Gerontik Kelompok 6 Reumatik
Gerontik Kelompok 6 Reumatik
Disusun Oleh :
P1337420716045
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
Keracunan Minuman Keras” ini dapat saya selesaikan dalam waktu yang tepat dan juga hasil
yang maksimal.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan dari berbagai pihak
yang telah membantu dalam sumbangsih pemikiran, sarana dan prasarana yang mampu
menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat langsung bisa di gunakan oleh para
Makalah ini dirancang dan ditulis untuk memenuhi Tugas yang telah diberikan dalam
Mata Kuliah Gawat Darurat. Makalah ini dibuat dari berbagai referensi-referensi yang ada di
sekitar yang memungkinkan dalam proses pengumpulan informasi yang sesuai judul tugas
saya.
Dalam makalah ini saya menyadari bahwa ada kekurangan yang mungkin tidak saya
ketahui dan saya minta maaf sebesar-besarnya jika masih banyak kekeliruan materi terhadap
makalah ini, dan saya sangat membutuhkan saran serta kritik para pembaca atau peneliti
demi membangun dan menyempurnakan makalah saya ini. Semoga makalah ini bisa berguna
PENDAHULUAN
Belakang ini ada fenomena keracunan massal akibat minuman keras oplosan.
Metanol merupakan salah satu penyebab keracunan yang marak dioplos menjadi
minuman keras oplosan. Kandungan lain dalam miras oplosan selain methanol terdiri
dari berbagai campuran antara lain alkohol (>55% etanol), obat-obatan, minuman
biasa dilakukan oleh sekelompok orang dalam mengekspresikan suatu acara, misalnya
dalam pesta atau perpisahan tahun. Ironisnya miras tersebut tidak hanya dikonsumsi
oleh orang dewasa, tetapi kaum remaja juga sudah mulai coba-coba
miras oplosan menjadi topik yang hangat dibicarakan masyarakat Indonesia. Istilah
kata “oplosan” itu sendiri mempunyai arti “campuran”. Dimana miras oplosan
tersebut merupakan minuman keras yang terdiri dari berbagai campuran, diantaranya
dioplos dengan alkohol industri (metanol) maupun dengan obat herbal seperti obat
kuat atau suplemen kesehatan. Miras oplosan biasanya dibuat dan dijual secara ilegal.
Dari tahun ke tahun kasus minuman oplosan sering terjadi, pada rentang bulan
Desember 2013-2014 tercatat 74 orang korban meninggal dan 192 korban lainya di
rawat di rumah sakit akibat minuman oplosan dan dua diantara korban meninggal
bisa ditentukan berapa persen kandungan pasti etanol nya. Berdasarkan kandungan
3, yaitu :
3. Asidosis metabolic
5. Paralisis otot
6. Inkoordinasi otot
7. Disorientasi
12. Pusing
Efek kesehatan yang ditimbulkan oleh methanol adalah multiple organ failure
1. Fase keempat adalah toksisitas pada mata, diikuti dengan kebutaan, kejang,
otot/mioglobin dalam urin) dan hematuria (darah di dalam urin), koma, dan
3. Fase kedua adalah fase laten mengikuti depresi sistem saraf pusat
BAB II
PEMBAHASAN
ethylene glycol dan methyl alcohol (methanol), dua jenis terakhir ini disebut alkohol
beracun sebab lebih cepat mematikan daripada yang lain. Semua jenis senyawa
alkohol dapat menyebabkan depresi susunan saraf pusat dan kejang. Pada keracunan
etanol onset sekitar 30 menit, napas berbau etanol dan dapat terjadi asidosis
respiratorik atau ketoasidosis, sedang pada keracunan isopropanol onset cepat, napas
Pertama kedua senyawa ini menghasilkan asidosis metabolik dengan anion gap yang
tinggi disebabkan produksi asam yang cepat. Kedua jenis pasien tampak mabuk tapi
napas tidak berbau. Ketiga pada pemeriksaan elektrolit dan osmolalitas kedua jenis
Gejala awal keracunan Etilen glikol berupa mual, muntah dan tampak mabuk.
Karena etilen glikol tidak berbau maka napas tidak berbau. Pada kasus yang berat
disertai koma, kejang umum, edema paru,kolaps kardiovaskuler dan gagal ginjal.
kenaikan anion gap. Kadar serum laktat dapat meningkat (biasanya 5 - 6mEq/L). Bisa
terjadi hipokalsemia dan kristal kalsium oksalat tampak di urin sekitar 50 % kasus.
Plasma assay untuk ethylene glycol > 25 mg/ dL dianggap toksis, namun kadar
plasma ini dapat diabaikan pada pasien yang telah lama mengalami keracunan, karena
Gejala awal keracunan methanol dalam waktu 6 jam setelah tertelan termasuk nampak
mabuk tanpa bau etanol. Tanda lanjut (6 – 24 jam setelah tertelan) termasuk gangguan
penglihatan (skotoma, pandangan kabur, buta total), kesadaran menurun, koma, dan
kejang umum, pankreatitis juga bisa terjadi. Pemeriksaan retina bisa didapatkan
gangguan asam basa seperti pada keracunan etilen glikol. Enzim pankreas bisa
meningkat dan kenaikan kadar Creatinine Phospho kinase (CPK) dalam darah (dari
rhabdomyolysis)
pernah dilaporkan. Bila plasma assay untuk methanol tersedia, kadar diatas 25mg/dL
dianggap toksis. Seperti halnya pada keracunan etilen glikol kadar plasma dapat keliru
setelah lama dari waktu tertelan karena senyawa induk mungkin telah
kadar asam laktat, plasma assay untuk etilen glikol dan metanol, osmolalitas plasma.
Pada pasien ini agak sulit membedakan antara keracunan etilen glikol atau
ditemukan jejas. Gula darah 192, tidak ada hiponatremia dan tidak ditemukan
menjaga jalan napas karena adanya risiko terjadinya aspirasi ke dalam paru-paru yang
dapat berakibat fatal. Gejala keracunan alkohol yang sering muncul adalah dehidrasi.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan yaitu penanganan dehidrasi yang dialami
oleh korban. Jika korban sadar dapat dilihat dan ditanyakan apakah korban mengalami
tubuh yang hilang. Sedangkan jika korban tidak sadar segera bawa ke rumah sakit
perlindungan jalur nafas dengan obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh
lidah yang kaku. Optimasi posisi jalan nafas dan lakukan intubasi endotrakeal
jika perlu.
2) Penatalaksanaan fungsi pernapasan, yaitu pada pasien yang memiliki kadar
dan lakukan ACLS jika terjadi aritmia dan shock. Berikan infus cairan dengan
ringer laktat, larutan dekstrosa 5% dalam air atau normal saline. Pada pasien
yang memiliki sakit yang serius (koma, hipotensi, kejang) pasang alat kateter
di kandung kemih dan urin diambil untuk uji toksisitas racun dan pengeluaran
dalam NaCl 0,9%, vitamin B1 dan vitamin lainnya serta pengganti Kalium
apabila diperlukan.
6) Jika korban menunjukkan asidosis berat atau kejang dapat diberikan Natrium
Untuk melihat ada atau tidaknya metanol dalam miras oplosan dapat
perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air
bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit
atau sekurangnya 1 liter untuk setiap mata. Hindarkan bekas air cucian
mengenai wajah atau mata lainnya. Jika masih belum yakin bersih, cuci
Marini JJ, Wheeler AP. Drug overdose and Poison ing. Critical Care Medicine 3rd
edition. 2006; 33
Sumber : Mumpuni, Risna Yekti. (2016). Tatalaksana Keracunan Minuman Keras
Oplosan (Metanol dan Ethylene Glycol) dengan Fomepizole, Etanol, dan Hemodialisis.