Anda di halaman 1dari 43

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN REUMATIK

Disusun Oleh :

1. MEI ELIS SETIAWATI (P1337420716027)


2. NGIZA FARNIDA (P1337420716029)
3. MITASARI ANGGRAENI (P1337420716030)
4. ARIFIN NUR REZA (P1337420716039)
5. SITI QO’IDATAUN ZAKIYAH (P1337420716046)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat,Taufik serta HidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah tentang “ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN
REUMATIK” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Pembuatan makalah ini adalah
sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh pembelajaran di semester ini, kami
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dosen Keperawatan Gerontik.


2. Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat sedikit banyak menambah
pengetahuan para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi penyempurnaan makalah ini.

Magelang, 30 Januari 2019

PENULIS
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Reumatik

Menurut WHO yang dianggap dengan lanjut usia adalah seorang manusia
golongan umur 65 tahun keatas, tetapi ada juga yang mengambil batas 60 tahun
keatas, bahkan ada pula yang menganggap orang yang berumur 50 tahun keatas
(WHO 1976 ; Dit. Yankes 1991).
Batasan seseorang dikatakan Lanjut usia masih diperdebatkan oleh para ahli
karena banyak faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling mempengaruhi sebagai
indikator dalam pengelompokan usia lanjut. Proses peneuan berdasarkan teori
psikologis ditekankan pada perkembangan). World Health Organization (WHO)
mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut : Middle Aggge (45-59 tahun), Erderly
(60-74 tahun), Old (75-90 tahun), Very old (> 91 tahun).
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti
mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan struktur lain
tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain, setiap kondisi yang
disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik
termasuk penyakit jaringan ikat.
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga
melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur jaringan
sekitarnya (tendon ligament, sinovia, otot sendi, dan tulang). Penyakit ini tidak
terbatas menyerang sendi bisa juga mengenai organ lain.

B. Klasifikasi Reumatik
Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:

1. Rheumatoid arthritis klasik


Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2. Rheumatoid arthritis defisit
Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3. Probable rheumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4. Possible rheumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.

C. Etiologi Reumatik
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko
yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain:

1. Usia lebih dari 40 tahun


Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah
yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan
saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada
osteoartritis.
2. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki
lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara
pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahun (setelah menopause) frekuensi
osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya
peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak
hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban
berlebihan, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
Oleh karena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya
beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berperan pada
timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering
menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih
tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya
oateoartritis paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak
membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi.
Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.
9. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor
Rematoid
10. Gangguan Metabolisme

D. Tanda dan gejala (Manifestasi klinis) Reumatik


Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :

a. Nyeri persendian
b. Bengkak (Rheumatoid nodule)
c. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
d. Terbatasnya pergerakan
e. Sendi-sendi terasa panas
f. Demam (pireksia)
g. Anemia
h. Berat badan menurun
i. Kekuatan berkurang
j. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
k. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
l. Pasien tampak anemik
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
a. Gerakan menjadi terbatas
b. Adanya nyeri tekan
c. Deformitas bertambah pembengkakan
d. Kelemahan
e. Depresi

E. Anatomi
F. Patofisiologi Reumatik
Pada rheumatoid arthritis, reaksi autoimun terutama terjadi dalam jaringan
sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim dalam sendi. Enzim tersebut akan
memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya
pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan
erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan
mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami
perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi
otot (Smeltzer & Bare, 2002).
Lamanya rheumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan
adanya masa serangan dan tidak adanya serangan.Sementara ada orang yang sembuh
dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.Namun pada sebagian kecil
individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus
menerus dan terjadi vaskulitis yang difus (Long, 1996).
G. Pathway Reumatik

Reaksi faktor R dengan antibodi, faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan virus

Nyeri Reaksi peradangan

Sinovial menebal

Pannus nodul deformitas sendi Gg. body image

< informasi ttg proses penyakit Infiltrasi ke dlm os. Subcondria

Hambatan nutrisi pada kartilago artikularis

Kurang pengetahuan Kartilagi nekrosis

Kerusakan kartilago&tulang Erosi kartilago

Tendon & ligamen melemah Adhesi pd permukaan sendi

Mudah luksasi & sublukasi Ankilosis fibrosa ankilosis tulang

Hilangnya kekuatan otot kekakuan sendi Terbatasnya gerakan sendi

Resiko cedera Gg. Mobilitas fisik Defisit self care


H. Pemeriksaan Diagnostik Reumatik

1. Uji serologik
Pendeteksian di dalam cairan sinovium dan/ serum adanya makromolekul
(mis, glikosaminoglikan) yang dilepas oleh tulang rawan / tulang yang mengalami
degenerasi.

2. Sinar-X.

Gambar sinar X pada engsel akan menunjukkan perubahan yang terjadi pada
tulang seperti pecahnya tulang rawan.

3. Tes darah.
Tes darah akan membantu memberi informasi untuk memeriksa rematik.
4. Analisa cairan engsel
Pemeriksaan tersebut berguna untuk mengetahui nyeri/ngilu tersebut
disebabkan oleh encok atau infeksi.
5. Artroskopi
Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang diletakkan dalan engsel
tulang. Dokter akan mengamati ketidaknormalan yang terjadi.
6. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi

I. Komplikasi Reumatik

1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
4. Terjadi splenomegaly.

J. Penatalaksanaan Reumatik

1. Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan prognosis


penyakit ini
2. Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
3. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini bertujuan
untuk mempertahankan fungsi sendi pasien
4. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
5. Pemberian Obat-obatan

K. Pencegahan Reumatik

1. Kurangkan berat badan


2. Kerap bersenam
3. Cukupi kebutuhan kalsium
4. Makan makanan yang seimbang
5. Pelihara sendi, kurangkan tekanan pada sendi
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Umum
Meliputi; nama,alamat, umur, jenis kelamin, agama/suku, warga Negara, bahasa
yang digunakan, penanggung jawab/orang yang bisa dihubungi (nama, alamat,
hubungan dengan klien), cara masuk, alasan masuk, tanggal masuk, diagnosa
medic, dan lain sebagainya.
2. Keluhan utama
Nyeri pada persendian yang tidak kunjung sembuh.
3. Pengkajian Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Pernah mengalami sakit pada sendi-sendi, riwayat penyakit yang pernah
diderita sebelumnya, riwayat keluarga dengan RA, riwayat keluarga dengan
penyakit autoimun, riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll
b. Nutrisi – Metabolic
Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang banyak
mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein), riwayat gangguan
metabolic
c. Eliminasi
Gangguan pada saat BAB dan BAK
d. Aktivitas dan Latihan
Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit, jenis aktivitas yang
dilakukan, rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas, tidak mampu
melakukan aktifitas berat
e. Tidur – Istirahat
Adanya gangguan tidur yaitu kebiasaan tidur sehari, terjadi kekakuan selama
1/2-1 jam setelah bangun tidur, rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur
f. Kognitif-persepsi
Nyeri sendi saat digerakan atau istirahat
g. Persepsi diri – Konsep diri
Perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi), pasien merasa malu
dan minder dengan penyakitnya
h. Peran – Hubungan
Hubungan dengan keluarga, apakah ada perubahan peran pada klien
i. Seksualitas dan Reproduksi
Terdapat gangguan seksualitas
j. Koping - Toleransi Stress
Perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita
k. Nilai Kepercayaan
Agama yang dianut, gangguan beribadah, klien menyerahkan sepenuhnya
penyakitnya kepada Tuhan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis (00133)
Definisi : Pengalaman sensori yang tidak dan emosional tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan ( international association for the study of
pain)awitan yang tiba –tiba atau lambat dari intensitas rangan hingga berat,terjadi
konstan atau berulang yang berakhirnya tidak dapat diantisipasi atau diprediksi
dan berlangsung lebih dari tiga bulan.
Faktor yang berhubungan :
a. Agen pencedera
b. Mengangkat beban berat berulang.
Batasan karakteristik :
a. bukti nyeri dengan menggunakan setandar daftar periksa nyeri
b. ekspresi wajah nyeri
c. keluhan tentang intensitas menggunakan standar sekala nyeri
d. perubahan pola tidut
e. laporan tentang perilaku nyeri
(Halaman 446)
NOC:
Kontrol nyeri definisi tindakan pribadi untuk mengontrol nyeri (1605)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan skala target
outcome dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 4
Skala :
1 : tidak pernah menunjukkan
2 : arang menunukkan

3 : kadang-kadang menunjukkan

4 : sering menunjukkan

5 : secara konsisten menunjukkan

Indicator:

….502 mengenali kapan nyeri terjadi

….501 menggambarkan factor penyebab nyeri

….503 mengguankan tindakan pencegahan

….505 menggunkan analgesic yang direkomendasi

NOC:

Tingkat nyeri definisi keparahan dari nyeri yang diamati atau dilaporkan(2102)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 am diharapkan skala targer


outcome dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 4

Skala:

1: berat

2: cukup berat

3: sedang

4: ringan

5: tidak ada

Indicator :

….01nyeri yang dilaporkan

….04panjang episode nyeri

….06ekspresi nyeri wajah


….08 tidak bisa beristirahat

NIC :

Pemberian Analgesik(2210)

Aktivitas :

1) Tentukan lokasi,karakteristik,kualitas,dan keparahan sebelum menobati


pasien

2) Cek adanya riwayat alergi obat

3) Tentukan analgesik sebelumnya, rute,pemerian,dan dosis untuk mencapai


hasil pengurangan nyeri yang optimal

4) Berikan kebutuhan keyaman dan aktivitas lain yang dapat membantu relaksasi
untuk memfasilitasi penurun nyeri

5) Berikan analgesic sesuai waktu ,terutama pada nyeriyang berat

6) Evaluasi keeftifan analgesic dengan interval yang teratur pada setiap setelah
pemberian khususnya setelah pemberian peratam kali ,juga observasi adanya
tanda dan gejala efek samping (misalnya:depresi peranafasan,mual,muntah

Manajemen Nyeri (1400)

Aktivitas:

1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,karakteristik,


durasi, frekuensi, kualitas,intensitas atau beratnya nyeri dan factor pencetus .

2) Gunakan strategi komunikasi teraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri


dansampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri

3) Bantu keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan

4) Berikan informasi mengenai nyeri seperti,penyebab,berapa lama nyeri akan


dirasakan,antisipasi dari ketidaknyanan akibat prosedur

5) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (seperti,biofeed


back,relaksasi,bimbingan antisipatif,terapi music,terapi bermain,terapi
aktivitas ,aplikasi panas/dingin dan pijatan,sebelum dan sesudah jika
memungkinkan,ketika melakukan aktivitas yang menimbulkan nyeri)

6) Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri

7) Dukung istirahat /tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri

8) Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan dan respon


keluarga terhadap nyeri

2. Hambatan mobilitas fisik (00085)


Definisi :Adalah keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstremitas
secara mandiri dan terarah.
Faktor yang berhubungan :
1) Gangguan muskuloskeletal
2) Kaku sendi
3) Kerusakan struktur integritas struktur tulang
4) Nyeri
5) Penurunan kekuatan otot
6) Penurunan kendali otot
7) Penurunan massa otot
8) Program pembatasan gerak
Batasan karakteristik :
1) Gangguan sikap berjalan
2) Gerakan lambat
3) Gerakan pastik
4) Keterbatasan rentang gerak
5) Penurunan waktu relaks
(Halaman 217)

NOC :
Ambulasi (0200)
Definisi : tindakan personal untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lain secara
mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan skala target
outcome dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 4
Skala :
1 : tidak pernah menunjukkan

2 : arang menunukkan

3 : kadang-kadang menunjukkan

4 : sering menunjukkan

5 : secara konsisten menunjukkan

Outcome :
....01 Menopang berat badan
....02 Bejalan dengan langkah yang afektif
....03 Berjalan dengan pelan
....04 Berjalan dengan kecepatan sedang
....05 Berjalan dengan cepat
....06 Berjalan menaiki tangga dan menuruni tangga
....07 Berjalan menanjak dan menurun
....08 Berjalan dalam jarak yang dekat (> 1 blok / 20 meter)
....09 Berjalan dalam jarak yang jauh (5 blok atau lebih)
....10 Berjalan mengelilingi kamar dan rumah
....11 Menyesuaikan perbedaan tekstur permukaan / lantai
....12 Berjalan mengelilingi rintangan
NIC :
Terapi latihan : mobilitas sendi (0224)
1) Kaji kebutuhan akan bantuan pelayanan kesehatan dirumah dan kebutuhan
akan peralatan pengobatan yang tahan lama.
2) Ajarkan latihan ROM aktif atau pasif sesuai indikasi
3) Edukasikan kepada pasien dan keluarga tentang manfaat dan tujuan
melakukan latihan sendi
4) Kolaborasi dengan ahli terapi fisik dalam mengembangkan dan menerapkan
program latihan
3. Gangguan Citra Tubuh (00118)
Definisi : Konfunsi dalam gambaran mental tentang diri – fisik individu.
Batasan Karakteristik :
1) Berfokus pada kekuatan masa lalu
2) Gangguan fungsi tubuh
3) Gangguan struktur tubuh
4) Menekankan pada kekuatan yang tersisa
5) Menyembunyikan bagian tubuh
6) Perilaku memantau tubuh
7) Perubahan gaya hidup
Faktor Yang Berhubungan :
1) Penyakit
2) Perubahn fungsi tubuh (karena penyakit)
3) Perubahan persepsi diri
(Halaman 274)
NOC :
Citra Tubuh (1200) :
....01 Gambaran internal diri
....02 Kesesuaian antara realitas tubuh dan ideal tubuh dengan penampilan tubuh
....03 Deskripsi bagian tubuh yang terkena dampak
....06 Kepuasan dengan fungsi tubuh
....08 Penyesuaian terhadap perubahan fungsi tubuh
....15 Penyesuaian terhadap perubahan tubuh akibat proses penuaan
....16 Sikap terhadap menyentuh bagian tubuh yang terkena (dampak)
NIC :
Peningkatan Citra Tubuh (5220) :
1) Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-perubahan [bagian tubuh]
disebabkan adanya penyakit atau pembedahan, dengan cara yang tepat.
2) Bantu pasien menentukan keberlanjutan dari perubahan-perubahan aktual dari
tubuh atau tingkat fungsinya.
3) Tentukan perubahan fisik saat ini apakah berkontribusi pada citra diri.
4) Bantu pasien memisahkan penampilan fisik dari perasaan berharga secara
pribadi, dengan cara yang tepat.
5) Bantu pasien mendiskusikan perubahan-perubahan disebabkan oleh penuaan
dengan cara yang tepat.
6) Ajarkan pada pasien mengenai perubahan-perubahan normal yang terjadi
dalam tubuhnya terkait dengan beberapa tahap proses penuaan, dengan cara
yang tepat.
7) Bantu pasien untuk mendiskusikan stresor yang mempengaruhi citra diri
terkait dengan kondisi kongenital, cedera, penyakit atau pembedahan.
8) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh mana yang berubah.
9) Tentukan apakah perubahan citra tubuh berkontribusi pada peningkatan
isolasi sosial.
10) Bantu pasien untuk mengidentifiasi tindakan-tindakan yang akan
meningkatkan penampilan.
11) Identifikasi kelompok pendukung yang tersedia bagi pasien.

4. Gangguan pola tidur (000198)


Definisi :interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat faktor eksternal.
Batasan karakteristik :
a. Kesulitan tidur
b. Ketidakpuasan tidur
c. Menyatakan tidak merasa cukup istirahat
d. Penurunan kemampuan berfungsi
e. Perubahan pola tidur normal
f. Seringnya terjaga tanpa jelas penyebabnya
Faktor yang berhubungan :
a. Gangguan karena pasangan tidur
b. Halangan lingkungan
c. Imobilisasi
d. Kurang privasi
e. Pola tidur tidak menyehatkan (mis., karena tanggung jawab menjadi
pengasuh, menjadi orang tua, pasangan tidur)
(Halaman 214)

NOC :
Tidur (0004)
Definisi : Periode alami mengistirahatkan kesadaran dalam memulihkan tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan skala target
outcome dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 4
Skala:
1: berat

2: cukup berat

3: sedang

4: ringan

5: tidak ada

Outcome :
...401 jam tidur
...402 jam tidur yang diobservasi
...403 pola tidur
...404 kualitas tidur
...418 tidur dari awal sampai habis di malam hari secara konsisten
...408 perasaan setelah tidur
...410 mudah bangun pada saat yang tepat
...421 kesulitan memulai tidur
...425 nyeri

NIC :
Peningkatan tidur (1850)

Aktivitas :

1) Tentukan pola tidur/aktivitas pasien

2) Perkirakan tidur/siklus bangun pasien di dalam perawatan perencanaan

3) Monitor/catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur

4) Monitor pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik

5) Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur


6) Bantu untuk menghilangkan situasi stres sebelum tidur

7) Monitor partisipasi dalam kegiatan yang melelahkan selama terjaga untuk


mencegah penat yang berlebihan

8) Tentukan efek dari obat yang dikonsumsi pasien terhadap pola tidur
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PENYAKIT REUMATIK

PADA Ny. F Umur 67 Tahun

Skenario
Ny. F berumur 67 tahun datang ke poliklinik RSUD Tidar Magelng dengan keluhan
merasa pegal, linu dan nyeri pada persendian lutut kaki kananya. Dan terlihat
kemerahan. Hal itu dirasakan oleh Ny. F kurang lebih 1 8 bulan terakhir. Ny.F
mengatakan bertambah sakit ketika melakukan aktivitas yang terlalu lama.
Menyebabkan pincang saat berjalan. Akhir-akhir ini tidurnya menjadi terganggu
karena merasa nyeri.saat diperiksa TTV TD 120/80 mmhg, N 88x/m, RR 16x/m, S
36,7 C

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. F
Umur : 67 tahun
Suku : Jawa
Alamat : Mbojong Timur, Mgagelang
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Jenis kelamin : Perempuan
Statua perkawinan : Janda
Tanggal pengkajian : 17 Januari 2019
2. Identitas penanggung Jawab
Nama : Ny. H
Alamat : Mbojong Timur, Mgagelang
Hubungan dengan klien : Anak
3. Genogram
Dalam keluarga Ny.F tidak ada masalah kesehatan seperti kanker, DM, penyakit
jantung, epilepsi, dll
Keterangan :

: Anggota keluarga laki-laki yang meningga


: Anggota keluarga perempuan yang meninggal
: Suami (meninggal)

: Pasien

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Ny. F mengatakan kakinya merasa nyeri linu dan kesemutan. Hal itu dirasakan
oleh Ny. F sejak 8 bulan terakhir dan memberat kurang lebih 1 minggu ini . Rasa
kesemutan dan linu bertambah ketika Ny. F terlalu lama melakukan aktivitas yang
sangat berat. Klien juga mengeluh sulit bergerak dan berjalan pincang.
2. Riwayat Kesehatan sekarang
Klien datang Ke Poli RSUD Tidar Magelang diantar oleh anaknya, dengan
keluhan kali sering nyeri, kesemutan, pegel dan linu sudak smemberat kurang
lebih 1 minggu ini.
3. Riwayat penyakit masa lalu
Ny.F mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit baik menurun seperti
hipertensi, DM. Dan tidak memiliki penyakit menular.
4. Riwayat alergi
Ny.F mengatakan, ia tidak ada pantangan / alergi terhadap obat, makanan,
binatang maupun lingkungan.
1. Kebiasaan
Ny.F mengatakan memiliki kebiasaan mandi dimalam hari saat merasa gerah.
C. Pengkajian Gordon
a. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Klien mengatakan sudah mengalaminya kurang lebih 8 bulan yang lalu dan mulai
memberat pada 1 minggu terakhir ini. Penanganan yang sudah dilakukan sering
brobat ke prolanis yang ada di desanya.
b. Nutrisi – Metabolic
TB = 155 cm
BB = 48 kg
Klien mengatakan makan sehari 3x1 porsi, dan tidak ada masalah.
c. Eliminasi
Klien mengatakan tidak ada perubahan dalam BAK dan BAB. Dan tidak ada
masalah.
d. Aktivitas dan Latihan
Klien mengatakan aktivitasnya menjadi terganggu, karena nyeri yang dirasa dan
pegal-pegal.
e. Tidur – Istirahat
Klien mengatakan waktu tidur tetap 8 jam sehari, dan banyak beristirahat.
f. Kognitif-persepsi
g. Persepsi diri – Konsep diri
Klien mengatakan merasa ada perubahan perubahan dalam penampilan klien dan
membuat klien tidak percaya diri, misalnya perubahan dalam cara berjalan klien
dan kemampuan klien dalam merubah posisi.
h. Peran – Hubungan
Klien mengatakan mampu bersosialisasi dengan keluarga dan tetangga sekitar
dengan baik, tetapi klien kadang merasa malu ketika berkumpul dengan tetangga
karena klien kurang mampu mengubah posisi kaki karena sering merasa kram dan
kesemutan selain itu juga cara berjalan klien agak pincang.
i. Seksualitas dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan dan sudah mengalami menepouse.
j. Koping - Toleransi Stress
Keluarga dan anaknya yang selalu membantu dalam kehidupannya.
k. Nilai Kepercayaan
Klien beragama Islam, klien mengatakan selalu menjalankan ibadah sholat 5 waktu.
Sering mengikuti pengajian yang ada didesanya.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda-tanda Vital
TD = 120/80 mmhg
N = 88x/m
RR = 16x/m
S = 36,7 C
4. Pengkajian Nyeri
P : Inflamasi/peradangan
Q : ditusuk-tusuk jarum
R : persendian lutut kaki kanannya
S:6
T : continue
5. Pemeriksaan Kepala
a. Mata = Simetris kanan dan kiri, Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
pupil isokhor, tampak sering berair dan tidak menggunakan alat bantu.
b. Telinga = Simetris kanan dan kiri, pendengaran baik, sedikit serumen, benda
asing tidak ada.
c. Rambut = tampak beruban, kurang merata.
d. Hidung = lubang hidung bersih dan tidak ada polip
e. Mulut = Mukosa bibir lembat, keadaan gigi dan gusi kurang bersih, bau mulut,
stomatitis tidak ada, gigi tidak lengkap.
f. Leher = Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Pemeriksaan Torax
a. Paru-paru
Inspeksi = Pengembangan paru kanan dan kiri simetris
Palpasi =
Perkusi = Tidak tampak ada retraksi intercosta
Auskultasi = Vesikuler
b. Jantung
Inspeksi = tidak ada pembesaran organ jantung
Palpasi = ictus cordis teraba pada intercosta ke 5
Perkusi = Pekak
Auskultasi = Tidak ada suara tambahan
7. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi = tidak ada pembesaran organ linfa dan hati
Auskultasi = peristaltic usus 12x/menit
Perkusi =timpani
Palpasi = tidak ada nyeri tekan diulu hati, tidak ada asites
8. Pemeriksaan Payudara = Simetris kanan dan kiri,Tidak ada masalah
9. Pemeriksaan Genetalia = Tidak terdapat hemorroid, bersih, tidak ada keluhan
10. Pemeriksaan Ekstremitas
klien mengatakan kaki kanan terasa pegal, Kedua kaki dan tangan Ny. D tampak
sejajar dan sama besar dan panjang, tampak adanya scoliosis. Kemampuan
mengubah posisi kurang baik, pergerakan kedua tangan dan kaki baik, kekuatan
otot baik, tetapi kaki kanan sering merasa linu dan kesemutan.
5 5
4 4
11. Pemeriksaan Intergumen
Kulit tampak bersih, kulit tampak keriput, tidak ada lesi, tidak ada edema.

E. Diagnostik Test
1. Pengkajian Depresi
Inventaris Depresi Beck
a. Kesedihan : klien merasa sedih
b. Pesimisme : klien merasa sudah tua dan merasa sering masuk angin
c. Rasa kegagalan : klien tidak merasa gagal dalam hidupnya
d. Ketidakpuasan : klien mengatakan tidak puas dengan segalanya, klien
mengatakan sudah melalukan yang terbaik tetapi balasan orang dan keluarga
saya tidak sebanding
e. Rasa bersalah : klien tidak merasa benar benar bersalah
f. Tidak menyukai diri sendiri : klien tidak merasa kecewa dengan dirinya
sendiri
g. Membahayakan diri sendiri : klien tidak punya pikiran-pikiran yang
membahagiakan diri sendiri
h. Menarik diri dari soaial : klien tidak kehilangan minat pada orang lain
i. Keragu-raguan : klien membuat keputusan dengan baik
j. Perubahan gambaran diri : klien tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk
dari sebelumnya
k. Kesulitan diri : klien dapat bekerja sebaik sebelumnya
l. Keletihan : klien lelah lebid dari biasanya
m. Anoreksia : nafsu makan klien tidak buruk dari biasanya
Jumlah : 10 Depresi sedang

Skala Depresi Geriatrik (YESAVAGE)


a. Pada dasarnya klien tidak puas dengan kehidupanya
b. Klien merasa telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau
kesenanganya karena sudah tua
c. Klien merasa bahwa hidup klien kosong
d. Klien sering merasa bosan dengan kesehariannya
e. Klien pnya semangat yang baik setiap saat
f. Klien takut sesuatu yang buruk akan terjadi padanya
g. Klien merasa bahagia disebagian besar hidup klien
h. Klien tidak merasa tidak berdaya
i. Klien tidak lebih senang tinggal dirumah daripada pergi keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
j. Klien tidak merasa memiliki masalah dengan daya ingat dibanding
kebanyakan orang
k. Klien berfikir bahwa hidup klien sekarang ini menyenangkan
l. Klien tidak merasa tidak berharga
m. Klien merasa penuh semangat
n. Klien merasa bahwa keadaan klien tidak memiliki harapan
2. Katz index
a. Bathing = Mandiri
b. Dressing = Mandiri
c. Toileting =Bantuan
d. Trasferring = Mandiri
e. Continence =Mandiri
f. Feeding = Mandiri
(Indeks Katz = B)
3. Status Mental
1. Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)
Benar Salah No. Pertanyaan
√ 1. Tanggal berapa hari ini?
√ 2. Hari apa sekarang?
√ 3. Apa nama tempat ini?
√ 4. Dimana alamat anda?
√ 5. Berapa umur anda?
√ 6. Kapan anda lahir?
√ 7. Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 9. Siapa nama ibu anda?
√ 10. Kurangi 3 dari 20 & tetap
pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara berurutan
9 Jumlah
Total Skor: 9 Fungsi intelektual tubuh
Kesimpulan : Status mental klien termasuk dalam kategori baik,
4. Aspek Kognitif Dari Fungsi Mental
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
a. Tahun
b. Musim
c. Tanggal
d. Hari
e. Bulan
Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar
a. Negara Indonesia
b. Propinsi Jawa tengah
c. Kota magelang
2. Registrasi 5 5 Pemeriksa mengatakan nama 3
objek selama 1 detik kemudian
klien mengulang nama objek
tersebut
a. kursi
b. meja
c. buku
3. Perhatian 5 2 Minta klien untuk memulai dari
& angka 100 kemudian dikurangi
Kalkulasi 7 sampai 5 tahap
a. 100
b. 93
c. 86
d. 79
e. 72
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk menyebutkan
atau mengulang ketiga objek
pada no.2
a. kursi
b. meja
c. buku
5. Bahasa 9 6 Tunjukkan pada klien suatu
benda (2 objek) tanyakan
namanya!
a. Objek sepatu
b. Objek sandal
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut:
a. Ambil kertas di tangan
anda
b. Lipat dua
c. Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai 1)
a. Tutup mata anda
Perintahkan pada klien menilai
satu kalimat dan menyalin
gambar:
a. Tulis satu kalimat
b. Menyalin gambar
Total Nilai 2
4
Interpretasi hasil :
Nilai >23 = aspek kognitif dari fungsi mental baik
5. Data Analisa Data
Data Masalah Etiologi
DS : klien mengatakan kaki kanannya Nyeri akut Agen cidera biologis
merasa nyeri, pegal, linu dan kesemutan

DO : klien tampak sering memegangi


kakinya

DS : klien mengatakan sulit bergerak dan Hambatan Gangguan


sulit mengubah posisi mobilitas fisik muskuloskeletal

DO : klien tampak berjalan agak pincang

DS : klien mengatakan merasa ada Gangguan citra Perubahan fungsi


perubahan dalam penampilan klien dan tubuh tubuh
membuat klien tidak percaya diri
DO : Klien tampak jarang mengikuti
kegiatan perkumpulan dalam kegiatan desa
bersama tetangganya

6. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (00132)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal (00085)
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh (00118)
7. Intevensi Keperawatan
NO TGL Diagnosa NOC NIC
Keperawatan (Kriteria hasil dan (Intervensi Keperawatan)
tujuan)
1 17 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri
Jan berhubungan tindakan komprehensif.
2019 dengan agen keperawatan selama 2. Gunakan strategi komunikasi
cidera biologis 3 × 24 jam teraupetik untuk mengetahui
diharapkan nyeri pengalaman nyeri
dalam criteria hasil : dansampaikan penerimaan
1. kontrol nyeri pasien terhadap nyeri.
definisi tindakan 3. Ajarkan penggunaan teknik
pribadi untuk non farmakologi
mengontrol (relaksasi,bimbingan
nyeri antisipatif,terapi music,terapi
2. Tingkat nyeri bermain,terapi aktivitas
definisi ,aplikasi panas/dingin dan
keparahan dari pijatan,sebelum dan sesudah
nyeri yang jika memungkinkan,ketika
diamati atau melakukan aktivitas yang
dilaporkan menimbulkan nyeri)
4. Dukung istirahat /tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
5. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat
analgetik

2. 17 Hambatan Setelah dilakukan 1. Kaji kebutuhan akan bantuan


Jan mobilitas fisik tindakan pelayanan kesehatan dirumah
2019 berhubungan keperawatan selama dan kebutuhan akan peralatan
dengan 3 × 24 jam pengobatan yang tahan lama.
gangguan diharapkan 2. Terapi latihan : mobilitas sendi
muskuloskeletal hambatan mobilitasn 3. Ajarkan latihan ROM aktif
fisik dalam criteria atau pasif sesuai indikasi
hasil : 4. Edukasikan kepada pasien dan
1. Bejalan dengan keluarga tentang manfaat dan
langkah yang tujuan melakukan latihan
afektif sendi
2. Berjalan dengan 5. Kolaborasi dengan ahli terapi
pelan fisik dalam mengembangkan
3. Berjalan dengan dan menerapkan program
kecepatan latihan
sedang
4. Berjalan dengan
cepat
5. Berjalan menaiki
tangga dan
menuruni tangga
6. Berjalan
menanjak dan
menurun
3. 17 Gangguan citra Setelah dilakukan 1. Tentukan perubahan fisik saat
Jan tubuh tindakan ini apakah berkontribusi pada
2019 berhubungan keperawatan selama citra diri.
dengan 3 × 24 jam 2. Bantu pasien memisahkan
perubahan Gangguan citra penampilan fisik dari perasaan
fungsi tubuh tubuh dengan berharga secara pribadi, dengan
criteria : cara yang tepat.
1. Kesesuaian 3. Bantu pasien mendiskusikan
antara realitas perubahan-perubahan
tubuh dan ideal disebabkan oleh penuaan
tubuh dengan dengan cara yang tepat.
penampilan 4. Bantu pasien untuk
tubuh mendiskusikan stresor yang
2. Kepuasan mempengaruhi citra diri terkait
dengan fungsi dengan kondisi kongenital,
tubuh cedera, penyakit atau
3. Penyesuaian pembedahan.
terhadap 5. Bantu pasien untuk
perubahan mengidentifiasi tindakan-
fungsi tubuh tindakan yang akan
4. Penyesuaian meningkatkan penampilan.
terhadap 6. Ajarkan pada pasien mengenai
perubahan tubuh perubahan-perubahan normal
akibat proses yang terjadi dalam tubuhnya
penuaan terkait dengan beberapa tahap
5. Sikap terhadap proses penuaan, dengan cara
menyentuh yang tepat.
bagian tubuh
yang terkena
(dampak)

8. Implementasi Keperawatan

N TG Diagnosa Implementasi Respons TTD


o L Kep

1 17 Nyeri akut 1. Melakukan DS: klien mengatakan lebih terasa sakit saat
pengkajian nyeri
Jan berhubunga cuaca dingin dan aktivitas yang terlalu berat.
secara
n dengan komprehensif.
20 P: inflamasi/peradangan
agen cidera
19
biologis Q : seperti tertusuk-tusuk

R: Persendian kakinya

S:6

T : hilang timbul

DO :klien tampak berjalan pincang

2. Mengunakan DS :klien mengatakan merasa nyeri dirasa


strategi
komunikasi lebih 1 minggu. Bertambah ketika terlalu
teraupetik untuk
banyak aktivitas dan suhu yang dingin.
mengetahui
pengalaman
nyeri DO : klien tampak cemas dan memegangi
dansampaikan lututnya terus.
penerimaan
pasien terhadap
nyeri.

3. Mengajarkan
DS: klien mengatakan memahami apa yang
penggunaan
teknik non sudah diajarkan
farmakologi
(Nafas dalam, DO :Klien tampak dapat mengulangi apa
Kompres Air
hangat) yang sudah di ajarkan.

4. Berkolaborasi DS : Klien mengatakan akan minum obat


dengan dokter teratur
dalam pemberian
obat analgetik DO : Klien tampak kooperatif

Asam Nefenamat
250mg

2 17 Hambatan 1. Mengkaji TTV DS : Klien mengatakan bersedia di periksa.


Jan mobilitas
DO : TD = 120/80 mmhg, N= 88x/m, RR=
fisik
20 18x/m, S= 36,3 C
berhubunga
19
n dengan
2. Mengkaji
gangguan
kebutuhan akan DS: klien mengatakan biasanya diberi obat
musculoskel
bantuan dari puskesmas untuk terapi nyerinya.
etal
pelayanan
DO : Klien tampak kooperatif.
kesehatan
dirumah dan
kebutuhan akan
peralatan
pengobatan yang
tahan lama.

3. Anjurkan klien DS : Klien mengatakan akan


untuk menerapkannya
mengompres
DO : Klien tampak memahami
sendinya dengan
air hangat

4. Mengajarkan DS :klien mengatakan akan mencoba untuk


latihan ROM menggerakan sendi
aktif sesuai
DO : Klien tampak mencoba tindakan yang
indikasi
diajarkan.

5. Mengedukasikan DS : klien mengatakan mengerti tujuan dan


kepada pasien manfaat serta tujuan latihan sendi
dan keluarga
DO : klienn tampak mengerti
tentang manfaat
dan tujuan
melakukan
latihan sendi

6. Berkolaborasi
DS: -
dengan ahli
fisioterapi dalam DO : klien tampak akan melakukan terapi
mengembangkan yang telah di programkan
dan menerapkan
program latihan

3 17 Gangguan 1. Menentukan DS : klien mengatakan tidak percaya diri


Jan citra tubuh perubahan fisik untuk berkumpul dengan tetangganya karena
saat ini apakah
berhubunga adanya perubahan pada fisik klien yaitu
20 berkontribusi pada
n dengan citra diri.
19 perubahan kakinya sudah tidak sekuat dulu
fungsi
DO : klien tampak yakin saat
tubuh
menyampaikan masalahnya

2. Membantu pasien DS : klien mengatakan masih kurang


memisahkan
percaya diri untuk mencobanya
penampilan fisik
dari perasaan
DO : klien tampak masih ragu
berharga secara
pribadi, dengan
cara yang tepat.

3. Membantu pasien
mendiskusikan DS : klien mengatakan sedikit mengerti
perubahan-
perubahan DO : klien tampak kebingungan saat
disebabkan oleh
menjelaskan ulang
penuaan dengan
cara yang tepat.

4. Membantu pasien
untuk DS : klien mengatakan sedikit paham
mendiskusikan
stresor yang DO : klien tampak kebingungan dan belum
mempengaruhi
mengerti sepenuhnya
citra diri terkait
dengan kondisi
kongenital, cedera,
penyakit atau
pembedahan.

5. Membantu pasien
untuk DS : klien mengatakan mengerti tentang hal
mengidentifiasi
tindakan-tindakan yang sudah dijelaskan
yang akan
DO : klien mampu menjelaskan kembali
meningkatkan
penampilan. mengenai tindakan yang akan meningkatkan
penampilan
6. Mengajarkan pada DS : klien mengatakan paham
pasien mengenai
perubahan- DO : klien tampak memahami dengan cara
perubahan normal mampu mengulang kembali apa yang telah
yang terjadi dalam
diajarkan
tubuhnya terkait
dengan beberapa
tahap proses
penuaan, dengan
cara yang tepat.

1 18 Nyeri akut 1. Melakukan DS: klien mengatakan nyeri berkurang


pengkajian nyeri
Jan berhubunga dengan management nyeri.
komprehensif.
20 n dengan
P: inflamasi/peradangan
19 agen cidera
biologis Q : seperti tertusuk-tusuk

R: Lutut kaki kanan

S:4

T : hilang timbul

DO :klien tampak memegangi lutut

2. Mengajarkan DS: klien mengatakan memahami apa yang


penggunaan teknik
sudah diajarkan
non farmakologi
(Aplikasikan
kompres hangat, DO :Klien tampak dapat mengulangi apa
dan massage yang sudah di ajarkan.
pelan, relaksasi
dan distraksi)

3. Menganjurkan
istirahat /tidur DS :Klien mengatakan mencoba akan
yang adekuat memenuhi istirahatnya agar cukup waktu
untuk membantu
penurunan nyeri DO :klien tampak kooperatif

4. Memberikan obat DS : Klien mengatakan akan minum obat


analgetik sesuai teratur
advise dokter.
Asam nefenamat DO : Klien tampak kooperatif
250mg

2 Hambatan 1. Mengkaji TTV DS : Klien mengatakan bersedia di periksa. 18 Jan


mobilitas 2019
DO : TD =120/80 mmhg, N=95 x/m,
fisik
RR=20 x/m, S=36 C.
berhubunga
n dengan
gangguan
DS : Klien mengatakan sudah
musculoskel 2. Menganjurkan
menerapkannya, dan lebih mendingan bisa
etal klien untuk
melemaskan persendian.
mengompres
sendinya dengan DO : Klien tampak kooperatif
air hangat

3. Melatihan ROM
DS :klien mengatakan sudah mencoba dan
aktif sesuai
akan ters melakukannya
indikasi

DO : Klien tampak kooperatif


4. Mengedukasikan
DS : klien mengatakan mengerti tujuan dan
kepada pasien
manfaat serta tujuan latihan sendi
dan keluarga
tentang manfaat DO : klien tampak mengerti
dan tujuan
melakukan
latihan sendi

5. Berkolaborasi
DS: -
dengan ahli
fisioterapi dalam DO : klien tampak akan melakukan terapi
mengembangkan
dan menerapkan yang telah di programkan
program latiha

3 18 Gangguan 1. Menetentukan DS : klien mengatakan tidak percaya diri


Jan citra tubuh perubahan fisik untuk berkumpul dengan tetangganya karena
saat ini apakah
20 berhubunga adanya perubahan pada fisik klien
berkontribusi
19 n dengan pada citra diri.
DO : klien tampak yakin saat
perubahan
menyampaikan masalahnya
fungsi
tubuh
2. Membantu
pasien DS : klien mengatakan masih kurang
memisahkan percaya diri untuk mencobanya
penampilan fisik
dari perasaan DO : klien tampak masih ragu
berharga secara
pribadi, dengan
cara yang tepat.

3. Membantu
pasien DS : klien mengatakan paham dan mengerti
mendiskusikan
perubahan- DO : klien tampak mampu mengulang
perubahan kembali tentang hal yang telah dijelaskan
disebabkan oleh
penuaan dengan
cara yang tepat.

4. Membantu
pasien untuk DS : klien mengatakan paham dan mengerti
mendiskusikan
stresor yang DO : klien mampu mengulang kembali apa
mempengaruhi yang telah dijelaskan dengan baik
citra diri terkait
dengan kondisi
kongenital,
cedera, penyakit
atau
pembedahan.
5. Membantu
pasien untuk
mengidentifiasi DS : klien mengatakan mengerti tentang hal
tindakan- yang sudah dijelaskan
tindakan yang
akan DO : klien mampu menjelaskan kembali
meningkatkan
mengenai tindakan yang akan meningkatkan
penampilan.
penampilan

6. Ajarkan pada
pasien mengenai
perubahan- DS : klien mengatakan paham
perubahan
DO : klien tampak memahami dengan cara
normal yang
terjadi dalam mampu mengulang kembali apa yang telah
tubuhnya terkait diajarkan
dengan beberapa
tahap proses
penuaan, dengan
cara yang tepat.

9. EVALUASI

No TGL Diagnosa SOAP


.
1. 17 Nyeri akut berhubungan S : klien mengatatakan nyeri sendi sejak 1 minggu
Jan dengan agen cidera yang lalu,klien mengatatakan sakit bertambah jika
2019 biologis (Inflamasi dan melakukan aktifitas
peningkatan kadar purin
P: inflamasi/peradangan
dalam darah)
Q : seperti tertusuk-tusuk

R: Lutut kaki kanan

S:6

T : hialng timbul

O ; Klien tampak memegangi lutunya dan berjalan


pincang.

A : masalah nyeri akut berhubungan dengan agen


cidera biologis belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.


2) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
(aplikasikan kompres hangat, dan massage
pelan, relaksasi dan distraksi)
3) Anjurkan istirahat /tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri
4) Berikan obat analgetik sesuai advise dokter.
Asam nefenamat 250mg

2. 17 Hambatan mobilitas S : klien mengatakan rasa kesemutan dan linu


Jan fisik berhubungan bertambah ketika klien terlalu lama melakukan
2019 dengan gangguan aktivitas yang sangat berat. Klien juga mengeluh
muskuoskeletal sulit bergerak.
O :klien tampak berjalan picang dan merasa
kesakitan.
TD = mmhg, N= x/m, RR= x/m, S= C

A : masalah hambatan mobilitas fisik berhubungan


dengan gangguan muskuloskeletal
P : Lanjutkan intervesi
1) Kaji TTV
2) Anjurkan klien untuk mengompres sendinya
dengan air hangat
3) Latihan ROM aktif sesuai indikasi
4) Edukasikan kepada pasien dan keluarga
tentang manfaat dan tujuan melakukan
latihan sendi
5) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi dalam
mengembangkan dan menerapkan program
latihan

3. 17 Gangguan citra tubuh S : klien mengatakan tidak percaya diri jika


Jan berhubungan dengan berkumpul dengan tentagganya karena adanya
2019 perubahan fungsi tubuh perubahan pada fisik klien yaitu kakinya sudah
tidak sekuat dulu

O : klien tampak berjalan pincang dan tampak


minder
A : Masalah gangguan citra tubuh berhubungan
dengan perubahan fungsi tubuh belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1) Tentukan perubahan fisik saat ini apakah
berkontribusi pada citra diri.
2) Bantu pasien memisahkan penampilan fisik
dari perasaan berharga secara pribadi, dengan
cara yang tepat.
3) Bantu pasien mendiskusikan perubahan-
perubahan disebabkan oleh penuaan dengan
cara yang tepat.
4) Bantu pasien untuk mendiskusikan stresor
yang mempengaruhi citra diri terkait dengan
kondisi kongenital, cedera, penyakit atau
pembedahan.
5) Bantu pasien untuk mengidentifiasi tindakan-
tindakan yang akan meningkatkan penampilan.
6) Ajarkan pada pasien mengenai perubahan-
perubahan normal yang terjadi dalam
tubuhnya terkait dengan beberapa tahap proses
penuaan, dengan cara yang tepat.

1. 18 Nyeri akut berhubungan S : klien mengatatakan nyeri sudah berkurang


Jan dengan agen cidera setelah melakukan atau menerapakan menegement
2019 biologis (Inflamasi dan nyeri dan setelah meminum obat yang telah di
peningkatan kadar purin berikan oleh dokter
dalam darah)
P: inflamasi/peradangan
Q : seperti tertusuk-tusuk

R: Lutut kaki kanan

S:4

T : hialng timbul

O ; Klien sedikit rileks

A : masalah nyeri akut berhubungan dengan agen


cidera biologis belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.


2) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
(aplikasikan kompres hangat, dan massage
pelan, relaksasi dan distraksi)
3) Anjurkan istirahat /tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri
4) Berikan obat analgetik sesuai advise dokter.
Asam nefenamat 250mg

2. 18 Hambatan mobilitas S : klien mengatakan rasa kesemutan dan linu sudah


Jan fisik berhubungan sedikit berkurang karena sudah latihan pergerakan
2019 dengan gangguan sendi sedikit- sedikit dan akan terus melakukanya.
muskuoskeletal O :klien tampak masih berjalan picang klien
tampak sudah rileks
TD =120/80 mmhg, N=95 x/m, RR=20 x/m, S=36
C.

A : masalah hambatan mobilitas fisik berhubungan


dengan gangguan muskuloskeletal
P : Lanjutkan intervesi
1) Kaji TTV
2) Anjurkan klien untuk mengompres sendinya
dengan air hangat
3) Latih ROM aktif sesuai indikasi
4) Edukasikan kepada pasien dan keluarga
tentang manfaat dan tujuan melakukan
latihan sendi
5) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi dalam
mengembangkan dan menerapkan program
latiha

3. 18 Gangguan citra tubuh S : klien mengatakan masih minder dan malu, klien
Jan berhubungan dengan mengatakan
2019 perubahan fungsi tubuh O : klien tampak berjalan pincang, klien tampak
minder dan malu
A : Masalah gangguan citra tubuh berhubungan
dengan perubahan fungsi tubuh belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1) Tentukan perubahan fisik saat ini apakah
berkontribusi pada citra diri.
2) Bantu pasien memisahkan penampilan fisik
dari perasaan berharga secara pribadi,
dengan cara yang tepat.
3) Bantu pasien mendiskusikan perubahan-
perubahan disebabkan oleh penuaan dengan
cara yang tepat.
4) Bantu pasien untuk mendiskusikan stresor
yang mempengaruhi citra diri terkait dengan
kondisi kongenital, cedera, penyakit atau
pembedahan.
5) Bantu pasien untuk mengidentifiasi
tindakan-tindakan yang akan meningkatkan
penampilan.
6) Ajarkan pada pasien mengenai perubahan-
perubahan normal yang terjadi dalam
tubuhnya terkait dengan beberapa tahap
proses penuaan, dengan cara yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai