Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Demensia Pada Lansia Di Gampong

Meunasah Blang Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen

Relationship Between Physical Activity And Dementia In Elderly People In The Village Of
Meunasah Blang, Jeunieb District, Bireuen Regency

Nurul Fadhilah1
1
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Email: fadiladila943@gmail.com (Korespondensi)

Abstrak
Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi atau pembakaran
energi. Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor terjadinya Demensia, kurangnya aktivitas fisik pada lansia dapat
meningkatkan resiko terjadinya demensia. Demensia merupakan kerusakan fungsi kognitif global yang biasanya
bersifat preogresif dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian demensia pada lansia di Gampong Meunasah Blang Kecamatan
Jeunieb Kabupaten Bireuen. Penelitian ini bersifat analitik, populasi berjumlah 105 lansia dengan jumlah sampel
105 orang di Gampong Meunasah Blang Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen dan teknik pengambilan sampel
yaitu total sampling. Data dikumpulkan melalui Wawancara berdasarkan kuesioner. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan program komputerisasi dianalisis dengan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai p value = 0,000 (p<0,05), ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas
fisik dengan kejadian demensia pada lansia di Gampong Meunasah Blang Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen.
Disarankan agar Lansia rutin melakukan aktivitas fisik setiap hari seperti berjalan kaki, memasak, melakukan
pekerjaan rumah, dan aktivitas lainnya yang mampu dilakukan oleh lansia untuk mengurangi risiko terjadinya
demensia. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk peneliti selanjutnya yang ingin
meneliti aspek lain yang berhubungan dengan demensia seperti faktor umur, tingkat pendidikan, tekanan darah, dan
faktor genetik.

Kata kunci : Aktivitas Fisik, Kejadian Demensia

Abstrack
Physical activity is a body movement that increases energy and energy expenditure or burning energy. Physical
activity is a factor in the occurrence of dementia, lack of physical activity in the elderly can increase the risk of
dementia. Dementia is a damage to global cognitive function which is usually pre-aggressive and affects everyday
life. The purpose of this study was to determine the relationship between physical activity and the incidence of
dementia in the elderly in Gampong Meunasah Blang, Jeunieb District, Bireuen District. This research is analytical,
with a population of 105 elderly with a sample of 105 people in the Meunasah Blang Village, Jeunieb District,
Bireuen Regency and the sampling technique is total sampling. Data were collected through interviews based on
questionnaires. Data processing was carried out using a computerized program analyzed by Chi Square Test. The
results showed that the p value = 0,000 (p <0,05), this showed that there was a significant relationship between
physical activity and the incidence of dementia in the elderly in Gampong Meunasah Blang, Jeunieb District,
Bireuen District. It is recommended that the elderly routinely perform physical activities every day such as walking,
cooking, doing homework, and other activities that can be done by the elderly to reduce the risk of dementia. It is
expected that the results of this study can be used as a basis for future researchers who want to examine other
aspects related to dementia such as age, education level, blood pressure, and genetic factors.
Keywords: Physical Activity, Dementia Occurrence
PENDAHULUAN lebih dari 65 tahun mencapai 188.100 jiwa
Lansia merupakan seseorang yang dan diperkirakan akan terus meningkat
telah mencapai usia 60 tahun ke atas, setiap tahunnya, hal ini dibuktikan dengan
(Kholifah, 2016). Di seluruh dunia jumlah peningkatan jumlah lansia pada tahun-tahun
lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai sebelumnya sejak tahun 2010-2014
angka 500 juta dengan usia rata-rata 60 (Kemenkes RI 2015). Berdasarkan data
tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 Profil kesehatan Aceh (2016) jumlah
akan mencapai 1,2 milyar (Mubarak et al, penduduk lansia yang berumur >60 tahun
2012). sebanyak 299.442 jiwa, dan yang berumur
Populasi lansia di dunia dari tahun ke >70 sebanyak 116.132 jiwa.
tahun semakin meningkat, pada tahun 2050, Meningkatnya populasi lansia akan
satu dari lima orang di dunia akan berusia 60 menimbulkan berbagai masalah kesehatang
dan lebih tua, pada tahun 2015 dan 2030 yang berkaitan dengan perkembangan
jumlah orang lansia di seluruh dunia kehidupan lansia. Salah satu permasalahan
meningkat menjadi 56 persen, dari 901 juta yang paling umum terjadi pada kelompok
menjadi lebih dari 1,4 miliar. Pada tahun lansia yaiu Demensia atau yang sering kita
2030, jumlah orang berusia 60 ke atas akan sebut pikun (Adha dan Nurhasanah, 2016).
melebihi usia muda yang berusia 15 sampai Demensia masih menjadi masalah kesehatan
24 tahun (Unidop, 2017). Sementara itu di di dunia dikarenakan terus meningkatnya
Asia, menunjukkan bahwa jumlah penduduk jumlah penderita penyakit ini. Pada tahun
lanjut usia berjumlah 508 juta orang (United 2015, menunjukkan bahwa sekitar 46,8 juta
Nations, 2015). orang di seluruh dunia mengalami penyakit
Di Indonesia pada tahun 2015 sudah demensia (Pangeran et al, 2015).
memasuki era penduduk menua (ageing Word Health Organization dan
population) karena jumlah penduduknya Alzaimer’s Disease International
yang berusia 60 tahun ke atas (penduduk Organization tahun 2015 menunjukkan
lansia) melebihi angka 7%. Tahun 2017 lansia dengan demensia di seluruh dunia
terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di mencapai 47,5 juta. Di negara maju seperti
Indonesia. Diprediksi jumlah penduduk Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih
lansia tahun 2020 (27,08 juta) tahun 2025 dari 4 juta lansia menderita demensia. Total
(33,69 juta) tahun 2030 (40,95 juta) dan kasus-kasus demensia baru di seluruh dunia
tahun 2035 (48,19 juta) (Kemenkes RI, setiap tahunnya mencapai 7,7 juta, artinya
2017). setiap 4 detik terdapat 1kasus demensia yang
Dari 34 provinsi di Indonesia baru. Pada tahun 2030 diperkirakan jumlah
sebanyak 19 provinsi memiliki penduduk lansia yang menderita demensia terus
lansia terbanyak melebihi 7% yaitu meningkat sebanyak 75,6 juta, dan akan
(55,88%). Tiga provinsi dengan persentase terus meningkat pada tahun 2050 sebanyak
lansia terbanyak adalah Yogyakarta 135,5 juta. Di Indonesia menurut laporan
(13,81%), Jawa Tengah (12,59%), Jawa World Alzheimer tahun 2015 menunjukkan
Timur (12,25%). Tiga provinsi dengan ada lebih dari 556.000 orang dengan
persentase lansia terkecil adalah Papua demensia. Pada Tahun 2030 jumlahnya akan
(3,20%), Papua Barat (4,33%), Riau (4,35%) meningkat menjadi sebanyak 2,3 juta.
(Kemenkes RI, 2017). Demensia pada lansia memiliki
Pusat data dan informasi kesehatan banyak faktor resiko, seperti umur, tingkat
provinsi Aceh tahun 2015 menunjukkan pendidikan, tekanan darah, asupan nutrisi,
jumlah lansia saat ini dengan rentang usia genetik, jenis kelamin dan kurangnya
aktivitas fisik. Aktivitas untuk mengisi Berdasarkan penelitian yang
waktu senggang pada lansia dapat dilakukan oleh Hidayati (2012) tentang
menurunkan resiko demensia. Latihan fisik Hubungan Aktivitas Fisik dan Aktivitas
untuk meningkatkan daya ingat dapat Kognitif terhadap Kejadian Demensia Pada
dilakukan dengan olahraga ringan seperti, Lansia di Kelurahan Sukabumi Selatan
jalan santai, jogging, berenang, bersepeda, Tahun 2012 menyatakan bahwa terdapat
dan lain-lain secara teratur. olahraga tidak hubungan bermakna antara aktivitas fisik
hanya membuat tubuh bugar dan sehat, dengan demensia (P=0,008), risk rasio
tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan 3,640, 95% Cl (1,209-2,387).
otak untuk membangun sel-sel baru yaitu sel Berdasarkan penelitian yang
dentate gyrus. Hal ini disebabkan karena dilakukan oleh Muzamil dkk (2013) tentang
olahraga dapat membantu sirkulasi darah ke Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan
seluruh tubuh, termasuk otak sehingga Fungsi Kognitif pada Usila di Kelurahan Jati
suplai nutrisi dan oksigen menuju ke otak Kecamatan Padang Timur menyatakan
akan terdistribusi dengan baik, hasilnya bahwa presentase responden dengan
dapat meningkatkan daya ingat dan aktivitas fisik yang aktif memiliki fungsi
meminimalkan penurunan daya ingat kognitif yang normal lebih tinggi,
(Zulkarnain, 2014). dibandingkan responden dengan aktivitas
Menurut penelitian Bowers fisik yang kurang aktif, dari uji statistic di
menunjukkan setelah 10 minggu jogging, peroleh nilai P=0,044, maka dapat
dari mereka yang sebelumnya hanya duduk disimpulkan bahwa terdapat hubungan
saja, ternyata dapat meningkatkan daya ingat antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif.
dan berpikir lebih tajam (Hidayaty (2012) Berdasarkan penelitian yang
dalam Yudhanti, 2015). Penelitian lain juga dilakukan oleh Effendi dkk (2014) tentang
mengatakan bahwa seseorang yang banyak Hubungan antara Aktivitas Fisik dan
melakukan aktivitas fisik termasuk Kejadian Demensia pada Lansia di UPT
berolahraga cenderung memiliki memori Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember
yang lebih tinggi daripada yang jarang menyatakan bahwa terdapat hubungan
beraktivitas. Misalnya bermain tenis, antara aktivitas fisik dan kejadian demensia
bersepeda, senam, berjalan kaki atau pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut
mengerjakan pekerjaan rumah (Effendi dkk, Usia Jember. Dari 43 responden yang
2014). diteliti, sebagian besar mempunyai aktivitas
Aktvitas fisik dapat menstimulasikan fisik yang rendah dan sebagian besar
pertumbuhan saraf yang kemungkinan dapat mengalami demensia.
menghambat penurunan fungsi kognitif pada Berdasarkan hasil data yang peneliti
lansia (Muzammil dkk (2014) dalam dapatkan di UPTD pukesmas Jeunieb
sauliyusta & rekawati (2016)). Menurut jumlah lansia yang berumur 60 tahun ke atas
Krirk Sanches dkk (2013) dalam sauliyusta pada bulan Januari sampai dengan Maret
& rekawati (2016) saat melakukan aktivitas 2018 di Gampong Meunasah Blang
fisik, otak akan distimulasi sehingga dapat sebanyak 105 jiwa. Berdasarkan Hasil
meningkatkan protein di otak yang disebut Wawancara dengan 10 lansia diperoleh
Brain Derived Neutrophic Factor (BDNF). bahwa 6 orang tidak melakukan aktivitas
Protein BDNF ini berperan penting menjaga fisik jenis apapun dengan alasan ada yang
sel saraf tetap bugar dan sehat. Jika BDNF melakukan dan ada juga mengatakan tidak
rendah maka akan menyebabkan kepikunan. sanggup lagi beraktifitas, mengalami
demensia sedangkan 4 lansia melakukan
aktivitas fisik seperti menyapu, memasak, 2. Pedagang 31 29,5
bersepeda dan ada juga yang berkebun, tidak 3. Pensiun 3 2,9
mengalami demensia. 4. Lainnya 47 44,8
Berdasarkan uraian di atas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang Pendidikan
berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik Dengan 1. SD 22 21
Kejadian Demensia Pada Lansia Di 2. SMP 22 21
Gampong Menunasah Blang Kecamatan 3. SMA 58 55,2
Jeunieb Kabupaten Bireuen”. 4. Perguruan Tinggi 3 2,9

METODE Berdasarkan tabel di atas dapat


Desain penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas responden
dengan metode analitik, populasi dalam berumur 60-65 tahun sebanyak 64 orang
penelitian ini adalah lansia yang bertempat (61%), mayoritas jenis kelamin responden
tinggal di gampong meunasah blang adalah laki-laki sebanyak 55 orang (52,4%),
berjumlah 105 orang dan jumlah sampel dan mayoritas pekerjaan responden adalah
dalam penelitian adalah 105 orang. lainnya sebanyak 47 orang (44,8%), serta
Penarikan sampel dalam penelitian ini mayoritas pendidikan responden adalah
dilakukan dengan teknik “total sampling”. SMA sebanyak 58 orang (55,2%).
Instrumen yang digunakan berupa Kuesioner
Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan Diagram 1. Presentase aktivitas
Kuesioner Mini Mental State Examination lansia di gampong meunsah Blang
(MMSE). Uji instrumen tidak dilakukan lagi,
dikarenakan kuesioner yang digunakan
sudah baku. Analisa data yang digunakan Aktivitas Fisik
pada penelitian ini adalah uji univariat dan Sedang Rendah
uji bivariat. Pengumpulan data dilaksanakan Tinggi
pada tanggal 16 s.d 26 agustus 2018.
25,7%
HASIL 36,2%
Data karakteristik responden dapat terlihat 38,1%
pada tabel berikut:
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Karakteristik
Responden (n=105).
Karakteristik f % Diagram 1 menunjukkan bahwa
Umur mayoritas responden beraktivitas seadang
1. 60–65 tahun 64 61 sebanyak 40 orang (38,1%).
2. 66–70 tahun 41 39
J Diagram 2. Persentase kejadian
enis Kelamin demensia pada lansia
1. Laki-laki 55 52,4
2. Perempuan 50 47,6

Pekerjaan
1. Petani 24 22,9
pada lansia di Gampong Meunasah Blang
Kejadian Demensia Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen.
Tidak Demensia Demensia
PEMBAHASAN
Pada tahap ini peneliti akan
46,7% membahas tentang penelitian hubungan
53,3% antara aktivitas fisik dengan kejadian
demensia pada lansia di Gampong
Meunasah Blang Kecamatan Jeunieb
Kabupaten Bireuen.
Data demografi responden dalam
Diagram 2 menunjukkan bahwa penelitian ini meliputi: umur, jenis kelamin,
mayoritas responden tidak mengalami pekerjaan, dan pendidikan. Menurut umur
demensia sebanyak 56 orang (53,3%). mayoritas responden adalah umur 60-65
tahun sebanyak 64 orang (61%). mayoritas
Tabel 1 hubungan aktivitas fisik jenis kelamin responden adalah laki-laki
dengan kejadian demensia pada lansia di sebanyak 55 orang (52,4%), dan mayoritas
gampong meunasah blang kecamatan pekerjaan responden adalah lainnya
jeunieb kabupaten bireuen. sebanyak 47 orang (44,8%), serta mayoritas
pendidikan responden adalah SMA
Kejadian Demensia sebanyak 58 orang (55,2%).
Aktivitas Demensia Tidak Demensia Total P- Hasil penelitian yang dilakukan
Fisik N % N % Value terhadap 105 orang responden yang berada
N % di Gampong Meunasah Blang Kecamatan
Rendah 36 94,7 2 5,3 38 100 Jeunieb Kabupaten Bireuen mayoritas
Sedang 10 25,0 30 75,0 40 100 0,000 responden dengan aktivitas fisik rendah
Tinggi 3 11,1 24 88,9 27 100 sebanyak 38 orang (36,2%), sedangkan
Total 49 46,8 56 53,3 105 responden dengan aktivitas fisik sedang
100 sebanyak 40 orang (38,1%), dan responden
dengan aktivitas fisik tinggi sebanyak 27
Tabel 1 menunjukkan bahwadari 105 orang (25,7%).
responden pada kategori aktivitas fisik Hasil penelitian yang dilakukan
rendah terdapat sebanyak 36 orang (94,7%) terhadap 105 orang responden yang berada
mengalami demensia dan sebanyak 2 orang di Gampong Meunasah Blang Kecamatan
(5,3%) tidak mengalami demensia, pada Jeunieb Kabupaten Bireuen mayoritas
kategori aktivitas sedang terdapat sebanyak responden yang tidak mengalami demensia
10 orang (25,0%) mengalami demensia dan sebanyak 56 orang (53,3%), dan yang
sebanyak 30 orang (75,0%) tidak mengalami mengalami demensia sebanyak 49 orang
demensia. Sedangkan pada kategori aktivitas (46,7%).
fisik tinggi terdapat sebanyak 3 orang Hasil penelitian yang dilakukan
(11,1%) mengalami demensia dan sebanyak terhadap 105 orang responden yang berada
24 orang (88,9%) tidak mengalami di Gampong Meunasah Blang Kecamatan
demensia. Setelah dilakukan uji statistic Jeunieb Kabupaten Bireuen sebagian
dengan uji chi – square didapatkan hasil P responden pada katagori aktivitas fisik
value 0,000 (p<0,05), ini berarti bahwa rendah terdapat sebanyak 36 orang (94,7%)
terdapat hubungan yang bermakna antara mengalami demensia dan sebanyak 2 orang
aktivitas fisik dengan kejadian demensia
(5,3%) tidak mengalami demensia, pada (46,8%) ini dikarenakan lansia kurang
kategori aktivitas sedang terdapat sebanyak beraktivitas menurut laporan dari Physical
10 orang (25,0%) mengalami demensia dan Activity Council Report (2014) menyatakan
sebanyak 30 orang (75,0%) tidak mengalami bahwa penurunan terbesar aktivitas fisik
demensia. Sedangkan pada kategori aktivitas datang dari dewasa tua berusia 55 tahun
fisik tinggi terdapat sebanyak 3 orang sampai seterusnya. Lansia mengurangi
(11,1%) mengalami demensia dan sebanyak aktivitas fisiknya karena mereka merasa
24 orang (88,9%) tidak mengalami aktivitas fisik seperti olahraga tidak cocok
demensia. dengan gaya hidup mereka, meskipun ada
Hasil uji chi-square di dapatkan nilai diantara mereka sadar akan manfaatnya (Lee
p value 0,000 (p<0,005), ini berarti bahwa dkk, 2008).
terdapat hubungan yang bermakna antara Hal ini sesuai dengan pendapat Baert
aktivitas fisik dengan kejadian demensia dkk, (2011) lansia mengatakan bahwa
pada lansia di Gampong Meunasah Blang dirinya sudah mengalami penurunan
Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. kesehatan, sehingga sudah tidak bisa
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang melakukan aktivitas fisik lagi. Menurut
dilakukan oleh izzah (2014) ditemukan WHO dalam Kris & Martono, (2010) faktor
bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik resiko dan pencegahan terjadinya demensia
dengan fungsi kognitif lansia (p=0,000). yaitu selalu aktif secara fisik. Aktivitas fisik
Semakin tinggi aktivitas fisik, maka akan dapat meningkatkan protein di otak yang
semakin tinggi pula skor fungsi kognitifnya. disebut Brain Derived Neutrophic Factor
Berdasarkan penelitian yang (BDNF). Protein BDNF ini berperan penting
dilakukan oleh Yudhanti dan Suratini (2015) menjaga sel saraf tetap bugar dan sehat. Jika
tentang Hubungan Aktivitas Fisik dengan kadar BDNF rendah maka akan
Kejadian Demensia pada Lansia Di Balai menyebabkan penyakit kepikunan (Kirk-
Pelayanan Sosial Tresna Werdha Sanchez & Mc Gough, 2013).
Yogyakarta Unit Budi Luhur menyatakan Asumsi peneliti yang dapat
bahwa ada hubungan positif yang signifikan disimpulkan bahwa lansia mengalami
antara aktivitas fisik dengan kejadian demensia dikarenakan tidak aktif secara
demensia pada lansia di Balai Pelayanan fisik sehingga rendahnya protein BDNF di
Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi dalam otak yang membuat lansia mengalami
Luhur didapatkan nilai signifikan p-value penyakit kepikunan (demensia). Jadi, dapat
sebesar 0,000 (p-value < 0,05). disimpulkan bahwa semakin tinggi aktivitas
Berdasarkan penelitian yang fisik yang dilakukan oleh lansia maka dapat
dilakukan oleh Sauliyusta dan Rekawati menurunkan resiko terjadinya demensia dan
(2016) tentang aktivitas fisik memengaruhi sebaliknya jika semakin rendah aktivitas
fungsi kognitif lansia menyatakan bahwa fisik yang dilakukan oleh lansia semakin
responden dengan tingkat aktivitas fisik tinggi resiko terjadinya demensia.
yang tinggi memiliki fungsi kognitif yang
normal. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= KESIMPULAN
0,000 maka dapat disimpulkan ada Berdasarkan hasil penelitian tentang
hubungan antara tingkat aktivitas fisik hubungan aktivitas fisik dengan kejadian
dengan fungsi kognitif. demensia pada lansia di Gampong
Berdasarkan penelitian ini Meunasah Blang Kecamatan Jeunieb
menunjukkan bahwa sebagian dari lansia Kabupaten Bireuen dengan sampel sebanyak
mengalami demensia dengan jumlah 49 105 orang dapat disimpulkan bahwa:
1. Mayoritas responden berumur 60-65 Unidop. (2017). International Day of Older
tahun sebanyak 64 orang (61%), Persons
mayoritas jenis kelamin responden 2017.https//www.un.org/devloppm
adalah laki-laki sebanyak 55 orang ent/desa/ageing/international-day-
(52,4%), dan mayoritas pekerjaan ofolder-
responden adalah lainnya sebanyak 47 personshomepage/unidop2017.html
orang (44,8%), serta mayoritas Kemenkes, RI. (2017). Situasi dan Analisis
pendidikan responden adalah SMA Lanjut Usia. Kementerian
sebanyak 58 orang (55,2%). Kesehatan RI. Jakarta.
2. Mayoritas responden dengan aktivitas . (2015). Profil Kesehatan
fisik tinggi sebanyak 27 orang (25,7%), Indonesia2014. Kementrian
sedangkan responden dengan aktivitas Kesehatan RI 2015. Jakarta.
sedang sebanyak 40 orang (38,1%), dan Adha Fahmi Rizal Mohd dan Nurhasanah.
responden dengan aktivitas fisik rendah (2016). Gambaran Demensia Pada
sebanyak 38 orang (25,7%). Mayoritas Usia Lanjut Di UPTD Rumoh
responden tidak mengalami demensia Sejahtera Geunaseh Sayang Ulee
sebanyak 56 orang (53,3%), dan yang Kareng Banda Aceh. Jurnal
mengalami demensia sebanyak 49 orang Fakultas Keperawatan Universitas
(46,7%). Syiah Kuala Banda Aceh.
3. Setelah dilakukan uji statistik dengan uji M. Pangeran, A. Wimo, M. Guerchet, G.
chi – square didapatkan hasil P value Ali, YT Wu, dan M. Prina,
0,000 (p<0,05), ini berarti bahwa Alzheimer World Report. (2015).
terdapat hubungan yang bermakna antara Global Dampak Demensia.
aktivitas fisik dengan kejadian demensia Analysis dari Prevalensi, Insiden,
pada lansia di Gampong Meunasah andTrends Biaya, Alzheimer
Blang Kecamatan Jeunieb Kabupaten Disease International, London,
Bireuen. Maka hipotesis Ha diterima dan Inggris, tahun 2015.
hipotesis Ho ditolak. WHO. (2015). 10 fact on dementi
Diharapkan penelitian ini dapat (http://ww.who.int/features/factfiles
dijadikan sebagai informasi kepada /dementia/en/).
pelayanan keperawatan dan dapat Zulkarnain. (2014). Peran latihan Fisik
mengaplikasikannnya dalam pelayanan Teratur Terhadap Fungsi Memori
keperawatan. Diharapkan hasil penelitian ini dan Kognitif Wanita Pasca
dapat digunakan sebagai landasan untuk Menopause. JFakultas Kedokteran
peneliti selanjutnya yang ingin meneliti Universitas Syah Kuala Nangro
aspek lain yang berhubungan dengan Aceh Darussalam. 14(3):1-5..
demensia seperti faktor umur, tingkat Hidayaty Fithria Dian. (2012). Hubungan
pendidikan, tekanan darah, dan faktor Aktivitas Fisik dan Aktiitas
genetik. Kognitif terhadap Kejadian
Demensia pada Lansia di
REFERENSI Kelurahan Sukabumi Selatan.
Kholifah. (2016). Modul Keperawatan Skripsi Program Studi Kedokteran
Gerontik. Tim P2M2. Jakarta. Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Mubarrak, et.al. (2012). Ilmu Keperawatan Hidayatullah. Jakarta
Komunitas konsep dan Aplikasi. Effendi, A. D., Mardijana, A. dan Dewi, R.
Jakarta. Selemba Medika. (2014). Hubungan Antara Aktivitas
fisik dan Kejadian Demensia pada Baert, V., dkk. (2011). Motivators and
Lansia Di UPT Pelayanan Sosial barriers for physical activity in
Lanjut Usia Jember. e-Jurnal older old: a systematic review.
Pustaka Kesehatan Vol. 2, 332-336. Ageing Research, 10. 464–476. doi:
Muzammil, M.S, Afriwadi, & Martini R.D. 10.1016/j.arr.2011.04.001
(2013). HubunganAktivitas Fisik Krik Sanchez, N.J., dan McGough, E.L.
Dengan Fungsi Kogntif Pada Usila (2013). Physical Exercise And
Di Kelurahan Jati Kecamatan Cognitive Performace In The
Padang Timur. Jurnal Fakultas Ederly Current perpectives.
Kedokteran Universitas Andalas, Dovepress, 9, 51-62.
3(2), 202-205. Martono, Hadi dan Kris. (2010). Geriatri
Izzah Aqizatul. (2014). Hubungan Aktivitas (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Ed,
Fisik dengan Fungsi Kognitif 4. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Lansia dada Lansia Usia 60-69
Tahun di Kelurahan Purwokerto
Kecamatan Blimbing Kota Malang.
Jurnal Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadyah
Malang.
Yudhanti Evina dan Suratini (2015).
Hubungan Aktivitas fisik dengan
Kejadian Demensia pada Lansia Di
Balai Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Yogyakarta Unit Budi
Luhur. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Asisyiyah Yogyakarta.
Sauliyusta Mersiliya & Rekawati Etty,
(2016). Aktivitas Fisik
Memengaruhi Fungsi Kognitif
Lansia. Jurnal Keperawatan
Indonesia, pISSN 1410-4490, eISSN
2354-9203.
Physical Activity Council. (2014). 2014
participation report. USA: Sports
Marketing Survey USA
Lee, L.L., Arthur, A., & Avis, M. (2008).
Using self-efficacy theory to
develop interventions that help
older oepole overcome
psychological barriers to physical
activity: a discussion paper.
International Journal of Nursing
Studies, 45, 1690–1699. doi:
http://dx.doi.org/
10.1016/j.ijnurstu.2008.02.012.

Anda mungkin juga menyukai