Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FISIKA RADIODIAGNOSTIK

MATERI FILTER
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Radiodiagnostik

Dosen Pengampu : Rini Indrati, S.Si, M.Kes

Disusun oleh :
KELOMPOK 4

1. RIZMA PUTRI RAMADHANI P1337430117004


2. BAGAS GITA SETIAWAN P1337430117005
3. EGA PUTRI NUGRAHA P1337430117019
4. RIZALDI AL FAHROZI P1337430117020
5. AMALIA WIDYANINGSIH P1337430117030
6. SUSANTI P1337430117036
7. RACHMANDIKI RAYNALDI P1337430117038
8. MUHAMMAD RIDWAN EKO B P1337430117047

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat
dan karunia-Nya, sehingga tugas makalah Fisika Radiodiagnostik dengan judul “Makalah Fisika
Radiodiagnostik Materi Filter” penulis dapat menyelesaikannya tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak sekali kekurangan
dan kesalahan dan tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Rini Indrati selaku Dosen Pengajar
mata kuliah Fisika Radiodiagnostik.

Penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa makalah yang ditulis
masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar susunan laporan studi kasus ini menjadi baik. Terimakasih.

Semarang, 25 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................... 5
C. Manfaat Penulisan........................................................... 5

BAB II DASAR TEORI


A. Pendahulan ..................................................................... 6
B. Jenis – Jenis Filter Dan Fungsi Filter.............................. 14
C. Ketebalan Filter............................................................... 16
D. Efek Filter Terhadap Faktor Eksposi .............................. 16

BAB III PEMBAHASAN


A. Kesimpulan ....................................................................... 26
B. Saran .................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyaringan / filtrasi adalah proses membentuk berkas sinar – X untuk
meningkatkan ratio antara foton yang digunakan untuk pembentukan image atau
gambaran terhadap foton yang meningkatkan dosis pasien atau menurunkan kontras
radiograf (
Tujuan utama dari penambahan filtrasi pada berkas sinar – X adalah untuk
menghilangkan dengan memilih sinar – X dengan energy rendah yang hanya memiliki
kesempatan kecil untuk dapat mencapai image receptor. Keluaran sinar – X yang terfilter
idealnya bersifat monoenergetic karena seperti berkas sinar – X selanjutnya akan
mengurangi dosis pasien. Hal itu diperlukan untuk menghilangkan seluruh sinar – X
energy rendah tergantung pada jenis pemeriksaan sinar – X. Untuk meningkatkan kontras
citra, diperlukan pula untuk menghilangkan sinar – X dengan energy diatas energy
tertentu yang akan digunakan. Sayangnya, seperti penghilangan bagian dari berkas sinar –
X tidak umum dilakukan (Bushong, 2013)
Filtrasi dari sumber sinar-X dalam diagnostic mempunyai dua komponen : filtrasi
bawaan dan filtrasi additional. Filter bawaan merupakan sebuah lempengan kaca atau
lempengan logam pada tabung sinar – X untuk menyaring sinar – X yang dipancarkan.
Sedangkan filter additional merupakan lembaran tipis Alumunium terletak diantara
pelindung tube house sinar – X dan kolimator (Bushong, 2013)

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan menganai filter !
2. Apa saja jenis – jenis filter yang digunakan pada pesawat sinar – X ?
3. Apakah fungsi dari filter ?
4. Bagaimana pengaruh filter terhadap kuantitas dan kualitas sinar – X serta kualitas
radiograf ?

4
C. Manfaat Penulisan
1. Penulis mengetahui mengenai pengertian filter
2. Penulis mengetahui jenis – jenis filter yang digunakan pada pesawat sinar – X
3. Penulis mengetahui fungsi dari filter
4. Penulis mengetahui pengaruh filter terhadap kuantitas dan kualitas sinar – X serta
kualitas radiograf.

5
BAB II
DASAR TEORI

A. Pendahuluan
Penyaringan / filtrasi adalah proses membentuk berkas sinar – X untuk
meningkatkan ratio antara foton yang digunakan untuk pembentukan image atau
gambaran terhadap foton yang meningkatkan dosis pasien atau menurunkan kontras
radiograf.
Berkas sinar yang digunakan dalam diagnostic terdiri dari spectrum eneri yang
bervariasi yaitu polychromatic. Artinya bahwa energy terbentu satu dari beberapa tingkat
energy. Sebagai radiasi polycrhomatik yang menembus tubuh pasien, sebagian besar
phtoon yang berenergi rendah diabsorbsi oleh tubuh pasien pada beberapa sentimeter
(cm) dipermukaan kulit, dan hanya photon yang berenergi tinggi yang mampu menembus
tubuh pasien untuk membentuk gambaran radiografi. Karena dosis pasien dipengaruhi
oleh jumlah photon yang diserap, beberapa sentimeter (cm) jaringan tubuh menerima
radiasi lebih banyak. Jaringan atau tissue dapat dilindungi dari penyerapan energy rendah
dari berkas sinar sebelum berkas mengenai pasien dengan menggunakan atau meletakkan
bahan material diantara pasien dan tabung sinar – X. Filter biasanya berasal dari
lempengan logam dan fungsi pokoknya di dalam radiologi diagnostic adalah untuk
menekan dosis pasien.
Dalam pemeriksaan radiologi, berkas sinar – X diserap dengan tiga tingkatan
yang berbeda. Permulaann pada sumber sinar – X sebagai berikut :
1. Tabung sinar –X dan tube housing ( inherent filter )
2. Lembar logam yang diletakkan pada jalur berkas sinar – X ( filter tambahan / added
filter )
3. Pasien

B. Jenis – Jenis dan Fungsi Filter


Filtrasi sinar-x dalam bidang diagnostik memiliki dua komponen yaitu filtrasi
inherent dan filtrasi tambahan ( additional filter ) seperti penjelasan di bawah ini :

6
1. Inherent Filter ( Filter Bawaan )
Kaca atau selungkup logam dari tabung sinar - X menyaring sinar-x yang
dipancarkan. Jenis filtrasi ini disebut filtrasi inheren. Pada inspeksi suatu tabung
sinar - X menyatakan bahwa bagian dari kaca atau selungkup logam tempat sinar-
x dipancarkan memiliki jendela yang sangat tipis. Ini memberikan filtrasi inheren
rendah. Filtrasi yang melekat pada tabung sinar - X pada umumnya adalah kira-
kira setara 0,5 mm Al. Dengan bertambahnya usia pemakaian, filter bawaan
cenderung meningkat karena beberapa logam tungsten dari target dan filamen
diuapkan dan disimpan di bagian dalam jendela. Tabung khusus, seperti yang
digunakan dalam mamografi, memiliki jendela tabung sinar - X yang sangat tipis.
Mereka kadang-kadang terbuat dari berilium (Z = 4) daripada kaca dan memiliki
filtrasi yang melekat sekitar 0,1 mm Al. (Bushong, 2013)
Bahan – bahan yang cocok digunakan untuk inherent filtration adalah kaca
pembungkus yang mlindungi anoda dan katoda, minyak pembatas disekeliling
tabung dan jendela pada tube housing. Inherent filtration termasuk ke dalam
equivalen alumunium, yang menunnjukkan ketebalan dari alumunium yang akan
menghasilkan derajat atenuasi yang sama dengan ketebalan dari bahan. Inherent
filtration bervariasi, biasanya antara 0.5 mm dan 1.0 mm alumunium equivalent,
dan kaca pelindung bertanggung jawab untuk sebagian besar hal tersebut. Dalam
beberapa kondisi tertentu, radiasi yang tidak terfilter diperlukan.karena filtrasi
meningkatkan energy utama dari berkas sinar – X, dimana hal itu dapat
mengurangi kontras jaringan. Pengurangan ini tidak berpengaruh signifikan pada
rentang energy yang lebih tinggi tetapi pada radiasi energy yang lebih rendah,
dibawah 30 kVp, berkurangnya kontras mungkin bisa mengganggu kualitas citra.
Berrylium window tube didesain untuk memproduksi berkas sinar yang tidak
terfilter. Bagian keluaran dari tabung kaca pelindung digantikan dengan beryllium
( Z = 4 ), yang mana memiliki daya tembus lebih untuk radiasi energy rendah
disbanding dengan kaca. Radiasi dari tabung berrylium memiliki minimum
inherent filtration.

7
2. Additional Filter (Filter Tambahan )
Lembar tipis dari Alumunium yang terletak diantara pelindung X – ray
tube housing dan kolimator merupakan bentuk umum dari filter
tambahan.Penambahan filter pada berkas sinar – X akan mengatenuasi semua
energy yang di pancarkan, tetapi lebih banyak mengatenuasi sinar – X energy
rendah daripada sinar – X energy tinggi. Hal ini mengubah spectrum pancaran
sinar – X menjadi energy tinggi saja, daya tembus yang lebih baik, dan kualitas
yang lebih baik. Filter tambahan biasanya memiliki dua sumber. Pertama, 1 mm
atau lebih lembar Alumunium terpasang secara permanen dalam bagian tube
housing antara housing dengan kolimator. Pada kolimator konvensional,
kolimator menambah tebal filter tambahan sebesar 1 mm yang equivalen dengan
Alumunium.

Gambar 2.1 Filter total

Idealnya, bahan filter sebaiknya bisa menyerap semua foton dengan energy
rendah. Tetapi, tidak ada bahan yang memenuhi syarat tersebut. Sayangnya, tidak
semua bahan ada. Bahan dapat diseleksi, biarpun pada prinsipnya untuk menyerap
radiasi berenergi rendah dengan menggunakan kecenderungan dari atenuasi
photon dari photon yang berenergi rendah. Atenuasi lebih kuat ketika reaksi
Compton yang lebih dominan. Energi dari filter radiasi dapat diatur dengan

8
menyeleksi bahan dengan nomor atom yang tepat. Aluminium dan tembaga
adalah bahan yang biasanya dipilih untuk diagnostic. Aluminium dengan nomor
atom 13, filter yang sangan baik untuk radiasi dengan energi rendah dan baik
untuk filter pada umumnya. Tembaga dengan nomor atom 29 adalah filter yang
lebih baik untuk radiasi dengan energi tinggi. Hal ini memang tidak nyaman untuk
mengubah filter pada setiap pemeriksaan, bagaimanapun ini adalah resiko untuk
melakukan perubahan. Untuk alas an yang praktis, kebanyakan radiografer lebih
memilih untuk menggunakan single filter, biasanya aluminium.

Tembaga tidak pernah digunakan sendiri sebagai filter. Biasanya


digunakan kombinasi bersama aluminium misalnya sebagai campuran filter.
Alasanya adalah tembaga akan memotong ketebalan dari filter. Filter campuran
terdiri dari dua atau lebih lapisan logam yang berbedaa. Lapisannya beragam
seperti unsur dengan nomor atom tinggi, tembaga, permukaan tabung sinar-X,
unsur dengan nomor atom rendah, aluminium, dan permukaan tubuh pasien.
Kebanyakan filtrasi terjadi pada tembaga dan tujuan ditambahkan aluminium
adalah untuk menyerap radiasi karakteristik dari tembaga. Atenuasi pada tembaga
menghasilkan radiasi karakteristik dengan energi sekitar 8 keV, dimana energinya
cukup untuk mencapai tubuh pasien dan akan menambah osis kulit secara
signifikan. Lapisan aluminium menyerap radiasi karakteristik tersebut. Radiasi
karakteristik mempunyai energi yang sangat kecil (1.5 keV) dan itu akan terserap
pada jarak antara pasien dan filter

C. Ketebalan Filter
Setelah menyeleksi bahan filter, biasanya menggunakan aluminium, langkah
selanjutnya adalah menentukan ketebalan filter yang cocok. Persentasi atenuasi sinar-X
dengan 1, 2, 3, dan 10 mm aluminium dengan variasi energi photon dapat dilihat pada
table 6-1. Dua milimeter aluminium menyerap hamper seluruh photon dengan energi
kurang dari 20 keV, jadi sangat menguntungkan dengan filtrasi yang tercapai dari
ketebalan tersebut. Filter aluminium yang tebalnya lebih dari 3 mm tidak
menguntungkan, faktanya filtrasi yang berlebihan pasti akan merugikan. Pada table 6-1,
pada kolom sebelah kanan memperlihatkan persentasi atenuasi photon dengan 10 mm

9
aluminium, jelas terlihat terlalu banyak filtrasi. Efek dari atenuasi sinar-X secara
keseluruhan, terutama oleh penyerapan photon berenergi tinggi, karena semua photon
berenergi rendah akan diserap oleh filter aluminium yang tipis. Kualitas dari sinar-X
tidak berubah secara signifikan tetapi intensitasnya sangat berkurang. Semakin lama
waktu yang dibutuhkan untuk satu kali exposure, akan menambah kemungkinan
pergerakan pasien selama pemeriksaan.

Gambar 2.2 Tabel Presentase Atenuasi Radiasi Monokromatik dengan Variasi


Ketebalan Alumunium

The National Council on Radiation Protection and Measurements


merekomendasikan total filtrasi diagnostic radiologi. Gambar menampilkan keduanya
inherent dan added filter.

Gambar 2.3 Tabel pedoman penggunaan total filtrasi pada radiologi diagnostic

Grafik efek dari filter aluminium pada 90 kVp pada sinar-X polikromatik dapat
dilihat pada gambar 6-1. Sinar-X tanpa filter tersusun dari spektrum photon, beberapa
mempunyai rentang energi 10-20 keV. Titik tertinggi pada kurva terjadi pada 25 keV.
Filtrasi dapat mengurangi jumlah photon pada sinar-X (Area dibawah kurva), tetapi lebih
penting melakukan seleksi dengan menghilangkan sebagian besar photon berenergi

10
rendah. Intensitas energi rendah terdapat pada kurva bagian kiri yang mengurangi lebih
banyak dibandingkan intensitas energi tinggi pada kurva bagian kanan, dan titik tertinggi
pada kurva bergeser dari 25-30 keV. Secara keseluruhan efeknya kita harus menambah
energi dari sinar-X.

Gambar 2.4 Grafik energy dan intensitas radiasi polikromatik terfilter dan tak
terfilter

D. Efek Filter Terhadap Faktor Eksposi Pasien


Trout and Cowokers mengemukakan derajat proteksi pasien dihasilkan dari tes
beberapa filter, salah satunya diringkas pada table 6-2. Pada percobaan penelitian,
didapatkan dari perkalian hasil radiograf phantom pelvis dengan tebal 18 cm dan
menggunakan faktor eksposi sinar-X sebesar 60 kVp. Awalnya radiograf dibuat tanpa
menggunakan filter dan dilakukan pengulangan dengan menambahkan filter aluminium.
Waktu eksposure ditentukan untuk menghasilkan derajat densitas yang sama, dan dosis
radiasi untuk kulit pada pelvis diukur untuk setiap faktor eksposi. Dapat dilihat pada table
6-2, pengurangan faktor eksposi pasien menunjukkan perbedaan yang signifikan hingga
80% dengan menggunakan 3 mm filter aluminium. Persentase tersebut untuk
pemeriksaan khusus, tetapi hal ini dapat memberikan pengetahuan derajat proteksi yang
diharapkan dari filtrasi yang cukup.
Kerugian utama dari filtrasi adalah pengurangan intensitas sinar-X. filter
menyerap beberapa photon dalam semua tingkat energi dan kita harus mengimbangi

11
photon energi tinggi yang hilang dengan menambah faktor eksposi (mAs). Bahkan kita
perlu menambah faktor eksposi kerena penggunaan filer itu sendiri, pasien menerima
dosis radiasi yang lebih sedikit dengan penggunaan filter sinar-X. tabung sinar-X
memadamkan lebih banyak photon tetapi filter menyerap beberapa photon tersebut, dan
total dosis yang sampai ke pasien benar-benar berkurang.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari pembahasan pada bab II yaitu sebagai
berikut :
1. Penyaringan / filtrasi adalah proses membentuk berkas sinar – X untuk meningkatkan
ratio antara foton yang digunakan untuk pembentukan image atau gambaran terhadap
foton yang meningkatkan dosis pasien atau menurunkan kontras radiograf
2. Filter pada pesawat sinar – X terdiri dari dua yaitu inherent filter (filter bawaan) dan
additional filter (filter tambahan)
3. Ketebalan filter yang digunakan berpengaruh terhadap dosis yang diterima pasien

B. Saran
Dalam pembuatan citra radiograf sebaiknya memperhatika seluruh aspek yaitu
dengan menghasilkan citra radiograf dengan kualitas baik dengan dosis yang lebih rendah
dari yang seharusnya diterima. Penulis menyadari bahwa makalah masih banyak
kekurangan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bushong, Steward C. 2013. Radologic Science for Technologists. 10th edition. United State of
America : CV. Mosby Company.
Curry, Thomas S. 1990. Christensen’s Physics of Diagnostic Radiology. 4th edition. United State
of America : Williams & Wilkins.

14

Anda mungkin juga menyukai