Anda di halaman 1dari 25

MEDIUM DAN STERILISASI

I. KOMPETENSI UMUM

Agar kita mengetahui cara pembuatan medium baik sintetik

maupun non sintetik.

II. KOMPETENSI KHUSUS

Agar praktikan dapat mengetahui dan memahami cara

pembuatan medium Nutrien Agar (NA) Sintetik, Potato Dekstrosa Agar

(PDA) Sintetik dan Non Sintetik, Potato Dekstrosa Broth (PDB) Non

Sintetik, dan Tauge Ekstrak Agar (TEA) Non Sintetik.

III. PRINSIP

Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) Sintetik, Potato

Dekstrosa Agar (PDA) Sintetik dan Non Sintetik, Potato Dekstrosa

Broth (PDB) Non Sintetik, dan Tauge Ekstrak Agar (TEA) Non Sintetik.

Dengan cara menimbang, mencampur, memanaskan, menyaring serta

sterilisasi media pada suhu 1210 C dan tekanan 2 atm selama 15

menit.

IV. KAJIAN TEORI

Media perbenihan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk

menumbuhkan bakteri didalam skala laboratorium. Beberapa bakteri

dapat tumbuh dengan baik pada setiap media perbenihan, sedangkan

yang lain membutuhkan media khusus. Media perbenihan harus dapat

menyediakan energy yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri.

Media harus mengandung sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, dan

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

faktor pertumbuhan organik. Bakteri yang tumbuh dan berkembang

biak dalam media perbenihan itu disebut biakan bakteri ( Radji, 2010 ).

Jenis-jenis medium berupa ( Dwidjoseputro, 1990 ) :

1. Medium Cair

Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu yang disiapkan.

Kaldu tersebut masih perlu disaring untuk kemudian dimasukan

kedalam tabung-tabung reaksi atau botol-botol. Penyaringan

dapat dilakukan dengan kertas saring. Setelah tabung atau

botol berisi medium kaldu tersebut disumbat dengan kapas,

kemudian dimasukkan kedalam alat pensteril (autoklaf).

2. Medium Kental (Padat)

Kentang yang dipotong-potong serupa silinder untuk medium.

Silinder kentang mentah dibuat dengan pipa besi, lalu

potongan-potongan itu dimasukkan kedalam tabung reaksi.

Kemudian tabung disumbat dengan kapas, dan setelah itu

disterilkan didalam autoklaf.

3. Medium yang Diperkaya

Kebanyakan bakteri suka tumbuh pada dasar makanan. Tetapi

bakteri patogen seperti Brucella abortus, Mycobacterium

tuberculosis memerlukan zat makanan tambahan berupa serum

atau darah yang tak mengandung fibrinogen lagi. Fibrinogen

adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental, apabila

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

keluar diluka. Serum atau darah itu dicampurkan kedalam

medium yang sudah disterilkan.

4. Medium yang Kering

Untuk menyiapkan medium tersebut, cukuplah orang mengambil

sekian gram serbuk kering tersebut untuk dilarutkan dalam

sekian liter air dan kemudian larutan itu disterilkan.

5. Medium yang Sintetik

Medium sintetik berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang

tertentu yang mengandung zat karbon dan nitrogen. Medium

sintetik umumnya dibuat secara eksperimental. Medium ini tidak

menimbulkan zat-zat penolak, apabila masuk tubuh hewan atau

manusia. Selanjutnya medium sintetik itu berguna sekali

sebagai medium dasar dalam penyelidikan macam-macam

vitamin, asam amino dan lain-lain.

Steril (suci hama) artinya bebas dari segala mikroba baik

pathogen maupun tidak. Tindakan untuk membuat suatu benda

menjadi steril disebut sterilisasi (Entjang, 2003).

Macam-macam cara sterilisasi dengan pemanasan (Entjang,

2003) :

1. Pemanasan dalam nyala api

Dilaboratorium mikrobiologi, cara ini dipakai untuk membuat

steril jarum inokulsasi, pipet dan sebagainya.

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

2. Pemanasan dengan udara panas (Dry heat oven)

Cara ini dipakai untuk membuat steril alat-alat dari gelas seperti

tabung reaksi, petri-dish, botol, dan alat-alat dari katun.

3. Merendam dalam air mendidih

Merendam dalam air mendidih (menggodok) adalah cara yang

mudah, murah, dan cukup efektif sebagai tindakan desinfeksi.

Cara ini banyak digunakan untuk membuat steril jarum dan

pompa suntik atau alat-alat operasi asal dipastikan bahwa alat

tersebut tidak berhubungan dengan sumber-sumber spora,

seperti debu tanah.

4. Pemanasan dengan uap air yang mengalir

Prinsipnya sama dengan dandang untuk menanak nasi. Cara ini

pertama kali ini dilakukan oleh Robert Koch. Suhu uap air pada

tekanan barometer 76 cm Hg adalah 1000C. Dengan cara ini

juga, hanya membunuh bakteri bentuk vegetative.

5. Dengan uap air yang ditekan

Alatnya disebut autoklaf. Cara ini paling baik karena suhu yang

dicapainya tinggi dan air untuk koagulasi protein banyak.

Dengan alat ini, besarnya tekanan uap air yang diperlukan

dapat diatur. Makin besar tekanan uap airnya, makin tinggi pula

suhu yang dicapainya. Lamanya pemanasan bergantung pada

tekanan uap yang dipergunakan, serta besar dan macamnya

benda yang akan disterilkan.

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara

bekerja/praktek yang menjaga sterilitas ketika menangani

pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi

terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Mikroorganisme

dapat juga berasal dari tangan praktikan, sarung tangan atau jas

laboratorium karena pergerakan lengan yang relatif cepat.

Penggunaan teknik aseptik meminimalisir material yang digunakan

terhadap agen pengontaminasi. Pada kenyataanya teknik aspetis

tidak dapat melindungi secara sempurna dari bahaya kontaminan.

Namun semakin banyak belajar dari pengalaman maka semakin

mengurangi resiko yang ditimbulkan (Mirsadiq, 2012).

Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan

mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang

kegiatan berlangsung, baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun

praktikannya. Untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan

metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptik ini sangat diperlukan

dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut

merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli

mikrobiologi (Mirsadiq, 2012).

Persiapan Kultur Bakteri Uji. Kultur bakteri uji yang akan

digunakan disiapkan dengan cara mengambil satu ose bakteri dari

agar miring NA, kemudian diinokulasikan ke dalam 10 ml NB steril.

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

Selanjutnya divortek untuk meratakan bakteri di dalam NB, lalu

diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam. Setelah 24 jam

didapatkan inokulum yang langsung dapat digunakan untuk

pengujian aktivitas antibakteri (Nuraini, 2008).

Pematian mikroorganisme mendasari metode kerja

mikrobiologik dan pengawetan bahan makanan, sehingga

diperlukan pembahasan lebih lanjut. Pembebasan sesuatu bahan

dari mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya disebut

sterilisasi. Sterilisasi atau pasteurisasi dicapai dengan

menggunakan (Irianto, 2013) :

a. Pemanasan lembab

Sel-sel Vegetatif bakteri dan fungi sudah dimatikan pada suhu

600C dalam waktu 5-10 menit. Spora ragi fungi baru mati di atas

800C dan spora bekteri baru di atas 1200C (15 menit). Masa

sterilisasi dengan lembab untuk mematikan spora bakteri yang

mewakili jenis bakteri yang amat tahan terhadap pemanasan.

Semakin tinggi kontaminasi jadi makin banyak jumlah spora

yang termos resisten, diperlukan pemanasn yang semakin lama.

b. Pemanas kering

Spora bakteri oleh pemanasn kering baru dimatikan pada suhu

yang lebih tinggi dan memerlukan waktu perlakuan yang lebih

lama daripada kalau digunakan pemanasan lembap. Peralatan

kaca, serbuk, minyak, dan sebagainya yang tahan terhadap

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

pemanasan, disucihamakan dalam sterilisator kering selama 2

jam pada 1600C. Untuk bahan-bahan dengan kapasitas panas

yang lebih tinggi atau dengan sifat-sifat isolasi termik, lama

pemanasan harus disesuaikan.

c. Filtrasi

Bahan-bahan termolabil yang terdapat dalam larutan dapat

disucihamakan paling mudah dengan cara filtrasi. Saat ini

banyak digunakan saringan Berkefeld (kieselgur yang dipres)

dalam laboratorium dan untuk mensucihamakan air minum.

Yang juga cocok untuk keperluan ini ialah lempeng-lempeng

asbes (dalam filter Seitz), filter kaca masir dan filter membran.

d. Penyinaran

Diantara jenis sinar yang digunakan untuk mensucihamakan

atau untuk mensucihamakan parsial (sinar UV, rontgen gama),

sinar UV-lah yang amat berarti dalam laboratorium.Cahaya dari

kebanyakan lampu UV kaya akan sinar dengan panjang

gelombang sekitar 260 nm, yaitu sinar terpilih untuk diabsorbsi

oleh asam-asam nukleat dan kalau pengaruhnya berlangsung

lama, dapat mengakibatkan pematian bakteri.

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

V. METODE KERJA

1. NA / Nutrien Agar Sintetik

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang NA

sintetik sebanyak 5 gram. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer

kemudian dilarutkan sedikit demi sediit dengan aquadest dan

diaddkan hingga 250 mL. Dipanaskan hingga larut dan homogeny

selama 15 menit. Dinginkan sebentar. Diamati medium sebelum

disterilkan. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15

menit. Diamati perubahan yang terjadi pada medium. Disimpan

dalam kulkas(lemari pendingin)

2. PDA / Potato Dekstrosa Agar Sintetik

Ditimbang PDA sebanyak 9,75 gram kemudian masukkan kedalam

erlenmeyer 250 ml dan dilarutkan dengan air, dan dipanaskan

selama ± 5 menit, kemudian dicukupkan hingga 250 mL setelah itu

tutup mulut erlenmeyer dengan kapas dan sterilkan menggunakan

autoklaf selama 15 – 20 menit. Setelah steril lerekkan simpan

dalam kulkas penyimpanan medium.

3. PDB / Potato Dekstrosa Broth Non Sintetik

Ditimbang Potato sebanyak 50, ditimbang dextrosa sebanyak

,5gram, kemudian masukkan potato kedalam gelas kimia 500 mL

dan dan tambahkan air sebanyak 250 mL, dan dipanaskan selama

20 menit , setelah dipanaskan disaring disaring dan hasil saringan

dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

dengan dextrosa sebanyak 2,5 gram di aduk hingga homogen,

setelah itu tutup mulut erlenmeyer dengan kapas dan sterilkan

menggunakan autoklaf selama 15 – 20 menit. Setelah steril

letakkan simpan dalam kulkas penyimpanan medium.

4. PDA / Potato Dekstrosa Agar Non Sintetik

Ditimbang Potato sebanyak 50, ditimbang dextrosa sebanyak 2,5

gram,ditimbang agar sebanyak 5 gram, kemudian masukkan

potato kedalam gelas kimia 500 mL dan dan tambahkan air

sebanyak 250 mL, dan dipanaskan selama 20 menit , setelah

dipanaskan disaring disaring dan hasil saringan dimasukkan

kedalam erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan dengan

dextrosa sebanyak 2,5 gram dan agar sebanyak 5 gram, di aduk

hingga homogen, setelah itu tutup mulut erlenmeyer dengan kapas

dan sterilkan menggunakan autoklaf selama 15 – 20 menit. Setelah

steril letakkan simpan dalam kulkas penyimpanan medium.

5. TEA / Tauge Ekstrak Agar Non Sintetik

Ditimbang tauge sebanyak 12,5, ditimbang sukrosa sebanyak 7,5

gram, ditimbang agar sebanyak 2,5 gram kemudian masukkan

tauge kedalam gelas kimia 500 mL dan dan tambahkan air

sebanyak 250 mL, dan dipanaskan selama 20 menit , setelah

dipanaskan disaring disaring dan hasil saringan dimasukkan

kedalam erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan dengan

sukrosa sebanyak 7,5 gram, ditambahkan agar sebanyak 10 gram

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

di aduk hingga homogen, setelah itu tutup mulut erlenmeyer

dengan kapas dan sterilkan menggunakan autoklaf selama 15 – 20

menit. Setelah steril lerekkan simpan dalam kulkas penyimpanan

medium.

VI. HASIL PRAKTIKUM

a. Data Pengamatan

Jenis medium Komposisi


Medium sintetik Na 1. Na 5 gram
2. Air 250 ml
Medium sintetik PDA 1. PDA 9,75 gram
2. Air 250 ml
Medium sintetik PDB 1. Potato 50 gram
2. Dextrosa 2,5 gram
3. Air 250 ml
Medium sintetik PDA 1. Potato 50 gram
2. Dextrosa 2,5 gram
3. Agar 5 gram
4. Air 100 ml
Medium sintetik TEA 1. Tauge 12,5 gram
2. Sukrosa 7,5 gram
3. Agar 2,5 gram
4. Air 250 ml

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

b. Foto Pengamatan

1. Medium NA Sintetik

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : medium sintetik NA setelah


sterilisasi

Fungsi : bahan untuk


pengembangbiakan bakteri

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

2. Medium PDA Sintetik

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : medium PDA sintetik setelah


sterilisasi

Fungsi : bahan untuk


pengembangbiakan jamur

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

3. Medium PDB Non sintetik sebelum di sterilisasi

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : medium PDB Non Sintetik


sebelum sterilisasi

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

4. Medium PDB Non sintetik setelah sterilisasi

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : medium PDB sintetik


setelah sterilisasi
Fungsi : medium atau bahan untuk
pengembangan jamur

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

5. Medium PDA Non Sintetik

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : medium PDA Non sintetik


setelah sterilisasi
Fungsi : medium atau bahan untuk
perkembangbiakan jamur

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

6. Medium TEA Non Sintetik

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : medium TEA Non sintetik


setelah sterilisasi
Fungsi : medium atau bahan untuk
perkembangbiakan bakteri
maupun jamur

VII. PEMBAHASAN

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atau campuran nutrisi

atau unsur hara ( nutrien yang digunakan untuk menumbuhkan

mikroorganisme diatas atau didalamnya ). Berikut merupakan

penggolongan medium :

1. Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya yaitu medium

organik, medium anorganik, medium sintetik, dan medium non

sintetik.

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

2. Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya yaitu medium cair

dan medium padat.

3. Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya yaitu medium diperkaya,

medium selektif, medium diferensial, medium penguji, dan medium

untuk perhitungan jumlah mikroba.

Adapun komposisi dari medium sebagai berikut :

a. Medium PDA (Potato dekstrosa agar)

Komposisi dari medium ini berupa kentang, dekstrosa, dan agar.

b. Medium PDB (Potato dekstrosa broth)

Komposisi dari medium ini berupa kentang dan dekstrosa.

c. Medium TEA (Tauge ekstrak agar)

Komposisi dari medium ini berupa tauge, sukrosa, agar, dan

aquadest.

d. Medium NA (Nutrien agar)

Komposisi dari medium ini berupa ekstrak beef, pepton, agar, dan

air.

Media pembenihan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk

menumbuhkan bakteri didalam skala laboratorium. Berdasarkan

komposisi kimiawinya, medium terbagi menjadi medium sintetik dan

medium nonsintetik atau kompleks. Komposisi kimiawi medium sintetik

diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia

yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Oleh karena

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

itu medium semacam ini pembuatannya dapat diulangi kapan saja dan

akan diperoleh hasil yang sama.

Pada praktikum kali ini, kita akan membuat media untuk

pertumbuhan bakteri dan media pertumbuhan jamur , yaitu media

padat dan media cair. Diantaranya adalah NA sintetik, PDA sintetik,

PDB nonsintetik, PDA nonsintetik, dan TEA nonsintetik.

Pada pembuatan medium TEA (Tauge ekstrak agar) berwarna

bening. Berdasarkan kosistensinya termasuk kedalam medium padat ,

berdasrkan susunan kimianya belum ditentukan dengan pasti.

Sedangkan berdasarkan fungsinya sebagai medium umum

pertumbuhan bakteri dan jamur. Bahan-bahan serta fungsi yang

terkandung adalah tauge berfungsi sebagai vitamin, nitrogen organik

dan senyawa-senyawa karbon , agar sebagai pemadat pada medium,

aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan

sumber O2 . Digunakan TEA untuk bakteri dan jamur sebab medium

TEA mengandung zat protein dan karbohidrat sebagai zat

makanannya.

Medium NA digunakan sebagai medium bakteri sebab medium

ini mengandung zat protein sebagai zat makanan dari

mikroorganisme. Sedangkan medium PDA berdasarkan fungsinya

digunakan untuk pembiakan jamur dengan konsistensi padat, dimana

komposisi dari medium ini adalah ekstrak kentang yang berfungsi

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

sebagai sumber energy dan karbohidrat, glukosa sebagai sumber

energi, agar sebagai sumber pemadat dan aquadest sebagai pelarut.

Medium yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut : Harus mengandung nutrisi yang tepat untuk bakteri spesifik

yang akan dibiakkan, kelembapan harus cukup, pH sesuai, dan kadar

oksigen cukup baik, serta medium pembenihan harus steril dan tidak

mengandung mikroorganisme lain, dan media diinkubasi pada suhu

tertentu.

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dapat disimpulkan :

1. Medium NA (Nutrien agar) merupakan medium organik dan

sintesis konsistensinya padat dan berfungsi sebagai media

pertumbuhan bakteri.

2. Medium PDA (Potato dekstrosa agar) merupakan organik dan

nonsintetik, konsistensinya padat dan berfungsi sebagai

pertumbuhan jamur.

3. Medium TEA (Tauge ekstrak agar) merupakan anorganik dan non

sintetik, konsistensinya padat berfungsi sebagai media

pertumbuhan bakteri dan jamur.

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

IX. DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro . 1990 . Dasar-Dasar Mikrobiologi . Djambatan : Malang .

Entjang, Indan . 2003 . Mikrobiologi dan Parasitologi . PT. Citra Aditya


Bakti : Bandung .
Irianto, Koes . 2013 . Mikrobiologi Medis . Alfabeta .: Bandung.

Mirsadiq, Lucky. 2012. Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian.


http://www.acedemia.edu/9895572/Jurnal_Praktikum_Sterilisasi_dan
Media_Pertumbuhan_Mikroba. Di akses Jam 21:45 WIT.

Nuraini, Fibra. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kitosan Terhadap


Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi Agar (Sumur).
Download.Partalgaruda.org/article.php?article=488892&val=4015. Di
akses Jam 21:45 WIT.

Radji, Maksum . 2010 . Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan


Kedokteran . EGC : Jakarta .

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

X. LAMPIRAN

a.Skema Kerja

1. Medium Sintetik

Ditimbang bahan

Dilarutkan

Dipanaskan

Diukur dengan kertas pH

Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

2. Medium Non Sintetik

Kentang dikupas

Kentang diiris kecil-kecil, kemudian ditimbang

Rebus 15 – 20 menit

Disaring dengan kain saring

Ditambah komposisi lain

Dipanaskan hingga larut

Disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121 0C selama 15 menit

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

b. Perhitungan

1. Sintesis NA (Nutrien Agar) sintetik

NA = 20 gram / 1 liter
250 𝑚𝑙
= 1000 𝑚𝑙 X 20 gram

= 5 gram / 250 ml

2. Sintesis PDA (Potato Dekstrosa Agar) sintetik

PDA = 39,0 gram


250 𝑚𝑙
= 1000 𝑚𝑙 X 39,0 gram

= 9, 75 gram

3. Sintesis PDB (Potato Dekstrosa Broth) non-sintetik 250 ml

1. Komposis :

a. Kentang 200 gram

b. Dekstroksa 20 gram

c. Agar 20 gram

d. Aquadest add 250 ml

2. Perhitungan :
250 𝑚𝑙
a. Kentang = 1000 𝑚𝑙 X 200 gram

= 50 gram
250 𝑚𝑙
b. Dekstrosa = 1000 𝑚𝑙 X 10 gram

= 2,5 gram
250 𝑚𝑙
c. Agar = 1000 𝑚𝑙 X 20 garam

= 5 gram

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

d. Aquadest add 250 ml

4. Sintesis PDA (Potato Dekstosa Agar) non-sintetik 250 ml

1. Komposisi :

a. Kentang 200 gram

b. Dekstrosa 10 gram

c. Aquadest add 250 ml

2. Pehitungan
250 𝑚𝑙
a. Kentang = 1000 𝑚𝑙 X 200 gram

= 50 gram
250 𝑚𝑙
b. Dekstrosa = 1000 𝑚𝑙 X 10 gram

= 2,5 gram

c. Aquadest add 250 ml

5. Sintasis TEA (Tauge Ekstra Agar) 250 ml

1. Komposis :

a. Tauge 50 gram

b. Sukrosa 30 gram

c. Agar 10 gram

d. Aquadest 1 liter

2. Perhitungan :
250 𝑚𝑙
a. Tauge = 1000 𝑚𝑙 X 50 gram

= 12,5 gram
250 𝑚𝑙
b. Sukrosa = 1000 𝑚𝑙 x 30 gram

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023
MEDIUM DAN STERILISASI

= 7,5 gram
250 𝑚𝑙
c. Agar = 1000 𝑚𝑙 X 10 gram

= 2,5 gram
250 𝑚𝑙
d. Aquadest = 1000 𝑚𝑙 X 1000 ml

= 250 ml

FEBRINA AULIA HAERUN RACHMAT WIRAWAN


150 2013 0023

Anda mungkin juga menyukai

  • OPTALMIK
    OPTALMIK
    Dokumen1 halaman
    OPTALMIK
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat
  • SIPNAP
    SIPNAP
    Dokumen2 halaman
    SIPNAP
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat
  • SINTESA ASPIRIN
    SINTESA ASPIRIN
    Dokumen17 halaman
    SINTESA ASPIRIN
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat
  • Farmasi Fisika
    Farmasi Fisika
    Dokumen28 halaman
    Farmasi Fisika
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat
  • Penetapan Kadar Besi
    Penetapan Kadar Besi
    Dokumen15 halaman
    Penetapan Kadar Besi
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat
  • Farmasi Fisika 2
    Farmasi Fisika 2
    Dokumen27 halaman
    Farmasi Fisika 2
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat
  • Produk FERMENTASI
    Produk FERMENTASI
    Dokumen22 halaman
    Produk FERMENTASI
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat
  • Isolasi Dan Inokulasi
    Isolasi Dan Inokulasi
    Dokumen37 halaman
    Isolasi Dan Inokulasi
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat
  • DISOLUSI
    DISOLUSI
    Dokumen39 halaman
    DISOLUSI
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat
  • Farmasi Fisika
    Farmasi Fisika
    Dokumen19 halaman
    Farmasi Fisika
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat
  • HEPATITIS OBAT ALAMI
    HEPATITIS OBAT ALAMI
    Dokumen26 halaman
    HEPATITIS OBAT ALAMI
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat
  • Farmasi Fisika 2
    Farmasi Fisika 2
    Dokumen25 halaman
    Farmasi Fisika 2
    febrina aulia haerun
    Belum ada peringkat