Anda di halaman 1dari 18

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL
Pendidikan Sains PPs Unesa
ISBN: 978-602-73229-0-4

Tema:
“Pemanfaatan Asesmen Elektronik dan Hasil Penelitian Sains
Bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Peneliti untuk
Menjawab Tantangan MEA”

Sabtu, 14 Januari 2017


Gedung K10
Program Pascasarjana

Kampus Unesa Ketintang


Jl. Ketintang, Surabata
Jawa Timur 60231

Universitas Negeri Surabaya


Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

i
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa Tahun 2017
“Pemanfaatan Asesmen Elektronik dan Hasil Penelitian Sains Bagi Guru, Tenaga
Kependidikan, dan Peneliti untuk Menjawab Tantangan MEA”
Surabaya, 14 januari 2017

ISBN: 978-602-73229-0-4

Diterbitkan:
Program Studi Pendidikan Sains
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya
Gedung K10 Unesa
Jalan Ketintang, Surabaya 60231
Telepon/Faksimil: +6231-8293484
semnas2017.pascaunesa@gmail.com
http://pasca.unesa.ac.id
http://spensa-pascaunesa.com

Hak cipta ©2017 ada pada penulis


Artikel pada prosiding ini dapat digunakan, dimodifikasi, dan disebarkan secara bebas untuk
tujuan bukan komersil (non profit), dengan syarat tidak menghapus atau mengubah atribut
penulis. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang kecuali mendapatkan izin terlebih
dahulu dari penulis.

ii
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa Tahun 2017
“Pemanfaatan Asesmen Elektronik dan Hasil Penelitian Sains Bagi Guru, Tenaga
Kependidikan, dan Peneliti untuk Menjawab Tantangan MEA”
Surabaya, 14 januari 2017

Copyright Notice
©program studi pendidikan sains, program pascasarjana universitas negeri Surabaya
Seluruh isi dalam prosiding ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing penulis.
Jika dikemudian hari ditemukan indikasi plagiasi dan berbagai macam kecurangan akademik
yang dilakukan oleh para penulis maka pihak penyelenggara dan tim penyunting (editor) tidak
bertanggungjawab atas segala bentuk plagiasi dan berbagai macam kecurangan akademik
yang terdapat pada isi masing-masing naskah yang diterbitkan dalam Prosiding ini. Para
penulis tetap mempunyai hak penuh atas isi tulisannya tetapi mengijinkan bagi setiap orang
yang ingin mengutip isi tulisan dalam Prosiding ini sesuai dengan aturan akademik yang
berlaku.

Terbitan Ketujuh: Januari 2017


ISBN: 978-602-73229-0-4

Penyunting Ahli:
Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, M.Pd.
Prof. Dr. Suyono, M.Pd.
Prof. Dr Budi Jatmiko, M.Pd.
Dr. Wahono Widodo, M.Pd.
Z.A. Imam Supardi, Ph.D.
Penyuntin Pelaksana:
Meida Wulan Sari, S.Pd.
Lailatul Tarwiyati, S.Pd.
Dian Avina Turja S, S.Pd.
Alfanahdia Hanum, S.Pd.
Hafizhah Sri Nugraha, S.Pd.
Agung Suci Dian Sari, S.Si.
Raudatul Jannah, S.Pd.

Diterbitkan oleh:
Program Studi Pendidikan Sains
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

© HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

iii
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa Tahun 2017
“Pemanfaatan Asesmen Elektronik dan Hasil Penelitian Sains Bagi Guru, Tenaga
Kependidikan, dan Peneliti untuk Menjawab Tantangan MEA”
Surabaya, 14 januari 2017

SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARA


SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS TAHUN 2017

Advisory committee
Prof. Dr. Ismet Basuki, M.Pd.
Prof. Dr. Rudiana Agustina, M.Pd.

Organizing committee
Bayuda Luqman Al Farisi, S.Pd.
Annisa Harmanto, S.Pd.
Bagus Rahmad Wijaya, S.Pd.
Riza Dwi Puspitasari, S.Pd.
Rachma Murtisari Prihastanti, S.Pd.
Sophia Allamin, S.Pd.

Technical Meeting
Meida Wulan Sari, S.Pd. Windha Herjinda, S.Pd.
Lailatul Tarwiyati, S.Pd. Aminullah, S.Pd.
Alfanahdia Hanum, S.Pd. Mu‟jizatul A‟iniyah, S.Pd.
Dian Afina T. Soffa, S.Pd. Dwi Rahmi Putri, S.Pd.
Hafizhah Sri Nugraha, S.Pd. Fita Sukma Arini, S.Pd.
Agung Suci Dian Sari, S.Si. Gusti Ayu Rai Tirta, S.Pd.
Raudatul Jannah, S.Pd. Dwi Bagus Rendy A. P., S.Pd.
Luky Biyan Susanti, S.Pd. Dian Noer A., S.Pd.
Ernita Vika Aulia, S.Pd. Dewi Nur Arofah, S.Pd.
Devy Evylia Purmawanti, S.Pd. Nindy Silvia Melyasa, S.Pd.
Puspa Arum Dwi S., S.Pd. Puji Rahayu, S.Pd.
Arinta Rezty Wijayaningputri, S.Pd. Junaidi, S.Pd.
Linda Wirianty, S.Pd. Hamsa Doa, S.Pd.
Sunandar Azmaul Hadi, S.Pd. As‟ad Furqon Syadzili, S.Pd.
Kirana Widya hariapsari, S.Pd. Ladislaus Hatul, S.Pd.
Himatul Aliyah, S.Pd. Muh. Rangga Wali, S.Pd.
Merina Safitri, S.Si Sri Wulan, S.Pd.
Siti Aisyah, S.Pd.

iv
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa Tahun 2017
“Pemanfaatan Asesmen Elektronik dan Hasil Penelitian Sains Bagi Guru, Tenaga
Kependidikan, dan Peneliti untuk Menjawab Tantangan MEA”
Surabaya, 14 januari 2017

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Salam sejahtera bagi kita semua.
Puji Syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan berkah dan rahmahNya
sehingga prosiding yang berisi kumpulan makalah yang dihimpun dari Seminar Nasional
Pendidikan Sains PPs Unesa tahun 2017dapat diselesaikan. Seminar Nasional pendidikan
sains PPs Unesa tahun 2017 ini mengambil tema “Pemanfaatan Asesmen Elektronik dan Hasil
Penelitian Sains Bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Peneliti untuk Menjawab Tantangan
MEA” dan diselenggarakan pada tanggal 14 januari 2017 di Surabaya, yang merupakan suatu
kegiatan ilmiah tahunan yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Sains, Program
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Seminar ini merupakan tempat bertukar pikiran
para pelaku, pemerhati, dan stakeholder pada bidang sains, terapan, dan pembelajaran sains
yang meliputi guru, mahasiswa, dosen, widyaiswara, dan peneliti.
Prosiding ini memuat makalah utama dari pembicara utama yaitu Sumarna Surapranata,
Ph.D (Direktrul Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud) dan Prof. Dr. Budi
Jatmiko, M.Pd. (Guru Besar Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya), serta dari
makalah berbagai kalangan peneliti yang nantinya akan mengikuti presentasi parallel yang
mencakup pembelajaran, ilmu sains terapan dengan berbagai topik yang beragam dan berasal
dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Prosiding Seminar Nasional ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
untuk menyebarluaskan dan menyumbangkan hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
terangkum dalam makalah yang disajikan dalam presentasi parallel.
Kami berharap kegiatan ilmiah ini dapat memunculkan ide-ide baru serta motivasi yang
daoat melahirkan inovasi-inovasi baru untuk memberikan sumbangsih terhadap kemajuan
pendidikan yang ada di Indonesia khususnya dalam pemanfaatan asesmen elektronik para
pelaku pendidikan sebagai bekal untuk menghadapi era MEA. Selain itu kami juga berharap
kegiatan ilmiah ini terlaksana dengan baik dan tanpa halangan, dan tentunya setiap usaha
manusia pasti memiliki kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami dari segenap panitia
memohon maaf apabila terdapat kesalahan pada acara kami.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Surabaya, 14 Januari 2017


Ketua Pelaksana

v
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa Tahun 2017
“Pemanfaatan Asesmen Elektronik dan Hasil Penelitian Sains Bagi Guru, Tenaga
Kependidikan, dan Peneliti untuk Menjawab Tantangan MEA”
Surabaya, 14 januari 2017

SAMBUTAN KETUA PANITIA


SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS
PROGRAM PASCASARJANA UNESA
14 JANUARI 2017

Assalamualaikum, Wr.Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmatNya kepada kita semua sehingga pada hari yang berbahagia ini kita dapat berkumpul
pada sebuah acara Seminar Nasional yang diadakan oleh Pendidikan Sains PPs Unesa.
Selamat dating, kami ucapkan kepada:
Yth. Rektor Universitas Negeri Surabaya,
Yth. Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
Yth. Ketua Prodi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
Yth. Sumarna Surapranata, Ph.D., sebagai nara sumber
Yth. Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd., sebagai nara sumber
Yth. Bapak/Ibu dosen PPs Unesa
Peserta Seminar Nasional dan hadirin sekalian yang berbahagia.
Sesuai dengan misi perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, maka Universitas Negeri Surabaya
dalam hal ini Prodi Pendidikan Sains PPs Unesa menyelenggarakan Seminar Nasional dengan
tema “Pemanfaatan Asesmen Elektronik dan Hasil Penelitian Sains bagi Guru, Tenaga
Kependidikan, dan Peneliti untuk Menjawab Tantangan MEA” yang mendapatkan respon dari
dunia pendidikan, para peneliti, guru, dosen, dan mahasiswa untuk mengikuti seminar kali ini.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan inovasi serta memenuhi pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya khususnya dalam bidang pendidikan.
Perlu kami sampaikan bahwa seminar kali ini diikuti oleh teman-teman peneliti dari
berbagai daerah seluruh Indonesia sehingga sudah memenuhi persyaratan sebagai seminar
nasional. Adapun narasumber dalam seminar ini beliau Sumarna Surapranata, Ph.D. dan Prof.
Dr. Budi Jatmiko, M.Pd.
Seminar Nasional ini dapat terselanggara berkat bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan yang sangat baik ini kami tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada
Rektor Universitas Negeri Surabaya, Narasumber, Bapak/Ibu dosen, dan peserta seminar
nasional. Tidak lupa juga terima kasih kepada seluruh panitia yang terlibat dalam persiapan
dan pelaksanaan seminar ini dengan tenaga, pikiran dan semangat kerjasama yang sangat baik
dan pihak sponsor yang telah berpartisiapasi dalam kegiatan seminar nasional serta pihak-
pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

vi
Kami menyadari bahwa dalam penyelenggaraan seminar ini masih terdapat kekurangan
baik dalam penyajian secara pelayanan maupun keterbatasan fasilitas. Untuk itu, kami
sampaikan mohon maaf sebesar-besarnya, kami sangat terbuka menerima masukan dari
berbagai pihak untuk membangun dan memperbaiki seminar selanjutnya. Harapan kami
semoga seminar kali ini berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir acara, Amin YRA.
Akhir kata semoga kita semua mendapatkan manfaat dari kegiatan kali ini sehingga
mampu mewujudkan atmosfer riset yang baik dan budaya riset yang kokoh, berkelanjutan dan
berkualitas sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

vii
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa Tahun 2017
“Pemanfaatan Asesmen Elektronik dan Hasil Penelitian Sains Bagi Guru, Tenaga
Kependidikan, dan Peneliti untuk Menjawab Tantangan MEA”
Surabaya, 14 januari 2017

DAFTAR ISI PROSIDING

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
EDITOR BOARD ......................................................................................................... ii
SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARA ............................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................... v
SAMBUTAN KETUA PANITIA SEMINAR .............................................................. vi
DAFTAR ISI PROSIDING ........................................................................................... viii
DAFTAR MAKALAH
DAFTAR MAKALAH UTAMA .......................................................................... ix
DAFTAR MAKALAH KONSENTRASI PEND. BIOLOGI ............................... x
DAFTAR MAKALAH KONSENTRASI PEND. KIMIA .................................. xiii
DAFTAR MAKALAH KONSENTRASI PEND. IPA ........................................ xv
DAFTAR MAKALAH KONSENTRASI PEND. FISIKA ................................. xix
DAFTAR MAKALAH KONSENTRASI UMUM ............................................... xxii

viii
DAFTAR MAKALAH KONSENTRASI PEND. IPA
No Halaman
13 Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA D96-D107
Model Kooperatif Tipe STAD dengan Strategi Talking Chips untuk
Melatih Keterampilan Komunikasi dan Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa
Nur Soma
14 Kajian Model Pembelajaran RDC (Reading, Doing, and Communicating) D108-D115
dalam Pembelajaran IPA di SMP Melalui Pendekatan Saintifik
Teguh Firmansyah
15 The Concept of Sharing Knowledge and Information of Research Results D116-D120
in Modern MEA
Jeanne Francoise
16 Keterampilan Menulis Laporan Eksperimen dan Berpikir Kritis Fisika D121-D127
Siswa SMA pada Pembelajaran Listrik Arus Searah
Nasrun Balulu1), Budi Jatmiko2), Johan Umamit3), dan Nurida Mustafa4)
17 Efektivitas Lembar Kegiatan Siswa dan Kit IPA Materi Energi dalam D128-D132
Sistem Kehidupan untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
SMP
Ismi Faridlatul Qary1), Pungky Dilaka Putri2), dan Yuliana Anggraini
Imran3)
18 Peningkatan Frekuensi dan Kualitas Penyampaian Pendapat dengan D133-D139
Penggunaan Real Object dalam Pembelajaran Inkuiri pada Materi Gaya
Kelas VIII-B
Reva Rensila Iasha1) dan Maria Magdalena Verawati2)
19 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games D140-D145
Tournament (TGT) sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Kelas VII C SMP Negeri 10 Kota Bima Tahun Ajaran 2014/2015
Widya Astuti1), Arif Rizal2), dan Agustin Rahmawati3)
20 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan D146-D154
Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa PGSD
I Gusti Ayu Tri Agustiana1), Rudiana Agustini2), dan Muslimin Ibrahim3)
21 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Learning Cycle 5e Pada D155-D162
Materi Zat dan Perubahannya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa SMP
Azizah.J
22 Kesiapan Pendidikan Indonesia untuk Melatihkan High Order Thinking D163-D170
Skill-HOTS dalam Menghadapi MEA
Faisal Can Putra1), Ichsan Muttaqin2), dan Ika Utami Setyarini3)
23 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing D171-D176
untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
Fitri Kurniati
24 Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA dengan Pendekatan D177-D182
Kontekstual Melalui Model Inkuiri Terbimbing Melatihkan Literasi
Sains Siswa
Ria Gustina1) dan Noraida2)

xvi
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa 2017 ISBN:978-602-73229-0-4
Surabaya, 14 Januari 2017

KESIAPAN PENDIDIKAN INDONESIA UNTUK MELATIHKAN HIGH ORDER


THINKING SKILL-HOTS DALAM MENGHADAPI MEA
Faisal Can Putra1), Ichsan Muttaqin2) Ika Utami Setyarini3)
Guru SMPN 1 Barru dan Mahasiswa S-2 Sains Pascasarjana UNESA
Guru SMPN 3 Meolabuh dan Mahasiswa S-2 Sains Pascasarjana UNESA
Guru SMPN 6 Bontang dan Mahasiswa S-2 Sains Pascasarjana UNESA
e-mail : ummah.faisal@yahoo.com

Abstrak
Kajian Literatur ini untuk mengembangkan Kesiapan Pendidikan Indonesia untuk melatihkan High
Order Thinking Skill (HOTS) dalam menghadapi MEA. Berdasarkan hasil dari Programme for
International Student Assessment (PISA) pada tahun 2015 . Indonesia berada peringkat 60 dari 68
negara partisipan PISA. Skor total Indonesia pada PISA adalah 403 dan skor rata-rata seluruh
negara partisipannya adalah 493. (OECD, PISA: 2015). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
bahwa skor Indonesia berada dibawah rata-rata skor seluruh negara partisipan PISA. MEA
merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
Terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan suatu
momentum yang baik untuk Indonesia.. Untuk itu diperlukan penerapan Kesiapan Pendidikan
Indonesia untuk melatihkan High Order Thinking Skill (HOTS) dalam menghadapi MEA untuk
memulai memperbaiki sistem pendidikan yang ada di Indonesia melalui perbaikan kurikulum yang
berjalan. Kesiapan pendidikan indonesisa dari segi peran guru profesional sebagai pencetak para
sumber daya manusia yang kelak akan menjadi pelaku di era MEA serta kesiapan siswa untuk
melatih daya nalar dalam menghadapi permasalahan.
Kata-kata Kunci: Pendidikan Indonesia, High Order Thinking Skills (HOTS), dan MEA.

Abstract
Literature aims to develop Indonesia's Education Readiness to have High Order Thinking Skills
(HOTS) in the face of the MEA. Based on the results of the Programme for International Student
Assessment (PISA) in 2015. Indonesia was ranked 60 out of 68 participating countries PISA.
Indonesia's total score on the PISA is 403 and the average score of all countries participants is
493. (OECD, PISA: 2015). Based on the above data it can be concluded that Indonesia's score is
below the average score of all the participating countries PISA. MEA is a form of realization of
the ultimate goal of economic integration in Southeast Asia. There are four things that will be the
focus of the AEC in 2015 which can be used as a good momentum for Indonesia .. It is necessary
for the implementation of Indonesia's Education Readiness to have High Order Thinking Skills
(HOTS) in the face of MEA to start repairing the existing education system in Indonesia through
improvements in curriculum running. Indonesisa education readiness in terms of the professional
role of the teacher as a printer of the human resources that would become actors in the era of
MEA and readiness of students to exercise the power of reason in dealing with problems.
Keywords: Indonesia Education, High Order Thinking Skills (HOTS), and MEA
PENDAHULUAN
Tahun 2015 merupakan momen kesepakatan yang dimaksud yaitu kemampuan berkomunikasi,
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau Pasar melakukan analisis dan pemecahan masalah,
Ekonomi ASEAN mulai berlaku. Kesepakatan ini beradaptasi dalam perubahan serta berpikir kritis
tak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tapi (Jolanda J, 2014).
juga sektor-sektor lainnya. Tak terkecuali sektor Pernyataan sebelumnya memunculkan
“pendidikan” sebagai penggerak pembangunan pertanyaan apakah pendidikan di Indonesia
manusia serta . Masyarakat Ekonomi ASEAN memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan
(MEA) menuntut keterampilan pemecahan MEA?. Pemerintah Indonesia harus optimis
masalah menjadi salah satu keterampilan yang diantara banyaknya pesismisme disana-sini
dibutuhkan oleh tenaga kerja Indonesia. Menurut terkait kesiapan Indonesia menghadapi AEC
Adhe Nuansa Wibisono (2015), MEA menjadi 2015 bentuk optimisme ini diwujudkan dalam
peluang untuk melakukan ekspansi tenaga kerja berbagai upaya baik secara subtantif maupun
ke negara-negara ASEAN lainnya. Kompetensi moril dengan mengajak seluruh elemen bangsa

D-163
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa 2017 ISBN:978-602-73229-0-4
Surabaya, 14 Januari 2017

untuk bersiap, membuka diri, belajar, bersaing menganalisis, sedangkan SMA sampai pada
dengan negara-negara ASEAN lainnya tanpa tingkat mencipta. Pembatasan kompetensi dasar
berupaya mengesampingkan angka-angka ini berdampak pada proses pembelajaraan,
statistik tentang ketidaksiapan Indonesia dalam seolah-olah siswa yang tingkatan dasar dibatasi
menyongsong AEC 2015 namun keputusan telah cukup sampai pada preoses berfikir memahami
diambil bangsa ini sudah menyatakan siap sedangkan level berfikir tingkat tinggi (high
membuka diri dan bersaing sehingga angka- order thinking skills) baru diberikan pada
angka yang menunjukkan kualitas bangsa tingkatan atas seperti SMA/SMK.
Indonesia secara kompetensi. (Sjamsul, 2008, p. Hasil dari Programme for International
78). Student Assessment (PISA) pada tahun 2015 .
MEA sebagai sarana untuk peningkatan Indonesia berada peringkat 60 dari 68 negara
kualitas pendidikan di Indonesia hal ini bertujuan partisipan PISA. Skor total Indonesia pada PISA
agar sumber daya manusia Indonesia siap adalah 403 dan skor rata-rata seluruh negara
menghadapi persaingan yang semakin ketat partisipannya adalah 493. (OECD, PISA: 2015).
dengan negara-negara lain. Oleh karenanya Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa
pemerintah harus mampu meningkatkan kualitas, skor Indonesia berada dibawah rata-rata skor
mutu sekolah dan perguruan tinggi melalui seluruh negara partisipan PISA. Jika dibiaran
sertifikasi, akreditasi, standarisasi, peningkatan seperti ini, maka di masa depan Indonesia secara
gaji dan kesejahteraan pendidik dan rekrutmen umum akan memiliki SDM yang akan kalah
pendidik yang professional. Maka, harus dalam persaingan global. Hal ini akan
dilakukan pergeseran peran pendidikan dan memancing orang-orang dari negara lain yang
sekolah, dari peran yang berorientasi defisit, SDM-nya terbukti unggul menyerbu Indonesia
(orientasi yang menekankan kepada penanganan sebagai tempat untuk bekerja dan itu sudah mulai
kesulitan peserta didik dan asesmen dalam terlihat saat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
bentuk ranking), kepada peran yang berorientasi sudah berlaku di Indonesia.
perkembangan (orientasi yang menekankan Tujuh indikator keterampilan berpikir
kepada pengembangan ragam potensi peserta tingkat tinggi siswa mendapatkan tingkat
didik dan asesmen autentik). Inovasi pendidikan capaian kurang baik, yaitu untuk indikator
persekolahanpun mesti menyangkut banyak identifikasi masalah, kesimpulan, evaluasi,
aspek secara komprehensif. prediksi, berpikir deduktif, berpikir induktif,
Aspek-aspek untuk inovasi sekolah (Milton dan berpikir kreatif. Tiga indikator lainnya
Chen (2010) menyangkut: (1) pengembangan yaitu mengambil keputusan, analisis, dan
cara berpikir peserta didik yang menekankan mengusulkan solusi, mendapatkan tingkat
kepada cara berpikir tinggi (higher order capaian baik. Respon siswa terhadap self
thinking), (2) kurikulum yang mengakomodasi assessment sangat positif, mereka senang
ragam peserta didik dan ragam belajar (diverse dengan adanya self assessment. (Sudarmin,
learner diverse learning) dan diikuti dengan 2015, p. 1466) Kemudian respon siswa terhadap
asesmen autentik, (3) pemanfaatan teknologi keterampilan berpikir tingkat tinggi, mereka
sebagai alat bekerja dan alat belajar, (4) waktu, merasa belum memiliki keterampilan berpikir
tempat, dan sumber belajar yang dimungkinkan tingkat tinggi dan mengharapkan adanya
terjadi kapan saja dan dalam tempat dan sumber pengembangan terhadap keterampilan berpikir
yang beragam, (5) pembelajaran kolaboratif yang tingkat tinggi mereka.
melibatkan orang tua dan sumber-sumber atau a. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
lembaga lain, (6) pemahaman mendalam ASEAN merupakan kekuatan ekonomi
terhadap peserta didik yang hidup sebagai ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok,
generasi digital. Kurikulum pendidikan yang di mana terdiri dari 10 Negara yaitu
berlaku saat ini di Indonesia adalah kurikulum Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,
2013. Kurikulum ini telah direvisi seiring Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam,
dikeluarkannya permendikbud no.24 tahun 2016. Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Dimana kurikulum 2013 yang lalu sebelum di Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN
revisi kompetensi dasar untuk siswa tiap jenjang (MEA) berawal dari kesepakatan para
pendidikan berbeda yaitu SD hanya sampai pada pemimpin ASEAN dalam Konferensi
tingkat memahami, SMP menerapkan dan Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember 1997

D-164
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa 2017 ISBN:978-602-73229-0-4
Surabaya, 14 Januari 2017

di Kuala Lumpur, Malaysia. Pada KTT negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan
selanjutnya yang berlangsung di Bali partisipasi negara-negara di kawasan Asia
Oktober 2003, petinggi ASEAN Tenggara pada jaringan pasokan global
mendeklarasikan bahwa pembentukan MEA melalui pengembangkan paket bantuan
pada tahun 2015. Kesepakatan ini tak hanya teknis kepada negara-negara Anggota
berdampak pada sektor ekonomi, tapi juga ASEAN yang kurang berkembang. Hal
sektor-sektor lainnya. Tak terkecuali tersebut dilakukan untuk meningkatkan
“pendidikan”. kemampuan industri dan produktivitas
sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan
MEA merupakan bentuk realisasi dari partisipasi mereka pada skala regional
tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia namun juga memunculkan inisiatif untuk
Tenggara. Terdapat empat hal yang akan menjadi terintegrasi secara global.
fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat Berdasarkan ASEAN Economic Blue print,
dijadikan suatu momentum yang baik untuk MEA sangat dibutuhkan untuk memperkecil
Indonesia. kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam
1) Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini hal pertumbuhan perekonomian dengan
akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan meningkatkan ketergantungan anggota-anggota
pasar dan basis produksi. Dengan didalamnya. Semakin dekatnya MEA dan masih
terciptanya kesatuan pasar dan basis banyaknya masyarakat yang belum memahami
produksi maka akan membuat arus barang, hal ini, besar kemungkinan menjadi masalah
jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar bagi bangsa kita. Karena hal tersebut dapat
besar, dan skilled labour menjadi tidak ada menimbulkan kegagapan massal, terutama bagi
hambatan dari satu negara ke negara lainnya angkatan kerja yang tidak terdidik dan tidak
di kawasan Asia Tenggara. terlatih.
2) MEA akan dibentuk sebagai kawasan Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
ekonomi dengan tingkat kompetisi yang 2014 di Indonesia menunjukkan bahwa penduduk
tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan di atas 15 tahun yang bekerja berdasarkan tingkat
yang meliputi competition policy, consumer pendidikan secara berurutan adalah: SD 46,8%,
protection, Intellectual Property Rights SLTP 17,82%, SLTA 25,23% dan pendidikan
(IPR), taxation, dan E-Commerce. Dengan tinggi 10,14%. Jika dilihat dari data tersebut,
demikian, dapat tercipta iklim persaingan lulusan pendidikan dasar lebih mendominasi,
yang adil; terdapat perlindungan berupa oleh karena itu mampukah pendidikan Indonesia
sistem jaringan dari agen-agen perlindungan menyiapkan sumber daya manusia yang
konsumen; mencegah terjadinya kompetitif dan mampu bersaing menyongsong
pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan pasar bebas ASEAN / yang lebih dikenal dengan
transportasi yang efisien, aman, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
terintegrasi; menghilangkan sistem Double a. Pendidikan di Indonesia
Taxation, dan; meningkatkan perdagangan Pendidikan merupakan kewajiban bagi
dengan media elektronik berbasis online. seluruh Warga Negara Indonesia. Untuk itu
3) MEA juga akan dijadikan sebagai kawasan pemerintah telah mencanangkan Wajib Belajar 9
yang memiliki perkembangan ekonomi yang Tahun, hal ini sejalan dengan Undang-Undang
merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya Pendidikan Nasional Pasal 3 yang mnyatakan
saing dan dinamisme UKM akan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mengembangkan kemampuan dan membentuk
mereka terhadap informasi terkini, kondisi watak serta peradaban bangsa dan bermartabat
pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
dalam hal peningkatan kemampuan, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
keuangan, serta teknologi. didik agar menjadi individu beriman dan
4) MEA akan diintegrasikan secara penuh bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
terhadap perekonomian global. Dengan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
dengan membangun sebuah sistem untuk mandiri, dan menjadi warga negara yang
meningkatkan koordinasi terhadap negara- demokratis serta bertanggung jawab.

D-165
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa 2017 ISBN:978-602-73229-0-4
Surabaya, 14 Januari 2017

Progam wajib belajar 9 tahun yang sejalan kemampuan tersebut untuk meningkatkan
dengan UU No.20 tahun 2003 ini sangat baik, kemajuan di Indonesia. Berkaitan dengan hal
apabila dapat benar-benar dilaksanakan secara tersebut, pemerintah harus mampu menyiapkan
merata oleh seluruh lapisan masyarakat di sekolah-sekolah khusus yang sesuai dengan
Indonesia. Namun pada kenyataannya kebutuhan di lapangan kerja, misalnya sekolah
dilapangan, program tersebut belum berjalan pertanian, sekolah peternakan, sekolah perikanan,
dengan maksimal. Berdasarkan data dari United sekolah teknik mesin, sekolah teknik bangunan,
Nations Educational, Scientific and Cultural dan sebagainya. Sekolah-sekolah tersebut harus
Organization (UNESCO), jumlah anak Indonesia benar-benar mampu membekali kompetensi
yang putus sekolah pada tahun 2010 mencapai untuk berinovasi dan untuk membangun
160.000 anak, dan meningkat pada tahun 2011 jaringan/networking. Kompetensi berinovasi
yang mencapai 260.000 anak. dapat dilakukan dengan peningkatan berbagai
Pendidikan merupakan salah satu hal yang ketrampilan yang ada. Ketrampilan ini bisa
paling penting untuk mempersiapkan sumber diupayakan dengan cepat karena siswa akan
daya manusia yang kompetitif dalam mencapai diajarkan bagaimana cara bekerja yang kreatif
kesuksesan di era globalisasi. Pendidikan dan inovatif. Sedangkan kompetensi
merupakan pilar utama bagi kemajuan suatu membangun jaringan dilakukan dengan
bangsa. Maka pendidikan harus menjadi prioritas pengembanga sikap dan mengelola sumber daya
bagi pembangunan, dengan tidak manusia seperti, kepemimpinan, kerja sama serta
mengenyampingkan sektor lain. Untuk komunikasi.
memajukan pendidikan tidak hanya dengan Disamping itu peningkatan peran
merubah kurikulum dan melengkapi sarana dan pemerintah dalam menyelesaikan masalah
prasarana saja, melainkan juga memperhatikan pendidikan, yaitu dengan mengalokasikan
pembangunan SDM yang akan mengemban anggaran pendidikan yang memadai disertai
pendidikan tersebut. Oleh karena itu untuk dengan pengawasan pelaksanaan anggaran, agar
mencapai pendidikan yang lebih baik dimasa dapat benar-benar dimanfaatkan untuk
datang, yang menjadi prioritas utama untuk hal memperbaiki pendidikan di Indonesia. Seperti
ini adalah pembenahan sumber daya manusia program pembangunan infrastruktur sekolah
(SDM) melalui pendidikan yang berkualitas serta yang merata, menyusun kurikulum yang lebih
merata ke seluruh lapisan masyarakat, dan yang representatif agar dapat menggali potensi siswa (
paling utama adalah menumbuhkan kesadaran tidak sekedar hardskill, namun juga softskill ).
bagi setiap elemen masyarakat serta pemerintah Pemerintah juga harus lebih
maupun pihak-pihak yang bersangkutan untuk memperhatikan kualitas, distribusi serta
berbenah diri. kesejahteraan guru di Indonesia, karena guru
b. Dunia Pendidikan Indonesia Menghadapi merupakan salah satu tonggak untuk mendukung
MEA jalannya pendidikan, dan sangat berperan penting
Pada tahun 2015 kesepakatan Masyarakat dalam menciptakan siswa yang cerdas, terampil,
Ekonomi ASEAN (MEA) atau Pasar Ekonomi bermoral dan berpengetahuan luas. Sehingga
ASEAN mulai berlaku. Kesepakatan ini tak sepantasnya pemerintah dapat membuat
hanya berdampak pada sektor ekonomi, tapi juga peraturan untuk menuju penyelenggaraan
sektor-sektor lainnya. Tak terkecuali pendidikan yang berkualitas, serta dapat
“pendidikan” sebagai modal membangun sumber dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
daya manusia yang kompetitif. Era perdagangan Indonesia.
bebas ASEAN, harus disambut oleh dunia Dengan demikian, apabila pendidikan di
pendidikan dengan cepat, agar sumber daya Indonesia mampu membekali siswa dengan
manusia Indonesia siap menghadapi persaingan pengetahuan serta keterampilan yang memadai,
yang semakin ketat dengan negara-negara lain.. maka lulusan pendidikan Indonesia akan
Mengacu pada faktor penentu kemajuan memiliki rasa percaya diri serta motivasi yang
suatu negara yaitu, penguasaan inovasi (45%), tinggi untuk mengembangkan diri secara optimal,
penguasaan jaringan/networking (25%), sehingga dapat diyakini bahwa Indonesia mampu
penguasaan teknologi (20%), serta kekayaan bersaing secara global dan mampu menghadapi
sumberdaya alam hanya (10%), maka pendidikan MEA 2015.
di Indonesia harus lebih menekankan pada tiga

D-166
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa 2017 ISBN:978-602-73229-0-4
Surabaya, 14 Januari 2017

Keterampilan Berfikir tingkat Tinggi (High Secara umum, sesuai Pasal 2 Undang-
Order Thingking Skill-HOTS). Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Keterampilan berpikir tingkat tinggi Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional
(Higher Order Thinking Skill/ HOTS) adalah berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
berpikir pada tingkat lebih tinggi, tidak sekedar Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
menghafalkan fakta atau mengatakan sesuatu Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa
kepada seseorang persis seperti sesuatu yang pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
disampaikan kepada kita. Kemampuan berpikir kemampuan dan membentuk watak serta
tingkat tinggi adalah proses berpikir yang peradaban bangsa yang bermartabat dalam
melibatkan aktivitas mental dalam usaha rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
mengeksplorasi pengalaman yang kompleks, bertujuan untuk mengembangkan potensi
reflektif, dan kreatif yang dilakukan secara sadar peserta didik agar menjadi manusia yang
untuk mencapai tujuan, yaitu memperoleh beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
analitis, sintesis, dan evaluatif (Wardana, 2010, p. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
1625) Menurut (Cohen, 1971) kemampuan negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
aspek kelompok, yaitu: mengambil keputusan, nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi
pemecahan masalah, berpikir kritis, dan berpikir kemampuan lulusan yang dituangkan dalam
kreatif. Dari empat aspek kelompok tersebut standar kompetensi lulusan. Dalam penjelasan
dijabarkan lagi ke dalam sepuluh indikator, yaitu Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
1) mengambil keputusan, 2) identifikasi masalah, disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan
3) analisis, 4) mengusulkan solusi, 5) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
kesimpulan, 6) evaluasi, 7) prediksi, 8) berpikir mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
deduktif, 9) berpikir induktif, dan 10) berpikir peserta didik yang harus dipenuhinya atau
kreatif. dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Menurut (Hamalik, 1990, p. 37) pada
PEMBAHASAN umumnya perubahan struktural kurikulum
1. Kesiapan kurikulum. menyangkut komponen kurikulum yakni:
Kebijakan sebagai salah satu bentuk a. Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini
persiapan Indonesia untuk menghadapi AEC didasarkan kepada pandangan hidup
2015, juga harus dapat menyentuh seluruh segi masyarakat dan falsafah bangsa.
kehidupan bernegara secara merata, bukan hanya b. Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini
sosialisasi dan edukasi semata melainkan juga meninjau struktur mata pelajaran mata
dpat memberikan ruang bagi sektor-sektor pelajaran yang diberikan kepada siswa
strategis untuk dapat bekerja lebih lagi misalnya termasuk isi dari setiap mata pelajaran.
sektor pendidikan. (Djafar, 2012, p. 215). Untuk c. Perubahan strategi kurikulum.
itu maka pemerintah dalam hal ini Kementrian Perubahan ini menyangkut pelaksanaan
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) kurikulum itu sendiri yangmeliputi
dituntut untuk mengambil langkah yang cepat perubahan teori belajar mengajar,
daan tepat untuk memulai memperbaiki sistem perubahan sistem administrasi,
pendidikan yang ada di Indonesia melalui bimbingan dan penyuluhan, perubahan
perbaikan kurikulum yang berjalan. sistem penilaian hasil belajar.
Kurikulum digunakan sebagai alat untuk d. Perubahan sarana kurikulum. Perubahan
mencapai tujuan pendidikan yang telah ini menyangkut ketenagaan baik dari segi
direncanakan, sekaligus untuk pedoman kualitas dan kuantititas, juga sarana material
pelaksanaan pendidikan. Didalam kurikulum berupa perlengkapan sekolah seperti
dapat memberikan gambaran proyeksi mengenai laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan
keterampilan yang akan dipelajari peserta didik lain lain.
yang diberikan untuk mempersiapkan lulusan e. Perubahan dalam sistem evaluasi
menghadapi era globalisasai. kurikulum. Perubahan ini menyangkut
metode/cara yang paling tepat untuk

D-167
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa 2017 ISBN:978-602-73229-0-4
Surabaya, 14 Januari 2017

mengukur/menilai sejauh mana kurikulum Hal di atas merupakan suatu tantangan


berjalan efektif dan efesien, relevan dan bagi pemerintah Indonesia dalam menghadapi
produktivitas terhadap program Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Mau tidak
pembelajaran sebagai suatu sistem dari mau setiap negara akan masuk dalam dinamika
kutikulum. dunia yaitu bidang budaya, politik, keamanan
Tahun 2016 menteri pendidikan termasuk lingkup ekonomi global, karena Asean
memberikan nuansa baru dalam kurikulum 2013 Economi Community merupakan gerbang untuk
yang dikembangkan sebelumnya. Beberapa menuju ekonomi global, dimana industri dan
peraturan menteripun dikeluarkan sebagai dasar kegiatan usaha di wilayah Asean yang
hukum yang baru. Permendikbud Nomor 20 merupakan kunci dalam rantai pemasukan
Tahun 2016 tentang standar kompetensi lulusan jaringan produksi, baik secara regional maupun
pendidikan dasar dan menengah, setiap lulusan global.
satuan pendidikan dasar dan menegah memiliki Banyak pendapat kalangan yang
kompetensi pada tiga dimensi, yaitu sikap, meragukan kesiapan Indonesia dalam
pengetahuan, dan keterampilan. menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean yang
Kurikulum yang digunakan dalam sistem telah dimulai pada bulan Desember 2015. Selain
pedidikan Indonesia adalah kurikulum 2013. bidang pendidikan juga bidang pelayanan
Rumusan kurikulum 2013 sebelum revisi kesehatan (Dokter), pengacara, akuntan, dll perlu
memiliki batasan taksonomi yang dalam Kamus ditingkatkan dengan profesionalismenya,
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Taksonomi sehingga tidak kalah bersaing dengan para
adalah kaidah dan prinsip yang meliputi masyarakat Asean lainnya.
pengklasifikasian objek, dalam hal ini klasifikasi Untuk mengantisipasi tantangan bidang
siswa berdasarkan jenjang pensisikannya. pendidikan tersebut, ada 4 usaha yang harus
Indikatornya adalah kurikulum yang digunakan dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan, yaitu
pendidikan Indonesia sudah menetapkan pada :
kemampuan berketerampilan berfikir tingkat a. Menciptakan situasi “menang-menang” (win-
tinggi kepada seluruh tingkatan. win solution) bukan situasi “kalah menang.”
Harapan agar sistem pendidikan Indonesia Diantara pihak yang berkepentingan dengan
bisa bersaing dengan negara-negara lain lembaga pendidikan (stakeholders). Dalam
khususnya negara ASEAN dapat dilihat pada hal ini terutama antara pimpinan lembaga
hasil survey World Innovation Summit for dengan staf lembaga harus terjadi kondisi
Education (WISE) melakukan survei terkait yang saling menguntungkan satu sama lain
proyeksi rupa sebuah sekolah pada 2030. dalam meraih mutu produk/jasa yang
Hasil survei ini memperkirakan sistem dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
pendidikan mengalami perubahan besar. Sekolah b. Perlunya ditumbuhkembangkan adanya
akan menjadi lingkungan interaktif karena motivasi instrinsik pada setiap orang yang
inovasi dalam teknologi dan kurikulum akan terlibat dalam proses meraih mutu. Setiap
secara fundamental mengubah peran guru dan orang dalam lembaga pendidikan harus
membentuk kembali keseluruhan pembelajaran. tumbuh motivasi bahwa hasil kegiatannya
Survei itu mengungkap bahwa inovasi mencapai mutu tertentu yang meningkat terus-
merupakan bagian integral dari masa depan menerus, terutama sesuai dengan kebutuhan
pendidikan. Sebab, 93 persen ahli pendidikan dan harapan pengguna/langganan.
mengatakan, mereka mendukung sekolah yang c. Setiap pimpinan harus berorientasi pada
menerapkan metode inovatif berdasarkan proses dan hasil jangka panjang. Penerapan
pendekatan-pendekatan pengajaran baru dan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan
proses kreatif. (Puspitarini, 2014, p. 1) bukanlah suatu proses perubahan jangka
2. Kesiapan Guru. pendek, tetapi usaha jangka panjang yang
Kesiapan pendidikan indonesisa konsisten dan terus menerus.
menghadapi tantangan di Era MEA tidak luput d. Dalam menggerakkan segala kemampuan
dari peran guru profesional sebagai pencetak lembaga pendidikan untuk mencapai mutu
para sumber daya manusia yang kelak akan yang ditetapkan, harus dikembangkan adanya
menjadi pelaku di era MEA. kerjasama antar unsur-unsur pelaku proses
mencapai hasil mutu. Janganlah diantara

D-168
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa 2017 ISBN:978-602-73229-0-4
Surabaya, 14 Januari 2017

mereka terjadi persaingan yang megganggu b. Angka Pendidikan yang Ditamatkan


proses mencapai hasil mutu tersebut. mereka Penduduk 15 Tahun ke Atas untuk
adalah satu kesatuan yang harus bekerjasama SMP/Sederajat mengalami peningkatan
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain daritahun 2014-2015 yaitu 20,82 % menjadi
untuk menghasilkan mutu sesuai yang 21,44 %.
diharapkan. c. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
e. Untuk menghadapi tantangan tersebut perlu selama melakukan proses pembelajaran
peningkatan mutu pendidik baik sebagai siswa dalam proses belajarnya belajarnya
Dosen atau Guru yang harus dilakukan oleh untuk melatihkan keterampilan berfikir
pemerintah (Kemdikbud), yaitu: tingkat tinggi., peserta didik di SMP
1) Sertifikasi mengalami permasalahan dalam
2) Akreditasi pembelajaran IPA. Pembelajaran yang
3) Standarisasi dilaksanakan oleh guru masih menekankan
4) Peningkatan gaji dan tenaga pendidik indikator pengetahuan. Hal ini menyebabkan
5) Rekrutmen pendidik yang profesional keterampilan pemecahan masalah peserta
Dari data yang diperoleh peneliti dalam didik kurang berkembang karena peserta
studi kepustakaannya, terdata ada 5.320 sekolah didik kurang mendapat kesempatan untuk
SMP dan 80.016 guru SMP dari berbagai rumpun melatih daya nalar dalam menghadapi
mata pelajaran yang menjadi sasaran dalam permasalahan. Hasil observasi juga
penggunaan kurikulum baru yaitu kurikulum menunjukkan bahwa pembelajaran IPA yang
2013 yang telah direvisi (lihat Tabel 1). Hal dilaksanakan oleh guru, belum memberikan
tersebut sejalan dengan penyebarluasan kesempatan peserta didik untuk mandiri
kurikulum untuk digunakan dalam melatihkan dalam mengambil keputusan. Sebagian besar
kemampuan-kemampuan dalam berketerampilan peserta didik cenderung untuk menunggu
berfikir tingkat tinggi yang tercantum dalam intruksi dari guru. Hal ini menyebabkan
tujuan kurikulum itu sendiri. peserta didik ketika dihadapkan dengan
Tabel 1 Sasaran Pelatihan Kurikulum 2013 suatu masalah kurang mampu menentukan
alternative-alternatif pemecahan masalah
tersebut. masalah-masalah tersebut masih
terjadi di pendidikan Indonesia
Dari hasil studi yang dilakukan peneliti
diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
Indonesia memiliki kesiapan dalam melatihkan
keterampilan berfikir tingkat tinggi untuk
menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
terlihat pada usaha-usaha yang dilakukan oleh
pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan dalam perbaikan kurikulum
pendidikan yang digunakan yang mengarah pada
keterampilan berfikir tingkat tinggi, penyiapan
(Kemdikbud, 2016, p. 17) guru yang menjadi sasaran perbaikan kurikulum
3. Kesiapan Siswa. yang berlaku serta kesiapan siswa dalam
Dari data. (BPS, 2015) yang diperoleh melatihkan keterampilan berfikir tingkat tinggi
menunjukkan partisipasi anak-anak untuk melalui proses pembelajaran yang ada di sekolah-
menempuh pendidikan formal dan tingkat sekolah yang menjadi sasaran kurikulum
keberhasilan dalam menempuh pendidikan untuk tersebut.
SMP/Sederajat dijelaskn sebagi berikut: Kendala/tantangan pendidikan Indonesia
a. Angka partisipasi pendidikan formal dapat dalam melatihkan keterampilan berfikir tingkat
dilihat pada Angka partisipasi sekolah (APS) tinggi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi
usia smp dari tahun 2014-2015 terjadi Asean (MEA) dapat terlihat dari kurangnya
peningkatan 94,32 % menjadi 94,59 %. penyediaan sarana-prasarana pendukung bagi
siswa serta pemerataan guru professional di
seluruh Indonesia. Hal ini dapat memperlambat

D-169
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs Unesa 2017 ISBN:978-602-73229-0-4
Surabaya, 14 Januari 2017

proses perbaikan sistem pendidikan Indonesia saing Indonesia dengan negara-negara ASEAN
dalam hal ini keluaran dari lembaga-lembaga lainnya.
pendidikan formal yang dimiliki oleh Indonesia
memiliki keterampilan-keterampilan berfikir
tingkat tinggi yang mengarah pada peningkatan DAFTAR PUSTAKA
daya saing Indonesia di kancah MEA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu
(Masyarakat Ekonomi Asean). Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
BPS. (2015).
PENUTUP
Cohen, J. (1971). Thinking. Chicago: Rand
Simpulan McNally dan Company.
Kesimpulan yang dapat diambil dari Djafar, Z. (2012). Peran Strategis Indonesia
penelitian ini adalah Sistem pendidikan Indonesia dalam Pembentukan ASEAN dan
memiliki kesiapan dalam melatihkan siswa- Dinamikanya, Kajian Kebijakan Pulugri RI,
siswanya untuk berketermapilan berfikir tingkat UKM Regional, Implikasi Liberisasi
tinggi hal itu terlihat pada langkah-langkah yang Perdagangan, Realitas Piagam ASEAN, dan
ditempuh pemerintah dalam hal ini kemendikbud Esensi Kompetisi Regional. Jakarta: UI Press.
melalui perbaikan kurikulum yang mengarah
pada kerterampilan berfikir tingkat tinggi Hamalik, O. (1990). Psikologi Belajar Mengajar.
sehingga hasil dari perbaikan tersebut dapat Bandung: Sinar Baru Algesindo.
mempertegas persaingan Indonesia di kancah Jolanda J, S. (2014, Februari 4). Mempersiapkan
MEA. Sesuai pernyataan diatas dalam melakukan SDM Indonesia Menghadapi ASEAN.
perbaikan sistem pendidikan peneliti menemukan
beberapa kendala yang dihadapi pemerintah Kemdikbud. (2016, Juni). Jendela Pendidikan
Indonesia seperti ketersediaan sarana prasarana Dan Kebudayaan : Empat Perbaikan
pendukung daan pemerataan pendidik di seluruh Kurikulum 2013. Edisi III , p. 17.
wilayah Indonesia. Hal ini, tentunya menjadi Puspitarini, M. (2014, Oktober 23). Okezone
masukan bagi pendidikan Indonesia untuk bisa Kampus. Proyeksi Pendidikan Era 2030, p. 1.
memperbaiki sistem pendidikan yang dibuatnya.
Sjamsul, A. (2008). Masyarakat Ekonomi
Saran ASEAN 2015: Memperkuat Sinergi ASEAN
di tengah kompetisi global. Jakarta: PT. Elex
Sumbang saran yang bisa peneliti berikan Media Kompetindo.
adalah dari hasil temuan –temuan kajian
kepustakaan yang dilakukan adalah kesiapan Sudarmin, M. d. (2015). Penerapan Self
pendidikan di Indonesia dalam melatihkan Assessment untuk Analisis Keterampilan
keterampilan berfikir tingkat tinggi untuk Berpikir Tingkat Tinggi Siswa. Jurnal Inovasi
menghadapi MEA dapat dilkukan dengan baik Pendidikan Kimia , 9, 1459-1467.
jika ada kerjasama antar semua stakeholder yang Wardana, N. (2010). Pengaruh Model
ada baik itu penentukebijakan dan pelaksana Pembelajaran Berbasis Masalahan
kebijakan. Perbaikan-perbaikan di segala ranah Ketahanmalangan Terhadap Keterampilan
yang masih memiliki keterbatasan sangat berpikir tingkat tinggi dan Pemahamn Konsep
diperlukan guna tetap mempertahankan daya Fisika. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan
Pembelajaran , 1625-1635.

D-170

Anda mungkin juga menyukai