Penyebab Difteri
Tipe bakteri penyebab difteri adalah Corynebacterium diphteria. Kondisi penyakit akan
menyebar melalui kontak langsung pada objek yang mengandung bakteri, seperti penggunaan
cangkir minuman, tisue atau sapu tangan yang bersamaan. Hal ini juga dapat terinfeksi jika
pada pasien penyakit difteri di sekitar bersin, batuk, atau keluar ingus dari hidung. Meskipun
orang yang terinfeksi belum menunjukkan tanda dan gejala, tetap mampu menularkan sampai
Bakteri seringkali menginfeksi hidung dan tenggorokan. Sekali terinfeksi maka, bakteri akan
melepaskan zat berbahaya yang disebut toksin. Toksin akan menyebar ke seluruh tubuh melalui
aliran darah dan seringkali menyebabkan lapisan abu-abu tebal di mukosa hidung, tenggorokan,
Pada beberapa kasus, toksin juga dapat menuju ke organ lain bahkan merusak organ tubuh
lainnya seperti jantung, otak, dan ginjal. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang
mengancam jiwa seperti miokarditis (radang selaput jantung), paralisis (kelemahan otot), dan
gagal ginjal. Dampak fatal infeksi difteri terhadap manusia adalah karena toksin yang dihasilkan.
Ketika bakteri masuk ke dalam tubuh, bakteri difteri akan melepaskan toksin kemudian akan
menyebar melalui darah dan bisa menyebabkan kerusakan jaringan di seluruh tubuh,
terutama jantung dan saraf. Toksin biasanya menyerang saraf tertentu, misalnya saraf
ditenggorokan, sehingga mengalami kesulitan menelan pada minggu pertama akibat dari
toksin yang dihasilkan. Kerusakan akibat toksin difteri bisa sangat berat, bahkan menyebabkan
gagal jantung dan kematian mendadak. Difteri disebabkan oleh bakteri yang menyebar melalui
udara. Toksin difteri akan menyebabkan reaksi inflamasi ketika sejumlah kecil diinjeksikan
secara intrakutan. Schick test adalah menyuntikkan sejumlah kecil toksin di bawah kulit
tangan dan hasilnya dievaluasi dalam 48 jam. Tes positif (reaksi inflamasi) mengindikasikan
benda – benda yang telah terkontaminasi. Adapun cara penularan yang harus diwaspadai yaitu :
menghirup udara atau terkena percikan ludah pada saat penderita bersin atau batuk. Difteri
memiliki masa inkubasi sebelum mengeluarkan tanda dan gejalanya, masa inkubasi nya bisa