Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA LANSIA

I. 1. Pengkajian
A. Identitas
Identitas pada klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama,
pekerjaan, pendidikan, diagnose medis, alasan dirawat, keluhan utama, kapan
keluhan dimulai, dan lokasi keluhan.
B. Riwayat Perawatan
Riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan keluarga,
keadaan lingkungan, dan riwayat kesehatan lainnya.
C. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Meliputi keadaan umum, Pengukuran Tanda-Tanda Vital (TTV), Pemeriksaan fisik
tentang system kardiovaskuler, system pernafasan, sistem pencernaan, system
perkemihan, sistem endokrin, sistem musculoskeletal, dan sistem reproduksi.
D. Pola Fungsi Kesehatan
Persepsi terhadap kesehatan dan penyakit, kebiasaan sehari-hari, nutrisi
metabolism, pola tidur dan istirahat, kognitif-perseptual, persepsi-konsep diri,
aktivitas dan kebersihan diri, koping-toleransi stress, nilai-pola keyakinan.
E. Data penujang
Hasil pemeriksaan laboraturium, dan pemeriksaan lainnya

2. Pemeriksaan fisik
a. Integumen :
 Lemak subkutan menyusut
 Kulit kering dan tipis, rentang terhadap trauma dan iritasi, serta lambat
sembuh
b. Mata :
 Areus senilis, penurunan visus
c. Telinga :
 Pendengaran berkurang yang selanjutnya dapat berakibat gangguan bicara.
d. Kardiopulmonar :
 Curah jantung berkurang serta elastisitas jantung dan pembuluh darah
berkurang, terdengar bunyi jantung IV (S4) dan bising sistolik, kapasitas
vital paru, volume ekspirasi, serta elastisitas paru-paru berkurang.
e. Muskuloskeletal :
 Massa tulang berkurang, lebih jelas pada wanita, jumlah dan ukuran otot
berkurang.
 Massa tubuh banyak yang tergantikan oleh jaringan lemak yang disertai
pula oleh kehilangan cairan.
f. Gastrointestinal :
 Mobilitas dan absorpsi saluran cerna berkurang, daya pengecap, serta
produksi saliva menurun.
g. Neurologikal :
 Rasa raba juga berkurang, langkah menyempit dan pada pria agak melebar.
Selain itu, terdapat potensi perubahan pada status mental.

3. Pemeriksaan Fisik Umum


a. Kesadaran : klien dapat menunjukkan tingkat kesadaran baik (tidak ada
kelainan atau gangguan kesadaran).
b. Pengkajian status gizi :Terjadi malnutrisi

4. Pengkajian Fisik Khusus


a. Pengkajian sistem perkemihan : Inkontinensia
b. Pengkajian sistem pernapasan : Perubahan pada saluran pernapasan atas,
diameter dinding dan dinding dada kaku.
c. Pengkajian sistem kulit/integumen : Pertumbuhan epidermis melambat (kulit
kering, epidermis menipis), berkurangnya vaskularisasi, juga melanosit dan
kelenjar-kelenjar pada kulit.
d. Pengkajian pola tidur : susah tidur pulas, sering terbangun, serta kualitas tidur
yang rendah, lama ditempat tidur serta jumlah total waktu tidur per hari yang
berkurang.
e. Pengkajian status fungsional :
- Tentang mandi = Dikatakan mandiri (independen) bila dalam melakukan
aktivitas klien hanya memerlukan bantuan untuk menggosok atau
membersihkan sebagian tertentu dari anggota badannya, Dikatakan
dependen bila klien memerlukan bantuan untuk lebih dari satu bagian
badannya.
- Berpakaian = Independen bila tak mampu mengambil sendiri pakaian
dalam lemari atau laci.
- Ke toilet = Independen bila lansia tak mampu ke toilet sendiri, beranjak
dari kloset, merapikan pakaian sendiri. Dependen bila memang
memerlukan bed pan atau pispot.
- Transferring = Independen bila mampu naik turun sendiri dari tempat tidur
atau kursi roda. Dependen bila selalu memerlukan bantuan untuk kegiatan
tersebut diatas atau tak mampu melakukan satu atau lebih aktivitas
transferring.
- Kontinensia = Independen bila mampu buang hajat sendiri (urinari dan
defekasi). Dependen bila pada salah satu atau keduanya miksi atau
sefekasi memerlukan enema atau kateter.
- Makan = Independen bila mampu menyuap makanan sendiri, mengambil
dari piring.
f. Pengkajian aspek spiritual =
- Perasaan individu tentang kehidupan keagamaannya
- Melakukan kewajiban-kewajiban agar berkontemplasi tentang kehidupan
menurut agama dan kepercayaannya

II. Diagnosa
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri
2. Gangguan pola tidur erhubungan dengan psikologis

III. Intervensi Keperawatan


1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tidur menjadi efektif
Kriteria hasil :
a. Dapat meningkatkan rasa sehat dan merasa dapat tidur
b. Merasa tidur tidak terganggu dan nyeri hilang
Intervensi :
1. Biasakan dan Patuhi jam tidur setiap malam
2. Upaya memodifikasi faktor lingkungan, khususnya bagi lansia yang tinggal di
institusi.
3. Pertahankan kondisi yang kondusif untuk tidur, yang mencakup perhatian
pada faktor-faktor lingkungan dan kegiatan ritual menjelang tidur.
4. Bantu orang tersebut untuk rileks pada saat menjelang tidur dengan
memberikan usapan punggung, masase kaki atau kudapan tidur bila
diinginkan. Latihan pasif dan gerakan mengusap memberikan efek yang
menidurkan.
5. Memberikan posisi yang tepat, menghilangkan nyeri, dan memberika
kehangatan dengan selimut-selimut konvensional atau selimut listrik listrik
juga dapat membantu.
6. Jangan membiarkan pasien meminum kafein (kopi, teh, cokelat) di sore hari
dan malam hari.
7. Lakukan tindakan-tindakan yang masuk akal seperti memutar musik lembut di
radio dan menawarkan susu hangat dan minuman hangat lainnya atau kudapan
yang lebih berat untuk meningkatkan tidur pada lansia tanpa menggunakan
hipnotik. Pada waktu malam, secangkir anggur, sherry, brandi atau bir
memberikan kehangatan internal dan relaksasi pada lansia yang perlu tidur.
Namun, efek dari satu minuman hanya berlangsung selama dua pertiga siklus
tidur. Sedasi juga bersifat sama, yang menyebabkan tidur terputus-putus.
8. Tidur siang merupakan hal yang tepat; namun jumlah tidur siang tidak boleh
lebih dari 2 jam.
9. Latihan setiap hari juga harus dianjurkan. Hal ini merupakan cara yang terbaik
untuk meningkatkan tidur. Latihan harus dilakukan di pagi hari daripada
menjelang tidur karena pada jam-jam tersebut latihan hanya akan
menimbulkan efek menyegarkan daripada menidurkan.
10. Mandi air hangat terkadang dapat merilekskan lansia tetapi beberapa di
antaranya tidak menyukai intervensi ini, mengeluh pusing pada saat mereka
bangun dari tempat tidur.

2. Gangguan pola tidur b.d psikologis


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tidur menjadi efektif
Kriteria hasil :
a. Dapat meningkatkan rasa sehat dan merasa dapat tidur
b. Merasa tidur tidak terganggu
Intervensi :
1. Berikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan keluhan yang mungkin
menghalangi tidur.
2. Rencanakan asuhan keperawatan rutin yang memungkinkan pasien tidur tanpa
terganggu selama beberapa jam.
3. Berikan bantuan tidur kepada pasien, seperti bantal, mandi sebelum tidur,
makanan atau minuman dan bahan bacaan.
4. Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk tidur.
5. Berikan pengobatan yang diprogramkan untuk meningkatkan pola tidur
normal pasien.
6. Minta pasien setiap pagi menjelaskan kualitas tidur malam sebelumnya.
7. Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang tehnik relaksasi seperti
imjinasi terbimbing, relaksasi otot progresif, dan meditasi.
Rasional
1. Mendengar aktif dapat membantu menentukan penyebab kesulitan tidur.
2. Tindakan ini memungkinkan asuhan keperawatan yang konsisten dan
memberikan waktu untuk tidur tanpa terganggu.
3. Susu dan beberapa kudapan tinggi protein, seperti keju dan kacang,
mengandung L-trytophan, yang dapat mempermudah tidur.
4. Tindakan ini dapar mendorong istirahat dan tidur.
5. Agens hipnotik memicu tidur, obat penenang menurunkan ansietas.
6. Tindakan ini membantu mendeteksi adanya gejala perilaku yang berhubungan
dengan tidur.
7. Upaya relaksasi yang bertujuan biasanya dapat membantu meningkatkan tidur.

IV. Implementasi
Melaksanakan tindakan yang diidentifikasi sesuai dengan intervensi dan tindakan
keperawatan dilakukan sesuai standar prosedur secara aman dan tepat.

V. Evaluasi
Mengevaluasi kemajuan klien terhadap pencapaian tujuan dengan melihat acuan
tujuan dan kriteria hasil pada perencanaan dan respon klien terhadap tindakan
kemudian didokumentasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Stanley M, Patricia GB. 2006 . Buku Ajar Keperawatan Gerontik . Jakarta : EGC.
Cynthia M, Taylor . 2011 . Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan . Jakarta : EGC.

http://wahyupurwitasari.blogspot.co.id/ diakses pada hari senin tanggal 12 September 2016,


pukul 17.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai