Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang terbentuk oleh
medan magnet dan medan listrik. Sumber gelombang elektromagnetik dapat
dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. salah satu sumber
penting dari medan elektromagnetik adalah telepon portabel (auto telepon dan
telepon seluler atau handphone) (Jong, 2004).
Handphone merupakan alat komunikasi yang penting pada saat ini.
Handphone memiliki beberapa kelebihan, yaitu mudah dibawa, mudah
diperoleh dengan harga yang terjangkau dan memiliki fasilitas-fasilitas
hiburan. Handphone sekarang bukanlah barang mewah yang hanya dimiliki
oleh kalangan menengah ke atas, tetapi sekarang hampir semua orang
memilikinya. Berdasarkan data terbaru dari Asosiasi Telekomunikasi Seluler
Indonesia (ATSI) menunjukkan bahwa jumlah pelanggan seluler di Indonesia
per tahun 2011 telah mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun
2011 lalu, naik 60 juta pelanggan dibanding tahun 2010. Angka ini mendekati
jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 258 juta penduduk pada
Desember 2010 (www.teknojurnal.com). Namun demikian data diatas tidak
berarti bahwa sebanyak 240 juta orang di Indonesia memiliki handphone,
karena ada banyak orang yang memiliki lebih dari satu handphone.
Seperti dikatakan sebelumnya, handphone merupakan alat komunikasi
yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik
ini dapat menghasilkan radiasi. Banyaknya jumlah handphone yang digunakan
ini memungkinan seseorang terkena radiasi lebih banyak. Seperti yang
diketahui bahwa gelombang elektromagnetik merupakan salah satu penyebab
masalah bagi kesehatan atau penyakit misalnya kanker. Radiasi
elektromagnetik yang terus-menerus berpotensi menimbulkan gangguan
kesehatan. Efek jangka panjang radiasi elektromagnetik berupa potensi proses
degeneratif dan keganasan. National Institute of Environmental Health

Andi Lala ACB 110 047|Universita Palangkaraya 1


Science (NIEHS) menyatakan bahwa medan elektromagnetik dapat
dipertimbangkan sebagai kemungkinan zat penyebab kanker pada manusia.
Selain itu, radiasi elektromagnetik dapat mempengaruhi sistem darah, sistem
reproduksi, sistem saraf, sistem kardiovaskuler, dan sistem endokrin (Anies,
dalam Ganes, 2010).
Berdasarkan uraian di atas, handphone adalah alat komunikasi yang
memancarkan radiasi gelombang elektromagnetik. Penulisan ini dilakukan
untuk mengetahui dampak radiasi gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan handphone bagi kesehatan manusia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah yang akan
dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan radiasi gelombang eletromagnetik?
2. Apakah keterkaitan antara radiasi gelombang elektromagnetik dan
handphone?
3. Bagaimana dampak radiasi handphone bagi kesehatan manusia?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui :
1. Pengertian radiasi gelombang eletromagnetik;
2. Keterkaitan antara radiasi gelombang elektromagnetik dan handphone;
dan
3. Dampak radiasi handphone bagi kesehatan manusia.

D. Batasan Masalah
Pembahasan akan dibatasi hanya pada efek dari radiasi gelombang
elektromagnetik yang dihasilkan oleh handphone dan pengaruhnya bagi
kesehatan manusia. Radiasi termal yang dihasilkan oleh gelombang
elektromagnetik tidak dibahas dalam tulisan ini.

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 2


E. Manfaat Penulisan
Hasil tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Guru, sebagai bahan masukan tentang materi gelombang elektromagnetik
khususnya tentang radiasi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan
handphone; dan
2. Siswa, dengan adanya tulisan ini diharapkan siswa mengalami
peningkatan pemahaman siswa pada materi gelombang elektromagnetik.

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 3


BAB II
PEMBAHASAN

A. Radiasi Gelombang Elektromagnetik


1. Definisi Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Mahardika ( dalam Ratnaningtyas, 2010) menyatakan gelombang
elektromagnetik adalah gelombang yang terbentuk dari medan magnetik
dan medan listrik. kedua medan ini bergetar dalam arah yang saling tegak
lurus. Medan magnetik dan medan lisrik pembentuk gelombang
elektromagnetik adalah gelombang transversal, yang arah rambatnya
tegak lurus dengan arah getarnya.
Medan listrik adalah suatu medan atau ruangan yang dapat
menimbulkan gaya pada partikel di dalam medan tersebut. Medan listrik
dapat timbul karena adanya partikel yang bermuatan listrik, sehingga
medan listrik mempunyai arah sesuai dengan jenis muatan listrik
penyebabnya, positif atau negatif. Medan magnet adalah suatu medan atau
ruangan yang dapat menimbulkan gaya pada benda-benda magnet atau
partikel bermuatan listrik. Medan magnet merupakan ruangan tertutup,
artinya garis medannya selalu merupakan lingkaran tertutup. Medan
magnet tidak dapat dihalangi oleh benda-benda yang tidak permeabel
seperti tubuh manusia, bangunan, tanah dan pepohonan (Anies, dalam
Ratnaningtyas, 2010).

Gambar 1. Gelombang elektromagnetik


(sumber : micro.magnet.fsu.edu)

Andi Lala ACB 110 047|Universita Palangkaraya 4


Pada gambar 1 dapat dilihat osilasi muatan dua kutub yang berbeda
menghasilkan gelombang elektromagnetik dengan medan magnet (warna
merah) dan medan listrik (warna biru) yang saling tegak lurus.
Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang medan dan
bukan gelombang materi seperti gelombang air dan gelombang pada tali.
Karena gelombang elektromagnetik terdiri atas medan, maka gelombang
elektromagnetik dapat merambat melalui ruang hampa (Giancoli, 2001).
Kecepatan gelombang elektromagnetik di ruang hampa adalah 3 x 108 m/s
berdasarkan perhitungan yang dilakukan Maxwell, yang ternyata nilainya
mendekati nilai kecepatan gelombang elektromagnetik yang ditemukan
melalui percobaan.
Gelombang elektromagnetik dapat diklasifikasikan berdasarkan
frekuensinya. Mahardika (dalam Ratnaningtyas, 2010) menyatakan bahwa
spektrum gelombang elektromagnetik dapat ditinjau dari frekuensinya.
Spektrum-spektrum tersebut disajikan dalam tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Spektrum gelombang elektromagnetik menurut frekuensinya


Spektrum Frekuensi
Sinar Gamma 1019 – 1025 Hz
Sinar-X 1016 – 1020 Hz
Sinar Ultraviolet 1015 – 1018 Hz
Sinar Tampak 4 x 1014 – 7,5 x 1014 Hz
Sinar Infra merah 1011 – 1014 Hz
Gelombang Mikro 108 – 1012 Hz (102-106 MHz)
Gelombang Radio 104 – 108 Hz (10 KHz – 102 MHz)
Sumber : Ratnaningtyas, 2010
Tabel disusun berdasarkan besar frekuensi dari yang tertinggi yaitu
sinar gama dengan frekuensi 1019 Hz-1025Hz sampai dengan frekuensi
yang terendah yaitu gelombang radio 104-108 Hz.

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 5


2. Radiasi Elektromagnetik
Radiasi mendeskripsikan setiap proses dimana energi bergerak
melalui media ataupun tanpa media dan diserap oleh benda lain. Secara
umum radiasi dibagi menjadi dua, yaitu radiasi pengion dan radiasi non-
pengion. Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses
ionisasi atau terbentuknya ion positif dan ion negatif apabila berinteraksi
dengan materi. Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak
menyebabkan proses ionisasi apabila beinteraksi dengan materi.
(www.infonuklir.com).

Gambar 2. Spektrum gelombang elektromagnetik


(sumber : www.google.co.id)
Pada gambar 2 diatas dijelaskan spektrum gelombang
elektromagnetik dan contoh peralatan yang menggunakan gelombang
elektromagnetik tersebut. Spektrum disusun dari frekuensi yang paling
rendah disebelah kiri hingga frekuensi yang paling tinggi di sebelah kanan.
Pada gambar gelombang elektromagnetik dibagi menjadi dua berdasarkan
sifat radiasinya yaitu radiasi non ionisasi dan radiasi ionisasi.

a. Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah energi radiasi yang dapat mengeluarkan
elektron dari inti atom. Sisa atom ini menjadi positif dan disebut ion
positif. Elektron yang dikeluarkan dapat tinggal bebas atau mengikat

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 6


atom netral lainnya dan membentuk ion negatif. Peristiwa
pembentukan ion positif dan ion negatif inilah yang disebut sebagai
ionisasi. Melalui proses ionisasi ini, jaringan tubuh akan mengalami
kelainan atau kerusakan pada tingkat sel (Gabriel dalam Ganes, 2010).
Yang termasuk ke dalam radiasi pengion adalah partikel alpha,
partikel beta, sinar gama, sinar-X dan neutron.
Pada gambar 3 terlihat bahwa partikel alpha (α) tidak mampu
menembus kertas, partikel beta (β) mampu menembus kertas tetapi
tidak mampu menembus lempeng almunium, dan partikel gama (γ)
mampu menembus kertas dan lempeng almunium bahkan tembok.

Gambar 3. Radiasi oleh partikel alpha (α), partikel beta (β)


dan sinar gama (γ)
(sumber : id.wikipedia.org)

1) Partikel alpha
Partikel alpha mempunyai ukuran (volume) dan muatan listrik
positif yang besar. Tersusun dari dua proton dan dua neutron,
sehingga identik dengan inti atom Helium. Daya ionisasi partikel α
sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel β dan
10.000 kali daya ionisasi sinar gama. Karena mempunyai muatan
listrik yang besar, maka partikel α mudah dipengaruhi oleh medan
listrik yang ada di sekitarnya dan setelah terlepas dari sumbernya
hanya mampu menjangkau jarak sejauh 4-5 cm di dalam media
udara. Sedangkan akibat ukurannya yang besar maka partikel α
tidak mampu menembus pori-pori kulit kita pada lapisan yang
paling luar sekalipun, sehingga radiasi yang diapancarkan oleh

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 7


partirkel α tersebut tidak berbahaya bagi manusia apabila berada di
luar tubuh.
2) Partikel beta
Partikel beta mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil
dari partikel α. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali daya ionisasi
partikel α. Dengan ukurannya yang lebih kecil, partikel β
mempunyai daya tembus lebih besar dari partikel α. Karena
muatannya yang kecil daya jangkau partikel β di udara bisa sejauh
9 cm, untuk selanjutnya dibelokkan oleh medan listrik yang ada di
sekitarnya.
3) Sinar gama
Sinar gama tidak mempunyai besaran volume dan muatan
listrik sehingga dikelompokkan ke dalam gelombang
elektromagnetik. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil.
Karena tidak mempunyai muatan listrik maka sinar gama tidak
terbelokkan oleh medan listrik yang ada di sekitarnya, sehingga
daya tembusnya sangat besar dibandingkan dengan daya tembus
partikel a atau β.

Gambar 4. Zat radioaktif (misalnya uranium) memancarkan radiasi


partikel alpha, partikel beta dan sinar gama.
Sumber : www.infonuklir.com

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 8


4) Sinar-X
Mempunyai kemiripan dengan sinar gama, yaitu dalam hal
daya jangkau pada suatu media dan pengaruhnya oleh medan
listrik. Yang membedakan antara keduanya adalah proses
terjadinya. Sinar gama dihasilkan dari proses peluruhan zat
radioaktif yang terjadi pada inti atom, sedangkan sinar-X
dihasilkan pada waktu elektron berenergi tinggi yang menumbuk
suatu target logam. Sinar gama akan dipancarkan secara terus
menerus oleh sumber radioaktif selama sumber tersebut bersifat
tidak stabil, sedangkan sinar-X dapat setiap saat dihentikan
pancarannya apabila pesawat sinar-X tidak diberikan suplai daya
(tenaga listrik).
5) Partikel Neutron
Mempunyai ukuran kecil dan tidak mempunyai muatan listrik.
Karena ukurannya yang kecil dan tidak terpengaruh oleh medan
listrik di sekitarnya, maka partikel neutron memiliki daya tembus
yang tinggi. Partikel neutron dapat dihasilkan dari reaksi nuklir
antara satu unsur tertentu dengan unsur lainnya.
b. Radiasi non-pengion
Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak menyebabkan
proses ionisasi apabila beinteraksi dengan materi. Radiasi nonpengion
mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan energi lebih kecil
daripada 10 eV. Radiasi non-pengion itu antara lain gelombang radio
(radio dan televisi), gelombang mikro (microwave oven dan
handphone), sinar inframerah (gelombang yang memancarkan energi
dalam bentuk panas), cahaya tampak, dan sinar ultraviolet yang
dipancarkan oleh matahari.

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 9


Tarigan et al (2010) mengklasifikasikan medan elektromagnet atau
Electromagnetic Field (EMF) berdasarkan frekuensinya, menjadi:
a. Static Elektromagnetic Frekuency EMF dengan frekuensi 0 Hz.
Sumbernya antara lain medan elektromagnet alam, MRI,
elektrolisis industrial.
b. Extremely low-Frequency EMF (0-300Hz). Gelombang
elektromagnetik ini dihasilkan tidak hanya ketika aliran listrik
dihantarkan melalui kabel listrik, tetapi juga ketika digunakan
dalam alat elektronik. Frekuensi gelombang ini ketika dihasilkan
oleh alat elektronik adalah sekitar 50-60 Hz.
c. Intermediate frequency EMF (300 Hz – 100 kHz). Sumbernya
antara lain metal detector, hands free.
d. Radio frequency EMF (100 kHz – 300 GHz). Sumbernya antara
lain gelombang TV, radio, handphone, microwave oven. (Tarigan et
al, 2010)

B. Keterkaitan antara Radiasi Gelombang Elektromagnetik dan Handphone


Handphone adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai
kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap,
namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu
disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel;
wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu
sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem
CDMA (Code Division Multiple Access). Badan yang mengatur
telekomunikasi seluler Indonesia adalah Asosiasi Telekomunikasi Seluler
Indonesia (ATSI) (id.wikipedia.org).
Handphone memanfaat gelombang elektromagnetik dalam fungsinya
sebagai alat komunikasi. Frekuensi gelombang yang digunakan handphone
berkisar antara 800 MHz hingga 1900 MHz. GSM menggunakan frekuensi
800 MHz, 900 MHz, dan 1800 MHz, dan CDMA menggunakan frekuensi 450
MHz, 800 MHz, dan 1800 MHz. Frekuensi 3 Operator seluler terbesar di

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 10


Indonesia yaitu Indosat: 890 – 900 Mhz, Telkomsel: 900 – 907,5 Mhz,
Excelcomindo: 907,5 – 915 Mhz. Berdasarkan tabel 1 dan gambar 2diketahui
bahwa gelombang yang digunakan oleh handphone adalah gelombang mikro.
Handphone menimbulkan gelombang radiasi saat sedang aktif digunakan,
yakni saat menerima maupun melakukan panggilan. Handphone suatu alat
komunikasi berbasis listrik yang memiliki transmitter yang mengubah suara
menjadi gelombang sinusoidal kontinu yang kemudian dipancarkan keluar
melalui antena, gelombang mikro ini berfluktuasi melalui udara yang
menimbulkan radiasi elektromagnetik. Gelombang mikro inilah yang
menimbulkan banyak kontroversi dari berbagai kalangan tentang keamanan
dalam menggunakan ponsel.

C. Dampak Radiasi Handphone Bagi Kesehatan Manusia


Studi mengenai efek biologis akibat paparan gelombang elektromagnetik
(Radio frekuensi (RF)/ Mikrowave (MW)) telah dimulai sejak tahun 1950-an
dan mendekati 1990-an telah ada lebih dari 10.000 studi yang telah
dipublikasikan ke seluruh dunia. Efek yang dikemukakan saat itu masih terkait
dengan efek pemanasan (efek termal). Namun pada tahun1997 sudah mulai
dipisahkan antara efek radiasi elktromagnetik dengan mekanisme termal.
(Riyadina, 1997).
Secara garis besar, radiasi total yang diserap tubuh manusia adalah
tergantung pada beberapa hal. Swamardika (2009) menyatakan bahwa radiasi
yang diserap tubuh manusia tergantung pada:
1. Frekuensi dan panjang gelombang medan elektromagnetik.
2. Polarisasi medan elektromagnetik
3. Jarak antara badan dan sumber radiasi elektromagnetik dalam hal ini
handphone.
4. keadaan paparan radiasi, seperti adanya benda lain di sekitar sumber
radiasi.
5. sifat-sifat eletrik tubuh. hal ini sangat bergantung pada kadar air di dalam
tubuh, radiasi akan lebih banyak diserap pada media dengan konstan

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 11


dieletrik tinggi seperti otak, otot, dan jaringan lainnya dengan kadar air
tinggi.
Secara umum, potensi gangguan kesehatan akibat radiasi elektromagnetik
pada manusia berupa efek jangka panjang seperti potensi proses degeneratif
dan keganasan. Pada sistem darah dapat menyebabkan leukemia dan limfoma
malignum, sistem reproduksi berupa infertilitas, sistem saraf berupa
degeneratif saraf tepi, sistem kardiovaskuler berupa perubahan ritme jantung.
Efek jangka pendek yang ditimbulkan radiasi elektromagnetik berupa efek
psikologis dan hipersensitivitas (Anies, dalam Ganes, 2010).
Pada tanggal 31 Mei 2011 World Health Organisation (WHO) /
International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan
medan elektromagnetik frekuensi radio sebagai zat yang dapat menyebabkan
kanker (grup 2B) berdasarkan hubungan antara penggunaan handphone
dengan kenaikan glioma salah satu tipe kanker otak.
Ekasari (2012) mengungkapkan beberapa penyakit yang mungkin bisa
disebabkan oleh radiasi handphone antara lain:
1. Kanker Otak
Penelitian yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari 31 ilmuwan
dari 14 negara, termasuk Amerika Serikat, menemukan cukup bukti untuk
mengkategorikan radiasi ponsel sebagai sejenis zat berbahaya bagi
manusia. Mereka menemukan bukti peningkatan glioma dan peningkatan
resiko kanker otak akustik neuroma bagi pengguna ponsel.
2. Gangguan pada Anak
Laporan dari International EMF Collaborative yang ditulis
kelompok peneliti internasional pernah mengakui adanya kemungkinan
munculnya kanker akibat terstimulasi penggunaan ponsel, terlebih bagi
anak-anak.
3. Risiko Terhadap Ibu Hamil
Para peneliti di Yale University mempelajari efek radiasi yang
dihasilkan dari perangkat genggam dengan melakukan percobaan kepada
tikus yang sedang hamil. Setelah melakukan sejumlah penelitian,

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 12


kesimpulan sementara adalah paparan radiasi pada ponsel dalam jangka
tertentu ternyata dapat menyebabkan bayi yang lahir mengalami dampak
negatif pada otak, dan besar terkena risiko ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder). ADHD sendiri merupakan gangguan
perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga
menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung
berlebihan.
4. Mengurangi Produksi Sperma
Para pakar di pusat kesehatan Cleveland Clinic, Amerika Serikat
memaparkan, produksi sperma pada pria terpengaruh oleh frekuensi
pemakaian ponsel. Semakin lama pria memakai ponsel, semakin besar
kemungkinan produksi sperma mengalami gangguan.
Menurut The National Radiological Protection Board (NPRB) United
Kingdom (UK), Inggris (Dalam Swamardika, 2009) efek yang ditimbulkan
oleh radiasi gelombang elektromagnetik dari handphone dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Efek fisiologis
Efek fisiologis merupakan efek yang ditimbulkan oleh radiasi gelombang
elektromagnetik tersebut yang mengakibatkan gangguan pada organ-
organ tubuh manusia berupa, kanker otak dan pendengaran, tumor,
perubahan pada jaringan mata, termasuk retina dan lensa mata, gangguan
pada reproduksi, hilang ingatan, kepala pening.
2. Efek psikologis
Merupakan efek kejiwaan yang ditimbulkan oleh radiasi tersebut
misalnya timbulnya stress dan ketidaknyamanan karena penyinaran
radiasi berulang-ulang.
Penelitian yang dilakukan oleh Duhita Ganes tahun 2010 menunjukan
bahwa tikus putih yang dipaparkan dengan gelombang elektromagnetik
handphone mengalami penurunan jumlah sel spermatid yang signifikan
dibandingkan dengan tikus putih yang tidak dipaparkan dengan gelombang
elektromagnetik handphone (Ganes,2010).

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 13


Mekanisme penurunan jumlah sel spermatid akibat paparan gelombang
elektromagnetik ponsel melibatkan proses stres oksidatif. Membran plasma
spermatozoa memiliki sistem redoks berlapis yang serupa dengan
nicotinamide adenine dinucleotide H (NADH) oksidase. Aktifitas NADH
oksidase merupakan sumber radikal superoksida terbesar. Gelombang
elektromagnetik dapat meningkatkan aktifitas NADH oksidase sehingga
radikal superoksida meningkat (Mailankot dkk, 2009). Desai dkk (2009) juga
sependapat bahwa membrane plasma yang dikenai radiasi handphone akan
meningkatkan ROS (Reactive oxygen spesies) yang akan meningkatkan
aktivitas NADH oksidase.
Bertambahnya kadar radikal bebas dapat merusak rantai poly unsaturated
fatty acid (PUFA) membran sel sehingga terjadi peroksidasi lipid. Hasil
peroksidasi lipid membran oleh radikal bebas berefek langsung terhadap
kerusakan membran sel, antara lain dengan mengubah fluiditas, cross-linking,
serta merusak struktur dan fungsi membran (Yurekli dkk dalam Ganes, 2010)
Normalnya, kadar radikal bebas dijaga dalam kadar fisiologis oleh
antioksidan. Antioksidan endogen yang berperan dalam menjaga kadar radikal
bebas adalah glutathione (GSH), superoxide dismutase (SOD), dan catalase.
GSH berperan penting dalam koordinasi antioksidan di dalam tubuh untuk
menangkal radikal bebas. Sayangnya paparan gelombang elektromagnetik
ponsel juga mengakibatkan penurunan kadar GSH dan menginduksi stres
oksidatif (Mailankot dkk dalam Ganes, 2010).
Para ahli mengungkapkan bahwa radiasi yang ditimbulkan Handphone
tidak seratus persen bisa menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusia,
mengingat bahwa banyak orang yang masih setia menggunakan piranti
wireless ini untuk memudahkan aktivitas dan tidak mengalami masalah karena
masih didalam ambang batas aman.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO (dalam Swamardika,2009),
dampak gelombang elektromagnetik tegangan tinggi atau ponsel tidak
berbahaya asal pancarannya kecil atau masih dalam batas aman dari radiasi
(UKDWNet Club). Para peneliti the Kraeftens Bekaempelse mewawancarai

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 14


427 warga Denmark yang menderita kanker otak dan 822 orang yang tidak
menderita tumor kepala tentang penggunaan ponsel. Hasil studi jelas
menunjukkan penggunaan ponsel sama sekali tidak meningkatkan risiko
kanker otak.
Pengukuran kadar radiasi sebuah handphone disebut Specific Absorption
Rate (SAR). Pengukuran radio frekuensi atau RF yang diserap oleh jaringan
tubuh dinyatakan sebagai unit of watts per kilogram (W/kg). Batas SAR yang
ditetapkan oleh International Commission On Ionizing Radiation Protection
(ICNIRP) adalah 2,0 W/kg. Sedangkan The Institute of Electrical and
Electronics Engineers (IEEE) juga menetapkan standart baru untuk negara
Amerika dan negara lain termasuk Indonesia dengan batas 1,6 W/kg. Dengan
adanya batas ini maka produsen handphone diharuskan memproduksi
handphone dengan nilai SAR dibawah nilai ambang, Jika melebihi nilai
ambang maka handphone tidak boleh diproduksi. Nilai SAR pada umumnya
ada pada buku panduan penggunaan handphone yang disertakan dalam
pembelian handphone. Nilai SAR juga dapat dilihat di situs resmi handphone
atau di situs Federal Communications Commission (FCC). Tabel 2 berikut ini
berisi nilai SAR beberapa jenis handphone yang diperoleh dari situs FCC:
Tabel 2. Nilai SAR Beberapa Jenis Handphone
No. Jenis Handphone SAR
1. Samsung GT-S5360 (Galaxy Young) 0.66 W/kg
2. Nokia X2 0,91 W/kg
3. Nokia Lumia 620 0,86 W/kg
4. Motorola W385 1.54 W/kg
5. Motorola Deluxe ic902 1.53 W/kg
6. T-Mobile Shadow (HTC) 1.53 W/kg
7. Motorola i335 1.53 W/kg
8. Samsung Sync SGH-C417 1.51 W/kg
9. Motorola V365 1.51 W/kg
10. RIM BlackBerry Curve (AT&T) 1.51 W/kg
11. Nokia Asha 305 1,20 W/kg
Sumber : www.fcc.gov

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 15


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diambil kesimpulan :
1. Radiasi gelombang elektromagnetik adalah proses dimana energi bergerak
melalui media ataupun tanpa media dan diserap oleh benda lain melalui
gelombang elektomagnetik. Radiasi elektromagnetik dibagi menjadi dua,
yaitu radiasi pengion dan radiasi non-pengion. Radiasi pengion adalah
radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi atau terbentuknya ion
positif dan ion negatif apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-
pengion adalah radiasi yang tidak menyebabkan proses ionisasi apabila
beinteraksi dengan materi.
2. Handphone merupakan alat komunikasi yang mengandalkan gelombang
elektromagnetik yaitu gelombang mikro dalam hal mentransmisikan data.
Gelombang mikro ini dipancarkan secara radiasi.
3. Radiasi gelombang elektromagnetik handphone memiliki berbagai dampak
bagi kesehatan manusia seperti kanker, ganggunan reproduksi, tumor, dan
lain-lain. Dampak ini akan terjadi jika tubuh menerima radiasi
elektromagnetik melewati ambang batas penyerapan radiasi (SAR).
Radiasi handphone diyakini tidak berbahaya jika masih dalam nilai SAR.

B. Saran
Diperlukan tambahan informasi dari buku, majalah, artikel, jurnal atau
bulletin cetak maupun eletronik, yang membahas mengenai radiasi gelombang
elektromagnetik yang dihasilkan oleh handphone agar makalah ini dapat lebih
baik.

Andi Lala ACB 110 047 16


DAFTAR PUSTAKA

Desai Nisarg R., Kavindra K. Kesari and Ashok Agarwal ,2009. Pathophysiology
of cell phone radiation: oxidative stress and carcinogenesis with focus on
male reproductive system. Jurnal Reproductive Biology and Endocrinology.
7:114.
Giancoli, Douglas C., 2001. Fisika Edisi Kelima, diterjemahkan Yuhilza Hanum
dan Irwan Arifin, Penerbit Erlangga: Jakarta.
Jong, Wim de. 2005. Kanker: apakah itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan
Dukungan Keluarga, diterjemahkan oleh Astoeti Suharto Heerdjan, Penerbit
Arcan : Jakarta.
Ganes P., Duhita. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Buah Delima Merah
(Punica granatum L.) Terhadap Jumlah Sel Spermatid dan Diameter
Tubulus Seminiferus Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Dipapar
Gelombang Elektromagnetik Ponsel. (Skripsi). Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
International Agency for Research on Cancer. 2011. IARC Classifies
Radiofrequency Electromagnetic Fields as Possibly Carcinogenic to
Humans. WHO: Prancis.
Ratnaningtyas, N. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Buah Delima Merah
(Punica ganatum) Terhadap jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin pada
Tikus Putih (Rattus norveicus) yang Dipapar Gelombang Elektromagnetik
Ponsel. (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Riyadina, Woro. 1997. Efek Biologis dari Paparan Radiasi Elektromagnetik.
Media Litbangkes Vol. VII No. 01/1997. Halaman 9-11
Swamardika, I. B. A. 2009. Pengaruh Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Terhadap Kesehatan Manusia. Jurnal Teknologi Elektro, Vol. 8 No.1
Januari - Juni 2009. halaman 106-109.
Tarigan, Triona R. P., U. A. Gani dan M. Rajagukguk. 2010. Studi Tingkat
Radiasi Medan Elktromagnetik yang Ditimbulkan oleh Telepon Seluler.
Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Wardhana. W. A., 2000. Energi Via Satelit Sebuah Gagasan Untuk ABAD 21.
Majalah Energi Edisi No.7, Yogyakarta.
Anonim. Jenis Radiasi. Tersedia di: http://www.infonuklir.com/read/detail/512/
jenis-radiasi#.Uo85nCcruho diakses tgl 19 Nov 2013

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 17


Wikipedia. Radiasi (online).. Tersedia di :
http://id.wikipedia.org/wiki/Global_System_for _Mobile_Communications.
Di akses tanggal 29 Oktober 2013

Andi Lala ACB 110 047 | Universitas Palangkaraya 18

Anda mungkin juga menyukai