Anda di halaman 1dari 25

Dosen:Ir.T.Zulfikar,ST.

MT
Disusun Oleh:
-Rahmi Auli NIM:1704108010008
-Hariyanti Mentari NIM: 1704108010011
-Muhammad Akbar Waris NIM:17041080100012
Tambang bawah tanah (Underground Mine) mengacu pada
metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat
terowongan menuju lokasi mineral tersebut. Berbagai macam logam bisa
diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal.
Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan
masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan.
Jalan masuk tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa, yakni:
1. Ramp
Jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari
permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud.Ramp biasanya
digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari
bawah tanah.
2. Shaft
Berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan
menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift
yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
3. Adit
Yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya
dibuat di sisi bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
Ada dua tahap utama yang terdapat pada metode
tambang bawah tanah, diantaranya:
1. Development (pengembangan)
Pada tahap development semua yang digali adalah
batuan tak berharga. Tahap development termasuk
pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas
bawah tanah lain.

2. Production (produksi)
Tahap produksi adalah pekerjaan menggali sumber
bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope (lombong).
Shrinkage stoping adalah salah satu metode tambang
bawah tanah yang kegiatan penggaliannya dilakukan secara
over hand. Development yang diperlukan untuk shrinkage
stoping yaitu dengan membuat drift pada setiap level, dari
drift ini kemudian dibuat raise yang dipergunakan untuk
Orechute dan Munway. Ore diledakkan dan broken ore yang
diperoleh dibiarkan menimbun. Demikian seterusnya hingga
diperoleh timbunan sampai batas tertentu
Tiap bagian (slices) dibor dan diledakkan dari
bawah, tumpukan hasil peledakan itu akan dibiarkan di
lantai untuk dipakai sebagai:
a. Tempat berpijak untuk pemboran berikutnya.
b. Penyangga batuan samping (country rock)
Karena batuan yang diledakkan itu selalu bertambah
volumenya, maka pertambahan volume itu dikeluarkan
dari tambang. Tetapi bila nanti blok yang bersangkutan
sudah selesai ditambang, maka seluruh hasil penggalian
yang berupa broken ore diambil semua, dan lombong
akan kosong.
Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang
besar, kemiringan 50˚- 90˚. Metode ini terletak antara kelas
open stope dan filled stope. Bijih dihancurkan secara metode
overhand dan dibiarkan terkumpul dalam stope. Mengingat
bijih akan mengembang dila dihancurkan maka sekitar 35%
dari volume batuan yang dihancurkan setiap peledakan harus
diambil untuk memberikan ruangan yang cukup dagi pekerja
untuk bekerja diantara bagian atas bijih lepas dengan atap.
Pada shrinkage stoping, ore di angkut di horizontal
slice, dimulai dari bawah stope dan terus maju ke atas. Bagian
dari ore yang hancur ditinggalkan di stope yang telah
ditambang, yang berfungsi sebagai platform kerja untuk
menambang ore bagian atas dan untuk mensupport dinding-
dinding stope. Melalui blasting, batuan menambah volume
yang didudukinya sekitar 50%, oleh karena itu 40% dari ore
yang telah di blasting harus diambil secara kontinyu selama
penambangan untuk menjaga supaya keseimbangan headroom
antara atas dan bawah ore yang telah diledakkan.
Syarat
Syarat yang diperlukan untuk metode shrinkage stoping
antara lain, sebagai berikut :
1. Cocok untuk batuan kuat.
2. Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 700.
3. Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.
4.Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupu
harganya.
5.Endapan bijih harus homogen atau uniform.
6. Penambangan tidak selektif.
7. Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe),karena endapan Sulfida
harus dengan metode selective mining, hal ini guna menghindari
pengaruhnya pada air asam tambang.

Aplikasi
Pengaplikasian yang dilakukan untuk metode shrinkage
stoping antara lain sebagai berikut:
 Ideal untuk bijih dengan kemiringan 50° – 90° yang lebih besar dari
sudut gelincir broken ore.
 Urat sempit sampai lebar.
 Badan bijih dengan bentuk teratur untuk menghindari losses dan
dilusi.
 Ketebalan bijih lebih dari 5 meter.
 Hanging wall dan Footwall dinding cukup stabil, sehingga tidak
terjadi crushing dan spalling bila broken ore diambil.
 Untuk bijih yang broken orenya tidak menggumpal bila ditumpuk
dalam waktu lama di dalam stope.
 Bijih harus kuat, sehingga penyanggan pada atap bisa seminimal
mungkin.
 Kadar sebaiknya seragam, karena tidak memungkinkan sorting.
Development
Development untuk shrinkage stoping terdiri atas :
 Drift pengangkutan sepanjang bagian bawah stope.
 Crosscut ke ore di bagian bawah stope.
 Finger raise dan cones dari crosscut ke undercut.
 Undercut atau lapisan bawah stope 5 – 10 m di atas drift
pengangkutan.
 Raise dari level pengangkutan melalui undercut ke level
utama untuk menyediakan akses dan ventilasi ke stope.
Teknik pernambangan dengan metode shrinkage stoping,
seperti terlihat pada gambar diatas, meliputi kemajuan penambangan
lombong pada arah vertikal dan horizontal. Broken ore digunakan
sebagai tempat pijak dan penyangga sementara.
Jenis badan bijih, orientasi, dan sifat – sifat geomekanik
batuan adalah hal hal yang perlu di perhatikan dalam
pemilihan shrinkage stoping. Hal lain yang juga penting
adalah sifat fisik, kimiawi bijih. Badan bijih harus benar-benar
inten yang tidak mempunyai kecendrungan beroksidasi,
hydrolysis, dissolution atau perekatan material. Juga harus
mempunyai ketahanan terhadap peremukan dan degradasi
selama proses pengambilan. Sifat-sifat ini sangat penting agar
dapat dipastikan bahwa bijih cocok untuk diledakan, juga di
butuhkan mobilitas agar terjadi aliran bebas butiran selama
dalam lombong. Degradasi sifat fisik dan kimia bijih serta
perekatan bijih di sebabkan oleh air tambang (misalnya akibat
pengeboran), yang mengalami perkolasi melewati masa
batuan.

1. Pengeboran
Jumbo drill
 Biasanya digunakan untuk membuat lubang tembak dan juga
pembersihan batu gantung sisa peledakan di dalam tambang bawah
tanah.Selain kedua fungsi diatas alat ini juga dapat digunakan untuk
memasang sistim penyanggaan awal dalam tambang bawah tanah.
Pada beberapa type jumbo drill di lengkapi dengan lengan khusus
guna pengisian bahan peledak yang biasanya berupa
ANFO(amonium nitrat full oil)
Jackleg drilling
 Adalah mesin bor pneumatic yang dilengkapi kaki hidraulik yang
dapat diatur menyesuaikan dengan arah pemboran. Mesin ini
umumnya digunakan untuk mengebor batuan keras(hard rock).
Kaki hidraulik memungkinkan operator melakukan pemborn dalam
berbagai sudut.
2. Peledakan

Tujuan Peledakan Tambang Bawah Tanah adalah :


 Meledakan batuan untuk mendapatkan ruang yang berfungsi sebagai jalan
masuk, gudang, terowongan pipa, dan lain-lain.
 Untuk membongkar / mengambil material (dalam kegiatan penambangan).
 Blasting (peledakan) : ANFO (slurry)
3. Pemuatan
Pemuatan pada tambang bawah tanah istilahnya hampir sama
dengan pemuatan tambang terbuka yaitu pemuatan broken ore, dimuat
keatas alat angkut untuk selanjutnya diangkut keluar
permukaan(pengangkutan).
Loading (pemuatan) : front end loader, LHD (load haul dump)

front end loader LHD (load haul dump)


4. Pengangkutan

Kegiatan pengakutan tambang bawah tanah adalah


 Usaha atau cara utuk mengeluarkan hasil penambagan ke permukaan
 Kegiatan pengangkutan dimulai dari tempat penambanga ke penampungan
sementara selanjutnya ke mulut shaft kemuadian ke happer, lori atau langsung ke
dump truck untuk diangkut kepermukaan atau :
 Dari tempat penambangan ke penampungan sementara
 Dari penampungan ke mulut shaft (hosting dengan lori)
 Dari penampungan ke hopper (belt conveyor) lori atau langsung ke truck
lewat icline.
 Haulage (pengangkutan) : alat yang di gunakan yaitu truck, belt conveyor dll.
Keuntungan
Keuntungan yang dicapai bila menggunakan metode
shrinkage stoping, antara lain :
 Biaya pembuatan ventilasi dan development yang rendah
 Sederhana dan mudah untuk dikerjakan
 Mengeliminasi hand – loading.
 Dapat langsung berproduksi.
 Mining Recovery tinggi.
 Sejumlah besar pekerja dapat bekerja di dalam stope.
Kerugian
Kerugian yang dicapai bila menggunakan metode
shrinkage stoping, antara lain :
 Kondisi kerja yang sulit dan berbahaya.
 Kondisi lantai (tempat pijakan yang terdiri dari broken ore)
kurang nyaman untuk pergerakan para pekerja dan
peralatan.
 Bijih ditinggal dalam stope untuk waktu yang lama,
sehingga investasi tidak segera kembali.
 Badan bijih yang terletak pada waste rock tidak bisa
ditambang.
 Metode ini mempunyai persyaratan yang sangat ketat dan
hanya cocok untuk bijih tertentu.
Sejarah Singkat PT.Antam
PT. Aneka tambang, Tbk, adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak di bidang pertamabngan emas. Salah satu unit pertambangan yang dimiliki PT,
Antam, Tbk, adalah Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor.
Penemuan cadangan emas di ponkor berawal dari eksplorasi logam dasar di
Gunung Limbung pada akhir tahun1979, ternyata mendapatkan informasi adanya
mineralisasi sulfida pyrit di daerah Gunung Pongkor. Menindak lanjuti temuan tersebut,
pada tahun 1980 tim unit geologi PT. Antam, Tbk, melakukan eksplorasi ke daerah Gunung
Pongkor dan menemukan urat kuarsa dengan kandungan logam Au sebesar 0,2 – 4 ppm
dan logam Ag sebesar 100 – 400 ppm dilokasi Pasir Jawa. Aktifitas eksplorasi sempat
berhenti pada tahun 1983 sampai denagan tahun 1988 karena PT Antam, Tbk, lebih
berkonsentrasi di daerah Cikotok.
Tahun 1968 kegiatan eksplorasi dilanjutkan dan menemukan tiga daerah baru
yang mengandung urat emas antara lain Daerah Gunung Pongkor, Pasir Jawa dan Ciguha.
Eksplorasi selanjutnya kembali menemukan urat baru yaitu Kubang Cicau dan Ciurut. Pada
tahun1989 sampai dengan taun 1992 dilakukan kegiatan pemboran rinci dan di lanjutkan
dengan evaluasi dan perhitungan sumber daya.
Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi UBPE Ponkor secara administratif terletsk didalam wilayah
Sorongan Kecamatan Nangung Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini
berjarak sekitar 55 km kearah Barat dari kota Madya Bogor dan sekitar 110 km ke
arah Barat Daya dari Jakarata. Lokasi ini dapat di tempuh dengan kendaraan roda
empat, dengan rute Bogor – Dermaga – Cimpea – Leuwiliang – Panyawuang – Likut
– Parengpeng – Pangkal Jaya – Bantar Karet – Nungul- Sorongan.

Metode Shringkage Stoping


Metode ini di terapkan pada vein yang berukuran kecil seperti pada urat
ciguha yang memiliki lebar antara 1 – 3 m. Karena dimensi daerah yang sangat
berbatuan maka alat – alat yang diapakai juga berskala kecil antara lain : jack leg,
scraper, elektric slucer dan rocket suvel.
Pada metode ini arah penambangan adalah keatas (over hand mining).
Penarikan bijih tidak dilakukan secara langsung melainkan sedikit demi sedikit sesuai
besarnya swell factor (factor muai) batuan yang di ledakan denagan tujuan
menyisakan broken ore pada slope untuk pijakan pemboran berikutnya sekaligus
menyanga batuan sampingnya (swa sangga)
Adapun urutan mekanisme kerja penambangan pada PT Antam, Tbk.
UBPE Pongkor adalah pembukaan lombong dan kemudian pengisian lombong.

Anda mungkin juga menyukai