Anda di halaman 1dari 11

RADIOISOTOP DALAM BIDANG

PETERNAKAN

DISUSUN OLEH :

WINDA MUFADHILA
23010113130164
S1 PETERNAKAN
KELAS D

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas
makalah Kimia dengan judul Radioisotop dalam Peternakandengan baik, meskipun masih ada
kekurangan. Penulis ucapkan terima kasih atas terselesaikannya tugas makalah ini kepada Tri Agus S yang
telah membimbing dalam mata kuliah Kimia . Tanpa ilmu yang telah Bapak berikan penulis tidak dapat
mengerjakan makalah ini. Tidak lupa pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan baik secara materi maupun immateri dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman . Amin

Semarang, Oktober 2013

Penulis
BAB II
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam ilmu kimia pasti telah mengenal dan tidak asing dengan kata radioisotop . Bagi sebagian
orang radioisotop masih memberikan kesan menyeramkan dan bahkan menakutkan. Namun,
sesungguhnya radioisotop telah memberikan kontribusi yang baik dalam kehidupan manusia. Mereka
memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh manusia. Oleh sebab itu mulai dari sekarang kita tidak boleh takut terhadap radioisotop.
Sebenarnya Radioisotop bukanlah sesuatu yang menyeramkan bagi kehidupan manusia melainkan
sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan berguna bagi kehidupan manusia.Radioisotop juga berperan
penting dalam berbagai bidang di dunia. Mulai dari bidang kesehatan, bidang industri, pertanian,
arkeologi, pertambangan, kimia dan begitu pula dibidang peternakan .

Badan Tenaga Nuklir Nasional sebagai lembaga yang bergerak dalam penelitian dan
pengembangan (litbang) ikut berperan dalam mendukung peningkatan sektor peternakan. Litbang yang
dilaksanakan lebih menekankan ke arah penggunaan teknik nuklir dan teknik terkait lainnya. Kegiatan ini
dilakukan di Laboratorium Nutrisi, Reproduksi, dan Kesehatan Ternak, Bidang Pertanian, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Isotop dan Radioisotop (P3TIR). Litbang peternakan yang dilakukan lebih
mengarah pada peningkatan produksi ternak, perbaikan sistem reproduksi, kesehatan, dan manajemen
ternak. Keuntungan pengggunaan teknik nuklir dalam litbang peternakan, yaitu kepekaan deteksi tinggi,
akurat untuk perunutan, efektif dan efisien, aman, serta ekonomis. Perunutan merupakan suatu proses
pemanfaatan senyawa yang telah ditandai dengan isotop atau radioisotop untuk menjadi bagian dari
sistem biologi/mekanik sehingga diketahui mekanisme yang terjadi atau diperoleh suatu hasil
pengukuran. Teknik perunutan dapat menggunakan isotop atau radioisotop.

1.2 Tujuan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah kimia dan untuk mengenal lebih
juh arti , peran , dan manfaat radioisotop dalam kehidupan terutama di bidang peternakan .
1.3 Manfaat Makalah

Manfaat makalah ini adalah untuk memeberi pengetahuan lebih jauh tentang radioisotope dan
manfaatnya di dalam kehidupan terutama bidang peternakan . Dan memberikan pengertian tentang
penggunaan radioisotope sebagai penelitian dalam bidang peternakan sehingga dapat menghasilkan data
dengan kepekaan deteksi tinggi, akurat untuk perunutan, efektif dan efisien, aman, serta ekonomis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Radioaktivitas adalah gejala terpancarnya partikel-partikel radioaktif akibat peluruhan


(disintegrasi) inti dalam rangka menuju inti stabil. Inti-inti yang mengalami peluruhan ini disebut inti
radioaktif. Gejala radioaktivitas ditemukan secara tidak sengaja oleh Henri Becquerel, seorang fisikawan
berkebangsaan Prancis pada tahun 1896. Ketika ia meletakkan pelat film di sekitar uranium, pelat film
tersebut kemudian menjadi hitam. Gejala fosforesensi (phosporesence) dan fluoresensi (fluoresence) tidak
dapat menjawab fenomena penyebab penghitaman pelat film di sekitar uranium. Akhirnya, Becqeurel
menyimpulkan bahwa sinar yang dipancarkan secara spontan oleh uranium. Sinar ini kemudian disebut
sebagai sinar
Pemanfaatan radioaktif untuk peternakan berdasarkan sifat pengaplikasiannya dibagi menjadi dua,
yaitu pemanfaatan yang bersifat in vivo dan in vitro. Aplikasi perunut secara in vivo bertujuan untuk
menggambarkan proses biologi yang terjadi di lingkungan asalnya atau langsung menggunakan hewan
ternak. Yang perlu diperhatikan adalah waktu paruh biologis, yaitu waktu yang diperlukan (radio)
isotop untuk keluar atau diekskresikan keluar tubuh. Sedangkan aplikasi perunut secara in vitro
bertujuan untuk menggambarkan proses biologi yang terjadi di luar tubuh hewan, tetapi di
laboratorium. Yang perlu diperhatikan adalah waktu paruh fisika, yaitu waktu yang diperlukan oleh
radioisotop untuk meluruh hingga mencapai separuh aktivitasnya.
Analisis secara in vitro menggunakan isotop P-32, S-35, dan C-14 sebagai perunut radioisotop
untuk mengukur sejumlah parameter. Isotop P-32dan S-35 digunakan untuk mengukur sintesa protein
mikroba di dalam rumen, sedangkan C-14 untuk mengukur efisiensi pemanfaatan energi oleh
mikrobarumen. Saat ini teknologi UMMB telah banyak diterapkan di berbagai daerah sebagai hasil
introduksi teknologi melalui kerja sama litbang, koperasi, peternak langsung dan iptekda.

Kemudian Pemanfaatan teknik nuklir radiasi yang dilakukan di bidang peternakan radioaktif.
Sedangkan unsur-unsur yang memancarkan sinar radioaktif disebut unsur radioaktif

terutama di subbidang kesehatan ternak, yaitu untuk melemahkan patogenisitas penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, virus dan cacing. Litbang pemanfaatan radiasi telah menghasilkan
radiovaksin, reagen diagnostik, dan pengawetan.

Radiovaksin adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara iradiasi. Definisi vaksin adalah
suatu suspensi mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit tetapi telah dimodifikasi
dengan cara mematikan atau menatenuasi sehingga tidak akan menimbulkan penyakit dan
dapat merangsang pembentukan kekebalan/antibodi bila diinokulasikan.

Pembuatan radiovaksin memiliki keunggulan dibandingkan dengan cara konvensional,


yaitu mempercepat proses pembuatan vaksin dengan memperpendek waktu pasasel. Selain itu,
radiovaksin yang diproduksi memiliki kualitas yang sama dengan vaksin buatan secara
konvensional. Sumber radiasi yang digunakan untuk pembuatan radiovaksin adalah sinar gama
yang digunakan untuk menurunkan infektivitas, virulensi, dan patogenitas agen penyakit, tetapi
diharapkan mampu merangsang timbulnya kekebalan pada tubuh terhadap infeksi
penyakit.

Penelitian yang dilakukan saat ini adalah upaya pengembangan vaksin terhadap
penyakit ternak, seperti brucellosis dan mastitis. Selain penelitian radiovaksin penyakit ternak
yang berasal dari mikroorganisme, dilakukan pula penelitian radiovaksin penyakit ternak yang
berasal dari cacing, seperti Coccidiosis, Fasciolosis, dan Haemonchosis. Salah satu hasil
penelitian yang telah menjadi produk adalah vaksin koksivet untuk penyakit Coccidiosis, yaitu
penyakit yang disebabkan oleh protozoa Emeria Sp pada usus yang mengakibatkan berak darah.
Ookista generasi 1 diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis optimum 125 Gy dan diinokulasikan
ke ayam sehingga diperoleh ookista generasi II yang lemah sifat infektivitas dan patogenitasnya.
Selanjutnya, ookista dari generasi II tersebutlah yang dijadikan vaksin. Vaksin ini diinokulasikan
ke ayam berumur 7-10 hari sehingga ayam memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut.

2.2 Rumusan Masalah

3.1 Apa pengertian dan sifat-sifat radioisotope?

3.2 Apa kaitannya radiokimia dengan ilmu peternakan ?

3.3 Manfaat dan peran radioisotope dalam bidang peternakan ?

3.4 Apa Pengembangan Radioisotop di bidang peternakan?

3.5 Dalam bidang apa saja penggunaan radioisotope selain dalam ilmu peternakan ?

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengertian dan sifat-sifat radioisotope

Radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. radionuklida mampu memancarkan radiasi.
Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia dalam reaktor penelitian.
Produksi radionuklida dengan proses aktivasi dilakukan dengan cara menembaki isotop stabil dengan
neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari
disebut target atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga
jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan
inti atom sehingga berubah sifat menjadi radioaktif.Banyak isotop buatan yang dapat dimanfaatkan
antara lain Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99, dan I-131.

Sedangkan sifat radioisotope yang pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada
dan mudah dideteksi. Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam senantiasa memancarkan
cahayanya.Radioisotopdalam jumlah sedikit sekali pun dapatdengan mudah diketahui keberadaannya.
Dengan teknologi pendeteksian radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per satu trilyun
gram) pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radioisotop dalam bentuk carrier free
(murni tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke seluruh penduduk bumi yang
jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima oleh masing-masing orang dapat diukur secara tepat.

Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi jumlah atom
radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik temperatur, . tekanan, pH dan
sebagainya. Penurunan radioaktivitas ditentukan oleh waktu paro, waktu yang diperlukan agar intensitas
radiasi menjadi setengahnya. Waktu paro ini merupakan bilangan khas untuk tiap-tiap radioisotop.
Misalnya karbon-14 memiliki waktu paro 5.730 tahun, sehingga radioaktivitasnya berkurang menjadi
separonya setelah 5.730 tahun berlalu. Seluruh radioisotop yang telah berhasil ditemukan telah diketahui
pula waktu paronya. Waktu paro radioisotop bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan tahun. Waktu
paro ini merupakan faktor penting dalam pemilihan jenis radioisotop yang tepat untuk keperluan tertentu.

Ketiga, intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa yang disusunnya.
Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan kimia yang berperan adalah elektron, utamanya elektron
pada kulit atom terluar, sedangkan peluruhan radioisotop merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.

Keempat, radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain
sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-isotop lain dari unsur yang
sama. Radioisotop karbon-14, misalnya, memiliki karakteristik kimia yang sama
dengan karbon-12.

Kelima, radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya tembus yang
besar.

3.2 Hubungan radioisotop dengan peternakan

Pemanfaatan teknik perunut untuk peternakan berdasarkan sifat pengaplikasiannya


dibagi menjadi dua, yaitu pemanfaatan yang bersifat in vivo dan in vitro. Aplikasi perunut
secara in vivo bertujuan untuk menggambarkan proses biologi yang terjadi di lingkungan asalnya
atau langsung menggunakan hewan ternak. Yang perlu diperhatikan adalah waktu paruh
biologis, yaitu waktu yang diperlukan (radio) isotop untuk keluar atau diekskresikan keluar
tubuh. Sedangkan aplikasi perunut secara in vitro bertujuan untuk menggambarkan proses
biologi yang terjadi di luar tubuh hewan, tetapi di laboratorium. Yang perlu diperhatikan adalah
waktu paruh fisika, yaitu waktu yang diperlukan oleh radioisotop untuk meluruh hingga
mencapai separuh aktivitasnya.
Analisis secara in vitro menggunakan isotop P-32, S-35, dan C-14 sebagai perunut
radioisotop untuk mengukur sejumlah parameter. Isotop P-32dan S-35 digunakan untuk
mengukur sintesa protein mikroba di dalam rumen, sedangkan C-14 untuk mengukur efisiensi
pemanfaatan energi oleh mikrobarumen.

3.3 Manfaat dan peran radioisotope dengan peternakan

Pemanfaatan teknik nuklir (radioaktif) untuk perunutan berdasarkan sifat pengaplikasiannya dibagi
menjadi dua, yaitu pemanfaatan yang bersifat in vivo dan in vitro. Aplikasi perunutan secara in vivo
bertujuan untuk menggambarkan proses biologi yang terjadi di lingkungan asalnya atau langsung
menggunakan hewan ternak. Yang perlu diperhatikan adalah waktu paruh biologis, yaitu waktu yang
diperlukan (radio) isotop untuk keluar atau diekskresikan keluar tubuh. Sedangkan aplikasi perunutan
secara in vivo bertujuan untuk menggambarkan proses biologi yang terjadi di luar tubuh hewan, tetapi di
laboratorium. Yang perlu diperhatikan adalah waktu paruh fisika, yaitu waktu yang diperlukan oleh
radioisotop untuk meluruh hingga mencapai separuh aktivitasnya.

Suplemen pakan UMMB merupakan suplemen pakan (SP) untuk ternak ruminansia, seperti sapi,
kerbau, kambing, domba dan lainnya. Ciri khas dari ternak ruminansia adalah adanya rumen yang
merupakan ekosistem mikroba yang berperan dalam penguraian bahan pakan dan mikroba pun berfungsi
sebagai bahan protein bagi ternak. Agar teknologi suplemen tersebut dapat diterapkan oleh peternak dan
mudah dalam penyimpanan serta transportasinya, maka suplemen tersebut dibuat dalam bentuk padat
dari komposisi bahan tertentu (urea, dedak, onggok, tepung tulang, lakta mineral, garam dapur, tepung
kedelai, dan kapur).

3.4 Pengembangan radioisotop di bidang peternakan

Perkembangan ilmu pengetahuan membuat berkembangnya teknologi dalam bidang


apapun . Perkembangan radioaktif , radioisotope khususnya dalam bidang peternakan
mengalami pengebangan . Pengembangan tersebut diketahui adanya radiovaksin . Radiovaksin
adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara iradiasi. Definisi vaksin adalah suatu suspensi
mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit tetapi telah dimodifikasi dengan cara
mematikan atau menatenuasi sehingga tidak akan menimbulkan penyakit dan dapat merangsang
pembentukan kekebalan/antibodi bila diinokulasikan.

Pembuatan radiovaksin memiliki keunggulan dibandingkan dengan cara konvensional,


yaitu mempercepat proses pembuatan vaksin dengan memperpendek waktu pasasel. Selain itu,
radiovaksin yang diproduksi memiliki kualitas yang sama dengan vaksin buatan secara
konvensional.

Sumber radiasi yang digunakan untuk pembuatan radiovaksin adalah sinar gama yang
digunakan untuk menurunkan infektivitas, virulensi, dan patogenitas agen penyakit, tetapi
diharapkan mampu merangsang timbulnya kekebalan pada tubuh terhadap infeksi penyakit.

Penelitian yang dilakukan saat ini adalah upaya pengembangan vaksin terhadap
penyakit ternak, seperti brucellosis dan mastitis. Selain penelitian radiovaksin penyakit ternak
yang berasal dari mikroorganisme, dilakukan pula penelitian radiovaksin penyakit ternak yang
berasal dari cacing, seperti Coccidiosis, Fasciolosis, dan Haemonchosis.

Salah satu hasil penelitian yang telah menjadi produk adalah vaksin koksivet untuk
penyakit Coccidiosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh protozoa Emeria Sp pada usus yang
mengakibatkan berak darah.

Ookista generasi 1 diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis optimum 125 Gy dan
diinokulasikan ke ayam sehingga diperoleh ookista generasi II yang lemah sifat infektivitas dan
patogenitasnya. Selanjutnya, ookista dari generasi II tersebutlah yang dijadikan vaksin. Vaksin
ini diinokulasikan ke ayam berumur 7-10 hari sehingga ayam memiliki kekebalan terhadap
penyakit tersebut.

3.5 Penggunaan radioisotop dalam berbagai bidang

Radioisotop dalam berbagai bidag selain dalam peternakan sangatlah banyak . Mulai dari semua
bidang telah digunakan sistim radiokimia . Bidang apa sajakah itu ?

1. Bidang Kesehatan

Radioisotop dapat digunakan untuk terapiradiasi, seperti terapi kelainan tiroid dan terapi polisitemia vera
dan leukemia. Selain itu, radioisotop juga dapat digunakan untuk diagnosis seperti diaggosis fungsi dan
anatomi organ tubuh, serta studi sirkulasi dan kehilangan darah.
2. Bidang Pertanian

Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut dalam penelitian efisiensi pemupukan tanaman.

Teknik perunut dengan radioisotop akan memberikan cara pemupukan yang tepat dan hemat.

Teras Reaktor RSG-GAS Serpong.

3. Bidang Hidrologi

Radioisotop dapat digunakan untuk mengukur kecepatan laju dan debit air sungai, air dalam tanah ddan
rembessan , kebocoran dan serta pipa penyalur yang terbenam dalam tanah , lokasi dumping, asal/pola
aliran sedimen dan laju pengendapan .

4. Bidang Industri

Radioisotop dapat digunakan dalam teknik radiografi. Teknik radiografi merupakan teknik yang sering
dipakai terutama pada tahap-tahap konstruksi. Pada sector minyak bumi , teknik ini digunakan untuk
pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang minyak.Selain
bagian-bagian konstruksi besi yang dianggap kritis , teknik ini digunakan juga pada uji kualitas las dari ketel
uap tekanan , digunakanjuga pada tinggi serta uji terhadap keretakan pada konstruksi beton. Perunut
Fluida menggunakan Na-1t25 . Selain itu, radioisotopjuga dapat digunakan sebagai perunut misalnya
untuk menguji kebocoran

cairan/gas dalam pipa, penentuan efisiensi proses industri, yang meliputi pengujian homogenitas

pencampuran serta residence time distribulion (RTD).

BAB IV
KESIMPULAN

Radioisotope adalah isotop dari zat radioaktif. radionuklida mampu memancarkan


radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia dalam
reaktor penelitian . Radioisotop mempunyai sifata sifat yang khusus anatara lain : sifat
radioisotope yang pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada dan mudah
dideteksi. Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi
jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik temperatur,
. tekanan, pH dan sebagainya. Ketiga, intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia
atau senyawa yang disusunnya. Kelima, radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma,
memiliki daya tembus yang besar. Keempat, radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang
sama dengan isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-
isotop lain. Manfaat radioisotope dalam dunia peternakan adalah vivo bertujuan untuk
menggambarkan proses biologi yang terjadi di lingkungan asalnya atau langsung menggunakan
hewan ternak. Sedangkan aplikasi perunut secara in vitro bertujuan untuk menggambarkan
proses biologi yang terjadi di luar tubuh hewan, tetapi di laboratorium. Adanya pengembangan
radioaktif dalam bidang peternakan yaitu adanya radiovaksin . Radiovaksin adalah teknik
pembuatan vaksin dengan cara iradiasi. Selain dalam bidang peternakan radioisotope juga
dikembangkan dalam berbagai bidang antaralain bidang kesehatan , bidang pertanian , bidang
industry dan bidang hidrologi .

DAFTAR PUSTAKA

http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1085284506

http://www.batan.go.id/kip/admin/documents/Radioisotop%20dan%20Radiofarmaka.PDF

http://joko1234.wordpress.com/2010/03/11/radioisotop/

http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/3-2.htm

Anda mungkin juga menyukai