KOMUNITAS I
Pembangunan Kesehatan
Nasional
1
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
sehat dan akan berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang – orang
di sekitarnya. Meminta bantuan ahli melalui hipnosis atau metode bantuan
berhenti merokok yang lain dapat menjadi alternatif untuk menghentikan
kebiasaan buruk tersebut.
4) Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok; baik itu
efek buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang di sekitarnya.
5) Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup
sehat adalah dengan lebih baik dalam mengelola kesehatan. Salah satunya adalah
dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan tidak hanya datang ke
rumah sakit atau puskesmas ketika sakit saja. Langkah ini dapat memudahkan
mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih dini.
6) Menjaga Kebersihan Lingkungan
Bagian penting dari germas hidup sehat juga berkaitan dengan meningkatkan
kualitas lingkungan; salah satunya dengan lebih serius menjaga kebersihan
lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala kecil seperti tingkat
rumah tangga dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah. Langkah lain yang
dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan guna mengurangi resiko kesehatan
seperti mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan sekitar.
7) Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat; salah
satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan kotoran.
Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan resiko penularan
berbagai jenis penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.
(Sumber: http://promkes.kemkes.go.id/germas )
2. Mengapa GERMAS perlu melibatkan keluarga? Apa saja 12 indikator utama penanda
kesehatan keluarga?
Jawaban :
GERMAS sangat perlu melibatkan keluarga karena keluarga merupakan lingkungan
terdekat yang akan sangat mempengaruhi pola dan tingkah laku seseorang.
2
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena
menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:1. Fungsi afektif (The
Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi
ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.2. Fungsi
sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya.
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak,
membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan
dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.3. Fungsi reproduksi (The Reproduction
Function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.5.
Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function) adalah untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas
yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:a. Mengenal
gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya,b. Mengambil keputusan
untuk tindakan kesehatan yang tepat,c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga
yang sakit,d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarganya,e. Mempertahankan hubungan timbal
balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12
indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator
utama tersebut adalah sebagai berikut.
1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4) Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
3
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
(Sumber: http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-sehat-
dengan-pendekatan-keluarga.html )
4
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
(Sumber: Jaji & Nurharlina. Buku panduan praktik profesi keperawatan komunitas,
PSIK-FK Unsri tahun 2011.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS),-- Jakarta: 2011.)
5
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
5. Bagaimana hubungan IPKM dengan Riskesdas, Susenas, dan Survei Potensi Desa?
Jawaban :
IPKM (Indeks Pembangunan KesehatanMasyarakat) adalah indikator komposit yang
menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan, dirumuskan dari data kesehatan
berbasis komunitas yaitu:
Survei Sosial Ekonomi (Susenas) adalah survei yang dikumpulkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS). Data yang dikumpulkan yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga,
karakteristik sosial, dan beberapa yang terkait dengan kesehatan. (BKKBN, 2016).
6
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
7
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
6. Apa yang Anda pahami tentang 5 prinsip mendasar yang menyeimbangkan dimensi
ekonomi, sosial, dan lingkungan (5P) dalam SDGs?
Jawaban :
SDGs membawa 5 prinsip mendasar yang menyeimbangkan dimensi ekonomi, sosial dan
lingkungan yang disingkat sebagai 5P yaitu 1). People (manusia), 2). Planet (bumi), 3).
Prosperity (kemakmuran), 4). Peace (perdamaian), 5). Partnership (kerjasama). Kelima
prinsip dasar ini menaungi 17 tujuan dan 169 sasaran yang tidak dapat dipisahkan, saling
terhubung, dan terintegrasi satu sama lain guna mencapai kehidupan manusia yang lebih
baik (Panuluh & Fitri, 2016). Adanya SDGs di Indonesia utamanya memiliki maksud
untuk menyejahterakan manusia sehingga dunia juga akan bertransformasi menjadi lebih
baik. Dari paparan sebelumnya pokok penting dari SDGs adalah manusia yang ingin
disejahterakan sehingga dunia juga akan menjadi lebih baik dan kedua hal ini harus saling
bekerjasama serta saling melengkapi. Manusia yang tertata dan dunia yang berjaya akan
menimbulkan perdamaian dalam pelaksanaannya. Dimensi ekonomi yang dimaksud
mencakup aspek kemakmuran, dimensi sosial yang dimaksud mencakup manusia dan
perdamaian sedangkan dimensi lingkungan yang dimaksud mencakup bumi sebagai
planet. Bumi yang dijaga dan dikelola dengan baik akan membuat manusia di dalamnya
menjadi makmur dan kemakmurahn yang terjadi akan menimbulkan perdamaian.
8
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
7. Bagaimana implikasi 5P dengan Ottawa Charter yang ditetapkan dalam pertemuan WHO
1986?
Jawaban :
1. Mengembangkan Kebijakan Publik Berwawasan Sehat (Build Healthy Public Policy)
Ditujukan kepada policy maker agar mengeluarkan kebijakan-kebijakan public yang
mendukung kesehatan.
2. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)
Ditujukan kepada para pengelola tempat umum termasuk pemerintah kota, agar
menyediakan prasarana sarana yang emndukung terciptanya perilaku sehat bagi
masyarakat.
3. Memperkuat Aksi/Gerakan Masyarakat (Strengthening Community Action)
Adanya gerakan-gerakan atau kegiatan-kegiatan di masyarakat yang mendukung
kesehatan agar terwujud perilaku yang kondusif dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka.
4. Pengembangan Keterampilan Perorangan (Develop Personal Skills)
Kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan individu, keluarga dan
kelompok tersebut terwujud.
5. Reorientasi Sistem Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
Selama ini yang menjadi penyedia (provider) pelayanan kesehatan adalah pemerintah
dan swasta sedangkan masyarakat adalah sebagai pengguna (customers) pelayanan
kesehatan. Pemahaman ini harus diubah, bahwasannya masyarakat tidak sekedar
pengguna tetapi bisa sebagai provider dalam batas-batas tertentu melalui upaya
pemberdayaan.
(Sumber: https://docplayer.info/31056812-Perkembangan-issue-promosi-kesehatan-
sebagai-ilmu-from-ottawa-to-nairobi.html )
9
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
a. Advokasi (Advocating)
b. Pemberdayaan (Enabling)
c. Mediasi (Mediating).
Strategi promosi kesehatan di Health department VICO Indonesia telah menjalankan lima
sarana aksi dalam Ottawa Charter, yaitu kebijakan berwawasan kesehatan, lingkungan
yang mendukung, memperkuat gerakan masyarakat, mengembangkan keterampilan
individu, reorientasi pelayanan kesehatan.
Piagam Ottawa menegaskan bahwa untuk menciptakan kesehatan individu dan populasi
dibutuhkan sejumlah prasyarat. Prasyarat tersebut meliputi perdamaian, sumberdaya
ekonomi yang cukup, pangan dan papan yang cukup, ekosistem yang stabil, serta
penggunaan suberdaya yang berkelanjutan.
Ottawa Charter mengemukakan 5 (lima) pilar utama/cara untuk mempromosikan
kesehatan (yang bunyi pernyataannya sesungguhnya bersifat perintah), yaitu:
a. Build Healthy Public Policy (Buat kebijakan publik yang sehat)
b. Create Supportive Environment (Ciptakan lingkungan yang mendukung)
c. Strengthen Community Action (Perkuat kegiatan masyarakat)
d. Develop Personal Skills (Kembangkan / tumbuhkan keterampilan pribadi)
e. Reorient Health Services (Orientasi ulang pelayanan kesehatan)
Piagam Ottawa, yaitu Promosi Kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan orang
untuk meningkatkan kendali (control) atas kesehatannya, dan memperbaiki status
kesehatan mereka (Health Promotion is the process of enabling people to increase control,
and to improve their health). Untuk Mencapai status kesehatan paripurna baik, fisik,
mental dan kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan dan mengubah atau
mengantisipasi lingkungan. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan
sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada
sumber-sumber sosial dan personal, sebagaimana halnya kapasitas fisik.
Implikasi SDGs
PRINSIP PELAKSANAAN SDGs
• Universality – SDGs dilaksanakan oleh negera maju maupun negara berkembang
• Integration – SDGs dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada semua
dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan
10
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
• No One Left Behind harus memberi manfaat bagi semua terutama bagi yang rentan,
dan pelaksanaan yang melibatkan semua pemangku kepentingan
Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta
meningkatkan pertanian berkelanjutan :
1. Tanpa Kemiskinan Peningkatan pendapatan per kapita esensial untuk menurunkan
kelaparan dan meningkatkan status gizi masyarakat
2. Kehidupan Sehat dan Sejahtera Kekurangan gizi berkontribusi pada tingginya
kematian ibu dan anak
3. Air Bersih dan Sanitasi Layak Akses kepada air bersih dan sanitasi layak dapat
menurunkan tingkat penyakit infeksi dalam upaya perbaikan gizi
4. Berkurangnya Kesenjangan Peningkatan produktivitas dan pendapatan sebagai
dampak dari upaya perbaikan gizi sejak dini berkontribusi pada berkurangnya
kesenjangan
5. Penanganan Perubahan Iklim Penanganan perubahan iklim dapat meningkatkan
produktivitas pertanian untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam upaya
perbaikan gizi
6. Ekosistem Daratan Perbaikan kualitas tanah dan mendorong pemanfaatan ekosistem
yang berkelanjutan merupakan kunci dalam mewujudkan ketahanan pangan
Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk
semua usia :
A. Tanpa Kelaparan Kekurangan gizi menyebabkan kesehatan yang tidak optimal dan
kehidupan yang tidak aktif dan produktif
B. Air Bersih dan Sanitasi Layak Air bersih dan sanitasi layak berkontribusi pada
penurunan kematian anak, peningkatan kesehatan ibu dan pengendalian penyakit
menular
C. Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi Kesehatan fisik dan mental yang optimal
mendorong produktivitas dalam pekerjaan
D. Berkurangnya Kesenjangan Status kesehatan yang buruk terkait dengan kesenjangan
ekonomi
E. Kota & Permukiman Yang Berkelanjutan Kota dan pemukiman yang tidak terencana
dan berkelanjutan menyebabkan polusi dan kurangnya aktivitas fisik penduduk yang
berkontribusi pada peningkatan PTM
11
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
F. Penanganan Perubahan Iklim Perubahan iklim berdampak pada determinan sosial dan
lingkungan (udara sehat, air bersih yang aman, dan ketahanan pangan) yang
mempengaruhi kesehatan
G. Ekosistem Daratan Biodiversitas mempengaruhi ketahanan pangan, iklim, bencana
dan pola penyakit
Implikasi RJPM/KN
Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. peningkatan advokasi kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan
b. pengembangan regulasi dalam rangka promosi kesehatan
c. penguatan gerakan masyarakat dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat melalui kemitraan antara lembaga pemerintah dengan swasta, dan
masyarakat madani
d. peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan kesehatan masyarakat,
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta upaya kesehatan berbasis masyarakat
(UKBM) termasuk pengembangan rumah
e. peningkatan SDM promosi kesehatan
f. pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan.
Implikasi bagi kebijakan, diperlukan kebijakan publik yang sehat (“healthy public
policy”),yakni kebijakan publik yang secara langsung maupun tidak langsung (melalui
perubahan dan perbaikan determinan kesehatan pada level makro) dapat meningkatkan
kesehatan individu dan kesehatan kolektif komunitas, serta menciptakan distribusi
kesehatan yang adil.
Sumber:
Journal Universitas Airlangga
Journal Universitas Gajah Mada
International Conference On Public Health
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Universitas Padjajaran
Kementrian PPN/Bappenas Republik Indonesia
Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI
Kebijakan Kesehatan Indonesia
12
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
9. Apa yang dapat Anda simpulkan tentang situasi kesehatan di Indonesia, dan bagaimana
peran perawat dalam mendukung kondisi tersebut?
Jawaban :
Sehat merupakan hak asasi setiap warga negara yang diatur dalam konstitusi Indonesia.
Tidak hanya sebagai hak, melainkan sebuah kewajiban negara karena sejatinya komponen
tersebut merupakan investasi penting bagi suatu bangsa. Rakyat yang sehat bukan hanya
sehat fisik, melainkan juga sehat secara mental, sehat dalam pergaulan sosial, dan tak lepas
dari pembinaan aspek spiritual. Rakyat Indonesia pada saat ini mengalami empat transisi
masalah kesehatan yang memberikan dampak "double burden" alias beban ganda.
Keempat transisi tersebut adalah transisi demografi, epidemiologi, gizi, dan transisi
perilaku.
Transisi demografi ditandai dengan usia harapan hidup yang meningkat, berakibat
penduduk usia lanjut bertambah dan menjadi tantangan tersendiri bagi sektor kesehatan
karena meningkatnya kasus-kasus geriatri. Sementara itu, masalah kesehatan klasik dari
populasi penduduk yang bayi, balita, remaja, dan ibu hamil tetap saja belum berkurang.
Transisi kedua yakni epidemiologi yang datang dengan dua kelompok kasus penyakit,
yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular seperti tuberkulosis,
malaria, demam berdarah, diare, cacingan, hepatitis virus, dan HIV tetap eksis dari tahun
ke tahun. Di sisi lain, penyakit tidak menular yang berlangsung kronis seperti penyakit
jantung, hipertensi, kencing manis, gagal ginjal, stroke dan kanker, kasusnya makin
banyak dan menyerap dana kesehatan dalam jumlah yang tidak sedikit. Selain itu, sesuai
data WHO Global Tuberculosis Report 2016, Indonesia menempati posisi kedua dengan
beban TBC tertinggi di dunia. Tren insiden kasus TBC di Indonesia tidak pernah menurun,
dan masih banyak kasus yang belum terjangkau dan terdeteksi, kalaupun terdeteksi dan
telah diobati tetapi belum dilaporkan. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kemenkes Siswanto menyebutkan berdasarkan studi Global Burden of
Disease, TBC menjadi penyebab kematian ke dua di dunia. Angka TBC di Indonesia
berdasarkan mikroskopik sebanyak 759 per100 ribu penduduk untuk usia 15 tahun ke atas
dengan jumlah laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, dan jumlah di perkotaan lebih
tinggi daripada di pedesaan.
Transisi ketiga terjadi pada sektor gizi. Di satu sisi kita berhadapan dengan kasus
penduduk gizi lebih (kegemukan/ obesitas), sementara kasus gizi kurang masih tetap
terjadi. Pada awal tahun, kabar gizi buruk dan campak datang dari Asmat, Papua. Tercatat,
76 anak meninggal dunia akibat gizi buruk dan juga campak. Pemerintah bahkan langsung
13
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
mengkategorikan kasus ini dalam Kejadian Luar Biasa (KLB) dan membentuk tim khusus
yang turun langsung ke Asmat. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018,
mencatat bahwa Kementerian Kesehatan hanya mampu mengurangi angka stunting dari
37,2 persen menjadi 30,8 persen selama lima tahun. Sedangkan gizi buruk tak berkurang
banyak, dari 19,6 persen menjadi 17,6 persen. Di sisi lain, angka obesitas justru
mengalami peningkatan dari 14,8 persen menjadi 21,8 persen. Program-program
pemerintah melalui Kementerian Kesehatan di bidang gizi patut untuk dievaluasi kembali.
Transisi keempat adalah pada pola perilaku (gaya hidup). Perilaku hidup "modern", atau
lebih tepatnya "sedentary" mulai menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat. Gaya hidup
serba instan, termasuk dalam memilih bahan pangan, dan kurang peduli aspek kesehatan,
sementara sebagian yang lain masih percaya mitos-mitos yang diwariskan berkaitan
dengan sakit-sehatnya seseorang.
Dari keempat transisi tersebut, yang paling berat membebani kita saat ini adalah
peningkatan prevalensi penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, pembuluh darah,
gagal ginjal, stroke, hipertensi, kencing manis, kanker, dan sebagianya. Perkembangan
penyakit tidak menular juga patut menjadi catatan. Penyakit ini sebenarnya dapat dicegah
lantaran semuanya dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang
berolahraga, pola makan yang tidak sehat, kurang beristirahat, dan stres.
Peran perawat dalam mendukung kondisi tersebut ialah dengan melakukan praktik
keperawatan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan melakukannya melalui tindakan
peningkatan kesehatan (promotif), dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat
pencegahan (levels of prevention). Perawat juga dapat meberikan peran di dalamnya. Peran
tersebut, antara lain:
1) Care Provider
Peran care provider yaitu pelayanan keperawatan yang dilakukan dengan bentuk
asuhan keperawatan yang fokusnya pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2) Peran Sebagai Advokat
Peran perawat yang dinilai sangat penting sebagai bentuk advokasi yaitu melindungi
individu, keluarga, kelompok, masyarakat menjadi sadar akan pentingnya pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan serta menginformasikan tempat-tempat
pelayanan kesehatan yang dapat mereka peroleh.
3) Sebagai Pendidik
14
TUGAS E-LEARNING KOMUNITAS I Pembangunan Kesehatan Nasional
Sumber:
https://kebijakankesehatanindonesia.net/25-berita/berita/2576-memotret-kondisi-
kesehatan-indonesia (diakses pada tanggal 23 Maret 2019)
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181217130400-255-354250/catatan-
kesehatan-indonesia-sepanjang-2018 (diakses pada tanggal 23 Maret 2019)
http://mediaindonesia.com/read/detail/148017-rakerkesnas-kesehatan-2018-fokus-atasi-3-
masalah-kesehatan (diakses pada tanggal 23 Maret 2019)
15