bebas di dalam badan air dan juga kebanyakan dari
mereka melekat (attach) pada substrat yang lebih keras. Pelekatan diatom biasanya karena
tumbuhan ini mempunyai semacam gelatin (Gelatinous extrusion) yang memberikan daya
lekat pada benda atau substrat. Kita juga kadang menemukan beberapa diatom yang walau
sangat lambat tetapi punya daya untuk bergerak.
Diatom akan sangat tergantung pada pola arus laut dan pergerakan massa air baik
itu secara horizontal maupun vertical. Cell diatom ini mempunyai ukuran kurang lebih 2
micron sampai beberapa millimeter, namun kita juga kadang menemukan beberapa yang
ukurannya sampai 200 micron. Sampai saat ini para ahli memperkirakan jumlah species dari
diatom ini sekitar 50.000 spesies.
Diatom sangat berguna dalam studi lingkungan karena distribusi spesiesnya
dipengaruhi oleh kualitas air dan kandungan nutrien serta keberadaannya sangat melimpah
di sedimen perairan seperti di laut, estuari, danau, kolam, maupun sungai, demikian juga
dengan fosil diatom yang dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan.
Penggunaan diatom sebagai indikator kualitas perairan lebih baik dibandingkan dengan
indeks saprobitas karena diatom lebih sensitif terutama yang berkaitan dengan parameter
konduktivitas, dan kandungan organic.
Diatom memiliki struktur yang mengandung asam silikat SiO2. Silikat sendiri
memiliki sifat tahan terhadap adanya pembusukan. Ganggang persik tersebut masuk ke
dalam tubuh melalui peredaran darah sehingga lokasi ganggang tersebut memperlihatkan
apakah korban tersebut mati tenggelam intravital atau post-mortal. Diatom juga dapat dicari
dalam jantung yang telah diencerkan dengan air agar terjadi hemolisis dan baru kemudian
disentrifus dan endapannya diperiksa. Pada keadaan korban sudah sedemikian busuknya
yaitu korban sudah terbenam untuk yang ketiga kalinya, baik kulit maupun organ-organ
telah hancur, maka pemeriksaan diatom diambil dari sumsum tulang panjang dan
selanjutnya dilakukan proses yang sama.
Diatom kebanyakan tersebar pada seluruh perairan dunia, dari perairan air tawar
hingga lautan dalam. Bahkan ada beberapa yang di temukan pada genangan air bekas
gunung berapi. Diatom umumnya di temukan pada laut, sungai, estuary, kolam, aliran air
pada irigasi-irigasi, bahkan kolam-kolam kecil sekalipun.
Dari sumbernya diatom dapat di kelompokkan kedalam Diatom asli parairan
tersebut (Autochthonous) dan Diatom yang berasal dari luar perairan itu (Allochthonous).
Pada daerah-daerah pantai atau estuary yang banyak terdapat vegetasi seperti lamun
(seagrass) dan Macroalga, perairan tersebut kebanyakan di jumpai kelompok diatom asli
yang berasal dari perairan tersebut (autochthonous) yang umumnya berasal dari epiphyte
yang melekat pada macrophyte. Kelompok diatom ini juga dikenal dengan epiphytic
diatom.
2.1.1. Identifikasi Diatom
Diatom adalah tumbuhan cell tunggal yang tergolong dalam kelas Bacilariophyceae
dari phylum Bacilariophyta. Diatom bisa terdiri dari satu cell tunggal atau gabungan dari
beberapa cell yang membentuk rantai. Biasanya terapung bebas di dalam badan air dan juga
kebanyakan dari mereka melekat (attach) pada substrat yang lebih keras. Pelekatan diatom
biasanya karena tumbuhan ini mempunyai semacam gelatin (Gelatinous extrusion) yang
memberikan daya lekat pada benda atau substrat. Kita juga kadang menemukan beberapa
diatom yang walau sangat lambat tetapi punya daya untuk bergerak.
Diatom akan sangat tergantung pada pola arus laut dan pergerakan massa air baik
itu secara horizontal maupun vertical. Cell diatom ini mempunyai ukuran kurang lebih 2
micron sampai beberapa millimeter, namun kita juga kadang menemukan beberapa yang
ukurannya sampai 200 micron. Sampai saat ini para ahli memperkirakan jumlah species dari
diatom ini sekitar 50.000 spesies. Diatom kebanyakan tersebar pada seluruh perairan dunia,
dari perairan air tawar hingga lautan dalam. Bahkan ada beberapa yang di temukan pada
genangan air bekas gunung berapi. Diatom umumnya di temukan pada laut, sungai, estuary,
kolam, aliran air pada irigasi-irigasi, bahkan kolam-kolam kecil sekalipun.
Diatom termasuk dalam algae klas Bacillariophyceae dengan penyusun utama
dinding sel dari silica. Disebut diatom karena selnya terdiri dari dua valve (dua atom),
dimana yang satu menutupi yang lainnya seperti layaknya kaleng pastiles. Diatom
umumnya uniseluler (soliter), namun pada beberapa spesies ada yang hidup berkoloni dan
saling bergandengan satu sama lainnya. Diatom dibagi menjadi dua ordo berdasarkan
bentuknya, yaitu Centrales dan Pennales. Ordo Centrales bila dilihat dari atas atau bawah
berbentuk radial simetris dan lingkaran, sedangkan Ordo Pennales valvanya berbentuk
memanjang.
Penggolongan diatom menurut pola hidupnya juga di bedakan atas 8 kelompok,
yaitu :
1. Epiphytic dikenal dengan kelompok diatom yang melekat pada tumbuhan lain yang lebih
besar.
2. Epipsamic dikenal dengan kelompok diatom yang hidup dan tumbuh pada pasir.
3. Epipelic di kenal dengan kelompok diatom yang hidup dan tumbuh pada permukaan
tanah liat (mud) atau sediment.
4. Endopelic di kenal dengan kelompok diatom yang tumbuh dalam rongga tanah liat (mud)
atau sediment.
5. Epilithic di kenal dengan kelompok diatom yang tumbuh dan melakat pada permukaan
batuan.
6. Endolithic di kenal dengan kelompok diatom yang tumbuh didalam rongga batuan pada
dasar perairan.
7. Epizoic di kenal dengan kelompok diatom yang melakat pada hewan umunya
invertebrate dasar perairan.
8. Fouling di kenal dengan kelompok diatom yang melekat pada benda-benda yang keras
yang biasannya di tanam atau di letakkan pada dasar perairan.

2.1.2. Jenis Diatom

Gambar Diatom Didymosphenia. geminata from Gállego River (code 0808in Sta.
Eulália) (Scale Bar: 10μm, photograph by JPM)

Gambar diatom umum di daerah basah Bogoria-Baringo. A: Navicula confervacea;


B: Anomoeoneis sphaerophora; C: Achnanthes exigua; D: Nitzschia sigma; E:
Navicula pupula; F: Rhopalodia gibberula. Scale bar = 3 μm
2.1.3 Kelompok Diatom
Diatom, alga mikroskop merupakan wahana yang banyak digunakan para peneliti
ekologi modern dan evolusioner sekarang ini. memperkirakan jumlah spesies dari diatom
ini sekitar 50.000 spesies. Diatom kebanyakan tersebar pada seluruh perairan dunia, dari
perairan air tawar hingga lautan dalam. Diatom umumnya di temukan pada laut, sungai,
estuary, kolam, aliran air pada irigasi- irigasi, bahkan kolam-kolam kecil sekalipun.
Menurut Forero, Manual dkk (2001) dari Institut de Optica Spanyol dengan
menggunakan metode baru untuk klasifikasi dan skrining diatom dalam image yang
diambil pada sampel air, kelompok diatom adalah sebagai berikut :

Gambar kelompok diatom oleh Manuel G. Foreroa dari Spanyol


2.3 Drowning

2.3.1 Definisi
Drowning adalah kematian akibat masuknya cairan ke dalam saluran pernafasan.
Cairan yang menyebabkan drowning biasanya berupa air, meskipun sejumlah cairan lain juga
dapat menyebabkan drowning. Kematian dengan masuknya cairan asam lambung ke dalam
saluran pernapasan tidak disebut sebagai drowning. Kadangkala orang yang tidak sadarkan
diri akan tenggelam ketika dia menjatuhkan wajahnya ke dalam genagan air, seperti epilepsy
selama berlangsungnya serangan mendadak tetapi drowning umum muncul sebagai akibat
terendamnya tubuh secara total. Dalam hal ini, “drowning” menotasikan kematian akibat
masuknya air ke dalam saluran pernafasan, apakah itu dengan tubuh yang tenggelam atau
tidak.16
Tenggelam adalah suatu peristiwa dimana terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh
ke dalam cairan. Pada umumnya tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara
langsung maupun karena ada faktor-faktor tertentu seperti korban dalam keadaan mabuk atau
dibawah pengaruh obat, bahkan bisa saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa
pembunuhan. Setiap tahun, sekitar
150.000 kematian dilaporkan di seluruh dunia akibat tenggelam, dengan kejadian tahunan
mungkin lebih dekat ke 500.000. Beberapa negara terpadat di dunia gagal untuk melaporkan
insiden hampir tenggelam. Ini menyatakan bahwa banyak kasus tidak pernah dibawa ke
perhatian medis, kejadian di seluruh dunia membuat pendekatan akurat yang hampir
mustahil.12,16
Tenggelam diartikan sebagai suatu keadaan tercekik dan mati yang disebabkan oleh
terisinya paru dengan air atau bahan lain atau cairan sehingga
pertukaran gas menjadi tidak mungkin. Sederhananya, tenggelam adalah merupakan akibat
dari terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan.
Tenggelam merupakan penyebab signifikan kecacatan dan kematian. Tenggelam telah
didefenisikan sebagai kematian sebelumnya sekunder untuk sesak napas sementara terbenam
dalam suatu cairan, biasanya air, atau dalam waktu 24 jam perendaman. Pada Kongres Dunia
2002 yang diadakan di Amsterdam, sekelompok ahli menyarankan sebuah definisi konsensus
baru untuktenggelam dalam rangka mengurangi kebingungan atas jumlah istilah dan definisi
(> 20) merujuk kepada proses ini yang telah muncul dalam literatur. Grup yang percaya bahwa
definisi yang seragam akan memungkinkan analisa lebih akurat dan perbandingan studi,
memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan lebih bermakna dari mengumpulkan data,
dan meningkatkan kemudahan kegiatan surveilans dan pencegahan.18
Namun demikian, beberapa negara terpadat di dunia gagal melaporkan insiden
tenggelam. Ini menyatakan bahwa banyak kasus tidak pernah dibawa ke perhatian medis dan
kejadian di seluruh dunia membuat pendekatan akurat belum dapat dilakukan. Di Norwegia
dengan populasi 4 juta, 350 sampai 400 meninggal karena tenggelam. Kematian karena
tenggelam mencapai 1 % dari semua penyebab kematian. 90% tenggelam terjadi karena
kecelakaan, dan lebih dari 15% dari semua kematian karena tenggelam dengan rasio
perbandingan jenis kelamin laki-laki - perempuan 10 : 1. Berkisar 10% tenggelam adalah
bunuh diri dengan rasio jenis kelamin 1 : 14.
2.3.2 Jenis-jenis Tenggelam
Tenggelam dibagi menjadi beberapa jenis antara lain (A) wet drowning, (B) dry
drowning, (C) secondary drowning, dan (D) the immersion syndrome (cold water
drowning)13.
Wet drowning adalah kematian tenggelam akibat terlalu banyaknya air yang
terinhalasi. Pada kasus wet drowning ada tiga penyebab kematian yang terjadi, yaitu akibat
asfiksia, fibrilasi ventrikel pada kasus tenggelam di air tawar, dan edema paru pada kasus
tenggelam di air asin. Dry drowning adalah suatu kematian tenggelam dimana air yang
terinhalasi sedikit. Penyebab kematian pada kasus ini sendiri dikarenakan terjadinya spasme
laring yang menimbulkan asfiksia dan terjadinya refleks vagal, cardiac arrest, atau kolaps
sirkulasi.14 Secondary drowning adalah suatu keadaan dimana terjadi gejala beberapa hari
setelah korban tenggelam (dan diangkat dari dalam air) dan korban meninggal akibat
komplikasi. Immersion drowning adalah suatu keadaan dimana korban tiba-tiba meninggal
setelah tenggelam dalam air dingin akibat refleks vagal. Pada umumnya alkohol dan makan
terlalu banyak merupakan faktor pencetus pada kejadian ini15

2.3.3 Mekanisme Drowning


Pemahaman terhadap mekanisme drowning menurut Brouardel yang dikutip Tedeschi
dkk (1977) ditemukan lima tahapan seperti berikut :
1. Tahap surprise (terkejut) yang berlangsung selama 5 sampai 10 detik.
2. Tahap pertama respiratory arrest (pernafasan tertahan) yang berlangsung sekitar satu
menit.
3. Tahap deep respiration (pernafasan dalam) yang berlangsung sekitar satu menit.
4. Tahap kedua respiratory arrest (pernafasan tertahan) yang berlangsung sekitar satu
menit.
5. Tahap terminal gasps (hembusan nafas terakhir) yang berlangsung sekitar 30 detik.6,8,16

2.3.4 Diagnosa drowning


Masalah diagnosa adalah jelas dan sederhana. Penyebab utama kematian, apakah ini
berupa hipoksia atau kombinasi hipoksia dengan fibrilasi ventricular atau beberapa gangguan
fungsi lainnya tidak menjadi perhatian dalam hal ini.
Mayat yang ditemukan dari air dengan segera yaitu tidak lebih dari 24 jam, setelah
kematian, diagnosis drawning tidak sulit. Kesulitan muncul ketika lama terendam meningkat.
Ketika akhirnya pembusukkan terjadi dan berlanjut, tanda- tanda anatomi drowning, sekecil
apapun akan hilang. Tidak ada tanda-tanda anatomi patognomonik dari drowning. Lebih lanjut,
tidak ada tanda-tanda anatomi yang dapat membantu membedakan antara drowning di air tawar
dan drowning pada air laut. Secara khusus dalam kasus ini bahwa test drowning dibutuhkan.
Selama beberapa tahun perhatian ditujukan pada demonstrasi materi particular dari air
drowning dalam paru dan organ lain.4
Mayat yang ditemukan dari air dengan segera yaitu tidak lebih dari 24 jam, setelah
kematian, diagnosis drawning tidak sulit. Kesulitan muncul ketika lama terendam meningkat.
Ketika akhirnya pembusukkan terjadi dan berlanjut, tanda- tanda anatomi drowning, sekecil
apapun akan hilang. Tidak ada tanda-tanda anatomi patognomonik dari drowning. Lebih lanjut,
tidak ada tanda-tanda anatomi yang dapat membantu membedakan antara drowning di air tawar
dan drowning
pada air laut. Secara khusus dalam kasus ini bahwa test drowning dibutuhkan. Selama beberapa
tahun perhatian ditujukan pada demonstrasi materi particular dari air drowning dalam paru dan
organ lain.4

2.3.5 Drowning akibat kecelakaan


Drowning adalah seringkali terjadi sebagai akibat kecelakaan dengan kasus yang terjadi
hampir tak terhitung jumlahnya. Drowning di kolam renang dapat saja terjadi ketika korban
melompat ke dalam air yang terlalu dangkal dan kepalanya mengenai dasar kolam. Fraktur
pada tulang belikat dapat terjadi dengan luka pada syaraf punggung dan mengalami drowning.
Tipe lain adalah kematian hiperventilasi lainnya. Bila perenang berencana berenang di bawah
air, maka dia dapat melakukannya sepanjang waktu dari keadaan normal, bila dia mengalami
hiperventilasi sebelum melompat ke dalam air, dalam melakukan hal itu, dia menurunkan
tegangan karbon dioksida pada level di bawah normal. Sementara berenang di bawah air, dia
memanfaatkan oksigennya dan menghasilkan karbon dioksida tetapi tekanan karbon dioksida
tidak naik hingga level yang cukup yang mengganggu pusat pernafasan dan menyebabkan
kekurangan udara karena titik awal yang terlalu rendah diluar batas normal. Untuk itu dia
kehilangan kesadaran dan mengalami drowning.8
Drowning ketika berada di bawah pengaruh alkohol adalah hal yang lebih umum.
Diperkirakan bahwa 20 persen dari semua drowning di Norwegia, termasuk drowning pada
anak-anak terjadi selama mabuk alkohol. Secara karakteristik, orang ini akan tenggerlam
menjauh atau berenang beberapa gerakan sebelum mereka tenggelam. Penulis lain juga
mencatat nilai insidensi yang tinggi dari intokiaksi alkohol dalam orang yang mengalami
drowning. Keatinge dkk memperlihatkan bahwa pendinginan kulit yang mendadak
menyebabkan reaksi,
yang dipicu oleh reseptor dingin pada kulit, dan mengarah pada hiperventilasi yang tidak dapat
dikontrol, peningkatan tekanan vena dan tekanan darah sitemik, peningkatan tekanan denyut
dan laju denyut dan ekstrasistole ventricular. Reaksi ini tentu memungkinkan untuk menghirup
air atau kolaps cardiovascular.

2.3.6 Drowning bunuh diri


Bunuh diri dengan drowning adalah jarang ditemukan, Kadangkala seseorang
menghadapi kecelakaan seperti mengemudi kendaraan di luar jalan dan kemudian masuk ke
dalam danau atau masuk ke dalam dermaga, kemungkinan karena bunuh diri sulit dibuktikan.
Dalam kenyataannya, sering kali sejumlah kasus drowning diklasifikasikan sebagai kecelakaan
walaupun sebenarnya bunuh diri oleh karena kurangnya bukti yang tersedia.
Dalam drowning bunuh diri, seseorang umumnya berpakaian penuh atau tidak.
Seseorang akan memilih untuk melompat dari ketinggian (jembatan) atau dari dermaga. Dalam
sejumlah kasus drowning bunuh diri, pada otopsi menunjukkan kematian di bawah pengaruh
alkohol atau obat pada saat kematian. Dalam beberapa kasus seseorang akan mengikat dirinya
dan meningkatkan beban di tubuhnya, atau melukai dirinya sendiri seperti menyayat urat
nadinya atau kerongokangannya sendiri.16
Dalam kaitannya dengan hal ini, harus disebutkan bahwa gas yang terbentuk di tubuh
selama pembusukkan akan meningkatkan daya apungnya hingga beberapa derajat sehingga
tubuhnya dapat naik ke permukaan meskipun telah diikat beban seberat 25 kg.
Kasus berikut ini adalah salah satu kasus dengan menyayat kerongkongannya dalam
kasus drowning bunuh diri. Noda darah ditemukan pada jembatan kecil yang menyeberangi
sungai dan diatas tanah. Berdasarkan noda itu,
polisi menemukan segumpal darah pada jarak 50 m dari jembatan. Polisi ingin mengetahui
apakah wanita itu telah menyayat kerongkongannya sendiri di tempat ini dan berjalan serta
melompat ke dalam sungai setelah itu. Otopsi memperlihatkan bahwa penyebab kematian
drowning dan luka tumpul pada semua tubuhnya dari tubrukan dengan batu di dasar sungai.
Kerongkongan yang tersayat menghasilkan dua sayatan dan hanya vena jugular yang cukup
parah.12
Kematian di bak mandi juga adalah kasus bunuh diri. Wanita itu mengambil sejumlah
dosis tranquilizer dan setelah itu masuk ke dalam bak air. Perlu dicatat bahwa dia berpakaian
utuh, dan sebagian diantaranya berada di bawah pengaruh alkohol atau barbiturasi atau
keduanya.

2.3.6 Drowning pembunuhan


Kemungkinan tidak mudah untuk memaksakan drown seorang yang sehat dan sadar
yang mampu melakukan perlawanan. Dalam kasus yang diuraikan oleh Kosa dan Viragos Kis,
suami yang mencoba membunuh istrinya dengan secara paksa memasukkan kepala istrinya ke
dalam air. Ini terbukti sangat sulit dan dia letih. Ketika dia menangkap kakinya dan menariknya
ke udara. Istrinya itu tidak mampu mengangkat kepalanya di atas permukaan air. Metode yang
sama digunakan pada kasus penganten di dalam bak mandi. Seorang laki-laki membunuh tiga
orang istrinya ketika mereka sedang mandi dengan mendorong kaki mereka ke udara dan
mendorong kepalanya ke dalam air.
Pada pemeriksaan korban yang diduga tenggelam, bila keadaan jasadnya sudah
mengalami pembusukan lanjut, pemeriksaan dan pengambilan kesimpulan menjadi sulit. Oleh
karena itu diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan yang ditujukan pada sistem pernafasan. Busa
halus putih dapat mengisi trakea dan cabang-cabangnya, air juga dapat ditemukan, demikian
pula halnya dengan benda-
benda asing yang ikut terinhalasi bersama air. Benda asing dalam trakea dapat tampak secara
makroskopis misalnya : pasir, lumpur, binatang air, tumbuhan air dan lainnya, sedangkan yang
tampak secara mikroskopis diantaranya telur cacing dan diatom.6

1. Keterangan Gambar : Fase-fase tenggelam, pada fase III korban mencoba untuk

bernafas sehingga air dan isinya ikut masuk kedalam paru-paru dan jika korban menelan maka
air dan isinya akan terdapat didalam lambung.
Pembunuhan dengan drowning adalah mudah dilakukan bila korbannya tidak
mendapatkan bantuan atau bahkan tidak sadarkan diri akibat pengaruh obat atau karena
kelemahan fisik. Dalam kasus insulin, suami, perawat laki-laki memberikan istrinya yang
sedang hamil sebuah injeksi. Dia berpikir ergonovine

yang diinjeksikan menghasilkan aborsi, tetapi dalam kenyataannya sejumlah besar dosis
insulin. Ketika dia tidak sadar diri oleh karena hipoglikemia, suami memasukannya ke dalam
bak dimana dia drowning.
Dalam pembunuhan dengan drowning dalam bak mandi seseorang berharap ketika
ditemukan mayat yang mati telanjang seolah kecelakaan untuk mengaburkan pembunuh.
Kecurigaan yang kuat terhadap pembunuhan muncul ketika seseorang ditemukan
drowning pada air yang dangkal. Timperman merujuknya sebagai kasus wanita yang
mengalami ketidaksadaran oleh suaminya setelah dia menahan kepalanya di dalam air hingga
drowning.

2.4 Diatom dan Drowning


Diatom ini dipakai sebagai alat bantu diagnostik untuk menginvestigasi kasus
tenggelam. Oleh karena hal tersebut maka pemeriksaan diatom bertujuan :
a. Memastikan apakah seseorang tersebut mati karena tenggelam / bukan
b. Mengetahui, apakah orang tersebut masih hidup sewaktu tenggelam
c. Mengetahui lokasi tempat tenggelamnya mayat sebelum meninggal, dengan cara
membandingkan diatom yang terdapat di tubuh korban dengan diatom air tempat mayat tersebut
ditemukan atau diduga sebagai tempat mati tenggelam.
Patofisiologi bagaimana orang yang mati tenggelam bisa ditemukan diatom di dalam
tubuhnya adalah melalui media air, pada dasarnya ketika orang yang masih hidup tenggelam ke
dalam air yang mengandung diatom maka sebagian diatom akan masuk ke dalam paru-paru dan
lambung, diatom yang terdapat di
dalam air dapat masuk ke dalam paru-paru dan system peredaran darah serta organ-organ dalam
lainnya seperti otak, ginjal, hati, dan sum-sum tulang. Sesudah dilakukana autopsy, sampel
dari organ-organ tersebut dapat dicerna dengan asam kuat untuk melarutkan jaringan lunak,
sehingga meninggalkan skleton yang resisten dan ini dapat diidentifikasi di bawah mikroskop.
Ketika orang yang sudah meninggal masuk ke dalam air atau saat mati di dalam air bukan
karena tenggelam, walaupun begitu diatom masih mungkin mencapai paru melalui perembesan
secara pasif tetapi tidak ke dalam peredaran darah dan tidak adanya kontraksi jantung
mencegah sirkulasi diatom ke organ-organ jauh.

2.5 Metode Tes Diatom

Untuk mengambil diatom dari tubuh seseorang, organ dan cairan tubuh dapat diambil
sebagai sampel seperti hati, ginjal, sumsum tulang, otak, darah, juga paru
- paru. Untuk mengisolasi diatom, dapat dipakai beberapa metode yang telah diketahui.
Metode yang biasa digunakan yaitu dengan menggunakan bahan kimia (biasanya dengan
melarutkan organ dengan asam nitrat), sedangkan metode lainnya misalnya menggunakan
metode enzim pencernaan, ultrasonic radiation, dan physical method.
Pada keadaan korban sudah sedemikian busuknya yaitu korban dimana, baik kulit maupun
organ-organ telah hancur, maka pemeriksaan diatom diambil dari sumsum tulang panjang dan
selanjutnya dilakukan proses yang sama.
Untuk jasad yang ditemukan belum didapatkan keadaan yang membusuk atau bahkan masih
cukup baru, kita dapat lakukan dengan tes getah paru. Yaitu dengan cara: permukaan paru
disiram dengan air bersih, iris bagian perifer, ambil sedikit
cairan perasan dari jaringan perifer paru, taruh pada gelas objek, tutup dengan kaca penutup
dan lihat dengan mikroskop.
Dicari apakah terdapat diatom, ganggang, atau plankton lainnya.

Adanya salah satu saja dari plankton- plankton tersebut menunjukkna adanya cairan yang
masuk ke alveoli paru.
Untuk keadaan jasad yang sudah membusuk dan tidak bisa teridentifikasi dengan
pemeriksaan luar , maka baru dilakukan tes diatom atau pemeriksaan destruksi atau metode
digesti asam , yaitu dengan cara;
 Ambil jaringan paru sebanyak 150-200 gram, bersihkan lalu masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer, masukkan H2SO4 pekat sampai menutup seluruh jaringan paru dan biarkan selama
24 jam sehingga seluruh jaringan paru hancur dan seperti bubur hitam.
 Panaskan dengan api yang kecil sampai mendidih sehingga semuanya hancur betul.
 Tuangkan ke dalamnya beberapa tetes HNO3 kuning jernih. pekat, sampai warnanya

 Cairan disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2000-4000 rpm.

 Sedimennya (endapan) dicuci dengan akuades kemudian disentrifuge lagi. Sedimennya


(endapan) dilihat dibawah mikroskop.
Pemeriksaan diatom dikatakan positif bila dari sediaan paru-paru dapat ditemukan diatom
sebanyak 4-5 per lapang pandang besar (LPB) atau 10-20 per satu sediaan ; atau bila dari
sumsum tulang sebanyak 1 per lapang pandang besar (LPB).
Jenis diatom juga perlu diperhatikan dengan teliti karena ini dapat digunakan untuk
menentukan tempat korban itu mati tenggelam. Air tempat korban dijumpai tenggelam atau
tempat yang diduga sebagai tempat korban mati
tenggelam perlu diambil dan diperiksa jenis diatomnya. Pemeriksaan diatom pada air sungai :
1. Air sungai diambil

2. Kemudian, dituang ke dalam plankton net (jaring plankton)

3. Sampel plankton yang terjaring akan terkumpul dalam bucket yang kemudian dituang ke
dalam botol sebanyak 20 ml dan diawetkan dengan larutan lugol sebanyak 3 tetes.
4. Sampel air yang diambil dibawa ke laboratorium untuk diperiksa dengan mikroskop.
5. Periksa bentuk diatom yang ditemukan, lalu lakukan identifikasi.

2.6 Mekanisme Tenggelam


 Mekanisme tenggelam dalam air tawar:
a. Air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar sehingga terjadi hemodilusi
yang hebat sampai 72% yang berakibat terjadinya hemolisis.
b. Oleh karena terjadi perubahan biokimiawi yang serius, dimana kalium dalam
plasma meningkat dan natrium berkurang, juga terjadi anoksia dalam miokardium.
c. Hemodilusi menyebabkan cairan dalam
pembuluh darah dan sirkulasi berlebihan, terjadi penurunan tekanan sistole dan dalam
beberapa menit terjadi fibrilasi ventrikel.
d. Jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan lemah, terjadi anoksia cerebri
yang hebat, hal ini menerangkan mengapa kematian terjadi dengan cepat.

 Mekanisme tenggelam dalam air asin:


a. Terjadi hemokonsentrasi, cairan dari sirkulasi tertarik keluar sampai 42% dan
masuk kedalam jaringan paru sehingga terjadi edema pulmonum yang hebat dalam
waktu relatif singkat.
b. Pertukaran elektrolit dari asin kedalam darah
mengakibatkan meningkatnya hematokrit dan peningkatan kadar natrium plasma.
c. Vibrilasi ventrikel tidak terjadi, tetapi terjadi anoksia pada miokardium dan
disertai peningkatan viskositas darah akan menyebabkan payah jantung.
d. Tidak terjadi hemolisis melainkan hemokonsentrasi, tekanan sistolik
akan menetap dalam beberapa menit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diatom merupakan sejenis ganggang yang hanya terlihat secara mikroskopi dan
mengandung partikel silikon. Bentuknya bisa bulat lonjong, segitiga atau segi-empat.
Bersamaan dengan air yang masuk kedalam paru-paru, diatom kemudian menembus paru-
paru lalu masuk kedalam saluran limfe. Melalui peredaran saluran limfe ini diatom
disampaikan ke jantung lalu menyebar ke beberapa jaringan tubuh. Drowning adalah
kematian akibat masuknya cairan ke dalam saluran pernafasan. Cairan yang menyebabkan
drowning biasanya berupa air, meskipun sejumlah cairan lain juga dapat menyebabkan
drowning. Kematian dengan masuknya cairan asam lambung ke dalam saluran pernapasan
tidak disebut sebagai drowning.
Pertanyaan:
1. penanya: Supriadi Masi
Misalnya ada korban yang dibunuh dengan cara di bekap di darat kemudian
ditenggelamkan, bagaimana cara mengidentifikasi penyebab terbunuhnya orang tersebut, apakah
meninggal karena ditenggelamkan atau karena dibekap?
2. Penanya: Monalisa Lanti
Metode apa yang digunakan untuk menganalisis keberadaan diatomik di dalam paru-paru
yang sudah membusuk? Kemudian faktor apa yang perlu diperhatikan dalam analisis tersebut?
3. Penanya: Muhammad Taufiq Nur
apakah ada kasus orang yang meninggal karena tenggelam tapi setelah dianalisis ternyata
tidak terdapat kandungan diatomik dalam tubuhnya? Jika ada bagaimana cara kita menyimpulkan
bahwa penyebab meninggalnya orang tersebut adalah karena tenggelam?
Jawaban:
1. Ada perbedaan antara mayat yang meninggal karena tenggelam dan dibekap salah satunya
yaitu dapat ditentukan melalui analisis diatomik dalam tubuh mayat, di mana jika korban tersebut
dibekap hingga meninggal kemudian setelah meninggal mayatnya ditenggelamkan maka tidak
akan ditemukan diatom dalam tubuhnya dan sebaliknya jika korban tersebut dibekap dulu
kemudian dalam keadaan masih bernafas atau masih hidup ditenggelamkan maka melalui analisis
diatomik akan ditemukan diatomik dalam tubuhnya.
Selain itu terdapat ciri fisik pada mayat yang meninggal akibat dibekap yaitu adanya lebam
yang dapat meluas pada bagian tengkuk sampai dada, selain itu juga akan terdapat warna kebiruan
terutama pada bibir, gusi, bawah kuku atau ujung jari mayat. Pada mayat yang meninggal akibat
dibekap yang belum membusuk juga dapat ditemukan cairan berupa lendir dan buih merah yang
keluar dari lubang-lubang tubuh seperti mulut dan hidung. Ciri-ciri tersebut hanya ada pada mayat
korban akibat bekap sehingga juga dapat dijadikan acuan untuk membedakan akibat kematian
seseorang.
2. Analisis diatomik untuk organ-organ misalnya paru yang telah membusuk dilakukan
dengan metode digesti asam yaitu dengan cara sebagai berikut:
- Ambil jaringan paru sebanyak 150-200 gram, bersihkan kemudian masukkan ke dalam
erlenmeyer.
- Masukkan H2SO4 pekat sampai menutup seluruh jaringan paru kemudian biarkan selama 24 jam
hingga seluruh jaringan paru hancur dan menjadi bubur hitam.
- Panaskan dengan api yang kecil sampai mendidih hingga semua hancur betul
- Tuangkan ke dalamnya beberapa tetes HNO3 pekat, sampai warnanya kuning jernih
- Cairan disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2000-4000 rpm
- endapannya dicuci dengan akuades kemudian disentrifuge lagi.
- endapan yang diperoleh kemudian diamati di bawah mikroskop
- Analisis diatomik dikatakan positif jika ditemukan diatom sebanyak 4-5 per lapang pandang
besar (LPB) atau 10-20 per satu sediaan
Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis diatomik ini yaitu kebersihan wadah
yang digunakan baik wadah untuk meletakkan sediaan jaringan paru maupun untuk menampung
pelarut. Hal ini untuk meminimalisir adanya diatomik yang terbawa oleh air yang digunakan untuk
mencuci wadah tersebut sehingga juga akan mempengaruhi hasil analisis.
3. Untuk kasus seperti itu kami rasa tidak mungkin terjadi karena ketika seseorang tenggelam
maka dia akan melewati tahap dimana dia berusaha untuk mengambil nafas, hal ini karena
menurunnya kadar oksigen dalam tubuh. Karena itulah air yang mengandung diatomik kemudian
masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan mulut. Bahkan untuk seseorang yang memang ingin
mengakhiri hidupnya dengan cara menenggelamkan diripun akan melewati tahap tersebut,
sehingga tidak mungkin tidak ditemukan diatomik dalam tubuh korban yang meninggal akibat
tenggelam.

Anda mungkin juga menyukai

  • MC Acara Halal Bihalal
    MC Acara Halal Bihalal
    Dokumen2 halaman
    MC Acara Halal Bihalal
    Budi Thea Euy
    100% (2)
  • Alat Modul 3
    Alat Modul 3
    Dokumen2 halaman
    Alat Modul 3
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • DAPUS
    DAPUS
    Dokumen1 halaman
    DAPUS
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • KBM Kol
    KBM Kol
    Dokumen13 halaman
    KBM Kol
    Silvana Abdullah
    100% (1)
  • Dampak Positif Negatif Sinar Beta
    Dampak Positif Negatif Sinar Beta
    Dokumen1 halaman
    Dampak Positif Negatif Sinar Beta
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • IDENTIFIKASI BUKTI
    IDENTIFIKASI BUKTI
    Dokumen20 halaman
    IDENTIFIKASI BUKTI
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • ALKIL HALIDA
    ALKIL HALIDA
    Dokumen12 halaman
    ALKIL HALIDA
    Rani Oktaviany
    Belum ada peringkat
  • Biotek Fixxxx-1
    Biotek Fixxxx-1
    Dokumen22 halaman
    Biotek Fixxxx-1
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Dampak Positif Negatif Sinar Beta
    Dampak Positif Negatif Sinar Beta
    Dokumen1 halaman
    Dampak Positif Negatif Sinar Beta
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Alba Yogurt
    Alba Yogurt
    Dokumen2 halaman
    Alba Yogurt
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Dampak Positif Negatif Sinar Beta
    Dampak Positif Negatif Sinar Beta
    Dokumen1 halaman
    Dampak Positif Negatif Sinar Beta
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Biotekdasar
    Biotekdasar
    Dokumen1 halaman
    Biotekdasar
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Alba Sirup
    Alba Sirup
    Dokumen2 halaman
    Alba Sirup
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Haspeng Sirup Dan Yogurt
    Haspeng Sirup Dan Yogurt
    Dokumen2 halaman
    Haspeng Sirup Dan Yogurt
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Haspeng Sirup Dan Yogurt
    Haspeng Sirup Dan Yogurt
    Dokumen2 halaman
    Haspeng Sirup Dan Yogurt
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Haspeng Sirup Dan Yogurt
    Haspeng Sirup Dan Yogurt
    Dokumen2 halaman
    Haspeng Sirup Dan Yogurt
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • cetakSSP PDF
    cetakSSP PDF
    Dokumen1 halaman
    cetakSSP PDF
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Statistik
    Statistik
    Dokumen3 halaman
    Statistik
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Statistik
    Statistik
    Dokumen3 halaman
    Statistik
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Alat Modul 3
    Alat Modul 3
    Dokumen2 halaman
    Alat Modul 3
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Laporan STUBAN
    Laporan STUBAN
    Dokumen6 halaman
    Laporan STUBAN
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Makalah Tentang Obat
    Makalah Tentang Obat
    Dokumen8 halaman
    Makalah Tentang Obat
    Yenny Yenyen
    100% (10)
  • Data Indi
    Data Indi
    Dokumen14 halaman
    Data Indi
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Statistik
    Statistik
    Dokumen5 halaman
    Statistik
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Statistik
    Statistik
    Dokumen3 halaman
    Statistik
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • KBM Kol
    KBM Kol
    Dokumen13 halaman
    KBM Kol
    Silvana Abdullah
    100% (1)
  • Statistik
    Statistik
    Dokumen3 halaman
    Statistik
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Statistik
    Statistik
    Dokumen3 halaman
    Statistik
    Silvana Abdullah
    Belum ada peringkat
  • KBM Kol
    KBM Kol
    Dokumen13 halaman
    KBM Kol
    Silvana Abdullah
    100% (1)